A
DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN NEONATI
BLU RSUP PROF DR. R.D KANDOU MANADO
Oleh :
DIDIMUS BAWOLENG,S.Kep
NIM : 06061212
Puji syukur saya panjatkan kepada Maha Besar Tuhan atas anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus keperawatan anak dari
praktek profesi keperawatan pada anak S.A dengan BBLR DI Ruangan Neonati
RSUP Prof R. D. Kandou manado.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
praktek profesi keperawatan anak di Ruangan neonati RSUP Prof Dr R.D Kandou
manado.
Dalam laporan ini akan membahas lebih lanjut mengenai tinjauan teori
BBLR dan pengkajian yang sudah dilakukan oleh perawat selama 3 hari dan
asuhan keprawatan yang diberikan.
Makalah ini tersusun atas prakarsa dari dosen pembimbing Ibu Tineke
Tandipajung SPd S.Kep, yang selalu membimbing dan banyak memberikan
masukan kepada penulis sehingga laporan ini bisa selesai dan semoga dapat
dipakai demi peningkatan mutu Ilmu Keperawatan. Dalam penyelesaian laporan
ini tidak lepas berkat kerjasama rekan-rekan yang turut membantu baik secara
moril maupun material.
Penulisan laporan ini ini masih sangat banyak kekurangannya, untuk itu
diharapkan kritik dan saran sangatlah kami harapkan demi perbaikan, baik dari
cara penulisan, penyusunan maupun kurangnya referensi kepustakaan serta
keterbatasan-keterbatasan lainnya.
Atas perhatian diucapkan terima kasih.
Halaman
PENGESAHAN ...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………...1
1.2 Tujuan Penulisan
………………………………………………………...2
1.3 Manfaat
Penulisan………………………………………………………..2
1.4 Metode Penulisan
………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
3
2.1 Konsep Dasar BBLR......................................................................
3
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ……………………………………
12
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................
19
3.1 Pengkajian .....................................................................................
19
3.2 Analisa Data…….. ……….……………………………………..
24
3.3 Diagnosa keperawatan…... ……………………………………..
24
3.4 Diagnosa dan Prioritas Keperawatan …………………………….
18
3.5 Kriteria NANDA, NIC, NOC ………………………………......
25
3.6 Implementasi dan Evaluasi …………………………………..…
30
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………..
32
BAB V KESIMPULAN …………………………………………………
34
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………
34
5.2 Saran …………………………………………………………….
34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ....
LEMBAR PENGESAHAN
Ibu Tineke Tandipajung SPd, Skep Ztr. Katrine Ulaan Amd. Keb
Mengetahui,
Ketua Program Profesi Ners
Fakultas Keperawatan
Unsrit
1.2.TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian BBLR
2. Untuk mengetahui penyebab BBLR
3. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh BBLR dan juga
perjalanan penyakit tersebut.
4. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan dan perawatan pada bayi BBLR
5. Untuk memenuhi tugas praktek Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anak.
1.3 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam penetalaksanaan bayi BBLR
2. Sebagai sumber referensi untuk kemajuan perkembangan ilmu Keperawatan,
khususnya Keperawatan bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stadium kedua.
o Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna
Kehijauan pada kulit, placenta, dan umbilicus. Hal ini
disebabkan Oleh mekonium yang tercampur dalam amniom
yang kemudian mengendap kedalam kulit, umbilicus, sebagai
akibat anoksia Intrauterin.
Stadium ketiga
o Ditemukan tanda pada stadium kedua, ditambah dengan kulit
yang kuning, demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga
tanda Anoksia intrauterin yang lama (FK.UI. 1999)
Faktoryang dapat menimbulkan dismaturitas janin atau IUGR diantaranya :
1). Faktor ibu
a) Malnutrisi
b) Penyakit-penyakit ibu seperti hipertensi, penyakit paru – paru,
penyakit gula.
c) Komplikasi hamil : pre – eklamsia, eklamsia, perdarahan
antepartum.
d) Kebiasaan ibu : perokok, peminum alkohol
2). Faktor Uterus dan placenta
a) Gangguan pembuluh darah
b) Gangguan inserti tali pusat
c) Kelainan bentuk placenta
d) Perkapuran placenta
3). Faktor janin
a) Kelainan kromosom
b) Hamil ganda
c) Infeksi dalam rahim
d) Cacat bawaan
2.1.6 Prognosa
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin
rendah berat bayi , makin tinggi angka kematian ) , asfiksia/iskemia otak ,
sindroma gangguan pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia
bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis,
hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan
sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan
persalinan dan pos natal (pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi,
mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia
hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain ).
Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal
pada kasus BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,
kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan
postdate atau preterm).
Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari
(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
BAK : frekwensi, jumlah
Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika
Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan
diet ketat atau pantang makanan tertentu.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu
jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena
memerlukan perawatan yang intensif
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi
Nasrul, 1995)
Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada
pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia
benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi
bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37
C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara
120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering
pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur (Potter Patricia A,
1996 : 87).
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk
menentukan kesehatan pasien (Effendi Nasrul, 1995).
Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.
Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-
ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.
Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,
warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada
garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau
tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2
jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract
belum sempurna.
Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda
infeksi pada tali pusat.
Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna
dari faeses.
Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau
adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf
pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter
Patricia A, 1996 : 109-356).
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang
tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : > 10
mg/dl
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.
2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu
tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan
tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.
Bab ini akan disajikan tentang kesenjangan antara bab 2 dan bab 3, dengan prinsip
pendekatan proses perawatan antara lain:
Pengkajian
Pada bab tinjauan teori penkajian ditekankan pada adanya ; Tidak efektifnya
pola nafas,Tidak efektifnya termoregulasi,Resiko infeksi,Resiko gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan.Resiko gangguan integritas kulit,Kecemasan
orang tua. Sedangkan pada tinjauan kasus pengkajian yang didapat adalah
adanya Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, Pola nafas tidak efektif,
Resiko terjadinya hipotermia, Resiko terjadinya infeksi.
Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teori di dapatkan enam diagnosa keperawatan yakni : Tidak
efektifnya pola nafas,Tidak efektifnya termoregulasi,Resiko infeksi,Resiko
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan.Resiko gangguan integritas
kulit,Kecemasan orang tua. Sedangkan pada kasus nyata penyusun hanya
mendapatkan 4 diagnosa dari klien yakni : Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi, Pola nafas tidak efektif, Resiko terjadinya hipotermia, Resiko
terjadinya infeksi.
Rencana Keperawatan
Pada tinjauan teori rencana keperawatan ditekankan pada nutrisi ,
termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan pelasanaan tindakan septik
dan aseptik. Pada tinjauan kasus rencana keperawatan juga ditekankan pada
hal tersebut di atas.
Tindakan Keperawatan
Seperti halnya dengan intervensi yang direncanakan pada tinjauan teori,
tindakan keperawatan yang dilakukan baik dalan tinjauan teori dan tinjauan
kasus adalah nutrisi , termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan
pelasanaan tindakan septik dan aseptik.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada tinjauan kasus ditekankan pada tiap – tiap diagnosa sehingga
dapat mencapai tujuan yang diharapkan yang tercantum pada tujuan rencana
keperawatan. Memang pencapaian tujuan pada bayi dengan BBLR ini harus
benar- benar prosedural .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih
besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi
menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik
maupunmental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang
dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang
Berdasarkan study kasus BBLR pada By.S.A di Ruang NEONATI BLU
RSUP Prof Dr. R.D Kandou manado,ditemukan beberapa masalah
keperawatan yaitu:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek
menghisap lemah.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan fungsi pengaturan
pernafasan belum sempurna
3. Resiko terjadinya hipotermia berhubungan dengan pusat pengaturan
suhu badan belum sempurna
4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan sistim imunitas yang
belum sempurna
5.2 Saran
1. Intitusi Pendidikan.
Diharapkan agar lebih mempersiapkan mahasiswa yang terjun ke lahan
praktek, agar lebih bisa menerapkan apa yang telah didapat dari institusi
pendidikan, dan lebih memantau kinerja mahasiswa selama di lahan praktek,
melalui bimbingan secara intensif.
2. Lahan Praktek.
Disarankan untuk dapat meningkatkan pengawasan (bimbingan) kepada
Mahasiswa Praktikan yang selanjutnya, agar lebih baik, terarah, dalam
mengaplikasikan materi yang sudah didapat dari kampus di lahan praktek
sehingga lebih meningkatkan mutu keperawatan khususnya pada kasus-
kasus BBLR dan menurunkan angka kematian neonatus.
3. Mahasiswa praktikan.
Diharapkan agar lebih mendalami ilmu keperawatan, khususnya pada kasus-
kasus BBLR, juga diharapkan mampu menerapkan teori secara aplikatif
sebisa mungkin yang telah didapatk
DAFTAR PUSTAKA
Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak
Edisi Ke dua.Bandung : FKU Padjadjaran.
Hasselquist, M.B., (2006), Tata Laksana Ibu Dan Bayi Pasca Kelahiran, alih
bahasa Nadjamuddin, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Joanne C. mcClowskey, etc, Nursing Intervention Classification (NIC), Fourth
edition, Mosby inc.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta
: EGC.
Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak
, Fakultas UI, Jakarta.
Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.
Jakarta : EGC.
http://askep.blogspot.com
http://icoel.wordpress.com/askep-anak-2/askep-anak/asuhan-keperawatan-bblr/
http://javanurse.blogspot.com/2008_11_01_archive.html
WWW. Pediatric.com
e. Personal Hygiene : mengganti popok apabila setiap kali BAB dan BAK
f. Aktivitas/Mobilitas Fisik : Nampak pergerakan aktif /reflex baik, tidak ada
gangguan.
Kemungkinan
Data yang menunjang Masalah/ diagnosa
Penyebab
DS : -Reflek menghisap lemah Gangguan pemenuhan
DO :Nampak hidung terpasang kebutuhan nutrisi.
NGT,reflek menghisap lemah.
DS : Fungsi pengaturan pernapasan Pola nafas tidk efektif
DO :- R: 50x/mnt belum sempurna
-terpasang O2 3 ltr/mnt
4. Resiko terjadinya infeksi b/d tindakan infasive dan tubuh masih lemah
NANDA (Risk For Infection/1986)
Pengertian : peningkatan risiko utuk terinvasi oleh organisme pathogen
Factor Risiko :
Prosedur invasive
Destruksi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
Rupture membrane amniotic
Agen parmasetikal (misalnya imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan paparan lingkungan terhadap pathogen
Imunitas didapat tidak adekuat
Pertahanan primer tidak adekuat
3. Resiko terjdinya
hipotermia b/d
pusat
pengaturan suhu O:
A: Masalah P:
S: tidak Klien tetap
badan belum Teruskan
dikaji. teratasi
hangat, suhu=
sempurna ren-cana
. sebagian.
36,2oC.
4.Resiko terjdinya intervensi
Akral hangat
infeksi b/d sistim
5-8-09 imunitas yang
jam O:
belum sempurna P: Rencana
12.00 S: tidak -Kulit kemerahan A: Masalah
teratasi inter-vensi
dikaji. - Popok/pakaian
sebagian. tetap di
selalu diganti.
teruskan.
-Leuko:11.000
5-8-09
jam
12.00