JUDUL
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN DATA GEOLOGI, RESERVOIR,
DAN PRODUKSI UNTUK SIMULASI RESERVOIR GAS.
Data–data yang harus dipersiapkan meliputi data geologi, data reservoir (meliputi
batuan dan fluida reservoir), data tekanan, data flow rate, data produksi dan data
penunjang lainnya. Data-data tersebut didapatkan dari hasil evaluasi formasi meliputi
: core analysis, drilling logging, well logging, well testing dan korelasi-korelasi. Data
yang dihasilkan umumnya masih berupa data kasar yang belum siap untuk digunakan
secara langsung sebagai input data simulator sehingga diperlukan beberapa langkah
pemprosesan awal untuk menghasilkan data yang siap digunakan kedalam proses
studi simulasi reservoir.
1. Data Geologi
Data geologi diperoleh dari data seismik, drilling records dan data logging.
Data geologi lapangan sangat penting untuk mendapatkan suatu gambaran yang
jelas tentang struktur, ketebalan, lithologi, luas dan ketebalan rata-rata dari
reservoir yang disajikan dalam bentuk peta-peta. Peta-peta tersebut dapat berupa
peta kontur, peta NTG, peta isopermeability, peta isoporositas, dan peta
isosaturasi.
2. Data Reservoir
Data reservoir terdiri atas data sifat fisik fluida reservoir dan data sifat fisik
batuan reservoir. Data sifat fisik fluida reservoir yaitu faktor volume formasi,
viskositas fluida, kelarutan gas dalam minyak. Data sifat fisik batuan reservoir
yaitu permeabilitas, porositas, kompresibilitas, permeabilitas relatif, saturasi,
tekanan kapiler.
3. Data Produksi
Data produksi dibutuhkan pada saat history matching dan untuk mengetahui
kemampuan sumur dalam berproduksi (PI). Data produksi sumur diperoleh dari
pencatatan produksi sumur. Data yang dibutuhkan untuk simulasi yaitu laju
produksi gas, condensate, dan air terhadap waktu, productivity index, optimum
flow rates, maximum allowable drawdowns.
4. Data Penunjang
Data penunjang yang dibutuhkan adalah data sumur, berupa : kedalaman
sumur, kedalaman perforasi, lokasi sumur. Data penunjang juga dapat berupa
data tekanan yaitu : tekanan dasar sumur maupun tekanan reservoir. Data
tekanan ini dapat diperoleh dari test tekanan seperti Pressure Build-U p Test
(PBU) dan Pressure Drawdown Test ( PDD).
A. Pengolahan Data
1. Penentuan Rock Region
Rock Region didalam model simulasi reservoar diperlukan untuk membagi
atau memisahkan antara property yang bagus dengan property yang jelek.
Penentuan Rock Region, dapat berfungsi :
- Mengelompokkan produksi yang memiliki performance yang sama atau
performance tekanan yang sama.
- Dapat membantu mempercepat dalam proses history matching.
- Hasil prediksi dari simulasi tidak over/under estimate.
- Akan membantu dalam menentukan skenario pengembangan lapangan.
Pengolah data scal dimulai dari pengumpulan data yang ada, kemudian
menentuka korelasi hubungan parameter satu dengan parameter yang lain.
Korelasi ini akan menentukan flow fluida didalam model simulasi. Jika data
scal cukup banyak end point dapat dipisahkan per facies atau per
reservoar/formasi.
3. Data PVT.
4. Data Produksi.
Dalam mengolah data produksi hal-hal yang perlu disiapkan :
Data-data yang tersedia. Data Sumuran :
Total jumlah sumur, Status sumur (jumlah sumur masih produksi, jumlah
sumur sudah shutin atau abandon dan jumlah sumur injeksi dll)
Sejarah komplesi untuk tiap-tiap sumur.
- Data produksi per sumur, per reservoar/lapisan dan lapangan.
- Data tes sumur dan summary hasil analisa well testing
- Data tekanan
- Data laporan sumur (well report) termasuk masalah-masalah sumur
seperti kepasiran dll
- Data artificial well (sumur flowing, pompa termasuk kapasitas)
1. Model Analog
Model analog merupakan suatu model yang berdasarkan suatu proses lain
yang mempunyai kesamaan dengan proses yang akan dipelajari, misalnya aliran
fluida reservoir dengan arus listrik. Beberapa contoh model yang didasarkan atas
kesamaan aliran fluida reservoir dengan arus listrik yaitu Model Resistor-
Capasitor (R-C), Model Electrolytic, Model Potentiometric.
2. Model Fisik
Model fisik adalah suatu model yang dilakukan dengan menggunakan
contoh batuan sebenarnya atau membuat bentuk reservoir buatan dengan sifat-
sifat yang menyamai reservoir. Beberapa contoh model fisik adalah Model
Elemental, Model Scale.
3. Model Matematika
Model matematika menggambarkan aliran fluida reservoir dalam bentuk
persamaan-persamaan matematika. Persamaan matematik ini berbentuk
persamaan differensial parsial yang diturunkan dari persamaan konservasi massa,
hukum Darcy dan persamaan keadaan. Persamaan differensial tersebut
merupakan persamaan non-linear (kontinu) dan kompleks sehingga sukar
dipecahkan secara analitik dan memerlukan pemecahan secara numerik.
2. Hukum Darcy
Hukum Darcy menyatakan bahwa laju alir fluida homogen yang mengalir
melalui media berpori berbanding lurus dengan tekanan dan gradient hidrolik dan
penampang area normal sesuai dengan arah aliran dan berbanding terbalik
dengan viskositas. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam percobaan Darcy yaitu:
3. Persamaan Keadaan
Persamaan keadaan digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara
densitas dengan tekanan pada fluida-fluida compressible (gas) dan slightly
compressible (minyak dan air).
D. Pemilihan Model
Langkah pertama dalam memilih model adalah menentukan jumlah dimensi
yang dibutuhkan untuk membuat model yang sesuai (representatif) dengan
keadaan sebenarnya. Jenis-jenis model yang digunakan yaitu tank models (zero
dimension), 1D models, 2D models (x,y; r, θ; curvilinear) models, 2D cross-
sectional (x,z) atau radial (r,z) models, multilayer (stacks of 2D areal) models,
dan 3D models.
E. Jenis-Jenis Simulator
1. Model Black Oil
Black oil merupakan jenis simulator yang pertama kali dikembangkan dan
sampai sekarang masih sering digunakan. Black oil dapat memodelkan aliran air,
minyak, dan gas dan dapat menghitung tekanan berdasarkan kelarutan gas dalam
minyak, tetapi tidak dapat memodelkan perubahan minyak dan gas dalam hal
komposisinya.
Model black oil diasumsikan mempunyai tiga fasa yaitu minyak, air, dan
gas, dimana air sebagai wetting phase, minyak mempunyai intermediate
wettability dan gas fasa non-wetting. Air dan minyak diasumsikan tidak
bercampur. Minyak dan air tidak berubah fasa dan massa. Gas diasumsikan
terlarut dalam minyak tetapi tidak dalam air.
Black oil digunakan jika faktor volume formasi minyak kurang dari dua. Jika
faktor volume formasi minyak lebih dari dua black oil masih dapat digunakan
jika faktor volume formasi minyak dan gas, kelarutan gas, dan viskositas minyak
dan gas sebagai fungsi dari tekanan dapat ditentukan secara akurat baik dengan
perhitungan maupun percobaan.
2. Simulator Compositional
Model compositional memperhitungkan variasi komposisi fasa berdasarkan
tekanan dalam hubungannya dengan aliran berbagai fasa tersebut. Model ini
sering digunakan untuk reservoir minyak volatil dan gas kondensat.
3. Simulator Thermal
Simulator thermal memperhitungkan aliran fluida, perpindahan panas dan
reaksi kimia. Simulator ini digunakan untuk mensimulasikan steam-flood dan in-
situ combustion.
F. Tahap-Tahap Simulasi
Langkah-langkah dalam simulasi yaitu:
1. Persiapan data
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi dapat diperoleh dari
berbagai sumber data yang memungkinkan. Meskipun demikian, sebagian besar
dari data tersebut tidak dapat langsung diinputkan ke dalam simulator, tetapi
memerlukan proses pengolahan sehingga dihasilkan data yang siap pakai.
Pemilihan sumber data serta pengolahan juga sangat berpengaruh terhadap hasil
simulasi secara keseluruhan.
2. Input data
Bentuk data masukan untuk suatu simulator biasanya berupa representasi
polynomial atau secara tabulasi (table look-up). Bentuk polynomial terutama
digunakan untuk data fluida dan PVT serta beberapa data korelasi, misalnya
korelasi Standing. Bentuk polynomial sangat berguna untuk data yang bersifat
kontinyu dan licin (smooth) dalam suatu selang harga, misalnya kurva Rs vs P.
Data masukan dalam bentuk table look-up lebih umum dan mudah digunakan,
karena beberapa data PVT tidak mudah untuk direpresentasikan secara grafis.5
Ada beberapa metode untuk input data yaitu typing, digitizing dan importing.
4. Inisialisasi
Inisialisasi adalah suatu proses untuk menyamakan model pada simulator
dengan model konvensional misal dalam perhitungan cadangan. Hasil inisialisasi
dapat dibandingkan dengan hasil perhitungan cadangan secara konvensional
dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran proses inisialisasi. Perhitungan
cadangan dengan konvensional yang dimaksud adalah perhitungan dengan
menggunakan persamaan volumetris pada keadaan reservoir awal. Selisih antara
perhitungan cadangan secara konvensional dengan simulator tidak boleh besar.
Jika telalu besar maka proses inisialisasi harus diulang kembali sampai selisih
yang diperoleh tidak terlalu besar.
6. Prediksi
Prediksi bagian yang paling menarik dari simulasi reservoir, dari prediksi ini
dapat diketahui kinerja reservoir di masa depan dengan berbagai strategi yang
digunakan. Pada proses ini dapat mencoba-coba berbagai macam skenario dan
strategi pengembangan lapangan sampai didapatkan hasil yang diinginkan.