Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan dan diemisikan sebagai fungsi dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau yang di absorbsi (Khopkar, 2008).
Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang ± 10-200 nm, sedangkan ultraviolet
dekat memiliki rentang panjang gelombang ± 200-400 nm. Cahaya UV tidak bisa dilihat oleh
manusia, namun beberapa hewan, termasuk burung, reptil dan serangga seperti lebah dapat
melihat sinar pada panjang gelombang UV senyawa organik (Suhartati, 2017).
Bagian dari molekul yang paling cepat bereaksi dengan sinar tersebut adalah elektron-
elektron ikatan dan elektron-elektron nonikatan (elektron bebas). Sinar ultralembayung dan
sinar tampak merupakan energi, yang bila mengenai elektron-elektron tersebut, maka elektron
akan tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi,meksitasi elektron-
elektron ini, direkam dalam bentuk spektrum yang dinyatakan sebagai panjang gelombang dan
absorbansi, sesuai dengan jenis elektron-elektron yang terdapat dalam molekul yang dianalisis.
Makin mudah elektron-elektron bereksitasi makin besar panjang gelombang yang diabsorbsi,
makin banyak elektron yang bereksitasi makin tinggi absorban. Pada spektrofotometri UV-Vis
ada beberapa istilah yang digunakan terkait dengan molekul, yaitu kromofor, auksokrom, efek
batokromik atau pergeseran merah, efek hipokromik atau pergeseran biru, hipsokromik, dan
hipokromik. Kromofor adalah molekul atau bagian molekul yang mengabsorbsi sinar dengan
kuat di daerah UV-Vis, misalnya heksana, aseton, asetilen, benzena, karbonil, karbondioksida,
karbonmonooksida, gas nitrogen. Auksokrom adalah gugus fungsi yang mengandung pasangan
elektron bebas berikatan kovalen tunggal, yang terikat pada kromofor yang mengintensifkan
absorbsi sinar UV-Vis pada kromofor tersebut, baik panjang gelombang maupun intensitasnya,
misalnya gugus hidroksi, amina, halida, alkoksi (Suhartati, 2017).
Sumber radiasi
Lampu tungsten, merupakan campuran dari flamen tungsten dan gas iodine.
Pengukurannya pada daerah visible 380-900nm.
Lampu merkuri, untuk mengecek atau kalibrasi panjang gelombang pada spectra UV-
VIS pada 365 nm.
Monokromator
Alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu
panjang gelombang. Monokromator untuk UV-VIS dan IR serupa, yaitu mempunyai
celah, lensa, cermin dan prisma atau grating.
Wadah sampel umumnya disebut kuvet. Berikut jenis-jenis kuvet yang bisa
digunakan:
Gelas Umum digunakan (pada 340-1000 nm) Biasanya memiliki panjang 1 cm (atau
0,1, 0,2 , 0,5 , 2 atau 4 cm)
Kwarsa. Mahal, range (190-1000nm) (c) Cell otomatis (flow through cells)
Matched cells
Micro cells.
Detektor
Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang akan
mengubahnya menjadi besaran terukur. Berikut jenis-jenis detektor dalam
sperktrofotometer UV-VIS.
Photo tube, lebih sensitif daripada photo cell, memerlukan power suplai yang stabil
dan amplifier
Photo multipliers, Sangat sensitif, respons cepat digunakan pada instrumen double
beam penguatan internal
Recorder
Radiasi yang ditangkap detektor kemudian diubah menjadi arus listrik oleh
recorder dan terbaca dalam bentuk transmitansi.
Read out
Sumber radiasi untuk spektroskopi UV-Vis adalah lampu tungsten. Cahaya yang
dipancarkan sumber radiasi adalah cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik UV akan
melewati monokromator yaitu suatu alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan
berkas radiasi dengan satu panjang gelombang (monokromator). Monokromator radiasi
UV, sinar tampak dan infra merah adalah serupa yaitu mempunyai celah (slit), lensa,
cermin dan perisai atau grating (Hendayana et al, 2001).
Wadah sampel umumnya disebut sel/kuvet. Kuvet yang terbuat dari kuarsa baik
untuk spektrosokopi UV dan juga untuk spektroskopi sinar tampak. Kuvet plastik dapat
digunakan untuk spektroskopi sinar tampak (Hendayana et al, 2001).
Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna untuk
mendeteksi cahaya yang melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati detektor
diubah enjadi arus listrik yang dapat dibaca melalui recorder dalam bentuk transmitansi
absorbansi atau konsentrasi (Hendayana et al, 2001).