Fidel Hardjo
Latar Belakang
Kedua, pengurutan posisi ketiga bahasa itu adalah sebuah pesan kuat. Pesan
kuat tentang apa yang kita sedang alami sekarang, yang oleh Michael
Krauss(1992) menyebutnya sebagai language crisis(krisis bahasa). Lalu,
Zulfadli A. Aziz dan Robert Amery(2016) menyebutnya sebagai linguistic
tsunami(tsunami bahasa). Ada beberapa indikator krisis dan tsunami bahasa.
Ada dua indikasi krisis bahasa menurut Krauss. Pertama, bahasa ibu tidak
dipelajari lagi oleh anak-anak karena itu tidak bisa direproduksi lagi. Kondisi
bahasa seperti ini disebut moribund(nyaris punah). Kedua, bahasa masih
dipelajari oleh anak-anak tetapi tidak didokumentasi lewat karya-karya tulisan
dan bahasa sendiri dibatasi sebagi bahasa pengantar. Kondisi bahasa seperti
ini disebut sebagai unsafe language (bahasa yang tidak tersimpan).