Apabila pada ujung atas pipa organa tertutup, maka dinamakan pipa organa tertutup,
sehingga gelombang longitudinal stasioner yang terjadi pada bagian ujung tertutup
merupakan simpul dan pada bagian ujung terbuka terjadi perut.
Gambar berikut menunjukkan berbagai pola getaran yang terjadi pada pipa organa tertutup
Nada dasar (f0) pada pipa organa tertutup terdri atas 1 perut dan 1 simpul.
Pada gambar diatas memberikan nada dasar dengan frekuensi f0. Pada panjang kolom udara l
terjadi ¼ gelombang, karena hanya terdapat 1 simpul dan 1 perut.
1 𝑣
Jadi, ℓ= 4 𝜆0 → 𝜆0 =4ℓ............. 𝑓= 𝜆 ..... sehingga
𝑣 𝑣
𝑓0 = 𝜆 → 𝑓0 = 4ℓ
0
Nada pertama (f1) pada pipa organa tertutup terdiri atas 2 perut dan 2 simpul.
Pada gambar memberikan nada pertama dengan frekuensi f1. Sepanjang kolom udara pipa
oragana tertutup terjadi 2 simpul dan 2 perut, sehingga panjang pipa = ¾ panjang gelombang.
3 4 𝑣
Jadi : ℓ= 4 𝜆1 → 𝜆1 = 3 ℓ............. 𝑓= 𝜆 ..... sehingga
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓1 = 𝜆 → 𝑓1 = 4 → 𝑓1 = 4ℓ
1 ℓ
3
Nada kedua (f2) pada pipa organa tertutup terdiri atas 3 perut dan 3 simpul.
Pada gambar memberikan nada kedua dengan frekuensi f2 pada panjang kolom udara pipa
organa tertutup terjadi 3 simpul dan 3 perut, sehingga panjang pipa = 5/4 panjang gelombang.
5 5 𝑣
Jadi ; ℓ= 4 𝜆2 → 𝜆2 = 4 ℓ............. 𝑓= 𝜆 ..... sehingga
𝑣 𝑣 5𝑣
𝑓2 = 𝜆 → 𝑓2 = 4 → 𝑓2 = 4ℓ
2 ℓ
5
𝑣 3𝑣 5𝑣
𝑓0 = (1 perut & 1 simpu;) ; 𝑓1 = (2 perut & 2 simpul) ; 𝑓2 = (3 perut & 3 simpul)
4ℓ 4ℓ 4ℓ
Pada nada ke-n terdapat : (n+1) perut dan (n+1) simpul sehingga secara umum dapat
dirumuskan sebagai :
2𝑛+1 4ℓ
𝒇𝒏 = ( ) 𝑣 ..................... 𝝀𝒏 = (2𝑛+1)
4ℓ
f0 : f1 : f2 : f3 : ... = 1 : 3 : 5 : 7 : ...
Ungkapan ini dinamakan Hukum Bernoulli ke 11 : Frekuensi nada pipa organa tertutup
berbanding sebagai bilangan-bilangan ganjil.