PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eropa Timur, Eropa Tengah, Amerika Latin, dan Asia dari rezim otoriter
“demos” yang berarti rakyat dan “kratien” atau “cratie” yang berarti
1
Samuel P Huntington, The Third Wave of Democratization, (London: University of
Oklahoma Press, 1991), hal. 35.
2
Giovanni Sartori, Comparative Constitutional Engineering (New York: , 1994) hal. 22.
3
Jimly Asshidiqie, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia: Pasca Reformasi, (Jakarta:
PT. Bhuana Ilmu Populer, 2008), hal. 158.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dimulai dari keberhasilan
4
Adnan Buyung Nasution, Pikiran dan Gagasan, Demokrasi Konstitusional, (Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2011), hal. 84.
5
Agus Riwanto, Hukum Partai Politik dan Hukum Pemilu di Indonesia, (Yogyakarta: Thafa
Media, 2016), hal. 31.
6
Ibid, hal. 32.
untuk menyaring para politikus yang akan mewakili dan membawa
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Kemudian di era Reformasi,
produk pemilu 1997 yang dianggap tidak dipercaya lagi oleh rakyat.
tahun sekali secara langsung untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD,
serta Presiden dan Wakil Presiden yang dilaksanakan pada tahun 2004,
undang-undang pemilu.
7
Mahfud MD, Politik Hukum, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2019), hal. 60.
2. Presiden dalam hal mengajukan usulan revisi undang-
undang-udang (Perppu
pemilukada.
8
Djoko Suyanto, Evaluasi Pemilukada dari Prespektif Ketahanan Nasionak”, (Jakarta:
Konstitusi Press, 2012), hal. 23.
9
Uu Nurul Huda, Hukum Partai Politik dan Pemilu di Indonesia, (Bandung, Fokusmedia,
2018), hal. 19.
10
Ibid, hal. 21.
pendirian lembaga-lembaga demokratis.11 Perkembangan terus berlnjut
11
Satya Arinanto, Politik Hukum 2, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001), hal. 159.
12
Uu Nurul Huda, Op., Ci