Anda di halaman 1dari 12

I.

JUDUL
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN DATA GEOLOGI, RESERVOIR,
DAN PRODUKSI UNTUK SIMULASI RESERVOIR GAS.

II. LATAR BELAKANG


Reservoir adalah tempat terakumulasinya hidrokarbon yang mempunyai sifat-sifat
heterogen, sehingga sangat sulit untuk memperkirakan perilaku reservoir. Sedangkan
reservoir gas merupakan reservoir yang mengandung fluida hidrokarbon yang atau
keseluruhan berfasa gas. Model yang biasa digunakan untuk memperkirakan perilaku
reservoir adalah model Material Balance, namun model ini digunakan hanya pada
reservoir homogen. Kenyataannya reservoir yang ada tidak homogen sehingga model
ini kurang sesuai. Kekurangan yang ada pada model Material Balance dapat
disempurnakan dengan simulasi reservoir.
Simulasi reservoir merupakan usaha untuk menirukan atau memodelkan reservoir
yang sesungguhnya dengan model matematis sehingga perilaku reservoir dimasa
depan dapat diprediksikan. Simulasi reservoir dikembangkan berdasarkan persamaan-
persamaan matematik dan teknik yang terdapat dalam teknik reservoir. Persamaan-
persamaan yang terdapat dalam simulasi reservoir sangat kompleks dan rumit
sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan bantuan komputer. Perkembangan
teknologi komputer yang pesat membuat studi simulasi reservoir semakin banyak
digunakan, karena penyelesaian persamaan-persamaan tersebut dapat diselesaikan
dalam waktu relatif singkat. Simulasi reservoir terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
persiapan data, input data, pembuatan grid, inisialisasi, history matching
(penyelarasan) dan prediksi.

Data–data yang harus dipersiapkan meliputi data geologi, data reservoir (meliputi
batuan dan fluida reservoir), data tekanan, data flow rate, data produksi dan data
penunjang lainnya. Data-data tersebut didapatkan dari hasil evaluasi formasi meliputi
: core analysis, drilling logging, well logging, well testing dan korelasi-korelasi. Data
yang dihasilkan umumnya masih berupa data kasar yang belum siap untuk digunakan
secara langsung sebagai input data simulator sehingga diperlukan beberapa langkah
pemprosesan awal untuk menghasilkan data yang siap digunakan kedalam proses
studi simulasi reservoir.

Studi simulasi reservoir digunakan untuk menggambarkan prilaku reservoir


dimasa yang akan datang, seperti produksinya, tekanannya, maupun umur reservoir
itu sendiri sehingga pengelolaan reservoir dapat berjalan dengan baik dan dapat
memaksimalkan perolehan hidrokarbon dalam suatu lapangan.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan penyusunan komprehensif ini adalah untuk mengetahui tata
cara persiapan dan pengolahan data geologi, reservoir, dan produksi dalam simulasi
reservoir gas sehingga dapat dihasilkan model yang representatif dengan kondisi
reservoir sesungguhnya. Dari model tersebut, dapat dilakukan peramalan prilaku
reservoir dimasa yang akan datang.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


4.1. Persiapan dan Pengolahan Data Geologi, Data Reservoir, dan Data
Produksi
A. Persiapan Data
Persiapan data merupakan langkah awal dalam tahap simulasi. Data-data
yang disiapkan sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat validitas yang
tinggi agar output yang dihasilkan berkualitas. Umumnya data-data yang harus
dipersiapkan dalam melakukan simulasi reservoir adalah sebagai berikut:

1. Data Geologi
Data geologi diperoleh dari data seismik, drilling records dan data logging.
Data geologi lapangan sangat penting untuk mendapatkan suatu gambaran yang
jelas tentang struktur, ketebalan, lithologi, luas dan ketebalan rata-rata dari
reservoir yang disajikan dalam bentuk peta-peta. Peta-peta tersebut dapat berupa
peta kontur, peta NTG, peta isopermeability, peta isoporositas, dan peta
isosaturasi.

2. Data Reservoir
Data reservoir terdiri atas data sifat fisik fluida reservoir dan data sifat fisik
batuan reservoir. Data sifat fisik fluida reservoir yaitu faktor volume formasi,
viskositas fluida, kelarutan gas dalam minyak. Data sifat fisik batuan reservoir
yaitu permeabilitas, porositas, kompresibilitas, permeabilitas relatif, saturasi,
tekanan kapiler.

3. Data Produksi
Data produksi dibutuhkan pada saat history matching dan untuk mengetahui
kemampuan sumur dalam berproduksi (PI). Data produksi sumur diperoleh dari
pencatatan produksi sumur. Data yang dibutuhkan untuk simulasi yaitu laju
produksi gas, condensate, dan air terhadap waktu, productivity index, optimum
flow rates, maximum allowable drawdowns.

4. Data Penunjang
Data penunjang yang dibutuhkan adalah data sumur, berupa : kedalaman
sumur, kedalaman perforasi, lokasi sumur. Data penunjang juga dapat berupa
data tekanan yaitu : tekanan dasar sumur maupun tekanan reservoir. Data
tekanan ini dapat diperoleh dari test tekanan seperti Pressure Build-U p Test
(PBU) dan Pressure Drawdown Test ( PDD).

A. Pengolahan Data
1. Penentuan Rock Region
Rock Region didalam model simulasi reservoar diperlukan untuk membagi
atau memisahkan antara property yang bagus dengan property yang jelek.
Penentuan Rock Region, dapat berfungsi :
- Mengelompokkan produksi yang memiliki performance yang sama atau
performance tekanan yang sama.
- Dapat membantu mempercepat dalam proses history matching.
- Hasil prediksi dari simulasi tidak over/under estimate.
- Akan membantu dalam menentukan skenario pengembangan lapangan.

2. Data SCAL (Special Core Analysis) :

Pengolah data scal dimulai dari pengumpulan data yang ada, kemudian
menentuka korelasi hubungan parameter satu dengan parameter yang lain.
Korelasi ini akan menentukan flow fluida didalam model simulasi. Jika data
scal cukup banyak end point dapat dipisahkan per facies atau per
reservoar/formasi.

3. Data PVT.
4. Data Produksi.
Dalam mengolah data produksi hal-hal yang perlu disiapkan :
Data-data yang tersedia. Data Sumuran :
Total jumlah sumur, Status sumur (jumlah sumur masih produksi, jumlah
sumur sudah shutin atau abandon dan jumlah sumur injeksi dll)
Sejarah komplesi untuk tiap-tiap sumur.
- Data produksi per sumur, per reservoar/lapisan dan lapangan.
- Data tes sumur dan summary hasil analisa well testing
- Data tekanan
- Data laporan sumur (well report) termasuk masalah-masalah sumur
seperti kepasiran dll
- Data artificial well (sumur flowing, pompa termasuk kapasitas)

4.2. Simulasi Reservor


A. Definisi Simulasi Reservoir
Simulasi berasal dari kata “simulate” yang secara bahasa berarti “to give an
appearance of”. Bagi para engineer atau analyst, simulasi merupakan usaha untuk
membangun model sehingga mendapatkan gambaran prilaku reservoir secara fisik.
Simulasi juga didefinisikan sebagi proses/mekanisme dimana beberapa masalah dapat
dipelajari secara lebih mendalam untuk menemukan suatu jawaban atau membuktikan
hipotesa.

Jadi simulasi reservoir didefinisikan sebagai proses pemanfaatan model buatan


yang menggambarkan kelakuan reservoir yang sebenarnya, sehingga dapat digunakan
untuk mempelajari, mengetahui ataupun memperkirakan kinerja aliran fluida pada
sistem reservoir tersebut. Tujuan dari simulasi reservoir yaitu untuk mengetahui
perilaku reservoir, sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik.
Keakuratan hasil simulasi reservoir tergantung dari kualitas data yang diinputkan dan
model reservoir sehingga dari model tersebut dapat membantu dalam analisa kinerja
reservoir.

B. Jenis-Jenis Model Reservoir


Model reservoir dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Model Analog
Model analog merupakan suatu model yang berdasarkan suatu proses lain
yang mempunyai kesamaan dengan proses yang akan dipelajari, misalnya aliran
fluida reservoir dengan arus listrik. Beberapa contoh model yang didasarkan atas
kesamaan aliran fluida reservoir dengan arus listrik yaitu Model Resistor-
Capasitor (R-C), Model Electrolytic, Model Potentiometric.

2. Model Fisik
Model fisik adalah suatu model yang dilakukan dengan menggunakan
contoh batuan sebenarnya atau membuat bentuk reservoir buatan dengan sifat-
sifat yang menyamai reservoir. Beberapa contoh model fisik adalah Model
Elemental, Model Scale.

3. Model Matematika
Model matematika menggambarkan aliran fluida reservoir dalam bentuk
persamaan-persamaan matematika. Persamaan matematik ini berbentuk
persamaan differensial parsial yang diturunkan dari persamaan konservasi massa,
hukum Darcy dan persamaan keadaan. Persamaan differensial tersebut
merupakan persamaan non-linear (kontinu) dan kompleks sehingga sukar
dipecahkan secara analitik dan memerlukan pemecahan secara numerik.

C. Persamaan-Persamaan Dasar Simulasi Reservoir


1. Kesetimbangan Massa
Besarnya massa fluida yang terakumulasi pada suatu sistem harus sebanding
dengan selisih antara massa fluida yang memasuki dan massa fluida yang keluar
dari sistem tersebut.

2. Hukum Darcy
Hukum Darcy menyatakan bahwa laju alir fluida homogen yang mengalir
melalui media berpori berbanding lurus dengan tekanan dan gradient hidrolik dan
penampang area normal sesuai dengan arah aliran dan berbanding terbalik
dengan viskositas. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam percobaan Darcy yaitu:

 Fluida homogen dan satu fasa


 Tidak terjadi reaksi kimia antara media dan fluida
 Permeabilitas bukan merupakan fungsi fluida, temperatur, tekanan dan
lokasi
 Aliran laminar
 Tidak ada efek Klinkenberg
 Tidak ada efek elektrokinetik

3. Persamaan Keadaan
Persamaan keadaan digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara
densitas dengan tekanan pada fluida-fluida compressible (gas) dan slightly
compressible (minyak dan air).

4. Persamaan Aliran Multifasa pada Aliran Fluida Media Berpori


Aliran fluida dalam media berpori merupakan hal yang sangat kompleks dan
tidak dapat digambarkan dengan mudah secara eksplisit seperti halnya aliran di
dalam pipa. Aliran dalam media berpori adalah suatu konsep yang harus
diuraikan dan dimengerti sebelum kita memformulasikannya kedalam simulasi.
Konsep ini meliputi permeabilitas, aliran fluida satu fasa dan multifasa,
permeabilitas relatif dan kompresibilitas fluida. Persamaan aliran multifasa
merupakan persamaan differensial parsial yang non linier yang tidak dapat
diintegrasi . Persamaan untuk sistem tiga fasa terdiri dari fasa minyak, air dan
gas.

D. Pemilihan Model
Langkah pertama dalam memilih model adalah menentukan jumlah dimensi
yang dibutuhkan untuk membuat model yang sesuai (representatif) dengan
keadaan sebenarnya. Jenis-jenis model yang digunakan yaitu tank models (zero
dimension), 1D models, 2D models (x,y; r, θ; curvilinear) models, 2D cross-
sectional (x,z) atau radial (r,z) models, multilayer (stacks of 2D areal) models,
dan 3D models.

E. Jenis-Jenis Simulator
1. Model Black Oil
Black oil merupakan jenis simulator yang pertama kali dikembangkan dan
sampai sekarang masih sering digunakan. Black oil dapat memodelkan aliran air,
minyak, dan gas dan dapat menghitung tekanan berdasarkan kelarutan gas dalam
minyak, tetapi tidak dapat memodelkan perubahan minyak dan gas dalam hal
komposisinya.
Model black oil diasumsikan mempunyai tiga fasa yaitu minyak, air, dan
gas, dimana air sebagai wetting phase, minyak mempunyai intermediate
wettability dan gas fasa non-wetting. Air dan minyak diasumsikan tidak
bercampur. Minyak dan air tidak berubah fasa dan massa. Gas diasumsikan
terlarut dalam minyak tetapi tidak dalam air.

Simulasi dengan menggunkan black oil mempunyai insentif ekonomi


terbesar dalam memodelkan seluruh bagian reservoir atau bagian tertentu dari
reservoir. Black oil sangat menguntungkan dalam berbagai jenis studi, misal
flank and pattern water injection, gas injection competitive and unitized
operation, lease line migration, dan memperkirakan kapan dan lokasi sumur
pengembangan mulai dibor. Selain itu black oil dapat juga digunakan untuk studi
well pattern and spacing, completion intervals, producing rates, infill drilling gas-
lift timing, dll.

Black oil digunakan jika faktor volume formasi minyak kurang dari dua. Jika
faktor volume formasi minyak lebih dari dua black oil masih dapat digunakan
jika faktor volume formasi minyak dan gas, kelarutan gas, dan viskositas minyak
dan gas sebagai fungsi dari tekanan dapat ditentukan secara akurat baik dengan
perhitungan maupun percobaan.

2. Simulator Compositional
Model compositional memperhitungkan variasi komposisi fasa berdasarkan
tekanan dalam hubungannya dengan aliran berbagai fasa tersebut. Model ini
sering digunakan untuk reservoir minyak volatil dan gas kondensat.

3. Simulator Thermal
Simulator thermal memperhitungkan aliran fluida, perpindahan panas dan
reaksi kimia. Simulator ini digunakan untuk mensimulasikan steam-flood dan in-
situ combustion.
F. Tahap-Tahap Simulasi
Langkah-langkah dalam simulasi yaitu:

1. Persiapan data
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi dapat diperoleh dari
berbagai sumber data yang memungkinkan. Meskipun demikian, sebagian besar
dari data tersebut tidak dapat langsung diinputkan ke dalam simulator, tetapi
memerlukan proses pengolahan sehingga dihasilkan data yang siap pakai.
Pemilihan sumber data serta pengolahan juga sangat berpengaruh terhadap hasil
simulasi secara keseluruhan.

2. Input data
Bentuk data masukan untuk suatu simulator biasanya berupa representasi
polynomial atau secara tabulasi (table look-up). Bentuk polynomial terutama
digunakan untuk data fluida dan PVT serta beberapa data korelasi, misalnya
korelasi Standing. Bentuk polynomial sangat berguna untuk data yang bersifat
kontinyu dan licin (smooth) dalam suatu selang harga, misalnya kurva Rs vs P.
Data masukan dalam bentuk table look-up lebih umum dan mudah digunakan,
karena beberapa data PVT tidak mudah untuk direpresentasikan secara grafis.5
Ada beberapa metode untuk input data yaitu typing, digitizing dan importing.

3. Pembuatan grid (pemilihan model)


Pembuatan grid untuk simulasi reservoir ada parameter-parameter yang
harus diperhatikan yaitu, jenis reservoir, geometri dan dimensi reservoir,
ketersediaan data, jenis proses yang dimodelkan secondary atau tertiary, sumber
daya manusia, kemampuan komputer, efektifitas biaya dari model.

4. Inisialisasi
Inisialisasi adalah suatu proses untuk menyamakan model pada simulator
dengan model konvensional misal dalam perhitungan cadangan. Hasil inisialisasi
dapat dibandingkan dengan hasil perhitungan cadangan secara konvensional
dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran proses inisialisasi. Perhitungan
cadangan dengan konvensional yang dimaksud adalah perhitungan dengan
menggunakan persamaan volumetris pada keadaan reservoir awal. Selisih antara
perhitungan cadangan secara konvensional dengan simulator tidak boleh besar.
Jika telalu besar maka proses inisialisasi harus diulang kembali sampai selisih
yang diperoleh tidak terlalu besar.

5. Penyelarasan atau History Matching


History matching merupakan proses memodifikasi parameter yang
digunakan dalam pembuatan model, agar tercipta keselarasan antara model
dengan kondisi nyata, yang didasarkan pada data parameter terukur selama
periode waktu tertentu. Tahap ini sangat menentukan dalam melakukan simulasi
reservoir. Proses ini dilakukan untuk membuat kondisi dan kinerja model
reservoir hasil simulasi menyerupai kondisi dan kinerja reservoir sesungguhnya.
Paramater-parameter yang diselarakan yaitu tekanan, laju alir, gas oil ratios
(GOR), water oil ratios (WOR)

6. Prediksi
Prediksi bagian yang paling menarik dari simulasi reservoir, dari prediksi ini
dapat diketahui kinerja reservoir di masa depan dengan berbagai strategi yang
digunakan. Pada proses ini dapat mencoba-coba berbagai macam skenario dan
strategi pengembangan lapangan sampai didapatkan hasil yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai