Anda di halaman 1dari 14

A.

Tujuan
Menentukan cepat rambat bunyi di udara.
B. Alat dan Bahan
Gelas ukur
Air
Garputala
Penggaris
Ember
C. Landasan Teori
Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu
benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki
frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, resonansi bunyi pada
kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat
berbagai macam alat musik. Alat musik pada umumnya
dibuat berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga
suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat
musik itu antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung
dan sebagainya.
Resonansi sangat penting di dalam dunia musik.
Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa
adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau
ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar
gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan
frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar
gitar. Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut
bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut
dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah
lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar
nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Reonansi juga
dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di
udara.

Untuk mengetahui proses resonansi, kita tinjau dua


garputala yang saling beresonansi seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Dua garputala yang saling beresonansi


Jika garputala dipukul, garputala tersebut akan bergetar.
Frekuensi bunyi yang dihasilkan bergantung pada bentuk,
besar, dan bahan garputala tersebut.
Resonasi pada Kolom Udara
Apabila pada kolom udara yang terletak di atas
permukaan air digetarkan sebuah garputala, molekulmolekul di dalam udara tersebut akan bergetar. Perhatikan
Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Sebuah kolom udara di atas permukaan


Air digetarkan oleh sebuah garputala. Syarat terjadinya
reronansi, yaitu:
1. Pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang.
2. Pada ujung tabung bagian atas merupakan perut
gelombang.

Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara


pada pipa organa tertutup. Jadi, resonansi petama akan
terjadi jika panjang kolom udara di atas air
resonansi ke dua

3
4

, resonansi ke tiga

5
4

1
4

, dan

seterusnya.
Kolom udara pada percobaan penentuan resonansi di atas
berfungsi sebagai tabung resonator. Peristiwa resonansi ini
dapat dipakai untuk mengukur kecepatan perambatan
bunyi di udara. Agar dapat terjadi resonansi, panjang
kolom udaranya adalah :
l = (2n-1)
dengan n = 1, 2, 3, . . .
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditentukan
bahwa resonansi berturut-turut dapat anda dengar apabila
suatu resonansi dengan resonansi berikutnya memiliki
jarak l = . Jika frekuensi garputala diketahui, cepat
rambat gelombang bunyi di udara dapat diperoleh melalui
hubungan:
v= f
Peristiwa resonansi juga dapat menimbulkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, gelas piala
bertangkai bisa pecah bila diletakkan didekat penyanyi
yang sedang menyanyi. Hal ini terjadi karena gelas
memiliki frekuensi alami yang sama dengan suara
penyanyi sehingga gelas mengalami resonansi dan
mengakibatkan pecahnya gelas tersebut. Peristiwa
resonansi juga dapat menyebabkan runtuhnya jembatan
gantung jika frekuensi hentakan kaki serentak orang yang
berbaris di atas jembatan gantung sama dengan frekuensi
alami jembatan sehingga jembatan akan berayun hebat
dan dapat menyebabkan runtuhnya jembatan.
Pipa Organa
Pipa organa merupakan sejenis alat musik tiup. Bisa
dicontohkan sebagai seruling bambu. Anda tentu pernah
melihat bahwa ada dua jenis seruling bambu. Demikian
juga dengan karakteristik pipa organa. Ada pipa organa

terbuka (kedua ujungnya terbuka) dan pipa organa


tertutup (salah satu ujungnya tertutup).
Pipa Organa Terbuka
Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara
dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan
bunyi.
Gelombang
yang
terjadi
merupakan
gelombang
longitudinal.
Kolom
udara
dapat
beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini
digunakan
pada
alat
musik
yang
dinamakan Organa, baik
organa
dengan
pipa
tertutup maupun pipa terbuka. Pola gelombang untuk
nada dasar ditunjukkan pada Gambar 3.7. Panjang
kolom udara (pipa) sama dengan (jarak antara
perut berdekatan).

Gambar: 3.7. Organa Terbuka


Dengan demikian

L=

1=2
L
atau

1
2

Dan frekuensi nada dasar adalah :


f 1=

v
1

Pada
resonansi
berikutnya
dengan
panjang
gelombang 2 disebut nada atas pertama, ditunjukkan
pada Gambar 3.7b. Ini terjadi dengan menyisipkan sebuah
simpul, sehingga terjai 3 perut dan 2 simpul. Panjang pipa
sama dengan 2. Dengan demikian, L = 2 atau 2 = L
Dan frekuensi nada atas kesatu ini adalah :
f 2=

v
=
1

v
=2
L

Tampaknya persamaan frekuensi untuk pipa organa


terbuka sama dengan persamaan frekuensi untuk tali
yang terikat kedua ujungnya. Oleh karena itu, persamaan
umum frekuensi alami atau frekuensi resonansi pipa
organa harus sama dengan persamaan umum untuk tali
yang terikat kedua ujungnya yaitu :
fn=nf 1=n

v
2L

Dengan v = cepat rambat bunyi dalam kolom


udara dan n = 1, 2, 3, . . . . Jadi pada pipa organa
terbuka semua harmonik (ganjil dan genap) muncul, dan
frekuensi harmonik merupakan kelipatan bulat dari
harmonik kesatunya. Flute dan rekorder adalah contoh
instrumen yang berprilaku seperti pipa organa terbuka
dengan semua harmonik muncul.
Pipa Organa Tertutup
jika ujung pipa organa tertutup, maka pipa organa itu
disebut pipa organa tertutup. Pada ujung pipa tertutup,
udara tidak bebas bergerak, sehingga pada ujung pipa
selalu terjadi simpul. Tiga keadaan resonansi di dalam
pipa organa tertutup ditunjukkan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Organa Tertutup


Pola gelombang untuk nada dasar ditunjukkan pada
gambar 3.8a, yaitu terjadi 1 perut dan 1 simpul. Panjang

pipa sama dengan (jarak antara simpul dan perut


berdekatan).
Dengan demikian

atau

1
L=
4

1=4 L

Dan frekuensi nada dasar adalah :


f 1=

v
1

Pola
resonansi
berikutnya
dengan
panjang
gelombang 3 disebut nada atas pertama, ditunjukkan
pada gambar 3.8b. Ini terjadi dengan menyisipkan sebuah
simpul, sehingga terjadi 2 perut dan 2 simpul. Panjang
3

simpul sama dengan 4


Dengan demikian

3
L= 3
4

nada atas kesatu ini adalahv


f 3=

.
atau
=

3=

4L
3

dan frekuensi

v
=3 f 1
4 L/3

Perhatikan bahwa frekuensi diatas sama dengan tiga


kali frekuensi nada dasar. Selanjutnya akan anda peroleh
bahwa frekuensi nada atas kedua, yang getarannya
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8c adalah :
f 5=

v
v
=
=5 f 1
5 4 L

Tampak bahwa pada kasus pipa organa tertutup


hanya harmonik-harmonik ganjil yang muncul. Harmonik
kesatu, f1, harmonik ketiga f3 = 3f1, harmonik kelima f5 =
5f1, dan seterusnya. Secara umum, frekuensi-frekuensi
alami pipa organa tertutup ini dinyatakan oleh :
fn=nf 1=n

v
4L

n=1,3,5,

Alat musik yang termasuk keluarga klarinet merupakan


contoh pipa organa tertutup dengan harmonik ganjil untuk
nada-nada rendah.
D.Langkah Kerja
1. Getarkan ujung garputala dengan cara memukulkan
pada benda padat, kemudian dekatkan pada telinga.
2. Tuangkan air sedikit demi sedikit pada gelas ukur dan
sambil mendekatkan ujung garputala yang bergetar.
3. Catatlah ketinggian kolom udara pada gelas ukur pada
saat terdengar bunyi paling kuat.
4. Lakukan kegiatan seperti no. 2 dan no. 3 kemudian
masukkan pada tabel yang tersedia.

E. Data
No

Frekuensi
garputala
(Hz)

Ketinggian
kolom
udara (m)

1
2
3
4

512
426,6
341,3
288

0,16
0,20
0,25
0,295

Panjang
Cepat
gelomban rambat bunyi
g ()=(m) (v) pada pipa
organa (m/s)
0,64
327,6
0,8
341,2
1
341,3
1,18
339,8

F. Analisa Data
1. Mengapa pada kolom udara terjadi bunyi paling kuat
kedengarnya. Jelaskan!
Jawab :

karena terjadinya peristiwa resonansi. Apabila pada


kolom udara yang terletak di atas permukaan air
digetarkan sebuah garputala, molekul-molekul di dalam
udara tersebut akan bergetar. Peristiwa resonansi
terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa
tertutup. Jadi, resonansi petama akan terjadi jika
panjang kolom udara di atas air
3
4

, resonansi ke tiga

5
4

1
4

, resonansi ke dua

, dan seterusnya.

2. Dari data di atas, apa yang dapat kamu simpulkan?


Jawab :
Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi frekuensi garputalanya maka semakin
kecil
ketinggian
kolom
udara
dan
panjang
gelombangnya,
namun
besarnya
cepat
rambat
udaranya tetap (konstan).
3. Berapa panjang gelombang () kedua secara matematik
akan terjadi...
Jawab :
Percobaan 1
Diket : f = 512 Hz
l = 0,16 m
Ditan : ..?
Jawab
:
=

4
3

4
3

0,16

= 0.213 m
percobaan 2
Diket : f = 426,5 Hz
I = 0,20 m

Ditan : ..?
Jawab

:
=

4
3

4
3

0,20

= 0,266 m
percobaan 3
Diket : f = 341,3 Hz
I = 0,25 m
Ditan : ..?
Jawab

:
=

4
3

4
3

0,25

= 0,333 m
percobaan 4
Diket : f = 288 Hz
I = 0,295 m
Ditan : ..?
Jawab

:
=

4
3

4
3

0,295

= 0,393 m

4. Berapa panjang gelombang () ketiga dan seterusnya


secara matematik akan terjadi...
Jawab :
Percobaan 1
Diket : f = 512 Hz
l = 0,16 m
Ditan : ..?
Jawab
:
=

4
5

4
5

0,16

= 0,128 m
percobaan 2
Diket : f = 426,5 Hz
I = 0,20 m
Ditan : ..?
Jawab

:
=

4
5

4
5

0,20

= 0,16 m
percobaan 3
Diket : f = 341,3 Hz
I = 0,25 m
Ditan : ..?
Jawab

4
5

4
5

0,25

= 0,2 m
percobaan 4
Diket : f = 288 Hz
I = 0,295 m
Ditan : ..?
Jawab

:
=

4
5

4
5

0,295

= 0,236 m
5. Dari pertanyaan no 3 dan no 4, apa yang dapat kamu
simpulkan?
Jawab :
Dari percobaan di atas bahwa semakin besar frekuensi
maka semakin kecil ketinggian kolom udara dan
panjang gelombangnya.

Grafik frekuensi garputala terhadap ketinggian kolom


udara
600
500
400
300
200

Frekuensi garputala (Hz)

100
0

Ketinggian kolom udara (m)

Hitungan
o Panjang gelombang ()
1. Diket
Ditan
Jawab

2. Diket
Ditan
Jawab

3. Diket
Ditan
Jawab

4. Diket
Ditan
Jawab

: f = 512 Hz
l = 0, 16 m
: ..?
:
= 4.l
= 4. O,16
= 0,64 m
: f = 426,6 Hz
l = 0, 20 m
: ..?
:
= 4.l
= 4. 0,20
= 0,8 m
: f = 341,3 Hz
l = 0, 25 m
: ..?
:
= 4.l
= 4. O,25
=1m
: f = 288 Hz
l = 0, 295 m
: ..?
:
= 4.l
= 4. O,295
= 1,18 m

o Cepat rambat bunyi (v)

1. Diket

: f = 512 Hz
l = 0, 16 m
= 0,64 m
Ditan : v..?
Jawab :
V = .f
= 0,64.
512
V = 327,6
m/s
2. Diket : f = 426,6 Hz
l = 0, 20 m
= 0, 8 m
Ditan : v..?
Jawab :
V = .f
= 0,8.
426,6
V = 341,2
m/s
3. Diket : f = 341,3 Hz
l = 0, 25 m
=1m
Ditan : v..?
Jawab :
V = .f
= 1.
341,3
V = 341,3
m/s
4. Diket : f = 288 Hz
l = 0, 295 m
= 1, 18 m
Ditan : v..?
Jawab :
V = .f
= 1.18.
288
V = 339,8
m/s

Anda mungkin juga menyukai