Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI S.

A
DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN NEONATI
BLU RSUP PROF DR. R.D KANDOU MANADO

Oleh :

DIDIMUS BAWOLENG,S.Kep
NIM : 06061212

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Maha Besar Tuhan atas anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus keperawatan anak dari
praktek profesi keperawatan pada anak S.A dengan BBLR DI Ruangan Neonati
RSUP Prof R. D. Kandou manado.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
praktek profesi keperawatan anak di Ruangan neonati RSUP Prof Dr R.D Kandou
manado.
Dalam laporan ini akan membahas lebih lanjut mengenai tinjauan teori
BBLR dan pengkajian yang sudah dilakukan oleh perawat selama 3 hari dan
asuhan keprawatan yang diberikan.
Makalah ini tersusun atas prakarsa dari dosen pembimbing Ibu Tineke
Tandipajung SPd S.Kep, yang selalu membimbing dan banyak memberikan
masukan kepada penulis sehingga laporan ini bisa selesai dan semoga dapat
dipakai demi peningkatan mutu Ilmu Keperawatan. Dalam penyelesaian laporan
ini tidak lepas berkat kerjasama rekan-rekan yang turut membantu baik secara
moril maupun material.
Penulisan laporan ini ini masih sangat banyak kekurangannya, untuk itu
diharapkan kritik dan saran sangatlah kami harapkan demi perbaikan, baik dari
cara penulisan, penyusunan maupun kurangnya referensi kepustakaan serta
keterbatasan-keterbatasan lainnya.
Atas perhatian diucapkan terima kasih.

Manado, 25 Juli 2009


Penulis

Didimus Bawoleng, S.Kep


DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN ...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………...1
1.2 Tujuan Penulisan
………………………………………………………...2
1.3 Manfaat
Penulisan………………………………………………………..2
1.4 Metode Penulisan
………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
3
2.1 Konsep Dasar BBLR......................................................................
3
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ……………………………………
12
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................
19
3.1 Pengkajian .....................................................................................
19
3.2 Analisa Data…….. ……….……………………………………..
24
3.3 Diagnosa keperawatan…... ……………………………………..
24
3.4 Diagnosa dan Prioritas Keperawatan …………………………….
18
3.5 Kriteria NANDA, NIC, NOC ………………………………......
25
3.6 Implementasi dan Evaluasi …………………………………..…
30
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………..
32
BAB V KESIMPULAN …………………………………………………
34
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………
34
5.2 Saran …………………………………………………………….
34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ....
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN pada BY. S.A DENGAN


BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) di RUANGAN NEONATI
BLU rsup PROF Dr. r. d. kandou manado

Tanggal 07 Agustus 2009

Telah disahkan oleh :

Clinical Teacher UNSRIT, Clinical Instructur NEONATI,

Ibu Tineke Tandipajung SPd, Skep Ztr. Katrine Ulaan Amd. Keb

Mengetahui,
Ketua Program Profesi Ners
Fakultas Keperawatan
Unsrit

Ibu Nurseha Djaafar SPd, Skep, Ns


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal
ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena
masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. (Mochtar,
1998 ).
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan
low birth weight baby ( bayi berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak
semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan
bayi premature.
Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di
rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh kematian
di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 )
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian
yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang beresiko
karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8
%, di Negara berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Dapat di dibandingkan
dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4 (
Mochtar, 1998 ).
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih
besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi
menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun
mental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan
gangguan lainnya.

1.2.TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian BBLR
2. Untuk mengetahui penyebab BBLR
3. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh BBLR dan juga
perjalanan penyakit tersebut.
4. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan dan perawatan pada bayi BBLR
5. Untuk memenuhi tugas praktek Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anak.
1.3 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dalam penetalaksanaan bayi BBLR
2. Sebagai sumber referensi untuk kemajuan perkembangan ilmu Keperawatan,
khususnya Keperawatan bayi baru lahir.

1.4 METODE PENULISAN


Metode Penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu mengamati secara langsung keadaan umum klien
2. Dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari status klien, baik data
perawatan, buku laporan yang ada diruangan.
4. Studi literatur, yaitu mengambil referensi dari berbagai literatur guna
mendapatkan keterangan dan dasar teoritis yang berkenaan dengan kasus atau
masalah yang timbul.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori BBLR


2.1.1 Pengertian
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. (Mochtar, R,
1998). Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat
badan lahir rendah di bedakan:
 Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500 – 2500 gram
 Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram
 Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram
2.1.2 Karakteristik BBLR
Sebagai gambaran umum dapat diketahui bayi berat lahir
rendah mempunyai karasteristik sebagai berikut :
a. Berat kurang dari 2.500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkaran dada kurang dari 50 cm
d. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm
e. Kepala relatif lebih besar
f. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
g. Otot hipotonik lemah
h. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas)
i. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi – lurus
j. Kepala tidak mampu tegak
k. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali permenit
l. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali permenit
2.1.3. Pembagian BBLR
BBLR dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :
a. Prematuritas murni
b. Dismaturitas
a. Prematuritas murni
1). Pengertian
Prematuritas murni adalah bayi lahir pada kehamilan kurang
dari 37 minggu dengan berat badan rendah. Pada prematururitas, makin
rendah masa gestasi, makin kecil bayi yang dilahirkan makin
tinggi morbilitas dan mortalitasnya.
2). Pembagian Prematuritas
Berdasarkan asas timbulnya bermacam-macam problematik
pada derajat prematuritas maka Usher (1975) menggolongkan bayi
tersebut dalam tiga kelompok :
a). Bayi yang sangat premature : 24 – 30 minggu.
Bayi dengan masa gestasi 24 – 27 minggu masih sangat sukar untuk
hidup terutama di Negara yang belum atau sedang brkembang. Bayi
dengan masa gestasi 28 – 30 minggu masih mungkin dapat hidup
dengan perawatan yang sangat intensif.
b). Bayi pada derajat premature yang sedang : 31 – 36 minggu.
Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari
golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di kemudian hari
juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul
intensif.
c). Masa getasi 37-38 minggu.
Bayi ini mempunyai sifat-sifat premature dan matur. Biasanya
beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi
sering timbul problematik seperti yang dialami bayi premature,
misalnya sindroma gangguan pernapasan, hiperbilirubinemia, daya
isap yang lemah dan sebagainya, hingga bayi ini harus diawasi dengan
seksama. Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seperti bayi
matur. Oleh sebab itu, ia mengalami lebih banyak kesulitan untuk
hidup diluar uterus Ibunya. Makin pendek masa kehamilannya,
makin kurang sempurna pertumbuhan alat- alat dalam tubuhnya,
dengan akibat makin mudahnya komplikasi dan makin tingginya
angka kematian. Dalam hubungan ini sebagian besar kematian
perinatal terjadi pada bayi – bayi premature.( Wiknojosastro, H,
1999 ).
 Menghadapi bayi premature harus memperhatikan hal-hal berikut:
1). Suhu tubuh
a) Pusat mengatur nafas badan masih belum sempurna
b) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
c) Otot bayi masih lemah
d) Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga bayi dengan
berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak banyak
kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36º sampai
37º C.
2). Pernapasan
a) Pusat pengaturan pernapasan belum sempurna
b) Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya kurang
sempurna
c) Otot pernapasandan tulang iga lemah
d) Dapat disertai penyakit ; hialin membrane, mudah infeksi paru-paru,
gagal pernapasan
3). Alat pencernaan makanan
a) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan,
lemah/kurang.
b) Aktivitas pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga
pengosongan lambung berkurang.
c) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi
pneumonia
4). Hepar yang belum matang ( immatur ).
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin
5). Ginjal masih belum matang ( Immatur ).
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih
belum sempurna sehingga mudah terkena edema
6). Pendarahan dalam otak
a) Pembuluh darah masih rapuh dan mudah pecah
b) Sering mengalami gangguan pernapasan sehingga memudahkan
terjadinya pendarahan otak
c) Pendarahan dalam otak menyebabkan kemartian bayi
d) Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi
pendarahan dan nekrosis
b. Dismaturitas
1). Pengertian
Dismaturitas ialah suatu sindroma klinik dimana terjadi ketidak
seimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan. Atau
bayi-bayi yang lahir dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan. Atau bayi dengan segala intrauterina malnutrien or wasting (
Mochtar, R, 1998 ).
Nama lain yang sering digunakan ialah Kecil untuk Masa Kehamilan
(KMK ), dan Insufiansi Placenta. Untuk dismaturitas “ postterm
“sering disebut “ postmaturity “. Penyebab Dismaturitas ialah setiap
keadaan yang menggangu pertukaran zat antara ibu dan janin.
Dalam hal ini, berat badan bayi kurang dari 2.500 gram,
karakteiristik fisis sama dengan bayi premature, dan mungkin ditambah
dengan retardasi pertumbuhan dan wasting. Pada bayi cukup bulan
dengan Dismaturitas, gejala yang menonjol ialah “ wasting “ demikian
pula pada“ postterm “ dengan dismaturitas.

2). Pembagian bayi Dismatur


Bayi dismatur dengan tanda-tanda wasting dapat dibagi dalam 3
stadium menurut berat ringannya wasting tersebut yaitu :
 Stadium pertama.
 Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar kering
seperti perkamen tetapi belum terdapat noda mekonium.

 Stadium kedua.
o Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna
Kehijauan pada kulit, placenta, dan umbilicus. Hal ini
disebabkan Oleh mekonium yang tercampur dalam amniom
yang kemudian mengendap kedalam kulit, umbilicus, sebagai
akibat anoksia Intrauterin.
 Stadium ketiga
o Ditemukan tanda pada stadium kedua, ditambah dengan kulit
yang kuning, demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga
tanda Anoksia intrauterin yang lama (FK.UI. 1999)
 Faktoryang dapat menimbulkan dismaturitas janin atau IUGR diantaranya :
1). Faktor ibu
a) Malnutrisi
b) Penyakit-penyakit ibu seperti hipertensi, penyakit paru – paru,
penyakit gula.
c) Komplikasi hamil : pre – eklamsia, eklamsia, perdarahan
antepartum.
d) Kebiasaan ibu : perokok, peminum alkohol
2). Faktor Uterus dan placenta
a) Gangguan pembuluh darah
b) Gangguan inserti tali pusat
c) Kelainan bentuk placenta
d) Perkapuran placenta
3). Faktor janin
a) Kelainan kromosom
b) Hamil ganda
c) Infeksi dalam rahim
d) Cacat bawaan

4). Faktor yang belum diketahui


Sekalipun berat janin lebih kecil dari umur kehamilannya, tetapi
pertumbuhan organ-organ lebih sempurna sehingga kemampuannya lebih
baik.
 Masalah yang dihadapi pada bayi Dismaturitas adalah :
1). Aspirasi mekoneum
2). Jumlah hemoglobinnya tinggi sehingga sering diikuti ikterus
dan krem ikterus
3). Hipoglikemia janin
4). Cadangan glikogen yang rendah
5). Keadaaan lain yang dapat terjadi :
o Asfiksia sedang sampai berat
o Pendarahan
o Panas badan tinggi
o Cacat bawahan yang mematikan. (Manuaba, Ida Bagus
Gde.1998).

2.1.4 Penatalaksanaan Medis


Menurut Tucker, dkk (1998) penatalaksanan pada bayi dengan BBLR adalah:
o Injeksi vitamin K IM
o Pemeriksaan Skrining bayi baru lahir
o Profilaksis mata
o Pengaturan jadwal makan
o Protocol perawatan tali pusat
o Kemistrip sesuai indikasi
o Pemeriksaan Hemotokrit
o Penimbangan berat badan tiap hari
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan
yang dapat terjadi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan
ditujukan pada pengaturan suhu , pemebrian makanan bayi, Ikterus ,
pernapasan, hipoglikemi dan menghindari infeksi
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermi karena pusat pengaturasn panas belum berfungsi dengan baik
metabolisme rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi
prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus
dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas
badannya dapat dipertahhankan.
2. Makanan bayi prematur.
Alat pencernaan bayi belum sempurna lambung kecil enzim pencrnaan
belum matang sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110
kal;/kgBB sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minumbayi
sekitar 3 jam setelahn lahir dan didahului derngan menghisap cairan lambung ,
reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sesikit
dengan frekwensi yang lebih sering. Asi merupakan makanan yasng paling
utama sehingga ASI lah ynag paling dahulu diberikan, bila faktor
menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok
perlahan lahan atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan
50- 60 cc/kgBB/hari terus dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kfBB/hari
3. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien
sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar
hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan
kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat
4. pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus
dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus
dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan
5. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan
lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula
darah secara teratur
6. Menghindari Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan
tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan
antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan
sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR).

2.1.5 Therapi cairan pada bayi BBLR


1. Tujuan Pemberian Cairan untuk Bayi Baru Lahir rendah :
a. Mengembalikan dan mempertahankanKeseimbangan airan
b. Memberikan obat – obatan
c. Memberikan nutrisi parenteral
2. Keuntungan dan kerugian therapy Cairan
Keuntungan :
a. Efek therapy segera tercapai karena penghantaran obat ketempat target
berlangsung cepat
b. Absorbsi total, memungkinkan dosis obat lebih tepat dan therapy lebih dapat
diandalkan
c. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek therapy dapat
dipertahankan maupun dimodifikasi
d. Ras sakit dan iritasi obat- obat tertentu jika diberikan intramuscular dan
subkutan dapat dihindari
e. Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorpsi dengan rute lain karena
molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinal.
Kerugian :
1. Resiko toksisitas/anapilaktik dan sensitivitas tinggi
2. Komplikasi tambahan dapat timbul :
• Kontaminasi mikroba melalui sirkulasi
• Iritasi vaskuler ( spt phlebitis )
• Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan.
3. Peran Perawat terhadap Therapi Cairan pada bayi baru lahir rendah
1. Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infuse maupun
kemasannya.
2. Memastikan cairan infuse diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis,
cara pemberian dan waktu pemberian)
3. Memeriksa kepatenan tempat insersi
4. Monitor daerah insersi terhadap kelainan
5. Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan program
6. Monitor kondisi dan reaksi pasien

2.1.6 Prognosa
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin
rendah berat bayi , makin tinggi angka kematian ) , asfiksia/iskemia otak ,
sindroma gangguan pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia
bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis,
hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan
sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan
persalinan dan pos natal (pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi,
mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia
hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain ).

2.2 Asuhan Keperawatan Pada Neonatus dengan BBLR


2.2.1 Pengkajian
A Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan
(Allen Carol V. 1993 : 28).
Data subyektif terdiri dari
 Biodata atau identitas pasien :
Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat (Talbott Laura A, 1997 : 6).

 Riwayat kesehatan
 Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal
pada kasus BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,
kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan
postdate atau preterm).
 Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.

 Riwayat post natal


Yang perlu dikaji antara lain :
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3)
asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm  2500 gram
lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial
aesofagal.

 Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari
(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)

 Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
BAK : frekwensi, jumlah
 Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika
Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan
diet ketat atau pantang makanan tertentu.

 Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu
jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena
memerlukan perawatan yang intensif
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi
Nasrul, 1995)

 Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada
pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.

 Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia
benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi
bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37
C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara
120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering
pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur (Potter Patricia A,
1996 : 87).
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk
menentukan kesehatan pasien (Effendi Nasrul, 1995).
 Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.

 Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-
ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.

 Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,
warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.

 Hidung
terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.

 Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.

 Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan

 Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

 Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan
ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.

 Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada
garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau
tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2
jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract
belum sempurna.

 Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda
infeksi pada tali pusat.
 Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.

 Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna
dari faeses.

 Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau
adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.

 Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf
pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter
Patricia A, 1996 : 109-356).
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang
tepat pula.
Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : > 10
mg/dl

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.
2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu
tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan
tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.

2.2.3 Prosedur Asuhan Keperawatan


Menurut Tucker, dkk (1998) asuhan keperawatan pada bayi dengan BBLR
Disesuaikan dengan Perawatan Bayi Baru Lahir secara umum dan perawatan
Bayi Prematur.
Sedangkan Perawatan secara spesifik berpusat pada :
- Pantau terhadap hipoglikemia dan laporkan <45 mg% pada dokter
- Pantau elektrolit sesuai pesanan
- Berikan lingkungan termal netral;
 Pertahankan suhu aksila pada 36,5°C
Periksa suhu setiap 15 mnt sampai stabil, kemudian setiap 2 jam
sampai 4 jam dan prn
Atur suhu dengan sensor kulit
Ubah sisi sensor setiap hari dan prn
- Periksa nadi apikal dan frekuensi pernapasan setiap 30 mnt sampai 60 mnt
- Pantau Hb dan Ht sesuai pesanan
- Berikan makanan dengan air steril pada 2 sampai 3 jam dari usia dan
selanjutnya beberapa menit selanjutnya dengan formula atau air glukosa
sesuai pesanan; beri makan setiap 3 jam atau sesuai pesanan
- Jangan memberikan formula atau air glukosa tepat sebelum darah diambil
untuk tes kadar glukosa darah
- Timbang berat badan bayi setiap hari tanpa pakaian, pada waktu dan
timbangan yang sama
- Ukur masukan dan haluaran
- Lanjutkan dengan perawatan segera dan turunkan frekuensi fungsi
- keperawatan saat kondisi pasien membaik.
BAB IV
PEMBAHASAN

Bab ini akan disajikan tentang kesenjangan antara bab 2 dan bab 3, dengan prinsip
pendekatan proses perawatan antara lain:
Pengkajian
Pada bab tinjauan teori penkajian ditekankan pada adanya ; Tidak efektifnya
pola nafas,Tidak efektifnya termoregulasi,Resiko infeksi,Resiko gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan.Resiko gangguan integritas kulit,Kecemasan
orang tua. Sedangkan pada tinjauan kasus pengkajian yang didapat adalah
adanya Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, Pola nafas tidak efektif,
Resiko terjadinya hipotermia, Resiko terjadinya infeksi.
Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teori di dapatkan enam diagnosa keperawatan yakni : Tidak
efektifnya pola nafas,Tidak efektifnya termoregulasi,Resiko infeksi,Resiko
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan.Resiko gangguan integritas
kulit,Kecemasan orang tua. Sedangkan pada kasus nyata penyusun hanya
mendapatkan 4 diagnosa dari klien yakni : Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi, Pola nafas tidak efektif, Resiko terjadinya hipotermia, Resiko
terjadinya infeksi.
Rencana Keperawatan
Pada tinjauan teori rencana keperawatan ditekankan pada nutrisi ,
termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan pelasanaan tindakan septik
dan aseptik. Pada tinjauan kasus rencana keperawatan juga ditekankan pada
hal tersebut di atas.

Tindakan Keperawatan
Seperti halnya dengan intervensi yang direncanakan pada tinjauan teori,
tindakan keperawatan yang dilakukan baik dalan tinjauan teori dan tinjauan
kasus adalah nutrisi , termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan
pelasanaan tindakan septik dan aseptik.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada tinjauan kasus ditekankan pada tiap – tiap diagnosa sehingga
dapat mencapai tujuan yang diharapkan yang tercantum pada tujuan rencana
keperawatan. Memang pencapaian tujuan pada bayi dengan BBLR ini harus
benar- benar prosedural .
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih
besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi
menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik
maupunmental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang
dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang
Berdasarkan study kasus BBLR pada By.S.A di Ruang NEONATI BLU
RSUP Prof Dr. R.D Kandou manado,ditemukan beberapa masalah
keperawatan yaitu:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek
menghisap lemah.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan fungsi pengaturan
pernafasan belum sempurna
3. Resiko terjadinya hipotermia berhubungan dengan pusat pengaturan
suhu badan belum sempurna
4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan sistim imunitas yang
belum sempurna

5.2 Saran

1. Intitusi Pendidikan.
Diharapkan agar lebih mempersiapkan mahasiswa yang terjun ke lahan
praktek, agar lebih bisa menerapkan apa yang telah didapat dari institusi
pendidikan, dan lebih memantau kinerja mahasiswa selama di lahan praktek,
melalui bimbingan secara intensif.

2. Lahan Praktek.
Disarankan untuk dapat meningkatkan pengawasan (bimbingan) kepada
Mahasiswa Praktikan yang selanjutnya, agar lebih baik, terarah, dalam
mengaplikasikan materi yang sudah didapat dari kampus di lahan praktek
sehingga lebih meningkatkan mutu keperawatan khususnya pada kasus-
kasus BBLR dan menurunkan angka kematian neonatus.

3. Mahasiswa praktikan.
Diharapkan agar lebih mendalami ilmu keperawatan, khususnya pada kasus-
kasus BBLR, juga diharapkan mampu menerapkan teori secara aplikatif
sebisa mungkin yang telah didapatk
DAFTAR PUSTAKA

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Doenges.M.E, Moorhose.M.F. (2001) Rencana Perawatan Maternal/Bayi:


Pedoman Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi Perawatan Pasien/ alih
bahasa Monica Ester; editor bahasa Indonesia; Ellen Panggabean, ed.2
EGC, Jakarta

Gaffar, Jumadi. L.O. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak
Edisi Ke dua.Bandung : FKU Padjadjaran.

Hasselquist, M.B., (2006), Tata Laksana Ibu Dan Bayi Pasca Kelahiran, alih
bahasa Nadjamuddin, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Joanne C. mcClowskey, etc, Nursing Intervention Classification (NIC), Fourth
edition, Mosby inc.

Laksman, Hendra, T. Dr. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambaran.

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta
: EGC.

Manuaba Ida Bagus Gede,1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Marion Jones, etc, Nursing Outcomes Classification (NOC), Second Edition,
Mosby inc.

Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak
, Fakultas UI, Jakarta.

Mochtar, R ( 1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.Jakarta. EGC.


Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.
Jakarta : EGC.

Tambayong, Jan. Dr. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

http://askep.blogspot.com
http://icoel.wordpress.com/askep-anak-2/askep-anak/asuhan-keperawatan-bblr/

http://javanurse.blogspot.com/2008_11_01_archive.html

WWW. Pediatric.com

WWW.Medicine and linux.com


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI S.A DENGAN BBLR DI


RUANGAN NICU BLU RSUP PROF DR.R.D KANDOU MANADO
- Nama Mahasiswa : Didimus Bawoleng,S.Kep
- Nim : 06061212
- Tggl Pengkajian : 3 – 8 – 2009
3.1 Pengkajian
3.1.1 Biodata
a. Identitas Klien
1. Nama : An. S.A
2. Tempat tanggal lahir/Usia : 29-7-2009 / 5 hari
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. BBL / PBL : 1550 kg / 40,5 cm
5. Tanggal pengkajian : 3-8-2009
6. Diagnosa Medik : BBLR
b. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn.S.S
b. Usia : 35 tahun
c. Pendidikan : Sarjana
d. Pekerjaan : Pendeta
e. Agama : Kristen Protestan
f. Alamat : Jl.kembang
2. Ibu
a. Nama : Ny.D.A
b. Usia : 35 tahun
c. Pendidikan : Sarjana
d. Pekerjaan : Pendeta
e. Agama : Kristen Protestan
3.1.2 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan
By S.A Nampak lemah dan sering menangis. Saat ini by.S.A belum dapat
menyusui dan masih terpasang NGT. Berat badan masih 1550 gr.
b. Riwayat Persalinan
1. Ante Natal Care
a. Pemeriksaan kehamilan 1 Kali
b. Keluhan selama hamil : perdarahan (-),infeksi (-), ngidam pada usia
kehamilan 1 bulan, demam (-).
c. Kehamilan : G3 P3 A0
d. Kenaikan Berat Badan selama hamil 7 Kg
e. Immunisasi TT 1 Kali
f. Golongan darah ibu “A” Golongan darah Ayah “O”
2. Intra Natal
a. Tempat melahirkan : RSUP Prof Dr.R.D Kandou
b. Umur kehamilan : 36-38 minggu
c. Jenis persalinan : Sectio caesarea
d. Mekonium : Ada
e. Penolong persalinan: Dokter dan Perawat/Bidan.
f. Komplikasi waktu lahir : tidak ada
3. Post natal
a. Sejak lahir bayi dirawat diinkubator dan sampai saat pengkajian
diberikan PASI melalui NGT.tidak diberikan ASI
b. Kondisi Bayi : BB lahir 1550 Gram, PB 40,5 Cm,
c. Penyakit Kuning (-), Kebiruan (-), Kemerahan (+), Problem
menyusui: kurang, BB tidak stabil (+)
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Penyakit anggota keluarga: tidak ada penyakit menurun
3.1.3 Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI/PASI
1) Cara pemberian: setiap 3 jam, mealalui NGT
b. Pemberian susu formula
1) Alasan pemberian : bayi kurang menyusui
2) Jumlah pemberian : 25-35 cc / 3 jam

3.1.4 Aktivitas Sehari-hari


a. Makanan
Bayi belum diberi makanan lain selain ASI/PASI
b. Cairan
Bayi minum ASI/PASI dengan diberikan setiap 3 jam lewat NGT
c. Eliminasi (BAB & BAK)
Pola eliminasi BAB dan BAK tidak dapat terkontrol dengan baik karena
menggunakan popok.
d. Istirahat Tidur
- Jam tidur : siang dan malam
- Pola tidur : baik
- Kesulitan tidur : tidak ada kesulitan dalam istirahat

e. Personal Hygiene : mengganti popok apabila setiap kali BAB dan BAK
f. Aktivitas/Mobilitas Fisik : Nampak pergerakan aktif /reflex baik, tidak ada
gangguan.

3.1.5 Latar belakang sosial budaya


Berdasarkan dari data yang diperoleh bahwa ibu tidak ada riwayat merokok,
mengkonsumsi minuman yang beralkohol, kebiasaan diet ketat atau pantang
makanan tertentu.
3.1.6 Hubungan Psikologis
Bayi S.A setelah lahir langsung dirawat diruangan neonati karena
memerlukan perawatan yang intensif, sehingga tidak dapat dilakukan rawat
gabung dengan ibu. Saat pengkajian ibu sudah pulang dirumah sehingga bayi
S.A belum mendapat kasih sayang dan perhatian dari ibu untuk lebih
mempererat hubungan psikologis.
3.1.7 Pemeriksaan Fisik
a) Reflex : Moro (+), Menggenggam (+), Menghisap (+ )
b) Tanda tanda Vital
- Suhu : 36 C
- HR : 142 x/menit
- Respirasi : 50x/menit
c) Antropometri
- Panjang badan : 40,5 cm
- Berat badan : 1550 gr
- Lingkar lengan atas : 5 cm
- Lingkar kepala : 29 cm
- Lingkar dada : 26 cm
- Lingkar perut : 29 cm
d) Tonus Aktifitas
 Aktif (+), Tenang (+)
 Menangis keras (+)
e) Kepala/leher
 Fontanel Anterior : Lunak, datar
 Gambaran wajah : simetris
f) Mata : Bersih
g) THT : Normal
h) Abdomen : Simetris,dan datar
Lingkaran perut : 29 cm
i) Thorax : simetris
 Retraksi : Tidak ada
 Klavikula normal
j) Paru-paru
 Suara nafas kanan dan kiri sama
 Suara napas bersih, tidak ada ronchi
 Respirasi : 50x/m dan bernapas spontan

k) Jantung : Tidak ada kelainan (sudah dikonsulkan ke bagian kardiologi


anak)
l) Ektremitas :
 Ektremitas atas : Normal,gerakan bebas
 Ektremitas bawah : Normal
m) Umbilikus : Normal
n) Genital : perempuan normal
o) Anus : paten
p) Kulit
 Warna :kemerahan
 Sianosis pada kuku :tidak ada
 Tanda lahir : tidak ada
q) Lingkungan : Penghangat Radian (+), Pengaturan suhu (+)
Inkubator
3.1.8 Test Diagnostik
 Laboratorium :
Darah lengkap tanggal : 29 Juli 2009
- Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)
- Leukosit : 11.000 /uL (4000 – 11.000).
 Ro Photo : pulmo tidak ada kelainan
 Jantung : tidak ada kelainan
3.1.8 Therapy :
 ASI/PASI 12x20-30 cc
 Rawat tali pusat - Rawat inkubator
3.2 Analisa data

Kemungkinan
Data yang menunjang Masalah/ diagnosa
Penyebab
DS : -Reflek menghisap lemah Gangguan pemenuhan
DO :Nampak hidung terpasang kebutuhan nutrisi.
NGT,reflek menghisap lemah.
DS : Fungsi pengaturan pernapasan Pola nafas tidk efektif
DO :- R: 50x/mnt belum sempurna
-terpasang O2 3 ltr/mnt

DS : Pusat pengaturan pernapasan Resiko terjadinya hipotermia


DO :-SB:36c belum sempurna
-Akral dingin,keadaan umum
lemah.
- Rawat Inkubator
DS : - Sistem Imunitas yang Resiko terjadinya infeksi
DO : -L:11.000, belum sempurna
-BBL:1550 kg

3.3 Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan yang muncul pada neonatus dengan BBLR antara
lain:

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek


menghisap lemah.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan fungsi pengaturan
pernafasan belum sempurna
3. Resiko terjadinya hipotermia berhubungan dengan pusat pengaturan
suhu badan belum sempurna
4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan sistim imunitas yang
belum sempurna
3.2 PERUMUSAN DIAGNOSA BERDASARKAN NANDA, NIC, NOC.
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek
menghisap lemah.
NANDA (Imbanlanced nutrition : more than body requirements, 1975,
2000)
Domain : 2- Nutrisi
Kelas : 1-Ingesti
Diagnosis : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Pengertian : Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic.
Batasan karakteristik :
 Berat badan dibawah ideal 20 %
 Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang
dianjurkan
 Lemah otot untuk mengisap menelan atau mengunyah
 Penurunan berat badan dengan intake makanan adekuat
A. Nursing outcome (NOC) :

1. Status nutrisi (1004)

Domain : Physiologic health (II)


Class : Nutrition (K)
Scale : Extremely compromised to not compromised
(a)
Indikasi :
100401 : Intake nutrisi
100402 : Intake makanan dan minuman
100403 : Energy
100404 : Massa tubuh
100405 : Berat badan
2. Status nutrisi : Intake makanan dan minuman (1008)

Domain : Physiologic (II)


Class : Nutrition (K)
Scale : Not adequate to totallyadequate (f)
Indikasi :
100801 : Masukan makanan lewat mulut
100802 : Masukan makanan lewat slang
100803 : Masukan cairan lewat mulut
100804 : Masukan cairan
100805 : Masukan TPN
3. Status nutrisi : Intake nutrisi (1009)

Domain : Physiologic (II)


Class : Nutrition (K)
Scale : Not adequate to totallyadequate (f)
Indikasi :
100901 : Intake kalori
100902 : Intake protein
100903 : Intake lemak
100905 : Intake vitamin
100906 : Intake mineral
100907 : Intake zat besi
100908 : Intake kalsium
4. Control Berat Badan

Domain : Health knowledge and behavior (IV)


Class : Health behavior
Scale : Never demonstrated to consistenly
demonstrated
Indikasi :
161201 : Memantau berat badan
161202 : Mempertahankan intake kalori tiap hari
161203 : Menyeimbangi latihan dengan masukan kalori
161204 : Memilih nutrisi
161205 : Menggunakan suplemen nutrisi bila perlu
161206 : Makan pada saat lapar
B. Nursing Intervention (NIC)

1) Pengaturan nutrisi (1100)

a. Meningkatkan (kolaborasi dengan ahli gizi/diet) jumlah kalori


dan jenis nutrisi yang diperlukan

b. Menganjurkan pemasukan nutrisi yang sesuai dengan


kebutuhan tubuh

c. Menganjurkan peningkatan masukan zat besi

d. Menganjurkan peningkatan intake protein dan Vit C

e. Menyediakan makanan TKTP

2) Pengkajian berat badan (1240)

a. Memantau adanya Nausea dan muntah

b. Memantau asupan kalori harian

c. Mamantau albumin limfosit dan tingkat elektrolit

d. Menyiapkan perawatan mulut sebelum makan

e. Memastikan bahwa klien dalam posisi duduk sebelum makan

f. Menyediakan makanan yang sesuai untuk klien

g. Menciptakan lingkungan yang nyaman pada saat makan.


2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan fungsi pengaturan
pernafasan belum sempurna
NANDA :(INEFFECTIVE BREATHING PATTERN)
Pengertian : Ventilasi atau pertukaran inspirasi dan atau ekspirasi
tidak adekuat.
Batasan Karakterustik :
 Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
 Penurunan ventilasi permenit
 Dispnea
 Nafas pendek
 Ekspirasi memanjang
 Penurunan kapasitas vital

A. Nursing Outcomes (NOC)


1. Respiratory Status : Airway Pattency (0410)
Domain : Physiologic health (II)
Class : Cardiopulmonary (E)
Scale : Extremely compromised to not
compromised (a)

041001 Tidak ada demam


041004 Kecepatan pernapasan dalam batas normal
041005 Irama pernapasan dalam batas normal
041007 Bebas dari kelainan bunyi suara.
2) Respiratory status : Ventilation
3) Vital sign status.

B. Nursing Intervention (NIC)


1. Airway Management (3140) :
a. Membuka jalan napas
b. Mengatur posisi pasien untuk memaksimalkan potensial ventilasi
c. Menentukan kebutuhan aktual / potensial klien
d. Mengeluarkan lendir dengan cara dibatukkan atau dengan
pengisapan
e. Mengkaji bunyi nafas

3. Risiko Penurunan Suhu Tubuh berhubungan dengan lapisan Kulit yang


Masih Tipis
NANDA : Hypotermia (1986, 1988)
Pengertian : temperatur suhu dibawah rentang normal.
Batasan karateristik :
 Penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal.
 Pucat
 Kulit dingin
 Kuku sianosis.
 Pengisian kapiler lambat
COC : Thermoregulasi : Neonatie
A.Nursing Outcomes (NOC) : Thermoregulasi : neonatie (0801)
Domain : Physiologic- Health (II)
Class : Metabolic Regulation (I)
Scale : Extremely compromised to note compromised (a)
Indicator :
080101 Suhu tubuh dalam rentang normal
080102 Nadi dan RR dam rentang normal
080102 Tidak me nunjukan distress pernapasan
080103 Tidak menunjukan kegelisahan.
B.Nursing Intervention (NIC) :
a) Observasi tanda-tanda vital
b) Berikan penjelasan kedada pasien / keluarga untuk mengatasi
demam
c) Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas (infant warmer
d) Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh,
letakkan bayi diatas tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain
yang kering dan hangat.
e) Observasi suhu bayi tiap 6 jam.
f) Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus Glukosa
5% bila ASI tidak mungkin diberikan.

4. Resiko terjadinya infeksi b/d tindakan infasive dan tubuh masih lemah
 NANDA (Risk For Infection/1986)
Pengertian : peningkatan risiko utuk terinvasi oleh organisme pathogen
Factor Risiko :
 Prosedur invasive
 Destruksi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
 Rupture membrane amniotic
 Agen parmasetikal (misalnya imunosupresan)
 Malnutrisi
 Peningkatan paparan lingkungan terhadap pathogen
 Imunitas didapat tidak adekuat
 Pertahanan primer tidak adekuat

A. Nursing Outcomes (NOC) : Immobility Concequences : Physiological


(0204)
Domain : Functional health (I)
Class : Mobility (C)
Scale : severe to none (n)
Indikator
020404. Penurunan status nutrisi
020405. Usus yang kurang aktif
020410. Infeksi saluran kemih
020411 Penurunan kekuatan otot
B. Nursing Intervention (NIC) : Infection Control (6540)
Aktivitas :
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan
2) Mengajarkan klien (Ibu bayi) teknik mencuci tangan
3) Menggunakan sabun anti mikrobakteri bila mencuci tangan
4) Menggunakan sarung tangan steril
5) Menginstruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat
masuk dan keluar dari ruangan klien
6) Menyendirikan klien yang terinfeksi
3.3 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tgl/ IMPLEMENTASI EVALUASI


Jam
Senin 3-8- o monitor tanda-tanda vital  tanda vital di observasi tiap 3
2009 o Mengobservasi KU jam.
o menimbang BB N: 140 x/menit, R: 48x/menit
o memberi PASI melalui NGT SB: 36. oC
o monitor muntah  BB : 1550 gr.
o monitor BAB/ BAK  PASI diberikan 12 X 30 cc
o memberikan kehangatan
 Muntah (-)
o menganti pakain bayi yang
 BAB (+), BAK (+)
basah
 Rawat inkubator
o merawat tali pusat.
 Pakaian kering & bersih
 Tali pusat belum kering

o Monitor tanda-tanda vital


selasa 4- o mengontrol KU  Obs. TTV setiap 2 jam.
8-2009 o menimbang BB N: 142 x/menit, R: 52x/menit

o memberi PASI melalui NGT SB: 36.2 oC

o monitor muntah  BB : 1600 gr


o monitor BAB/ BAK  Muntah (-)
o Mengganti popok  PASI diberikan 12 X 30 cc
o memberikan kehangatan  BAB (+), BAK (-)
o merawat tali pusat.  Tali pusat belumkering
 Rawat inkubator

o Monitor tanda-tanda vital


 Obs. TTV setiap 2 jam.
o Mengontorl KU
Rabu 5-8- N: 142 x/menit, R: 52x/menit
o memonitor BB
2009 SB: 36.2 oC
o memberi PASI melalui NGT
 BB : 1700 gr
o kolaborasi dengan dokter
o monitor BAB/ BAK  Muntah (-)
o memberikan kehangatan  PASI diberikan 12 X 35 cc
o menganti pakain bayi yang  BAB (+), BAK (-)
basah
 Tali pusat belumkering
o mengganti popok
 Rawat inkubator
 Pakaian kering dan bersih
3.4 EVALUASI
Tgl/j DIAGNOSA S O A P
m
5-8-09 1. Gangguan S: tidak O A: Masalah P: Rencana
jam pemenuhan dikaji. -PASI diberikan belum teratasi inter-vensi
12.00 kebutuhan personde 25-30 seluruh-nya. tetap dite-
cc + extra via ruskan.
nutrisi
spuit.
sehubungan
-Reflek menghi-
dengan reflek
sap masih lemah.
menghisap lmh
2. Pola napas tidak
O: P: Rencana
S: tidak A: Masalah
efektif -Suhu= 36,7oC,
dikaji. belum inter-vensi
berhubungan HR= 144x/ mnt,
5-8-09 teratasi. tetap dite-
dengan fungsi RR= 52 x/mnt.
jam ruskan.
12.00
pengaturan -terpasang
pernafasan oxygen 2 ltr/mnt
belum sempurna

3. Resiko terjdinya
hipotermia b/d
pusat
pengaturan suhu O:
A: Masalah P:
S: tidak Klien tetap
badan belum Teruskan
dikaji. teratasi
hangat, suhu=
sempurna ren-cana
. sebagian.
36,2oC.
4.Resiko terjdinya intervensi
Akral hangat
infeksi b/d sistim
5-8-09 imunitas yang
jam O:
belum sempurna P: Rencana
12.00 S: tidak -Kulit kemerahan A: Masalah
teratasi inter-vensi
dikaji. - Popok/pakaian
sebagian. tetap di
selalu diganti.
teruskan.
-Leuko:11.000

5-8-09
jam
12.00

Anda mungkin juga menyukai