Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan suatu sistem


(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesinal mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Ratna Sitorus, 2006).

Adapun penerapan manajemen keperawatan diruang MPKP dilaksanakan


dalam empat tahapan proses manajemen antara lain: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Perencanaan merupakan
bagian dari fungsi manajemen mendasar dan paling awal yang akan
menyeleksi prioritas, hasil dan metode untuk memperoleh hasil yang
diinginkan. Perencanaan yang dimaksud adalah keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rincian kegiatan tentang apa,
bagaimana masing-masing dan dimana kegiatan akan dilaksanakan.

Tanpa ada proses perencanaan, tidak akan ada kejelasan kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh staff untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui
perencanaan akan dapat ditetapkan tugas-tugas staff dan dengan tugas-tugas
ini seorang pimpinan akan mempunyai pedoman untuk melaksanakan
supervisi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staff untuk
menjalankan tugas-tugasnya. Suatu rencana yang baik harus berdasarkan pada
sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standart, fleksibel, seimbang dan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia lebih dulu. Dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa
pasien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka ingini dan
butuhkan dengan memuaskan (Setiadi, 2012). Sehingga dibeberapa Rumah
Sakit pemerintah dan Rumah sakit swasta di seluruh Indonesia telah
menerapkan model praktik keperawatan professional.

1
Berkaitan dengan penerapan model praktik keperawatan profesional,
Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta, khususnya di ruang H, telah menerapkan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) yang memiliki visi, misi,
filosofi dan tujuan keperawatan yang berisi tentang penerapan nilai-nilai
professional dalam setiap segi pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien sebagai penerima pelayanan. Dengan sistem penugasan
menggunakan metode tim dan primary nursing. Dengan struktur organisasi
terdiri dari: kepala ruangan, CCM, Ketua Tim 1, Ketua Tim 2, dan Perawat
Anggota Tim, menjalankan peran dan fungsinya masing-masing berdasarkan
tugas dan tanggungjawab yang telah ditetapkan dalam buku standar model
praktik keperawatan professional yang ditetapkan oleh komite keperawatan
rumah sakit, mulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan.

Sebagai salah satu ruangan percontohan penerapan model praktek


keperawatan professional Di Rumah Sakit PGI Cikini, ruangan H menjadi
salah satu lahan praktek peserta didik Universitas Katolik De La Salle Manado
yang menjalankan praktek profesi manajemen keperawatan. Dimana setelah
melaksanakan praktek kepemimpinan dan manajemen peserta didik mampu
menerapkan prinsip manajemen, melakukan peran kepala ruang (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan), melakukan peran sebagai
ketua tim, menjadi change agent dan menjadi role model. Memiliki
kompetensi dalam pengelolaan pelayanan keperawatan secara professional
pada tingkat unit/ruang rawat.

Dalam pelaksanaan praktek profesi yang dimulai sejak tanggal 05 Januari


sampai 31 Januari 2015, ada begitu banyak kegiatan yang telah disusun dan
akan dilaksanakan, dimana tahap awalnya adalah mengidentifikasi penerapan
model praktek keperawatan professional diruang H dengan menerapkan empat
fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan),
dengan pengidentifikasian masalah melalu metode pendekatan 5 M (man,
money, machine, material, method).

2
Dari hasil observasi pada tanggal 7 januari 2015 sampai 10 januari 2015
untuk perawat asosiet didapat 1 dari 3 perawat (33,3 %) yang dinas pagi
membuat rencana kerja harian, 2 dari 3 perawat (66.7%) dinas pagi tidak
membuat rencana kerja harian, 0 dari 5 perawat (0%) dinas sore yang
membuat rencana kerja harian, dan 0 dari 3 perawat (0%) yang dinas malam
membuat rencana kegiatan harian. Untuk perawat ketua tim, didapat 62,5%
membuat, 37,5% tidak membuat.

Hasil kuisoner Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan pada 15


perawat asosiet di ruang H tentang pembuatan rencana kerja harian yang
penilaiannya dibuat berdasarkan 4 fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam perencanaan, 9 atau
59,8% perawat menjawab selalu membuat rencana kerja harian, 5 atau 36%
perawat menjawab kadang-kadang, 7,5% menjawab jarang dan 1,4% yang
menjawab tidak pernah.Dalam fungsi pengorganisasian yang berisi tentang
penghayatan akan visi misi, pembagian system penugasan dan pengaturan
waktu istirahat oleh ketua tim, 8 atau 53,3% perawat menjawab selalu, 6 atau
41,3% perawat menjawab kadang-kadang, 9,3% perawat menjawab jarang dan
sisanya 1,3% perawat menjawab tidak pernah. Berdasarkan fungsi ketiga
tentang Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat, 11 atau
71,8% perawat menjawab selalu, 3 atau 25,2% perawat menjawab kadang-
kadang dan sisanya 8% menjawab jarang.Dalam fungsi keempat tentang
evaluasi yang dilakukan oleh PKR atau KT, 7 atau 47% perawat menjawab
selalu, 6 atau 45% perawat menjawab kadang-kadang dan sisanya 8%
menjawab jarang.

Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan pada 2 perawat ketua tim


didapatkan data untuk fungsi perencanaan, 80% PKT membuat rencana kerja
harian, dan 20% PKT kadang-kadang membuat rencana kerja harian. Dalam
fungsi pengorganisasian, 40% PKT menjawab selalu dan 60% PKT menjawab
kadang-kadang.Dalam fungsi pelaksanaan dan pengarahan, 80% PKT
menjawab selalu dan 10% PKT menjawab kadang-kadang. Dari fungsi yang
keempat tentang evaluasi atau pengawasan, 30% PKT menjawab selalu, 40%
PKT menjawab kadang-kadang dan 20% menjawab jarang.

3
Berdasarkan hasil tersebut, kelompok menyimpulkan bahwa sebagian
besar perencanaan kerja harian perawat selama dinas berlangsung di ruangan
H belum sepenuhnya dituliskan dalam kegiatan harian perawat sesuai shift.
Perawat hanya menuliskan rencana kerja harian untuk pasien selama dinas
berlangsung dengan menggunakan buku tugas dan buku saku. Oleh karena itu,
kelompok mengangkat masalah tentang belum efektifnya penulisan rencana
kerja harian perawat dalam model praktek keperawatan profesioal di ruangan
H RS PGI Cikini Jakarta.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Dengan pembuatan rencana kerja harian perawat mampu merumuskan dan
melaksanakan tugas pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan standar prosedur operasional
(SPO) dan standar asuhan keperawatan (SAK).
2. Dengan pembuatan rencana kegiatan harian perawat dapat mengevaluasi
hasil pelaksanaan asuhan keperawatan, sesuai dengan rencana dan tujuan
yang diharapkan.
3. Dengan pembuatan rencana kegiatan harian perawat asosiet, perawat
primer, CCM dan kepala ruangan secara teratur dan konsisten, maka
penerapan model praktek keperawatan professional akan terlaksana sesuai
dengan yang diharapkan.
1.3. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Memperoleh peningkatan wawasan tentang manajemen
keperawatan khususnya dalam hal perencanaan kegiatan harian perawat
primer dan perawat asosiet di ruang rawat inap
2. Bagi Ruang H RS PGI Cikini
Dapat menerapkan fungsi perencanaan MPKP dalam pemberian
asuhan keperawatan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Model Praktik Keperawatan Profesional


1. Pengertian
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
2. Tujuan MPKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan
3. Pilar–pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)
a. Pilar I: Pendekatan Manajemen (manajemen approach)
1) Perencanaan
a) Perumusan visi, misi, filosofi
 Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa
organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi
perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
 Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi
dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.
 Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai kegiatan yang
menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan
menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka
panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.
 Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan
organisasi dalam pengambilan keputusan.

5
b) Jenis-jenis perencanaan terdiri dari:
 Rencana jangka pendek
- Rencana Harian Kepala Ruangan
Rencana harian kepala ruangan kegitannya meliputi:
Operan, pre conference dan post conference, mengecek
SDM dan sarana prasarana, melakukan interaksi dengan
pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian
khusus, melakukan supervisi pada ketua tim/perawat
pelaksana, hubungan dengan bagian lain terkait rapat-
rapat terstruktur/insidentil, mengecek ulang keadaan
pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi,
mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam, dan besok sesuai
tingkat ketergantungan pasien.
- Rencana Harian Ketua Tim (Perawat primer)
Rencana harian ketua tim meliputi: operan, pre
conference dan post conference, penyelenggaraan
asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi
tanggung jawabnya, melakukan supervisi perawat
pelaksana, kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lain, menulis dokumentasi, alokasi pasien sesuai
perawat yang dinas.
- Rencana Harian Perawat Pelaksana (Perawat asosiete)
Rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan
keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada
shift dinasnya. Kegiatan tersebut meliputi: operan, pre
conference dan post conference, melaksanakan tindakan
asuhan keperawatan, mendokumentasikan asuhan
keperawatan. Penilaian rencana harian perawat, untuk
menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan
melalui observasi menggunakan instrumen dan
mengisinya setiap hari oleh setiap ketua tim

6
Presentasi RH = Jlh RH yang dibuat x100%

Jlh hari dinas pada bulan tersebut


 Rencana jangka menengah
- Rencana Bulanan Kepala Ruangan
Rencana bulanan kepala ruangan meliputi: membuat
jadwal dan memimpin case conference, membuat
jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga, membuat jadwal dinas, membuat jadwal dan
memimpin rapat bulanan perawat, membuat jadwal dan
memimpin rapat tim kesehatan, membuat jadwal
supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat
pelaksana, melakukan audit dokumentasi, membuat
laporan bulanan.
- Rencana Bulanan Ketua Tim
Mempresentasikan kasus dalam case conference,
memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga,
melakukan supervisi perawat pelaksana.
 Rencana jangka panjang
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan
evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan
sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan
rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan
mencakup:
- Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja
MPKP baik proses kegiatan (aktifitas yang sudah
dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta
evaluasi mutu pelayanan.
- Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota
masing-masing tim. Penyegaran terkait materi MPKP

7
khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini
bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai
MPKP bahkan meningkatkannya dimasa mendatang.
- Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi
peningkatan jenjang karier perawat (pelaksana menjadi
katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk
mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan,
menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik
vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian di ruang MPKP
terdiri dari:
a) Struktur organisasi
 Tugas dan tanggung jawab kepala ruang
- Mengatur pembagian tugas jaga perawat
- mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban
ruangan
- mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan
masalah diruangan
- membimbing siswa/mahasiswa (bekerjasama dengan
pembimbing klinik) dalam pemberian asuhan
keperawatan diruangan, dengan mengikuti system
MPKP yang sudah ada.
- Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
- Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa
kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan
melakukan praktik di ruangan (disepakati dengan
CCM) dengan menggunakan format orientasi
(Lampiran 10)

8
- Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan klien/keluarga dan tim kesehatan lain,
antara lain kepala ruang rawat mengingatkan kembali
klien/keluarga tentang perawat/tim yang bertanggung
jawab terhadap mereka di ruangan yang bersangkutan.
- Memeriksa perlengkapan persediaan status keperawatan
minimal lima set setiap hari.
- Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam
hal implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah
laku profesional.
- Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat
didelegasikan kepada PA senior (wakil PP pemula yang
ditunjuk) tetapi tetap dibawah pengawasan kepala ruang
rawat dan CCM.
- Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas
yang dibutuhkan di ruangan.
- Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua
tenaga yang ada di ruangan, membuat DP3, dan usulan
kenaikan pangkat.
- Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat
setiap bulan untuk membahas kebutuhan di ruangan.
- Merencakan dan melaksakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan (bersama dengan CCM)
- Membuat peta risiko di ruang rawat.
 Tugas dan tanggung jawab CCM
- Bersama dengan PP memvalidasi setiap diagnosis
keperawatan yang sudah ditetapkan oleh PP. CCM
menganalisis data klien berdasarkan dokumentasi, bila
perlu CCM melakukan pemeriksaan langsung kepada
klien atau bertemu dengan keluarga klien.
- Berdasarkan validasi, berikan masukan kepada PP,
termasuk pemberian penguatan misalnya, pujian.

9
- Bila pada dokumentasi klien, belum ada renpra yang
sudah dievaluasi PP, maka bersama-sama PP
menetapkan diagnosis keperawatan yang sesuai kondisi
klien, dengan menggunakan standar renpra yang telah
disepakati.
- membahas dengan PP, tentang pembagian tugas dengan
PA. Apakah penetapan seudah sesuai dengan panduan?
Bila belum, berikan masukan!
- Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP
terkait dengan bimbingan yang diberikan PP kepada
PA. Apakah sudah baik? Beri masukan.
- Memberi masukan pada diskusi kasus yang dilakukan
PP dan PA.
- Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan
keperawatan.
- Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan
pembuktian.
- Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan
dan melakukan penelitian.
- Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberi
asuhan keperawatan.
- Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal:
melakukan evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan,
mengoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi
mahasiswa praktek, serta membahas dan mengevaluasi
tentang implensi MPKP.
- Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP
dan memberi masukan untuk perbaikan.
- Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.

10
- Mengevaluasi implementasi MPKP dengan
menggunakan instrumen evaluasi implementasi MPKP
oleh CCM
 Tugas dan tanggung jawab perawat primer
- Melakukan kontrak dengan klien/keluarga pada awal
masuk ruangan (lampiran 12) sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus-
menerus pada saat melakukan pengkajian/tindakan
kepada klien/keluarga. panduan orientasi ini sebaiknya
di laminating dan digantung di kamar klien sehingga
setiap saat klien/keluarga dapat membaca kembali.
- Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau
melengkapi yang sudah dilakukan PP pada sore, malam,
atau hari libur.
- Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
- Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat
(preconference)
- Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap
klien, setiap kali giliran jaga (shift). pembagian klien
berdasarkan pada jumlah klien, tingkat ketergantungan
klien, dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu
tugas jaga (shift) PP didampingi oleh dua orang PA,
maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai
penanggungjawabnya. PP akan membimbing dan
membimbing dan membantu PA dalam memberikan
asuhan keperawatan. Bila PP hanya didampingi oleh
satu orang PA pada satu tugas jaga maka jumlah klien
yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20%
dank lien tersebut termasuk klien dengan tingkat
ketergantungan minimal serta klien lainnya menjadi

11
tanggung jawab PA. Penetapan ini dimaksudkan agar
PP memiliki waktu untuk membimbing dan membantu
PA dibawah tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan keperawatan.
- Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA
dalam melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai
dengan SOP
- Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
- Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan
PA.
- Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak
dapat dilakukan oleh PA.
- Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium.
- Melakukan kegiatan serah terima klien di bawah
tanggung jawabnya bersama dengan PA.
- Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
jawabnya. Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh PA
sesuai timnya.
- Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat
catatan perkembangan klien setiap hari.
- Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan
klien (bergantung pada kondisi klien)
- Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepeda
PA yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan
kepala ruang rawat atau CCM.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien/keluarga.
- Membuat perencanaan pulang.

12
- Bekerjasama dengan Clinical Care Manager (CCM)
dalam mengidentifikasi isu yang memerlukan
pembuktian sehingga tercipta evidence based practice
(EBP).
 Tugas dan tanggung jawab perawat asosiete
- Membaca renpra yang telah ditetapkan oleh PP.
- Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
- Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan
informasi berdasarkan format orientasi klien/keluarga
jika PP tidak ada ditempat.
- Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya
berdasarkan renpra.
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikan pada format yang
tersedia.
- Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat.
- Memerikasa kerapihan dan kelengkapan status
keperawatan.
- Membuat laporan pergantian dinas dan setalah selesai
diparaf.
- Mengkomunikasikan pada PP/Pj dinas bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan.
- Menyiapkan klien untk pemeriksaan diagnostik,
laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
- Berperan serta dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP.
- Melakukan infentarisasi fasilitas yang terkait dengan
timnya.
- Membantu tim lain yang membutuhkan.

13
- Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
klien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan PP.
3) Pengarahan
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk
tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).
Pengarahan diterapkan dalam bentuk kegitan-kegiatan
sebagai berikut:
a) Menciptakan iklim motivasi
b) Komunikasi efektif pada operan antar-shift
c) Komunikasi efektif pada pre conference
d) Komunikasi efektif pada post conference
e) Manajemen konflik
f) Supervisi
g) Pendelegasian
4) Pengendalian
Pengendalian adalah upaya mempertahankan kualitas, mutu
atau standar. Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar
memenuhi keinginan (standar) yang telah ditetapkan. Pengendalian
difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan
pada output (hasil) yaitu kepuasan pelanggan (pasien), keluarga,
perawat dan dokter. Indikator mutu yang merupakan output adalah
BOR, ALOS, TOI, audit dokumen keperawatan. Survei masalah
keperawatan diperlukan untuk rencana yang akan datang.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pengendalian/ pengontrolan meliputi:
a) Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur
prestasi kerja
b) Melakukan pengukuran prestasi kerja
c) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
d) Mengambil tindakan korektif

14
b. Pilar II: Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)
Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan
manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya manusia
(SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah
pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi
dan tujuan organisasi dapat tercapai. Manajemen SDM di ruang MPKP
berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi,
penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat.
c. Pilar III: Hubungan Profesional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata
(tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan
keluarga). Pada pelaksanaannya hubungan professional secara interal
artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan
misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan professional secara
eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan.
d. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP
adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.
4. Komponen-komponen MPKP
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan
professional, yaitu sebagai berikut:
a. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional,
jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan
derajat ketergantungan pasien.
Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu:
1) Perawatan minimal: memerlukan waktu 1–2 jam/24 jam yang
terdiri atas: Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri. Makan dan minum dilakukan sendiri, ambulasi dengan
pengawasan, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift,

15
pengobatan minimal, status psikologis stabil, persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
2) Perawatan intermediet: memerlukan waktu 3–4 jam/24 jam yang
terdiri atas: Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu,
observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam, ambulasi dibantu,
pengobatan lebih dari sekali, voley kateter/intake output dicatat,
klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan,
memerlukan prosedur
3) Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5–6 jam/24 jam,
terdiri atas: segala diberikan/dibantu, posisi yang diatur, observasi
tanda-tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan NGT,
menggunakan terapi intravena, pemakaian suction,
gelisah/disorientasi.
Menurut Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat
yang dibutuhkan perpasien untuk setiap stift.

Klasifikasi Pagi Siang Malam


Minimal 0,17 0,14 0,07
Parsial 0,27 0,15 0,10
Total 0,36 0,30 0,20

16
BAB III

ANALISA SITUASI

2.1. Analisa Situasi Ruangan


1. Gambaran Umum Ruangan H RS PGI Cikini
Ruangan H RS PGI Cikini adalah ruang perawatan penyakit dalam
yang merawat pasien dewasa laki-laki dan perempuan dengan kapasitas
21 tempat tidur yang terbagi dalam 5 kamar dan 1 kamar isolasi.
a. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan Ruangan
1) Visi
Terwujudnya ruang pelayanan keperawatan Penyakit Dalam
yang Profesional dan Holistik Berdasarkan Kasih, Tahun 2015
2) Misi
a) Melaksanakan MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam
melalui Pendekatan Manajemen
b) Melaksanakan MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam
melalui Sistem Penghargaan
c) Melaksanakan MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam
melalui Hubungan Profesionalisme
d) Melaksanakan MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam
melalui Pemberian Asuhan Keperawatan yang Profesional
e) Tersedianya sarana dan prasarana yang optimal untuk ruang
perawatan Penyakit Dalam.
3) Motto
E : Etika, Efektif
T : Tanggung Jawab, Teliti
O : Optimis, Objektif
S : Semangat, Sabar

17
4) Filosofi
Kasih Kristus menjadi dasar pemberian Pelayanan
Keperawatan Penyakit Dalam yang Profesional dan Holistik
5) Tujuan
a) Tercapainya MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam yang
Profesional melalui Pendekatan manajemen
b) Tercapainya MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam yang
Profesional melalui Sistem Penghargaan
c) Tercapainya MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam yang
Profesional melalui Hubungan Profesionalisme
d) Tercapainya MPKP ruang pelayanan Penyakit Dalam yang
Profesional melalui Pemberian Asuhan Keperawatan yang
bersifat Holistik
e) Tersedianya sarana dan prasarana yang optimal untuk ruang
perawatan Penyakit Dalam
6) Strategi
a) Menyusun perencanaan meliputi rencana kegiatan harian,
bulanan, tahunan.
b) Melakukan pengorganisasian perawat dan pasien.
c) Melakukan pengarahan melalui supervisi berjenjang.
d) Melakukan pengendalian untuk mengukur keberhasilan
pelayanan.
e) Melaksanakan program compensatory reward.
f) Melaksanakan hubungan profesional antara sejawat perawat
dan tenaga kesehatan lain.
g) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan
mengintegrasikan aspek psikososial yang bersifat holistik.
b. Metode Pelayanan Keperawatan
Pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan di RS PGI
Cikini khususnya di ruang H menggunakan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP), dengan metode tim. Metode ini
terdiri dari kepala ruangan, CCM, Ketua Tim 1, Ketua Tim 2, dan

18
Perawat Anggota Tim. Metode tim ini merupakan metode pemberian
asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin
asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992). Jika dilakukan dengan
benar, metode ini merupakan metode pemberian asuhan yang tepat
untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang
bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 7 Januari–10 Januari


2015. Untuk mendapatkan informasi dalam pengumpulan data di ruangan
H, kelompok menggunakan metode observasi dan kuesioner. Identifikasi
masalah menggunakan pendekatan 5 M, yaitu Man, Method, Material,
Money dan Machine. Namun saat ini, kelompok hanya membahas 4
komponen yaitu Man, Method, Material dan Machine.
a. Sumber Daya Manusia (Man)
1) Struktur Organisasi
Ruangan H dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan dan
seorang CCM (Clinical Care Manager), 2 orang Ketua Tim
(PKT), 15 orang Perawat Anggota Tim (PAT) bersama dengan
Petugas Administrasi (PAD) 1 orang, Petugas Orang Sakit (POS)
2 orang, Petugas Pelayanan Gizi (PPG) 2 orang dari gizi sentral.

19
Struktur Organisasi Ruangan H

KEPALA RUANGAN
Ns. Hermani Saragih, S.Kep

CCM
Ns. Agustina Harefa, S.Kep

TIM 1 TIM 2 ADM:

1. Ns. Betty Purba, S.Kep 1. Ns. Lasma Sitohang, S.Kep 1. Christin


2. Rosmawati Girsang, AMK 2. Efalusiana Pandiangan,AMK
3. Kartika Sihombing,AMK 3. Lenny Wiwik Silalahi,AMK 2. Lela Sianturi
4. a)
Dwi Febriani Purba,AMK 4. Sri Agustina, AMK POS:
5. Oktiana Pangaribuan,AMK 5. Laura Novita Sari,AMK
6. Debbie Eny ke Bangun,AMK 6. Rizza Meland, AMK 1. Rismawati
7. Ns. Julita Tamba, S.Kep 7. Ns.Desli Pieters,S.Kep 2. Firda
8. Remie Irene, AMK 8. Dokta Simamora,AMK
9. Ns. Canti Saragih, S.Kep

20
2) Ketenagaan
a) Tenaga Keperawatan

Pendidikan Jumlah

1. S1 Keperawatan 7

2. D3 Keperawatan 12

b) Tenaga Non Keperawatan

No Tenaga Non Keperawatan Jumlah


1. Petugas Administrasi 1 orang
2. Petugas Pelayanan Gizi 2 orang (Gizi sentral)
3. Petugas Orang Sakit 2 orang
Jumlah 5 Orang

c) BOR, Tingkat Ketergantungan Pasien, Jumlah Tenaga yang Dibutuhkan


dan Tenaga yang Tersedia

Jumlah
Tenaga yang
Dibutuhkan /
Ketergantung
Hari, Jumlah
BOR an
Tanggal Tenaga
Tersedia per
Shift
SC IC TC P S M
Rabu, 7
80,9 % (17 pasien) 0 15 2 7/6 4/5 3/3
Januari 2015
Kamis, 8
80,9 % (17 pasien) 0 15 2 7/6 4/5
Januari 2015 3/3
Jumat, 9
76,1 % (16 pasien) 1 13 2 6/6 4/5 3/3
Januari 2015
Sabtu, 10
61,9 % (13 pasien) 3 8 2 6/6 3/5 2/3
Januari 2015
Minggu, 11
61,9 % (13 pasien) 1 9 3 6/5 3/5 3/3
Januari 2015
Senin, 12
66,6 % (14 pasien) 2 10 2 6/6 3/5 3/3
Januari 2015
Rata-rata 71,38 % (15 pasien) 1 12 2 6/6 3/5 3/3

21
Untuk kebutuhan tenaga perawat sesuai observasi selama 6 hari,
jumlah rata-rata perawat yang dibutuhkan adalah 12 perawat dan jumlah
rata-rata perawat yang tersedia diruangan H adalah 14 perawat. Jadi,
terdapat masalah kelebihan tenaga keperawatan yang tersedia diruangan H
selama 6 hari sebanyak 2 perawat pada perawat dinas sore. Dan untuk
kelebihan tenaga yang ada di ruang H ini, diperbantukan ke ruangan K dan
M3.
b. Sarana dan Prasarana (Material)
1) Sarana
a) Fasilitas Kesehatan

Jumlah Jumlah
No Nama Barang sesuai yang Kondisi
standart tersedia
1. Thermometer Digital 3/ruangan 2 Baik
2. Tensi Meter 5/ruangan 4 Baik

3. Stetoscope 5/ruangan 4 Baik

4. Timbangan BB 1/ruangan 1 Baik

5. Alat Gula Darah 1/ruangan 1 Baik

6. Nebulizer 1/ruangan 1 Baik

7. Torniquet / Alat Pembendung 1/ruangan 2 Baik

8. Suction 1/ruangan 1 Baik

9. Spuit Gliserin 1/ruangan 1 Baik

10. Reflex Hammer 1/ruangan 1 Baik

11. Irigator Komplit 1/ruangan 1 Baik

12. Senter (KID) 2/ruangan 2 Baik

13. Lumpang + Alu 1/ruangan 2/1 Baik

Bangkon Nirbeken Stenlis / Baik


14. 14 9/1
Plastik
15. Tranfer Bed 1/ruangan 1 Baik

22
16. Gunting Biasa 2/ruangan 2 Baik

17. Gelas Ukur Obat 1/ruangan 1 Baik

18. Bak Suntik B / K /ruangan 2/2 Baik

19. Urinal Plastik / Stainless 24/ruangan 19 / 1 Baik

20. Pispot Bulat / Oval 2/10/ruangan 2 / 10 Baik

Matkan / Tabung Ukur / Baik


21. /ruangan 7/ 1 / 1
B/S/K
22. Sputum Pot 2/ruangan 1 Baik

23. Alat Pengukur TB 1/ruangan 6 Baik

24. Kursi Roda 3/ruangan 4 Baik

25. Brancard 1/ruangan 1 Baik

26. Tabung O2 + Reguler B/K 1/ruangan 1 Baik

27. Flowmeter 27/ruangan 27 Baik

28. Lampu baca RO 1/ruangan 1 Baik

29. Tong spatel logam 1/ruangan 1 Baik

30. Baki melamin/plastic 10/ruangan 3/4/1 Baik

31. Alas Baki B/K 10/ruangan 9/6 Baik

32. Gelas Kumur 10/ruangan 10 Baik

33. Infus pump 5/ruangan 3 Baik

34. Syringe pump 1/ruangan 1 Baik

35. Meteran ukur Lila 1/ruangan 2 Baik

36. Cool box 1/ruangan 1 Baik

37. Set GV 2/ruangan 2 Baik

38. Aff Jahitan 2/ruangan 1 Baik

37. Kassa @5/@10 3/3/ruangan 3/6 Baik

23
b) Fasilitas Ruangan
Dari hasil observasi, fasilitas ruangan diruangan H, semuanya
sudah tersedia sesuai dengan standart dan tidak ditemukan masalah.

Jumlah Jumlah
No Nama Barang sesuai yang Kondisi
standart tersedia
1. Tempat Tidur 21 21 Baik
2. Meja Pasien 21 21 Baik
3. Kursi Pasien 21 21 Baik
4. Lemari Pakaian 21 21 Baik
5. Emergency Kit 1/ruangan 1 Baik
6. Trolly Status 2/ruangan 2 Baik
7. Trolly Balutan 1/ruangan 1 Baik
8. Trolly Makanan/Minuman 1/ruangan 1 Baik
9. Trolly Linen Bersih 2/ruangan 1 Baik
10. Trolly Linen Kotor 2/ruangan 2 Baik
11. Lemari Dokumen 1/ruangan 1 Baik
12. Lemari Obat 1/ruangan 2 Baik
13. Lemari Bahan Perawatan 1/ruangan 1 Baik
14. Lemari Linen 1/ruangan 1 Baik
15. Rak Pot & Urine 1/ruangan 1 Baik
16. Rak Status/Lemari Status 1/ruangan 1 Baik
17. Light Cast/Box 1/ruangan 1 Baik
18. Standart infus Portable 20/ruangan 20 Baik
19. Bel Listrik 21/pasien 21 Baik
20. Jam Dinding 6/kamar 6 Baik
21. Lampu Emergency 1/ruangan 1 Baik
22. Lampu Baca 1/pasien 21 Baik
23. Interkom 1/kamar 1 Baik
24. Kursi dan Meja teras 1/kamar 4 set
25. Kulkas obat 1/ruangan 1 Baik
26. Standart Com 12/ruangan 12 Baik
28. Kotak saran 1/ruangan 1 Baik
29. Emergency Kit 1/ruangan 1 Baik
2) Pra sarana

No. Jenis Fasilitas Jumlah Keterangan


1 Kantor Perawat 1
2 Ruang tunggu Terletak di depan kantor
1
perawat

24
3 Kamar Mandi 5 Kamar mandi pasien
6
1 kamar mandi perawat
4 Dapur Sekaligus ruang ganti dan
1
ruang snack
5 Gudang 2
6 Spoelhoek 1
7 Wastafel 3 di kamar pasien, masing-
masing dikamar 1, 2 dan 5
8 1 didepan kamar 4
1 disamping ruang tunggu
1 di depan dapur
8 Teras 1 Menghadap taman

1. Ketidaksesuaian struktur organisasi yang ada di ruangan dengan yang


terpajang di ruangan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tanggal 7 Januari
2015- 10 Januari 2015, papan struktur organisasi yang di pajang
diruangan tidak sesuai dengan struktur organisasi yang ada di
ruangan. Nama dan peran perawat yang tercantum dalam papan
struktur tidak sesuai dengan perawat yang ada di ruangan.
2. Papan data ketenagaan di ruangan tidak ada
3. Tidak tersedianya Handrub disetiap kamar pasien

c. Money (finansial) tidak dikaji


d. Metode Asuhan Keperawatan (Method)
1) Penerapan MPKP
Kepala ruangan, CCM dan PKT merupakan lulusan S1 dan dalam
satu tim terdapat PKT yang membawahi beberapa PAT. Pembagian tugas
pada anggota tim jelas dan pekerjaan terlaksana sesuai peran masing-
masing.
2) Pembuatan rencana kerja harian
Dari hasil observasi pada tanggal 7 januari 2015 sampai 10 januari
2015 untuk perawat asosiet didapat 1 dari 3 perawat (33,3 %) yang dinas
pagi membuat rencana kerja harian, 2 dari 3 perawat (66.7%) dinas pagi

25
tidak membuat rencana kerja harian, 0 dari 5 perawat (0%) dinas sore yang
membuat rencana kerja harian, dan 0 dari 3 perawat (0%) yang dinas
malam membuat rencana kegiatan harian. Untuk perawat ketua tim,
didapat 62,5% membuat, 37,5% tidak membuat.
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan pada 15 perawat
asosiet di ruang H tentang pembuatan rencana kerja harian yang
penilaiannya dibuat berdasarkan 4 fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam perencanaan, 9 atau
59,8% perawat menjawab selalu membuat rencana kerja harian, 5 atau
36% perawat menjawab kadang-kadang, 7,5% menjawab jarang dan 1,4%
yang menjawab tidak pernah.Dalam fungsi pengorganisasian yang berisi
tentang penghayatan akan visi misi, pembagian system penugasan dan
pengaturan waktu istirahat oleh ketua tim, 8 atau 53,3% perawat
menjawab selalu, 6 atau 41,3% perawat menjawab kadang-kadang, 9,3%
perawat menjawab jarang dan sisanya 1,3% perawat menjawab tidak
pernah.Berdasarkan fungsi ketiga tentang Pelaksanaan tindakan sesuai
dengan perencanaan yang dibuat, 11 atau 71,8% perawat menjawab selalu,
3 atau 25,2% perawat menjawab kadang-kadang dan sisanya 8%
menjawab jarang.Dalam fungsi keempat tentang evaluasi yang dilakukan
oleh PKR atau KT, 7 atau 47% perawat menjawab selalu, 6 atau 45%
perawat menjawab kadang-kadang dan sisanya 8% menjawab jarang.
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan pada 2 perawat ketua
tim didapatkan data untuk fungsi perencanaan, 80% PKT membuat
rencana kerja harian, dan 20% PKT kadang-kadang membuat rencana
kerja harian. Dalam fungsi pengorganisasian, 40% PKT menjawab selalu
dan 60% PKT menjawab kadang-kadang.Dalam fungsi pelaksanaan dan
pengarahan, 80% PKT menjawab selalu dan 10% PKT menjawab kadang-
kadang. Dari fungsi yang keempat tentang evaluasi atau pengawasan, 30%
PKT menjawab selalu, 40% PKT menjawab kadang-kadang dan 20%
menjawab jarang.

26
3) Pengisian format pendidikan kesehatan yang tidak lengkap
Hasil observasi pada tanggal 7 januari 2015 sampai 10 januari 2015,
didapatkan dari 16 status pasien, 5 status tidak diisi (31%), 7 status diisi
tapi tidak lengkap (46%) dan 4 status diisi lengkap (23%).
Ketidaklengkapan pengisian meliputi, waktu pemberian edukasi, tingkat
pengetahuan awal pasien, metode dalam pemberian edukasi, evaluasi hasil
emberian edukasi, dan paraf dari pemberi edukasi dan pasien/keluarga
penerima materi edukasi.

e. Machine
1) Alur Pasien Masuk

IGD POLI Rujukan RS Ruangan


Lain Lain

Ke Ruangan H
RS PGI CIKINI

2) Alur Pasien Keluar

Dari Ruangan H
RS PGI CIKINI

Ruangan Pasien Pulang (APS, Rujuk Ke RS Pasien


Lain Pulang sembuh) Lain Meninggal

Dari hasil pengamatan, tidak ditemukan data yang menyimpang pada


machine.
3. Identifikasi Masalah

27
a) Belum efektifnya pengaplikasian perencanaan kerja harian dalam
model praktek keperawatan professional
b) Ketidaksesuaian struktur organisasi yang ada di ruangan dengan yang
terpajang di ruangan.
c) Papan data ketenagaan di ruangan tidak ada
d) Pengisian format pendidikan kesehatan yang tidak lengkap
e) Tidak tersedianya handrub di setiap kamar pasien

3.2. Analisa SWOT


1. Belum efektifnya penulisan rencana kerja harian dalam model praktek
keperawatan professional
a. Strength
- Pelayanan asuhan keperawatan yang diterapkan menggunakan
Model Praktik Keperawatan Profesional dimana pilar 1 dalam
MPKP terkait perencanaan kerja.
- Membantu merencanakan program pasien kelolaannya
- Memudahkan perawat mengetahui keadaan pasien yang
dikelolanya
- Pekerjaan dapat terorganisir dengan baik
- Tersedianya format rencana kerja harian sehingga perawat hanya
perlu mengisinya saja.
b. Weakness
- Format rencana kerja harian tidak diisi
- Perawat tidak membuat rencana kerja harian setiap hari
- Perawat menuliskan rencana kegiatannya dalam buku saku
pribadi
- Perawat kurang termotivasi untuk membuat rencana kegiatan
harian karena tidak pernah dievaluasi hasilnya
- Fungsi perencanaan MPKP belum optimal

c. Opportunity
- Memudahkan membuat perencanaan pada pasien kelolaan

28
- Membantu pengevaluasian rencana kerja harian perawat oleh
PKR
d. Threat
- Tidak terorganisir apa yang akan dilakukan
- Tidak tercapainya pelaksanaan pilar 1 dalam MPKP
- Tidak optimalnya pelayanan karena tidak ada rencana
- Tidak optimal dalam mengevaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan sesuai dengan rencana yang dibuat

2. Ketidaksesuaian struktur organisasi yang ada di ruangan dengan yang


terpajang di ruangan
a. Strength
- Memberikan informasi tentang kejelasan peran, tugas dan
tanggung jawab.
b. Weakness
- Ketidaksesuaian nama-nama yang dicantumkan dalam papan
struktur organisasi yang dipajang dengan struktur organisasi yang
ada di ruangan.
c. Opportunity
- Adanya bagian sarana dan prasarana RS yang dapat membantu
perbaikan pembuatan struktur organisasi.
d. Threat
- Meningkatkan resiko salah dalam menjalankan peran tugas dan
tanggung jawab.
- Ketidakpatuhan anggota organisasi karena tidak tercantum
namanya dalam struktur organisasi.
3. Tidak adanya papan data ketenagaan di ruangan
a. Strength
Memberikan informasi data ketenagaan di ruangan
b. Weakness
Tidak dapat mengetahui data ketenagaan serta kompetensi tenaga
yang bekerja diruangan

29
c. Opportunity
- Tersedianya data ketenagaan dalam database
- Adanya bagian sarana dan prasarana RS yang dapat membantu
perbaikan pembuatan struktur organisasi.
d. Threat
Dalam penilaian akreditasi RS data ketenagaan harus terpajang
disetiap ruangan.

4. Pengisian format pendidikan kesehatan yang tidak lengkap


a. Strength
- Tersedianya format dokumentasi pendidikan kesehatan sehingga
perawat hanya perlu mengisi check-listnya saja
- Meningkatkan mutu pelayanan
b. Weakness
- Format dokumentasi yang tidak terisi secara lengkap
- Dari 16 status pasien, 5 status tidak diisi (31%), 7 status diisi tapi
tidak lengkap (46%) dan 4 status diisi lengkap (23%).
- Ketidaklengkapan pengisian meliputi, waktu pemberian edukasi,
tingkat pengetahuan awal pasien, metode dalam pemberian
edukasi, evaluasi hasil emberian edukasi, dan paraf dari pemberi
edukasi dan pasien/keluarga penerima materi edukasi.
c. Opportunity
- Saat yang tepat untuk memberikan informasi kesehatan pada
masa perawatan
d. Threat
- Informasi yang tidak lengkap akan mengurangi kualitas
pelayanan dan kepuasan pasien
- Jika pemberian pendidikan kesehatan kurang memuaskan, akan
memungkinkan pasien untuk pindah ke RS lain dengan fasilitas
yang lebih baik.
- Resiko pasien complain

30
5. Tidak tersedianya handrub di setiap kamar pasien
a. Strength
- Terbebas dari kuman dan mencegah kontaminasi
- Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
- Memudahkan pasien, keluarga, dan tenaga medis mencuci tangan
b. Weakness
- Harga handrub yang mahal
- BOR ruangan yang rendah sehingga pengadaan handrub tidak
lagi ditanggung oleh RS
c. Opportunity
- Pengadaan handrub ditambahkan dalam biaya perawatan
tambahan
d. Threat
- Resiko tinggi terjadinya infeksi
- Pasien, keluarga, dan tenaga medis menjadi tidak patuh dalam
melakukan tindakan mencuci tangan.
3.3. Perumusan Masalah
1. Pembobotan dan prioritas masalah
Proses untuk mendapatkan masalah prioritas dengan menggunakan
metode pembobotan yang memperhatikan aspek:
- Magnitude (Mg)
Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi
- Severity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.
- Manageability (Mn)
Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur untuk
perubahannya
- Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
- Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya
Rentang nilai yang digunakan 1-3 dengan rincian
3: Besar

31
2: Sedang
1: Kecil
Untuk mendapatkan nilai prioritas masalahnya,
Mg×Sv×Mn×Ne×Af
No Daftar Masalah Mg Sv Mn Ne Af Skor Prioritas
Belum efektifnya
pengaplikasian perencanaan
1 kerja harian dalam model 2 2 1 2 3 24 I
praktek keperawatan
professional
Ketidaksesuaian struktur
2 organisasi yang ada di 1 1 1 1 2 2 IV
ruangan dengan yang
terpajang di ruangan
3 Papan data ketenagaan di 1 1 1 1 1 1 V
ruangan tidak ada
Pengisian format
4 pendidikan kesehatan yang 1 2 1 2 3 12 II
tidak lengkap
5 Tidak tersedianya Handrub 1 2 1 1 2 4 III
di tiap kamar pasien

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil pembobotan dan prioritas masalah, masalah
ketidakefektifan perawat dalam pembuatan rencana kerja harian memiliki
point tertinggi dibandingkan dengan masalah yang lainnya. Setelah
dikonsulkan dan didiskusikan dengan pembimbing, kelompok sepakat akan
mengatasi masalah ini.

32
3. POA (Plan of Action)
Indikator Alat dan
Uraian kegiatan Waktu Prosedur/ Strategi Sasaran
keberhasilan Metode
Mengefektifk 1. Perawat 1. Mengobservasi 7-10 Januari 1. Mengobservasi perawat yang Perawat
an mengetahui pembuatan rencana 2015 membuat rencana kerja harian yang
penggunaan rencana kerja kerja harian perawat di setiap hari bertugas di
yang akan ruangan H
lembaran ruangan H
dilakukannya
rencana kerja setiap hari
2. Mengevaluasi Perawat
harian 2. Perawat 12-15 Januari 2. Membagikan kuisioner (pre Lembar
yang
perawat menggunakan pendapat perawat 2015 pelaksanaan) kuisioner
bertugas di
format tentang pembuatan
ruangan H
perencanaan rencana kerja harian
kerja harian melalui kuesioner
setiap hari
sesuai shift 3. Merevisi rencana kerja 3. Mahasiswa merevisi format
12-13 Januari rencana kegiatan harian dan
harian yang ada di 2015 membuat juknis agar bisa
ruangan dan membuat lebih mudah dan efisien
juknis dalam pengisiannya

12- 13 Januari
4. Mengkonsultasikan 4. Mahasiswa menunjukkan
tentang revisi rencana 2015
format hasil revisi
kerja harian kepada
pembimbing
Format rencana
14-17 Januari Mahasiswa kerja harian
5. Melakukan uji coba 2015 5. Mahasiswa melakukan uji
yang sudah di
pembuatan rencana coba pembuatan rencana kerja
revisi
kerja harian harian menggunakan format

33
menggunakan format yang sudah direvisi
yang sudah di revisi
17 Januari Mahasiswa Format rencana
6. Presentasi awal 6. Mahasiswa mempresentasikan kerja harian
2015 dan
tentang pembuatan rencana yang sudah di
kerja harian dengan format Perawat
revisi
yang baru Ruang H

19 Januari Mahasiswa Map dan file


7. Memfasilitasi tempat 2015 7. Memberikan tempat dan
penyimpanan rencana penyimpanan rencana kerja perawat
kerja harian setiap harian
ruang H
perawat di setiap tim

19-21 Januari Format rencana


8. Implementasi tentang 8. Mahasiswa bersama dengan
kerja harian
penggunaan format 2015 perawat melakukan Perawat
yang sudah di
rencana kerja harian implementasi tentang ruang H revisi
penggunaan format
pembuatan rencana kerja
harian sesuai shift.
9. Evaluasi penggunaan 22-24 Januari Perawat Format rencana
9. Mahasiswa mengevaluasi
format rencana kerja 2015 penerapan pembuatan rencana ruang H kerja harian
harian sesuai shift kerja harian yang sudah di
revisi
10. Memberikan kuesioner
(post pelaksanaan) 10. Memberikan lembar kuisioner
26 Januari
post test pada perawat Lembar
2015 ruangan.
11. Membagikan format kuisioner
rencana kerja harian
26 Januari 11. Format rencana kerja harian

34
yang baru 2015 diperbanyak dan ditempatkan Format rencana
di tempat yang telah tersedia kerja harian
yang sudah di
revisi

35
3.4. Rencana Penyelesaian Masalah
Setelah menemukan prioritas masalah, mahasiswa memberikan kuisioner (pre
pelaksanaan) untuk menilai pembuatan rencana kerja harian perawat. Isi kuesioner
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/pengarahan, dan evaluasi.
Kemudian mahasiswa membuat revisi format perencanaan kerja harian perawat di
ruangan H dengan menambahkan tabel proses keperawatan pada rencana kerja harian
perawat asosiet dan tabel kegiatan sesuai dengan 4 fungsi manajemen pada rencana
kerja harian perawat primer, ccm dan perawat kepala ruang, hal ini dimaksudkan agar
penggunaan buku saku yang biasa digunakan oleh perawat asosiet bisa ditiadakan.
Setelah itu, mahasiswa menguji coba penggunaan format perencanaan kerja harian yang
telah direvisi. Lalu setelah itu mahasiswa melakukan implementasi tentang pembuatan
rencana kerja harian perawat di ruang H. Setelah dilakukan implementasi, mahasiswa
mengevaluasi pembuatan rencana kerja harian perawat di ruangan H. Setelah itu,
mahasiswa mengedarkan kuisioner (post pelaksanaan) yang sama mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/pengarahan, dan evaluasi untuk melihat
perbandingan sebelum dan sesudah implementasi apakah ada perubahan dalam
pembuatan rencana kerja harian perawat ruang H.

36
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengumpulan data atas empat masalah yang ditemukan dilakukan pada tanggal 7
sampai 10 Januari 2015. Setelah data terkumpul, data dianalisa dengan menggunakan
metode analisa SWOT, kemudian dibuat pembobotan sehingga diperoleh prioritas
masalah yang akan diselesaikan oleh kelompok, yaitu belum efektifnya penulisan rencana
kerja harian perawat dalam model praktek keperawatan professional di ruang H.
Dari hasil observasi pada tanggal 7 januari 2015 sampai 10 januari 2015 untuk
perawat asosiet didapat 1 dari 3 perawat (33,3 %) yang dinas pagi membuat rencana kerja
harian, 2 dari 3 perawat (66.7%) dinas pagi tidak membuat rencana kerja harian, 0 dari 5
perawat (0%) dinas sore yang membuat rencana kerja harian, dan 0 dari 3 perawat (0%)
yang dinas malam membuat rencana kegiatan harian. Untuk perawat ketua tim, didapat
62,5% membuat, 37,5% tidak membuat.

Data Observasi Penulisan Rencana Kerja Harian


Perawat Asosiet Pre Implementasi
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% Yang Membuat
40.00% Yang tidak membuat
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Dinas Pagi Dinas Sore Dinas Malam

37
Data Observasi Penulisan Rencana Kerja Harian Perawat
Primer Pre Implementasi
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% Yang Membuat
40.00% Yang tdak membuat
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Ketua Tim

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan pada 15 perawat asosiet di ruang H


tentang pembuatan rencana kerja harian yang penilaiannya dibuat berdasarkan 4 fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam
perencanaan, 9 atau 59,8% perawat menjawab selalu membuat rencana kerja harian, 5
atau 36% perawat menjawab kadang-kadang, 7,5% menjawab jarang dan 1,4% yang
menjawab tidak pernah.Dalam fungsi pengorganisasian yang berisi tentang penghayatan
akan visi misi, pembagian system penugasan dan pengaturan waktu istirahat oleh ketua
tim, 8 atau 53,3% perawat menjawab selalu, 6 atau 41,3% perawat menjawab kadang-
kadang, 9,3% perawat menjawab jarang dan sisanya 1,3% perawat menjawab tidak
pernah. Berdasarkan fungsi ketiga tentang Pelaksanaan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat, 11 atau 71,8% perawat menjawab selalu, 3 atau 25,2% perawat
menjawab kadang-kadang dan sisanya 8% menjawab jarang.Dalam fungsi keempat
tentang evaluasi yang dilakukan oleh PKR atau KT, 7 atau 47% perawat menjawab
selalu, 6 atau 45% perawat menjawab kadang-kadang dan sisanya 8% menjawab jarang.

38
Hasil Kuesioner Pre Pelaksanaan pada Perawat Asosiet
71.80%

59%
53.30%
47%45%
41.30%
36%
25.20%

7.50% 9.30% 8% 8%
1.40% 1.30%

perencanaan pengorganisasian pelaksanaan evaluasi

selalu kadang-kadang jarang tidak pernah

Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan pada 2 perawat ketua tim didapatkan
data untuk fungsi perencanaan, 80% PKT membuat rencana kerja harian, dan 20% PKT
kadang-kadang membuat rencana kerja harian. Dalam fungsi pengorganisasian, 40%
PKT menjawab selalu dan 60% PKT menjawab kadang-kadang.Dalam fungsi
pelaksanaan dan pengarahan, 80% PKT menjawab selalu dan 10% PKT menjawab
kadang-kadang sisanya 10% menjawab jarang. Dari fungsi yang keempat tentang
evaluasi atau pengawasan, 30% PKT menjawab selalu, 40% PKT menjawab kadang-
kadang dan 20% menjawab jarang.

Hasil Kuesioner Pre Pelaksanaan pada Perawat Primer


selalu kadang-kadang jarang tidak pernah
80% 80%
60%
40% 40%
30%
20% 20%
10%10%

39
Setelah diberikan kuesioner, kami melakukan implementasi pembuatan rencana
kerja harian di ruang H. dan berdasarkan hasil observasi didapatkan, untuk pembuatan
rencana kerja harian perawat asosiet, dari 15 perawat asosiet semuanya membuat rencana
kerja harian dengan total nilai rata-rata kelengkapan 100%. Sedangkan untuk 2 perawat
ketua tim keduanya membuat rencana kerja harian dengan total rata-rata kelengkapan
79% dan untuk ccm total rata-rata kelengkapan 81,4 %.

Data Hasil Observasi Post Implementasi tanggal 23-24


Januari 2015
100%
90%
80%
70%
60%
50%
rata-rata kelengkapan
40%
30%
20%
10%
0%
perawat asosiet perawat primer ccm

Selain dari data observasi kelompok juga membagikan kuesioner post


implementasi pada perawat-perawat di ruangan pada tanggal 26-27 Januari 2015, dan
didapatkan hasil dalam perencanaan, 12 atau 85,7% perawat menjawab selalu membuat
rencana kerja harian, 1 atau 7,14% perawat menjawab kadang-kadang, 1 atau 7,14%
menjawab jarang dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dalam fungsi
pengorganisasian yang berisi tentang penghayatan akan visi misi, pembagian system
penugasan dan pengaturan waktu istirahat oleh ketua tim, 13 atau 92,85% perawat
menjawab selalu, 1 atau 7,14% perawat menjawab kadang-kadang, dan tidak ada yang
menjawab jarang maupun tidak pernah..Berdasarkan fungsi ketiga tentang Pelaksanaan
tindakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat, 11 atau 78,57% perawat menjawab
selalu, 2 atau 14,28% perawat menjawab kadang-kadang dan sisanya 1% atau 7,14%
menjawab jarang dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dalam fungsi keempat
tentang evaluasi yang dilakukan oleh PKR atau KT, 7 atau 50% perawat menjawab

40
selalu, 7 atau 50% perawat menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab
jarang maupun tidak pernah.

Data Hasil Kuesioner Post Implementasi tanggal 26-27 Januari 2015


pada Perawat Asosiet

100%
80%
Selalu
60%
Kadang-kadang
40%
Jarang
20%
Tidak Pernah
0%
Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Evaluasi

Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan pada 2 perawat ketua tim didapatkan
data untuk fungsi perencanaan, 80% PKT membuat rencana kerja harian, dan 20% PKT
kadang-kadang membuat rencana kerja harian. Dalam fungsi pengorganisasian, 100%
PKT menjawab selalu. Dalam fungsi pelaksanaan dan pengarahan, 90% PKT menjawab
selalu dan 10% PKT menjawab kadang-kadang. Dari fungsi yang keempat tentang
evaluasi atau pengawasan, 40% PKT menjawab selalu, 40% PKT menjawab kadang-
kadang dan 10% menjawab jarang dan 10% menjawab tidak pernah.

41
Data Hasil Kuesioner Post Implementasi tanggal 26-27 Januari 2015
pada Perawat Primer
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40% Selalu
30%
20% Kadang-kadang
10%
0% Jarang
Tidak Pernah

` Perbandingan hasil observasi pre dan post penulisan rencana kerja harian pada perawat
asosiet

Perbandingan Data Observasi Pre dan Post Implementasi


Penulisan Rencana Kerja Harian Perawat ASosiet
100%

66.70%

33.30%

0%

pre post
yang membuat yang tidak membuat

42
Perbandingan hasil observasi pre dan post penulisan rencana kerja harian pada perawat
primer

Perbandingan Data Observasi Pre dan Post Implementasi


Penulisan Rencana Kerja Harian Perawat Primer

79%

62.50%

37.50%

21%

Pre Post

Yang membuat Yang tidak membuat

Perbandingan Hasil Kuesioner Pre Implementasi dan Post Implementasi pada perawat Asosiet

Hasil Kuesionel Post Implementasi


Hasil Kuesioner Pre Implementasi
tidak Tidak
pernah Jarang
jarang Pernah
0% 6%
8% Kadang- 1%
kadang
25%
kadang-
kadang selalu Selalu
36% 56% 68%

43
Perbandingan Hasil Kuesioner Pre Implementasi dan Post Implementasi pada Perawat Primer

Tidak
Pre Implementasi Post Implementasi Pernah
3%
Jarang Kadang- Jarang
4% kadang 3%
17%

Kadang- Selalu
kadang 53%
Selalu
43% 77%

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa, berdasarkan hasil observasi yang awalnya
hanya 33,3% perawat asosiet dan 62,5% perawat primer yang membuat rencana kerja harian
setelah diberikan implementasi pembuatan rencana kerja harian menggunakan format yang baru,
100% perawat asosiet melakukan pembuatan rencana kerja harian, perawat primer 79% dan ccm
81,4%. Hasil implementasi didapatkan berdasarkan jumlah perhitungan kelengkapan kegiatan
yang diisi dalam format rencana kerja harian.

Dari data hasil kuesioner pada perawat asosiet diatas dapat dilihat bahwa ada perubahan
hasil kuesioner dari yang menjawab selalu membuat hanya 56% naik menjadi 68%, yang
menjawab kadang-kadang turun dari yang 36% menjadi 25%, yang menjawab jarang mengalami
penurunan dari 8% menjadi 6%, sedangkan untuk yang menjawab tidak pernah terjadi
peningkatan dar 0% menjadi 1%. Begitu juga dengan data hasil kuesioner pada perawat primer
terjadi peningkatan dari yang menjawab selalu membuat hanya 53% menjadi 77%, yang
menjawab kadang-kadang terjadi penurunan dari 43% menjadi 17%, yang menjawab jarang dari
4% menjadi 3 % dan yang menjawab tidak pernah menjadi 3%. Peningkatan yang terjadi pada
jawaban tidak pernah itu berasal dari kuesioner bagian evaluasi PKR terhadap penulisan rencana
kerja harian ini dimana memang saat ini pengevaluasian penulisan rencana kerja harian belum
optimal dilakukan oleh PKR karena baru dimulai pembuatan rencana kerja harian.

Dari hasil observasi dan kuesioner ini dapat dilihat adanya peningkatan pembuatan rencana
kerja harian perawat ruang H, setelah diberikan format rencana kerja harian yang sudah direvisi.

44
Untuk masalah struktur organisasi, bekerjasama dengan pembimbing dan bagian sarana
prasarana RS telah diperbaiki tanggal 15 Januari 2015. Untuk masalah tentang pengisian format
pendidikan kesehatan yang tidak lengkap, ini diselesaikan oleh masing-masing anggota
kelompok sebagai salah satu change agent waktu berperan sebagai perawat ketua tim dan
perawat kepala ruang. Dan untuk masalah tidak tersedianya handrub ditiap kamar pasien, tanggal
23 Januari 2015 sudah dipasang handrub ditiap kamar pasien.

45
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesinal
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat menopang
pemberian asuhan tersebut (Ratna Sitorus, 2006).
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan (Siagian, 1990).
Dengan pembuatan rencana kegiatan harian perawat asosiet, perawat primer,
CCM dan kepala ruangan secara teratur dan konsisten di ruang H, maka penerapan model
praktek keperawatan professional akan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan,
dimana pilar pertama MPKP adalah fungsi perencanaan yang menjadi dasar dalam
penerapan fungsi-fungsi manajemen selanjutnya.
Dalam pelaksanaan praktek manajemen keperawatan di ruang H, kelompok
melakukan pendekatan dengan seluruh staf yang ada, sehingga tahapan kegiatan mulai
dari pengumpulan data, pengidentifikasian masalah, presentasi awal diruangan,
implementasi kegiatan sampai dengan evaluasi, kelompok mendapatkan dukungan dan
kerjasama dari seluruh staf.
Pembuatan rencana kerja harian perlu di supervisi dan dievaluasi secara terus
menerus oleh kepala ruang, penilaiannya dihitung setiap bulan berdasarkan rumus yang
telah ditetapkan, sehingga manfaatnya sungguh-sungguh dapat dirasakan oleh seluruh
staf yang ada diruangan, pemberian reward perlu diberikan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
5.2. Saran
1. Bagi Ruangan H
a. Diharapkan penerapan pembuatan rencana kegiatan harian dapat terlaksana
secara terus menerus dan berkesinambungan baik oleh kepala ruang, CCM,

46
ketua tim/perawat primer dan perawat asosiet di ruang H, sehingga selalu
menjadi ruangan MPKP terbaik di RS PGI Cikini Jakarta.
b. Diharapkan pendokumentasian perencanaan penugasan dalam buku saku
masing-masing perawat ditiadakan, diganti dengan pengisian lembar
perencanaan kegiatan harian secara lengkap.
2. Bagi Mahasiswa
a. Setelah menyelesaikan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan
mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan) dan ketrampilan kepemimpinan.
b. Menjadi change agent dan role model dalam menerapkan fungsi perencanaan
pembuatan rencana kegiatan harian.

47
DAFTAR PUSTAKA

Gillies D A. 2006. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem Edisi Kedua. Terjemahan
Illiois W. B. Saunders Company

Komite Keperawatan, 2014. Panduan Model Praktek Keperawatan Profesional Rumah Sakit
PGI Cikini.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Sitorus, R, Yulia. 2006. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta: EGC

Setiadi A. 2012. Pendekatan Manajemen dalan penerapan MPKP, Jakarta

Siagian, S. P. 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

http://www.indonesian-publichealth.com.keperawatan-profesional-indonesia.html

diakses tanggal 12 Januari 2015, pukul 19.15 WIB

http://www.scribd.com/doc/43864371/Model-Praktek-Keperawatan-Profesional#scribd

diakses pada tanggal 12 Januari 2015, pukul 20.00 WIB

48

Anda mungkin juga menyukai