Seni Budaya Seni Rupa SMP KK J
Seni Budaya Seni Rupa SMP KK J
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
Mata Pelajaran Seni Budaya/Seni Rupa
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
MATA PELAJARAN SENI RUPA SMP
KELOMPOK KOPETENSI J
Profesional :
Pameran Karya Seni Rupa
Pedagogik :
Penelitian Tindakan Kelas
KELOMPOK KOMPETENSI J
PAMERAN
KARYA SENI RUPA
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
PAMERAN
KARYA SENI RUPA
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
Copyright c 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
iii
iv
KATA PENGANTAR
v
vi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 3
C. Peta Kompetensi .............................................................................................. 4
D. Ruang Lingkup .................................................................................................. 4
E. Saran Cara Penggunaan Modul ........................................................................ 6
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP PAMERAN SENI RUPA ............................................................. 7
A. Tujuan .............................................................................................................. 7
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 7
C. Uraian Materi ................................................................................................... 7
D. Aktivitas Pembelajaran .................................................................................... 65
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ...................................................................................... 65
F. Rangkuman ....................................................................................................... 66
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................................... 68
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
MENGAPRESIASI KARYA SENI RUPA SECARA LISAN MAUPUN
TERTULIS ................................................................................................. 71
A. Tujuan .............................................................................................................. 71
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 71
C. Uraian Materi ................................................................................................... 71
D. Aktivitas Pembelajaran .................................................................................... 77
vii
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ...................................................................................... 80
F. Rangkuman ....................................................................................................... 83
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................................... 83
PENUTUP ................................................................................................. 85
EVALUASI ................................................................................................. 87
GLOSARIUM ............................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 97
LAMPIRAN
1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran1-Konsep Pameran
Seni Rupa ....................................................................................... 99
2. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2-Mengapresiasi
Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis ............................ 101
3. Kunci Jawaban Evaluasi ................................................................ 102
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 26. Hajar Satoto “Dewi Sri” 35
Gambar 27. Ken Dedes 36
Gambar 28. Ign. Pamungkas G. “Figur” 36
Gambar 29. Hermaningsih “Tari Kupu-Kupu” 36
Gambar 30. Eko Sunarko “Gadis” 36
Gambar 31. Pemajangan karya seni instalasi outdoor. 37
Gambar 32. Pemajangan karya di sawah 37
Gambar 33. G. Sidharta S.”Ayam Kinantan”. 38
Gambar 34. G. Sidharta S “Pertemuan” 38
Gambar 35. G. Sidharta S. “Keseimbangan dan Orientasi” 38
Gambar 36. Vitrine kosong 39
Gambar 37. Vitrine berisi karya 39
Gambar 38. Teknis pengepakan karya dua dimensi tunggal dan 40
digulung
Gambar 39. Teknis pengepakan karya seukuran lebih dari satu 40
Gambar 40. Teknis pengepakan karya tiga dimensi 41
Gambar 41. Tata cahaya pameran seni rupa 42
Gambar 42. Poster Biennale Jogja XII 2013 43
Gambar 43. Baliho Agenda Kegiatan FKY 27 2015 43
Gambar 44. Pintu Gerbang FKY 27 44
Gambar 45. Salah satu Baliho FKY 27 2015 44
Gambar 46. Baliho FKY 27 matur nuwun 45
Gambar 47. Spanduk Gelar Seni Rupa Klaten 2003 46
Gambar 48. Katalog purbakala nisan-nisan Samudra Pasai. 46
Gambar 49. Katalog pameran Asean Festival of Art’92 47
Gambar 50. Katalog Painting Exibition Hajar Pamadhi 47
Gambar 51. Hajar Pamadhi “The Miror of Life” 47
Gambar 52. Katalog pameran retrospeksi G. Sidharta Soegijo 48
Gambar 53. G. Sidharta Soegijo “ Matinya garuda Tua” 48
Gambar 54. Katalog pameran lukisan Arfial Arsad Hakim dan 48
Budhi AZ
Gambar 55. Bagian dalam Katalog pameran lukisan Arfial Arsad 49
Hakim dan Budhi AZ
Gambar 56. Katalog mencantumkan logo-logo sponsor 49
x
Gambar 57. Katalog sekaligus undangan 50
Gambar 58. Ratmoyo “ Anoman Duto” 50
Gambar 59. Katalog pameran tunggal H. Widayat 51
Gambar 60. H. Widaya t” Karnaval Seniman” 51
Gambar 61. Riwayat dan penghargaan H. Widayat 51
Gambar 62. Katalog Pameran pendidikan Seni Rupa Asean 52
Gambar 63. Muhammad laynan Bin Mohd Sapri “ Untitled”, 52
Malaysia.
Gambar 64. Mazlinda ASbdullah “Tradisi baba Nyonya”, Sekolah 52
Seni Johor Malaysia.
Gambar 65. Suwarna “ Mencari madu 52
Gambar 66. Katalog Pameran Estetika Rupa Dua Dimensi 53
mahasiswa PGPAUD FIP UNY
Gambar 67. Katalog Pameran hasil lomba Seni Lukis Anak DIY- 54
Kyoto 2015
Gambar 68. Beberapa foto lukisan anak-anak DIY dan Kyoto 54
Gambar 69. Katalog Pameran Nuansa Kriya Nusantara 54
Gambar 70. Pemasangan label. 55
Gambar 71. Label Pameran Seni Rupa 56
Gambar 72. Penjaga menjelaskan isi lukisan epada apresian 60
Gambar 73. Salah satu patung FKY 27 2015 “Kalajengking’ 60
Gambar 74. Seni Instalasi FKY 27 2015 60
Gambar 75. Basoeki Abdoelah ” Bung Karno” 61
Gambar 76. Basoeki Abdoelah “ Pergiwo-Pergiwati 61
Gambar 77. Trubus “ Gadis dan Kodok” 62
Gambar 78. Affandi “Affandi the painter with his daudhter” 1950 62
Gambar 79. Suasana diskusi Booming Seni Rupa di Galeri 678 72
Gambar 80. Persmian seni instalasi seni rupa ” interkoneksi” 73
Gambar 81. Hardi “Kodrat Pemimpin” 74
Gambar 82. Amang Rahman “Alif Laam Mim” 75
Gambar 83. Patung potret diri Affandi 75
xi
xii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya seni rupa merupakan buah cipta perupa yang penuh dengan nilai-
nilai. Nilai-nilai terebut di antaranya adalah nilai seni, pedagogis, sosial-
kemasyarakatan, religious, ekonomi, budaya dan humanis. Manusia sebagai
perupa merupakan makhluk sosial yang hidup yang memerlukan
pertolongan dan kerjasama dengan orang lain. Dengan pertolongan dan
kerjasama dengan orang lain ini, perupa akan lebih bermakna dan
berkembang sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Perkembangan seni rupa dewasa ini sangat pesat, karena adanya pengaruh
teknologi yang sangat canggih (internet). Dengan mengunduh tentang
perkembangan seni rupa dari internet, maka si pengunduh dapat dengan
segera mengetahui seluk-beluk perkembangan tersebut. Begitu juga
kegiatan keseni-rupaan yang diselenggarakan oleh siapa saja dapat
diunggah di internet, sehingga kegiatan pameran tersebut segera
tersosialisasikan ke seluruh pelosok dunia.
Tidak ketinggalan pula bahwa para guru Seni Budaya (sub Seni Rupa) di
sekolah menengah pertama, juga merupakan salah satu kelompok perupa
dan pendidik yang menyandang sebagai guru berkompetensi pedagogik,
professional, sosial dan kepribadian. Guru, mempunyai kewajiban moral
untuk mendidik, membimbing, dan memotivasi peserta didik agar dapat
berekspresi lewat seni rupa sesuai dengan tingkat kemampuan dan tipologi
masing-masing. Seperti dikemukakan oleh Herbert Read (1961) bahwa
konsep pendidikan seni rupa adalah ”education trough art”. Pada hakekatnya
adalah “pendidikan lewat seni”, adalah usaha yang positif ke arah
perubahan perilaku peserta didik menjadi lebih baik, untuk mencapai cita-cita
yang dilandasi oleh spirit religious “untuk ibadah”. Dengan demikian maka
segala bentuk perilaku kita di usahakan sebagai ibadah untuk
1
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa Klasik SMK
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, penuh rasa syukur, dan
ikhlas. Kita selalu mengharap ridha Tuhan Yang Maha Esa sehingga segala
tindak laku kita yang baik sebagai amal jariyah dan mendapat ganjaran yang
berlipat ganda dariNya, amin.
Secara konseptual dan faktual, Modul “Diklat Guru Pembelajar” ini ditulis
untuk meningkatkan kompetensi guru Seni Budaya di sekolah menengah
pertama, pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Salah satu bentuk dari
aspek afektif adalah pameran seni rupa. Pameran Seni Rupa,
penyelenggaraannya perlu dikaji secara saksama, langkah demi langkah,
disamping itu juga diperlukan persiapan yang cermat, bekerjasama antara
panitia, peserta pameran (perupa, dosen, guru, mahasiswa, peserta didik),
kurator, kolektor, pejabat penyandang dana, dan penonton (apresian).
Anggaran juga memegang peranan yang sangat penting, pepatah Jawa
mengatakan “JER BASUKI MAWA BEA”. Jika kita ingin selamat, maka harus
mengeluarkan biaya. Biaya dapat diagali dari: sponsor, pejabat penyandang
dana, peserta pameran, dan person lain yang tidak mengikat. Besar kecilnya
biaya tergantung pada event, dan sangat relatif sesuai dengan tingkatan
pameran seni rupa tersebut. Kesemuanya ini bertujuan agar pameran seni
rupa dapat berjalan dengan baik dan memuaskan semua fihak. Pameran
seni rupa sangat berguna untuk meningkatkan apresiasi seni pejabat, guru,
karyawan, peserta didik, dan masyarakat umum.
Dengan modul ini diharapkan terjadi jaringan publik seni rupa. Secara garis
besar pembahasan tentang pameran seni rupa ditulis dengan pendekatan
praktis dan akademis agar lebih mudah dipelajari dan dipahami oleh peserta
diklat “Diklat Guru Pembelajar” Seni Budaya sekolah menengah pertama.
Setelah selesai mengikuti Diklat Guru Pembelajar ini, para guru sekolah
menegah pertama dapat mengamalkan ilmunya kepada peserta didik dan
membimbing pameran karya seni rupa pada peserta didik guna
meningkatkan apresiasi seni rupa.
2
Pendahuluan
Gambaran umum isi modul “Diklat Guru Pembelajar” ini meliputi: pengertian
dan jenis pameran, ruang pameran, karya seni rupa, pelaksananaan
pameran, kurasi dan kurator, siasat publik dan media massa, pembuatan
porto folio perupa, dan berbagai strategi teknis yang lain. Modul ini dapat
dimanfaatkan oleh siapa saja yang berkecimpung di dalam pameran seni
rupa.
Secara yuridis formal modul “Diklat Guru Pembelajar” ini ditulis berdasarkan
Permendiknas Nomor 16, Tahun 2007 tentang peta kompetensi guru seni
budaya yaitu: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
(mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi)
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa, musik,
tari, teater) dan keterampilan, serta mampu menganalisis materi, struktur,
konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran Seni
Budaya.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat:
1. menguraikan konsep pameran seni rupa dengan menggunakan kata-
kata sendiri;
2. menyusun kebutuhan pameran seni rupa pada event tertentu sesuai
dengan anggaran yang diperlukan;
3. melaksanakan pameran seni rupa sesuai dengan anggaran, selama tiga
hari di tempat “Diklat Guru Pembelajar” berlangsung;
4. pengapresisi karya seni rupa secara lisan dan tertulis, dengan
pendekatan analisa semiotika Roland Barthes.
3
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa Klasik SMK
C. Peta Kompetensi
Adaptasi dari Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, peta kompetensi guru
seni budaya adalah sebagai berikut:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan (mencakup
materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa, musik,
tari, teater) dan keterampilan;
2. Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang
relevan dengan pembelajaran Seni Budaya.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul “Diklat Guru Pembelajar” Seni Budaya ini adalah:
Kegiatan pembelajaran 1: Terdiri dari tujuan, indikator pencapaian
kompetensi, dan uraian materi yang meliputi: pengertian dan konsep
pameran seni rupa, dan tipe pameran yang meliputi tipe estetik dan
rekonstruksi. Sedangkan tipe pameran berdasarkan tujuan: fundraising
(penggalian dana), apresiasi, dan festival/pesta. Panitia pameran seni rupa
menjalankan tugas menyusun proposal, kebutuhan pameran, karya seni
rupa, bukti pendaftaran peserta pameran seni rupa, pengumpulan karya,
seleksi karya, display, dan pengepakan karya.
4
Pendahuluan
Rangkuman berisi ide pokok materi yang disajikan secara berurutan dan
ringkas, yang bersifat menyimpulkan, komunikatif, dan memantapkan
pemahaman.
Umpan balik pameran seni rupa bersumber pada buku tamu dan buku
kesan, masukan dari apresiator, dianalisis, didiskusikan, dirumuskan, jika
terdapat kasalahan, kekurangan atau hal–hal yang dirasa kurang baik perlu
disikapi dengan arif dan bijaksana untuk perbaikan di masa mendatang.
Tindak lanjut, umpan balik ini dimanfaatkan untuk langkah tindak lanjut
dalam pembelajaran di sekolah dan perlu diadakan pameran di sekolah
maupun di tingkat yang lebih luas lagi baik antar guru maupun bersama
peserta didik.
Kegiatan pembelajaran 2: terdiri dari apresiasi karya seni rupa secara lisan
dan tertulis. Apesiasi seni rupa merupakan salah satu kegiatan yang
beraspek afektif, yang dilakukan secara lisan tertulis oleh apresian, yang
mengandung nilai apresiatif, pedagogis, dan dokumentatif. Nilai-nilai tersebut
akan dicapai oleh apresian setelah melalui praktik mengapresiasi karya seni
rupa dengan membawa bekal: cermat, terbuka, kesejarahan, objektif,
memahami berbagai kata kunci: prinsip dan unsur seni rupa, berbagai teknik
berkarya seni rupa, dan aliran seni rupa.
5
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa Klasik SMK
Fungsi apresiasi karya seni rupa secara tertulis maupun lisan adalah:
1. Melaltih dan meningkatkan penghargaan karya seni rupa.
2. Menumbuhkan rasa empati.
3. Sebagai umpan balik dalam pemebelajaran.
4. Menumbuhkan sikap arif dan bijaksana dalam menanggapi tulisan
apresiatif orang lain.
5. Memperluas jaringan apresiasi seni rupa memalui berbagai media
komunikasi.
Apresiasi karya seni rupa dengan pendekatan semiotika, secara teknis
menggunakan analisis dari Roland Barthes.
6
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
A. Tujuan
Setelah mempelajari Modul ini, Anda diharapkan dapat:
1. menguraikan konsep pameran karya seni rupa dengan benar;
2. menyusun kebutuhan pameran karya seni rupa;
3. melaksanakan pameran karya seni rupa;
4. apresiasi karya seni rupa dengan pendekatan semiotika
menggunakan analisis dari Roland Barthes.
C. Uraian Materi
1. Pengertian dan Konsep Pameran Seni Rupa
Sebagaimana dikemukakan oleh Mikke Susanto (2011:12) bahwa
pameran merupakan alat sajian pertanggungjawaban bagi perupa
(maupun kurator) setelah berkreasi atau untuk menunjukkan kerja
7
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
8
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
PENGEMBALIAN
KARYA
Keterangan:
a. Kompetensi Guru SMP: kompetensi pedagogik, kepribadian,
professional, dan sosial.
b. Proposal, dana, dan ijin, diurus oleh panitia.
c. Kebutuhan pameran seni rupa: karya seni rupa, data perupa,
kurator, katalog, sketsel, fustek, tali, label, buku tamu, buku kesan,
baliho, publikasi, dokumentasi, tempat, kursi tamu undangan,
tanaman hias, sambutan, undangan, sound system, acara
pembukaan dan penutupan, meja dan kursi untuk buku tamu.
d. Pengumpulan karya, disertai dengan data karya dan data pribadi
peserta pameran dilengkapi nomor HP, diserahkan di sekretariat
pameran. Bila ada berbagai jenis karya dikelompokkan sesuai
dengan jenisnya dan diberi nomor pendaftaran. Peserta pameran
seni rupa diberi tAnda bukti pendaftaran, dan membayar uang
sesuai dengan ketentuan.
9
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
10
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
2. Tipe pameran
Sebagaimana dikemukakan oleh Mikke Susanto (2011: 44) bahwa
tipe pameran karya seni rupa bila ditinjau dari pendekatan karya, maka
terdapat dua tipe yaitu:
a. Tipe estetik
Tipe estetik, merupakan pameran yang berkonsentrasi pada
pAndangan bahwa objek (karya yang dipamerkan) mempunyai
nilai instrinksik, dan tidak bermaksud untuk menyediakan informasi
tentang latar belakang budaya objek, tetapi merepresentasikan
kualitas estetik objek itu sendiri.
b. Tipe rekonstruktif
Tipe rekonstruktif merupakan suatu pendekatan yang
menghadirkan objek (karya yang dipamerkan) sebagai sesuatu
yang memiliki arti secara etnografi dan berusaha untuk
menginformasikan budaya latarnya.
Tipe pameran berdasarkan tujuan:
a. Betujuan untuk menggalang dana (fundraising), baik untuk pribadi
perupa maupun untuk kepentingan sosial, misalnya dari karya
yang terjual, sebagian akan disumbangkan untuk korban bencana
banjir, tanah longsor, gunung berapi meletus, dan lain sebagainya.
11
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
12
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
13
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
3. Panitia
Panitia pameran karya seni rupa memegang peran sangat penting,
karena merupakan kunci utama kesuksesan kegiatan tersebut, yang
akan berhubungan dengan minimal dua hal utama yaitu karya seni
rupa dan pengunjung atau disebut apresian. Adaptasi dari Suwarna
dkk. (2013: 22-23) mengatakan bahwa untuk memperlancar
pelaksanaan pameran karya seni rupa ini perlu disusun panitia
pameran yang meliputi:
a. Penanggungjawab:bertanggungjawab terhadap segala urusan
administrasi dan operasional selama diklat khususnya
penyelenggaraan pameran karya seni rupa oleh peserta diklat
yaitu para guru seni budaya sekolah menengah pertama.
b. Penasihat: memberikan nasihat, atau saran tentang
penyelenggaraan pameran karya seni rupa yang akan digelar.
c. Ketua: bertanggungjawab secara organisatoris, prosedural,
humanis, kekeluargaan, terhadap seluruh kegiatan pameran karya
seni rupa sejak awal sampai akhir.
d. Sekretaris: menyiapkan proposal berdasarkan rapat pleno panitia
dan surat-menyurat.
e. Bendahara: bertugas dan bertanggungjawab atas lalulintas
seluruh keuangan dalam penyelenggaraan pameran karya seni
rupa.
14
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
f. Seksi-seksi:
1) Seksi humas: mempublikasikan melalui media massa
(Koran, TV, radio, majalah), baliho, poster, dan termasuk
mengundang peserta pameran.
2) Seksi karya: mengumpulkan karya, memberi nomor urut
pendaftaran, memberikan tAnda bukti penyerahan, dan
pengembalian karya. Mengurus pembagian hasil sesuai
dengan ketentuan jika ada karya yang terjual. Menyiapkan
katalog, disertai dengan sekapur sirih dari kurator atau
pejabat yang mendukung dana atau yang punya
kepentingan penyelenggaraan pameran, sambutan panitia,
susunan panitia, dan label karya.
3) Seksi dokumentasi: mendokumentasikan melalui foto/video
seluruh kegiatan pameran: pengumpulan karya, memotret
karya, pemasangan karya, acara pembukaan,
seminar/sarasehan, penutupan, dan pembongkaran karya.
4) Seksi tempat dan perlengkapan: menyiapkan tempat,
skessel, tali dan alat untuk pajang karya, alas patung, buku
tamu. buku kesan, meja kursi untuk tamu, untuk menaruh
buku tamu dan buku kesan, atau papan kenangan yang
ditulis nama maupun kesan dan kritik pengunjung. Tanaman
hias sebagai dekorasi agar suasana ruang pameran lebih
sedap dan indah.
5) Seksi acara: menentukan acara pembukaan apakah dengan
pengguntingan pita/buntal oleh pejabat atau siapa saja yang
dipAndang kompeten, apakah melukis, atau dengan
pemukulan gong pijit tombol, dan lain sebagainya. Jika ada
acara sarasehan maka seksi acara yang ambil peran,
termasuk acara penutupan.
6) Seksi konsumsi: menyiapkan konsumsi untuk: panitia, rapat,
piket penyerahan karya, seleksi, pemajangan karya,
pembukaan, jaga pameran, penutupan, pembongkaran, dan
pengembalian karya.
7) Seksi keamanan: mengamankan seluruh kegiatan pameran.
15
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Agar panitia pameran seni rupa dapat berjalan dengan baik, maka
diperlukan time schedule. Time schedule ini dipasang di
sekretariat, dan apabila kegiatan telah berjalan, maka nama
bagian kegiatan tersebut dapat distabilo. Hal ini berguna untuk
mengingatkan panitia agar kegiatan apa saja yang telah dilakukan.
16
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
setempat
17
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
4. Proposal
Proposal pameran karya disusun bersama pada rapat panitia awal,
diusahakan telah ada draft proposal dan digAndakan secukupnya,
agar seluruh panitaia dapat membahasnya. Rapat dipimpin oleh ketua
panitia, sertelah draft direvisi, kemudian sekretaris menulis sesuai
dengan keputusan rapat. Proposal didistribusikan ke penyAndang
dana, sponsor, kurator, bahkan jika perlu ke kolektor. Panitia harus
mempunyai arsip proposal. Adaptasi dari Mikke Susanto (2011, 130-
132) format proposal pameran karya seni rupa adalah sebagai berikut.
a. Halaman pembuka, ditAnda tangani oleh ketua panitia.
b. Judul pameran/ program (sub judul) biasanya singkat, dan
menarik.
c. Ringkasan (executive summary) pameran, biasanya sekitar 200
kata yang berisi: tujuan pameran bersifat spesifik, eksplisit, dapat
diukur tentang apa yang hendak dicapai dalan pameran tersebut,
event apa, waktu pelaksanaan, dan kebutuhan dana.
d. Latar belakang, menjelaskan fakta atau informasi yang
mendukung, target kelompok masyarakat yang akan dilayani, atau
penyebab mengapa pameran digelar.
e. Metode, menjelaskan aktivitas yang akan dijalankan termasuk
jenis karya, peserta dan acara selama pameran.
f. Evaluasi, dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pameran
dan akan dipakai sebagai lAndasan untuk masa mendatang.
g. Anggaran, seluruh kegiatan pameran dianggarkan dan ditotal
jumlahnya.
h. Tindak lanjut, atau rencana masa datang, hal ini penting untuk
menanamkan rasa percaya diri dari peserta, penyAndang dana
atau sponsor dan pihak lain yang terkait.
18
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
5. Kebutuhan pameran
Kebutuhan pameran karya seni rupa: karya seni rupa, data perupa,
kurator, katalog, sketsel, pustek, vitrine, tali, label, tulisan dilarang
pegang, buku tamu dan buku kesan, baliho, publikasi, dokumentasi,
asuransi karya, tempat dan kursi tamu undangan, tanaman hias,
sambutan, undangan, sound system, acara pembukaan dan
penutupan, meja dan kursi, taplak untuk buku tamu.
a. Karya seni rupa
Karya seni rupa yang akan dipamerkan ditentukan oleh panitia
pameran, apakah berupa karya sejenis misalnya lukisan, atau
berbagai jenis, misalnya lukisan, patung, kriya, grafis dsb.
Tentukan jumlah karya: misalnya 100 buah yang terdiri dari lukisan
40 buah, patung 20 buah, grafis, 20 buah dsb. kriya 20 buah. Hal
ini terkait dengan kapasitas ruang pameran. Begitu juga ukuran
karya ditentukan juga. Ditentukan juga kelengkapan data karya
atau data perupa/seniman. Data karya: judul, teknik dan media,
ukuran, pemilik, dan alamat pemilik, harga. Data ini bisa dibuat
rangkap dua, satu disertakan di sebalik lukisan/karya, dan satu
19
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
20
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
21
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 6. H. Widayat, “ Kontradiksi antara kota dan pedalaman Irian Barat”, cat
minyak, 1997.
(Sumber: Katalog Pameran Tunggal H. Widayat 1999 di Galeri H. Widayat, Mungkit,
Magelang)
22
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 8. Popo IskAndar, “Dua macan dan matahari senja”, cat minyak di kanvas,1998
(Sumber: Mamannoor, 1998: 109)
23
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 10. Samuel Hendratmo, “From Horror To Hope,”, mixed media, 1998
(Sumber: Jim Supangkat, dkk. 1997: 171)
Gambar 11. Entang Wiharso, “ The story behind Super hero and Black Goat, 2009,
(Sumber: Muhidin M, Dahlan : 778)
24
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 13. Wahyu S., “ Misteri of a well’, perunggu, kaca dan cermin, 2007
(Sumber: Muhidin M. Dahalan, 2012: 803)
25
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 15. Amang Rahman, “Sayangilah semua yang di atas bumi, maka kau akan
disayang oleh semua yang di atas langit” cat minyak di atas kanvas, 1996
(Sumber: Visual Art, 2007: 85 ).
26
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 16. Suwarna, “Maha suci Allah”, cat minyak di atas kanvas, 1991
(Sumber: Koleksi pribadi, 1991).
Dari berbagai contoh karya seni rupa yang terdiri dari karya seni
lukis, seni patung, dan seni instalasi di depan akan memberikan
gambaran dari seksi karya dan seksi display tentang bagaimana
karya-karya tersebut diterima dan disimpan sebelum pameran
dan akan dipajang di dalam suatu pameran karya seni rupa.
27
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Foto
peserta Nomor
3 x4 pendaftaran
2 buah
berwarna
TAnda tangan
Format ini dibuat rangkap dua, satu lembar
untuk perupa, satu lembar untuk panitia
Yunita
28
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
c. Pengumpulan karya
Pengumpulan karya disertai dengan data karya dan data pribadi
peserta pameran dilengkapi nomor HP, diserahkan ke sekretariat
pameran. Bila ada berbagai jenis karya dikelompokkan sesuai
dengan jenisnya dan diberi nomor pendaftaran. Peserta pameran
seni rupa diberi tAnda bukti pendaftaran dan membayar uang
sesuai dengan ketentuan. Jenis karya telah ditentukan oleh
panitia, apakah sejenis atau berbagai jenis.
29
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
e. Display Karya
Display karya merupakan bagian yang paling utama di dalam
pameran karya seni rupa. Hal ini bertujuan agar karya dapat
dinikmati dengan enak dan nyaman oleh apresian/penikmat.
Penataan karya seni rupa dalam pameran dapat memilih
berbagai alternatif seperti yang diungkapkan oleh Suwarna dkk.
(2013: 23) sebagai berikut.
1) Pengelompokan berdasarkan dimensi
Misalnya seni lukis dikelompokkan dengan ilustrasi grafis.
Sedangkan patung dikelompokkan dengan karya seni tiga
dimensi lainnya misalnya gerabah dan seni kriya tiga
dimensi. Pengelompokan seperti ini mengenyampingkan
perbedaan antara seni murni dan terapan.
2) Pengelompokan berdasarkan media
Misalnya lukisan cat air dikelompokkan dengan poster,
lukisan cat minyak dikelompokkan dengan lukisan cat
minyak. lukisan pastel dikelompokkan dengan gambar
bentuk dengan pastel dsb.
3) Pengelompokan berdasarkan ukuran
Misalnya lukisan-lukisan berukuran besar dikelompokkan
dengan lukisan yang berukuran besar lainnya, dan lukisan
berukuran kecil dikelompokkan dengan lukisan berukuran
kecil. Setelah karya dikelompkkan sesuai dengan jenisnya,
maka langkah berikutnya adalah display. Display atau
penataan karya seni rupa, Anda dapat memilih berbagai
desain seperti berikut.
30
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
31
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
32
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
33
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
34
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 25. Melih4t pameran seni rupa. Tampak lima pustek berwarna putih.
(Sumber: www.google//pameran. Com . id.)
Gambar 26. Hajar Satoto, “Dewi Sri”, Tembaga, padi, tanpa pustek.
(Sumber: Soedarso Sp. dkk: 32, 114).
35
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 27. “Ken Dedes” dari Singhasari, batu andhesit, pustek menyatu dengan
patung (Sumber: M. Yamin, 1956).
36
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
f. Perabot Pameran
Perabot Pameran Seni Rupa terdiri dari:
1) Sculptur Stand / pustek
Pustek dibuat dari kayu yang kuat berbentuk kubistis,
dengan permukaan bujur sangkar dan sisi-sinya empat
persegi panjang. Ada tiga jenis ukuran fustek. Pustek
pendek berukuran tinggi 50 cm, fustek sedang berukuran
tinggi 75 cm, sedangkan fustek tinggi ukuran 100 cm.
warna fustek sebaiknya netral, misalnya abu-abu dan tidak
mengkilat. Permukaan fustek sebaiknya tertutup semua
tanpa ada lubang sehingga ketika ditata dalam keadaan
terlentang keberadaannya tetap bagus, dan tidak tampak
berlubang. Perhatikan pustek pada tiga patung berikut ini,
termasuk pustek pendek.
37
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
(Sumber gambar 34, 35, 36, Katalog Pameran Retrospeksi G. Sidharta S. 15-
22 Januari 2000)
38
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
39
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 38. Teknis pengepakan karya dua dimensi tunggal dan digulung
(Sumber : Mikke Susanto, 2004: 272 )
40
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
g. Asesoris Pameran
1) Lighting/Penerangan/Tata Cahaya
Tata cahaya pameran seni rupa dapat diperhatikan gambar
berikut.
41
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
lampu
sinar
lukisan
42
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
43
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
44
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
45
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
46
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 49. Katalog pameran Asean Festival of Art ’92, bentuk buku
(Sumber: Katalog Pameran Asean Festival of Art, Yogyakarta, 1992)
Gambar 50. Katalog Painting Gambar 51. Hajar Pamadhi, “ The Miror
Exibition, Hajar Pamadhi, 2000, di of Life”, 1999, oil on kanvas
Charles Strurt University Australia
(Sumber gambar 40 dan 41: Katalog Pameran Seni Lukis hajar Pamadhi, 2000, Australia)
47
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 54. Katalog Pameran Lukisan Arfial Arsad Hakim dan Budie AZ. 2001
(Sumber: Katalog Pameran Lukisan Arfial Arsad Hakim dan Budie AZ. 2001)
48
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 55. Bagian dalam katalog pameran lukisan Arfial dan Budie AZ.
(Sumber: Katalog Pameran Lukisan Arfial Arsad Hakim dan Budie AZ. 2001)
49
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
50
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 59. Katalog Pameran Tunggal H. Gambar 60. H. Widayat, “Karnaval Seniman “, oil
Widayat1999, jenis buku on kanvas, 1981
(Sumber gambar 60, 61: Katalog Pameran Tunggal H. Widayat 1999) Isi bagian dalam: Riwayat
dan penghargaannya.
51
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Contoh katalog pameran seni rupa Asean 2015, bentuk buku sebagai berikut.
52
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
Gambar 66. Katalog pameran Estetika Rupa Dua Dimensi mahasiswa PAUD 2015 FIP
UNY, bentuk folder
53
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 67. Katalog Pameran hasil lomba Seni Lukis Anak DIY-Kyoto 2015
Gambar 69. Katalog Pameran Nuansa Kriya Nusantara, mahasiswa Prodi Pemdidkan Seni
Kriya, FBS, UNY, 2016 (Sumber: Katalog Pameran Nuansa Kriya Nusantara, mahasiswa Prodi
Pendidikan Seni Kriya, FBS, UNY, 2016) bentuk folder.
54
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
3) Label karya
Label karya, menggunakan kertas tebal, dan dicetak yang
memuat: judul, nama, teknik, media, ukuran, tahun
pembuatan, jika karya kelompok maka perlu ditulis karya
kelompok. Label juga dapat diberi logo dari penyelenggara.
Penempelan label, biasanya pada sisi kanan karya, dan
jika berupa lukisan, di sebelah kanan bawah. Jangan
sampai pemasangan label mengganggu keindahan karya
misalnya label ditempel pada bingkai atau pada lukisan
tersebut. Perhatikan contoh pemasangan label berikut.
55
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
4) Tanaman hias
Tanaman hias, berfungsi untuk dekorasi, dan menambah
indahnya ruang pameran. Pilihlah tanaman yang tidak
terlalu besar sehingga tidak menggangu karya seni rupa,
misalnya berbagai jenis puring, sri rejeki, palem sikas yang
pendek. Siram air secukupnya sebelum ditaruh di dalam
ruang pameran, setelah air merata dan tidak rembes, maka
tanaman hias siap ditata. Setiap dua hari sekali disiram air
secukupnya, jangan sampai kekeringan.
5) Sound System
Sound system, pilih yang “gandem marem”, sangat
diperlukan pada acara pembukaan, saresehan, pemberian
penghargaan, dan penutupan pameran seni rupa.
Penataannya diusahakan setepat mungkin sehingga enak
didengar.
h. Perlengkapan lain
Perlengkapan lain di antaranya adalah: senar, lakban, cutter,
pukul besi kecil, paku, isolasi bolak-balik, buku tamu, buku
kesan-pesan, meja-kursi penjaga pameran, taplak, perangkat
pembukaan pameran, tulisan sold untuk karya yang terjual,
jangan pegang.
56
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
i. Pelaksanaan Pameran
Pelaksanaan pameran karya seni rupa terdiri dari:
1) Pembukaan
Tamu undangan dipersilahkan mengisi buku tamu, diberi
katalog, dan dipersilahkan duduk ditempat yang telah
disediakan. Sambil menunggu acara pembukaan biasa di
perdengarkan alunan musik modern atau tradisional, hal ini
disesuaikan dengan tema atau jenis karya yang
dipamerkan. Susunan acara pembukaan pameran karya
seni rupa biasanya terdiri dari:
a) Pembukaan dengan berdoa bersama dipimpin oleh
pembawa acara.
b) Sambutan:
(1) Ketua panitia.
(2) Pejabat Instansi/ pimpinan galeri/
seniman/kurator.
c) Pendukung, dapat berupa tarian, nyanyian, atau
puisi, atau happening art.
d) Pembukaan pameran oleh siapa saja yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Pembukaan pameran,
bisa dengan menggunting buntal/pita, memukul
gong/melukis bersama/bentuk yang lain.
e) Setelah pameran dibuka, kemudian para tamu
undangan dipersilahkan menikmati karya seni rupa
yang dipamerkan.
f) Disudut tertentu telah tersedia hidangan ala
kadarnya, para tamu undangan dipersilahkan
menikmati hidangan yang telah disediakan,
sebaiknya juga disedikan kursi secukupnya,
barangkali ada undangan yang sudah tua atau
kurang sehat untuk berjalan dan berdiri lama-lama.
g) Setelah menikmati karya yang dipamerkan, para
tamu undangan dipersilahkan untuk memberikan
57
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
58
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
j. Beberapa impetus
Impetus yang dimaksud adalah konsumen, pemerintah, sponsor,
dan kompetisi (persaingan) yang dapat mendorong adanya
perubahan dari keadaan yang kurang baik ke keadaan yang
lebih baik, di antaranya adalah sebagaimama dikemukakan oleh
Mikke Susanto (2011):
1) Konsultan seni, biasa dikontrak oleh lembaga yang
mempunyai koleksi karya.
2) Kurator, pengamat, kritikus, mereka adalah orang-orang
yang dapat menunjukkan keberadaan pameran seni rupa
sehingga akan menjembatani antara perupa dengan
apresian.
3) Art Broker, pedagang karya seni rupa yang dapat
menghubungkan antara perupa dan pembeli karya.
4) Manajer Seni, biasanya berjasa dalam pembuatan
proposal, buku perupa atau untuk hubungan dengan
masyarakat.
5) Penerbit dan wartawan, menerbitkan buku perupa, atau
menyebarluaskan berita pameran tersebut.
6) Desainer interior/arsitek, membantu tata ruang pameran
agar lebih menarik.
59
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Gambar 73. Salah satu patung FKY 27 2015, “Kalajengking” di luar ruang (Sumber: www
google//pameran fky 27.com.id)
60
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
61
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Patung dan lukisan koleksi Bung Karno yang lain adalah sebagai
berikut.
62
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
l. Umpan balik
Umpan balik pameran seni rupa sangat diperlukan oleh panitia,
atau perupa karena akan dipakai sebagai bahan kajian untuk
membenahi agar penyelenggaraan pameran yang akan datang
agar lebih baik. Umpan balik ini diperoleh dari apresian yang
menulis pada buku kesan dan barangkali melalui lesan apresian
yang tidak tertulis. Panitia siap dengan rekaman hal tersebut
agar apa isi kritikannya dapat diputar kembali dan dibahas
dalam evaluasi pameran dan ditulis dalam laporan pameran
tersebut. Jika Anda seorang guru seni rupa di sekolah menegah
pertama, maka umpan balik tersebut dapat digunakan sebagai
perbaikan dalam proses belajar mengajar, agar kompetensi
pembelajar dan kompetensi guru dapat meningkat sesuai
dengan tuntutan zaman.
63
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
m. Pengembalian karya
Pengembalian karya seni rupa hendaknya dilakukan dengan
tertib dan tertulis dengan berita acara keadaan karya, apakah
masih utuh tetap baik, atau ada kerusakan. Jika ada karya yang
rusak atau hilang dan karena karya sudah diasuransikan, maka
karya yang rusak atau hilang diganti dengan asuransi tersebut.
Adaptasi dari Mikke Susanto (2011), contoh laporan kondisi
karya seni rupa sebagai berikut.
Judul Pameran :
Nama penyelenggara :
Alamat penyelenggara :
Nama perupa :
Judul karya :
Media :
Ukuran ` :
Tahun pembuatan :
Nomor pendaftaran :
Nomor katalog :
Nomor packing :
Kondisi karya
Keadaan : baik/ rusak/ cacat (coret salah satu)
Jika karya rusak : tuliskan tingkat kerusakannya.
Jika karya baik : tuliskan karya baik
Kesimpulan :
Yogyakarta, tanggal.....
cap
Panitia,
TAnda tangan
Nama
64
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran peserta diklat PKB guru sekolah menengah
pertama adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari Modul Grade 10 Pameran Karya Seni Rupa dengan
saksama.
2. Diskusi tentang konsep Pameran Karya Seni Rupa, setelah hasil
diskusi dirumuskan, maka diteruskan dengan kegiatan berikutnya,
latihan sebagai berikut
E. Latihan/Kasus/Tugas
Anda dimohon melaksanakan latihan sebagai berikut.
1. Pembentukan Panitia Pameran Karya Seni Rupa.
2. Penyusunan Proposal Pameran Karya Seni Rupa (sesuai dengan
lingkup diklat, termasuk dana yang dibutuhkan).
3. Perijinan, sesuai dengan situasi dan kondisi.
4. Berkarya seni rupa, sesuai dengan ketentuan.
5. Pendaftaran dan penyerahan karya seni rupa yang akan dipamerkan
(pengisian data pibadi dan data karya).
6. Penyiapan perangkat pameran: katalog, spanduk, baliho, label, dan
perlengkapan lain yang dibutuhkan.
7. Publikasi, kurasi, dan distribusi undangan bagi pejabat, kolektor, guru
dan karyawan maupun siswa sekolah menengah pertama terdekat,
termasuk ke TV, wartawan, jika dana memungkinkan.
8. Pemajangan karya seni rupa di ruang yang telah ditentukan.
9. Pelaksanaan pameran.
10. Pembukaan, sarasehan dan penutupan pameran.
11. Evaluasi pelaksanaan pameran karya seni rupa, dokumentasi sejak
awal sampai akhir kegiatan pameran, foto maupun video. Unggah ke
internet kegiatan tersebut.
12. Laporan pelaksanaan Pameran Karya Seni Rupa, ke penyelenggara
diklat.
65
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
F. Rangkuman
1. Latar belakang, Herbert Read menyatakan konsep pendidikan seni
adalah education through art, artinya pendidikan lewat seni.
2. Pameran seni rupa sangat berguna untuk meningkatkan aprsiasi seni
bagi siapa saja.
3. Tujuan diklat; peserta dapat menguraikan konsep pameran,
kebutuhan, dan melaksanakan pameran karya seni rupa.
4. Peta kompetensi, menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung pembelajaran seni budaya.
5. Ruang lingkup modul grade 10: menguraikan konsep pameran,
menyusun kebutuhan pameran dan melaksanakan pameran karya seni
rupa.
6. Saran penggunaan modul: baca dengan saksama, kerjakan langkah-
langkah pelaksanaan pameran, melaksanakan pameran, diskusi dan
evaluasi, lebih lanjut pameran di sekolah.
7. Kegiatan pembelajaran, mencakup tujuan, indikator pencapaian dan
uraian materi:
a. Konsep pameran seni rupa merupakan pokok utama yang
mendasari seluruh kegiatan pameran.
b. Tipe pameran: tipe estetik tidak bermaksud menyediakan informasi
tentang latar belakang budaya objek. Sedangkan tipe rekonstruktif,
menghadirkan objek yang punya arti etnografi dan berusaha
menampilkan budaya latarnya.
c. Tipe pameran berdasarkan tujuannya ada tiga: menggalang dana,
meningkatkan apresiasi seni publik, dan menggalang kebersamaan.
d. Karakter pameran dibedakan menjadi: pameran tunggal atau
bersama, kelompok, menurut waktu seperti biennal, jenis karya,
ruang, tempat, pelaku, peta kepentingan, peta sejarah, geografis,
hasil penelitian, pameran tetap, insidental, atau berkala.
e. Panitia pameran seni rupa: terdiri dari penanggungjawab,
penasehat, ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi: humas,
karya, dokumentasi, tempat dan perlengkapan, acara, konsumsi,
keamanan, dan asuransi.
66
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
67
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
68
Pembelajaran 1:
Konsep Pameran Seni Rupa
69
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
70
Mkegiatan Pembelajaran 2:
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis
A. Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini, Anda diharapkan mampu:
1. mengapresiasi karya seni rupa secara lesan;
2. mengapresiasi karya seni rupa secara tertulis;
3. merumuskan hasil mengapresiasi karya seni rupa secara lesan dan
tertulis.
C. Uraian Materi
Mengapresiasi karya seni rupa secara lesan
1. Pendekatan ideoplastis
Apresiasi karya seni rupa dengan pendekatan ideoplastis secara lisan
dilakukan dengan tutur kata,yang membahas tentang: ide (ide, menurut
Mikke Susanto (2011: 187) merupakan: (1) Pokok isi yang dibicarakan
oleh perupa melalui karya-karyanya; (2) Idea atau pokok isi merupakan
sesuatu yang hendak diketengahkan), cerita, dan nilai-nilai yang
terkandung di dalam karya tersebut.
71
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
72
Mkegiatan Pembelajaran 2:
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis
g. Rumuskan hasil diskusi anda dalam bentuk narasi, dan CD, serahkan
ke widyaiswara yang berkompeten.
h. Arsipkan hasil diskusi anda tersebut.
i. Laporkan ke sekolah anda, jika anda sudah kembali pulang dari
diklat. Sampaikan hasil apresiasi secara lisan tersebut kepada
peserta didik dalam pembelajaran di sekolah anda.
2. Pendekatan fisikoplastis
Apresiasi seni rupa dengan pendekatan fisikoplastis, realisasinya adalah
pendekatan semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang tanda dan
merupakan cabang filsafat yang mempelajari dan menelaah “tanda”.
Berdasarkan penggunaannya, semiotika dikelompokkan dalam berbagai
bidang, seperti yang dikemukakan Nawiroh Vera (2015: 6), salah satunya
adalah semiotika komunikasi visual: rambu lalu intas, graffiti, seni rupa,
iklan, komik, sinema, arsirektur, koreografi dan lain-lain. Dalam modul ini
menggunakan pendekatan semiotika komunikasi visual seni rupa.
Selanjutnya, realisasi pendekatan semiotika dalam modul ini adalah
sesuai dengan analisis Roland Barther (Nawiroh Vera, 2015: 98).
Berikut contoh apresiasi dengan pendekatan semiotika karya seni
instralasi Entang Wiharso, lukisan Hardi, lukisan Amang Rahman, dan
patung Affandi .
Dialog/suara/teks Visual
1. Ideoplastis................?
2. Fisikoplastis.............?
73
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
1. Ideoplastis................?
2. Fisikoplastis.............?
Gambar 81. Hardi, “Kodrat Pemimpin”,
Cat minyak di atas kanvas. (Sumber: Visual Art,
2008: 112)
Penanda: Wayang kulit Semar dan Pertanda: Bagi Hardi siapapun
Presiden Soeharto, dengan latar presidennya, secara alamiah akan
belakang Supersemar. dikelilingi oleh orang-orang yang
memendam maksud tertentu. Maka dalam
lukisan “Kodrat pemimpin” ... saya
gambarkan Pak Harto dengan warna hitam
putih, dikelilingi oleh berbagai ekspresi
topeng.
74
Mkegiatan Pembelajaran 2:
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis
55 cm x 59 cm berikut ini.
1. Ideoplastis................?
2. Fisikoplastis.............?
75
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
76
Mkegiatan Pembelajaran 2:
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis
D. Aktivitas Pembelajaran
Apresiasi karya seni rupa secara tertulis, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Anda di mohon untuk melihat pameran karya seni rupa di suatu tempat
tertentu.
2. Tahap deskriptif, Isilah format apresiasi yang telah tersedia.
3. Tahap analisis, setelah anda deskripsikan karya-karya seni rupa tersebut,
kemudian menganalisis dari prinsip seni dan unsur karya seni rupa.
4. Tahap interpretasi, menafsirkan makna sebuah karya seni rupa yang
meliputi tema, symbol, dan masalah yang dikedepankan.
5. Tahap evaluasi, anda dapat mengkaitkan antara karya yang satu dengan
karya yang lain yang sejenis, tetapkan tujuan dan fungsi karya yang
ditelaah, apakah karya seni rupa tersebut menunjukkan kebaruan
/kreativias (Suwarna, dkk, 2015: 31).
Diskusikan hasil apresiasi karya seni rupa secara tertulis dengan teman
sejawat:
a. Susun scara sistimatis dan kronologis hasil diskusi anda.
b. Porto folio hasil diskusi anda sebagai syarat memenuhi tugas, “Diklat Guru
Pembelajar”, serahkan ke widyaiswara untuk dinilai.
77
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
................................................................................................................
...................................................................................................................
Jumlah karya terjual dan harga :......................................................
Penutupan pameran dengan :.......................................................
Yogyakarta,......................................
Apresiator,
.......................................................
NIP..................................................
78
Mkegiatan Pembelajaran 2:
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis
Apresiasi karya seni rupa dari unsur idioplastis dan fisikoplastis sebagai
berikut.
Apresiasi karya seni rupa ke -1:
Judul :.......................................
Perupa :.......................................
Alamat :.......................................
Jenis karya :........................................
Ukuran :........................................
Teknik :........................................
Idioplastis : (Ide, cerita, aliran, nilai-nilai yang dikandung di dalam karya
seni
rupa)................................................................................................................
........................................................................................................................
Fisikoplastis : warna, ukuran, bentuk (penerapan prinsip seni: komposisi
keseimbangan, kesatuan, irama, harmoni, penekanan/point of interst,
variasi..............................................................................................................
.........................................................................................................................
................................................
NIP...................................
79
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
E. Latihan/Kasus/Tugas
Terdapat suatu kasus tentang Tugas Akhir (TA) Karya Seni Lukis, di Prodi X.
Ketentuan untuk TA Seni Lukis: TA karya Seni Lukis di Prodi X, setiap
mahasiswa diwajibkan pameran tunggal atau kelompok. Ketentuan karya
untuk Pameran Seni Lukis setiap mahasiswa = minimal 10 karya, ukuran
minimal 60 cm x 90 cm, dan telah disetujui oleh dosen pembimbing TA.
Media dan teknik TA bebas. Karya dikerjakan di kampus, jika tidak selesai
diteruskan di studio, dan atau di rumah. Ujian TA di kampus, materi ujian
tentang karya tulis dan lukisannya, diuji oleh empat orang, disertai
mahasiswa pendamping secukup ruang ujian. Waktu pameran: Jika ujian TA
dinyatakan lulus, mahasiswa tersebut melaksanakan pameran selama tiga
hari. Revisi karya tulis selama empatpuluh lima hari. Jika revisi karya tulis
tidak selesai selama empat puluh lima hari, mahasiswa diuji ulang. Nilai TA
dapat diketahui oleh mahasiswa apabila ia sudah menyerahkan karya tulis
80
Mkegiatan Pembelajaran 2:
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis
yang telah direvisi dan disetujui oleh dewan penguji, serta sebuah lukisan
disumbangkan ke Prodi X. Dan Jika mahasiswa teruji dinyatakan tidak lulus,
maka ia harus menempuh ulang di semester berikutnya.
81
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Tugas anda:
1. Baca dengan saksama kasus TA di depan.
2. Diskusikan dengan teman sejawat kasus tersebut, meliputi:
a. Ketentuan TA.
b. Proses bimbingan.
c. Dimana letak kesalahan pelaksanaan bimbingan TA.
d. Solusi apa yang ditempuh kemudian.
e. Akhir dari kasus tersebut bagaimana.
f. Nilai apa yang anda dapatkan dari kasus TA tersebut.
3. Rumuskan hasil diskusi anda, tulis yang baik, laporkan ke widyaiswara,
agar mendapat umpan balik yang akademis dan pedagogis.
82
Mkegiatan Pembelajaran 2:
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan Maupun Tertulis
F. Rangkuman
Apesiasi seni rupa merupakan salah satu kegiatan yang beraspek afektif
yang dilakukan secara lesan maupun tertulis oleh apresiator, yang
mengandung nilai apresiatif, pedagogis, dan dokumentatif. Nilai-nilai tersebut
akan dicapai oleh apresiator setelah melalui praktik mengapresiasi karya
seni rupa dengan: cermat, terbuka, kesejarahan, objektif-tidak memihak ke
suatu aliran tertentu, memahami berbagai kata kunci: prinsip dan unsur seni
rupa, berbagai teknik berkarya seni rupa, aliran.
Fungsi apresiasi karya seni rupa secara tertulis maupun lesan adalah:
83
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
84
Penutup
PENUTUP
85
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
86
Evaluasi
Evaluasi
89
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
90
Evaluasi
13. Tertib administrasi panitia pameran seni rupa sangat diperlukan, maka....
A. Panitia menyediakan blanko pendaftaran kolektor.
B. Panitia menediakan blanko pendaftaran panitia.
C. Panitia menyediakan blanko penulisan artikel pameran seni rupa.
D. Panitia menyediakan blanko pendaftaran peserta pameran seni rupa.
15. Seleksi karya untuk pameran seni rupa cukup ditangani oleh...
A. TIM seleksi karya.
B. Sekretaris dan ketua panitia.
C. Seksi pengumpulan karya
D. Seksi pemajanagan karya
91
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
19. Tata cahaya lampu pameran seni rupa di dalam gedung hendaknya...
A. Difokuskan pada objek.
B. Difokuskan pada objek yang menjadi titik pusat perhatian.
C. Difokuskan pada objek yang terjual.
D. Difokuskan pada objek yang terunik.
21. Pengepakan karya bahan dasar kertas dan akan dibingkai di tempat pameran
oleh panitia, maka dapat dilakukan dengan....
A. Dimasukkan tabung pipa PVC dan ditutup rapat.
B. Dimasukkan tabung pipa PVC dan tutup diberi lubang agar udara dalam
tabung tidak lembab.
C. Dimasukkan tabung pipa PVC sudah cukup
D. Dimasukkan tabung pipa PVC dan dilem yang kuat.
92
Evaluasi
22. Dalam pameran seni rupa untuk menjembatani antara kehendap perupa dan
apresian,maka dibuat...
A. Baliho.
B. Katalog.
C. Spanduk
D. Leaflet
Silangkah pada huruf A, B, C, atau D salah satu jawaban anda yang paling benar
1. A B C D 11. A B C D
2. A B C D 12. A B C D
3. A B C D 13. A B C D
4. A B C D 14. A B C D
5. A B C D 15. A B C D
6. A B C D 16. A B C D
7. A B C D 17. A B C D
8. A B C D 18. A B C D
9. A B C D 19. A B C D
10. A B C D 20. A B C D
93
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
94
Glosarium
GLOSARIUM
95
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
96
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Mamanoor. 1999. Popo Iskandar. Bandung: Yayasan Matra Media dan Studio
Popo Iskandar
Mikke Susanto. 2007. Diksi Rupa. Yogyakarta dan Bali: DictiArt Lab & Djagad Art
House.
____________. 2013. Bung Karno Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia.
Yogyakarta: DictiArtLab.
Read, Herbert. 1961. Education Through Art. London : Faber and Faber.
Soedarso, Sp. dkk. 1992. Seni Patung Indonesia. Yogyakarta: ISI Yogyakarta
dan TBY Yogyakarta
Sukimin dan Edy Sutandur. 2005. Kesenian Seni Ruipa dan Desain. Solo: Tiga
Serangkai.
97
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Rupa Pameran Karya Seni Rupa
Majalah
Yusuf Susilo hartono, 2007. Visual Art: Amang Pasca gua Londa, Bandung:
Zola-Zolu Gallery.
Katalog
Asean Festival of Arts ’92. 1992, di Yogyakarta.
Pameran Seni Lukis Wayang Beber di atas kain dan kaca, mahasiwa STSI Sura-
karta, 1995, di Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia Nyoman Gunarsa
Yogyakarta.
Pameran Seni Rupa Paguyuban Sidji Imogiri, 2002.di Tembi Rumah Budaya,
Bantul.
Pameran Tunggal Seni Lukis Ratmoyo, 2003, di Tembi Rumah Budaya Bantul.
Pameran Estetika Rupa Dua Dimensi, 2015, mahasiswa Sem. V PAUD FIP UNY.
Pameran Nuansa Kriya Nusantara, 2016. mhs. Prodi Pendidikan Kriya FBS UNY.
Internet
98
Lampiran 1. Kunci jawaban kegiatan pembelajaran 1-Konsep
Pameran Seni Rupa
2. Proposal Pameran Karya Seni Rupa, terdiri dari Halaman Pembukaan, Judul
Pameran, Ringkasan pameran (Exeutive Summary), Latar Belakang,
Metode, Evaluasi, Anggaran, Tindak Lanjut, Lampiran, dan beberapa foto
yang mendukung pameran tersebut.
4. Berkarya seni rupa, sesuai dengan ketentuan: seni lukis, seni patung, seni
kriya, atau yang lain, menerapkan prinsip seni dan sesuai dengan teknik,
serta bahan karya tersebut.
5. Pendaftaran dan penyerahan karya seni rupa yang akan dipamerkan (inklusif
pengisian data pibadi dan data karya), sesuai dengan prosedur pendaftaran,
misalnya on line, atau langsung, menggunakan format yang telah ditentukan.
Sedangkan karya dapat dikirim perpos paket, menggunakan packing box,
dan ditulis alamat panitia dan alamat pengirim lengkap.
99
paku kecil, meja, taplak, kursi untuk buku tamu dan kesan, semua dikerjakan
oleh panitia sesuai dengan seksi-seksinya.
11. Evaluasi pelaksanaan pameran karya seni rupa, dokumentasi sejak awal
sampai akhir kegiatan pameran, foto maupun video. Unggah ke internet
kegiatan tersebut.
100
Lampiran 2. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2-
Mengapresiasi Karya Seni Rupa Secara Lisan
Maupun Tertulis
3. Letak kesalahan TA, mahasiswa tidak jujur karena lukisan dibuatkan oleh
calon suaminya, proses bimbingan pada awal di kampus sudah benar,
namun mahasiswa kemudian menghilang, tahu-tahu beberapa minggu
berikutnya mahasiswa membawa dua puluh lukisan ke kampus yang bukan
karyanya, untuk diseleksi oleh dosen pembimbingnya. Mahasiswa mengaku
duapuluh lukisannya bukan karyanya.
5. Akhir kasus, mahasiswa dapat ujian TA dan lulus, serta pameran seni lukis
dibuka oleh ketua penguji.
101
Lampiran 4. Kunci Jawaban Evaluasi
1. C
2. B
3. A
4. D
5. D
6. B
7. C
8. A
9. D
10. D
11. D
12. A
13. C
14. A
15. C
16. A
17. D
18. B
19. A
20. B
Selamat mengerjakan.
102
103
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
Winarto, M.pd.
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI J
Copyright c 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
iii
iv
KATA PENGANTAR
v
vi
DAFTAR ISI
PENUTUP .............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................43
LAMPIRAN ............................................................................................................45
1. Lampiran 1. Kunci Jawaban Latihan .................................................................46
2. Lampiran 2. Penilaian Keterampilan .................................................................49
3. Lampiran 3. Penilaian Sikap ..............................................................................50
4. Lampiran 4. Rekapitulasi Penilaian Sikap .........................................................51
5. Lampiran 5. Rekapitulasi Nilai Akhir Pelatihan ..................................................52
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
x
DAFTAR TABEL
xi
xii
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
A. Tujuan
1
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
C. Uraian Materi
Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim apabila seseorang guru menjadi
dominator kegiatan pembelajaran di kelas, namun hal ini bukan berarti guru
lepas tanggung jawab terhadap keberhasilan peserta didiknya dalam
belajar.Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut guru harus selalu
proaktif dan responsif terhadap semua fenomena yang dijumpai di kelas.
Paling tidak ada tiga alasan mengapa penelitian tindakan kelas atau
classroom action research merupakan langkah yang tepat dalam upaya
memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidikan.
1. Guru berada di garis depan dan terlibat langsung dalam proses tindakan
perbaikan mutu pendidikan.
2. Penelitian pada umumnya dilakukan para ahli di perguruan
tinggi/lembaga pendidikan, sehingga guru tidak terlibat dalam
pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitian.
3. Penyebaran hasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan
memerlukan waktu lama.
2
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan
sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Senada
dengan pendapat di atas, Raka Joni, dkk (1998) mengartikan penelitian
tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta
memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut
dilakukan.
3
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
4
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam PTK guru dapat meneliti secara mandiri atau bersama dengan
tenaga kependidikan yang lain (secara kolaboratif) terhadap proses
dan produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Dengan PTK, guru
dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran agar lebih efektif.
PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek.
Alasannya, setelah PTK guru akan memperoleh umpan balik yang
sistematik mengenai pembelajaran yang selama inidilakukan apakah
cocok dengan teori belajar mengajar dan dapat diterapkan dengan
baik di kelasnya. Melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang
ada untuk kepentingan proses dan produk pembelajaran agar lebih
efektif dan optimal.
5
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
6
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
relevan, hasil penelitian yang relevan (kajian empirik), ide atau gagasan
yang asli dari penulisnya, dituliskan secara jelas, karena bagian itulah
yang merupakan ’sesuatu’ yang harus ditonjolkan.
7
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
8
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat
kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)pengamatan, dan
(4) refleksi. Apabila sudah diketahui keberhasilan tindakan pada siklus
pertama dan sesuai dengan yang diharapkan (hasilnya sudah
meningkat seperti yang diinginkan peneliti), siklus kedua sebaiknya
tetap dilaksanakan untuk mengukuhkan atau menguatkan hasil yang
sudah diperoleh pada siklus pertama. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto (2008), yang menjelaskan bahwa kegiatan pada siklus kedua
dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila
9
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
a. Perencanaan
Pada tahap pertama, yaitu perencanaan, harus disusun
perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada tahap ini
harus dirancang tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan
dilakukan. Guru dan teman penelitian harus berdiskusi dalam
merancang tindakan. Ini dilakukan untuk menghindari unsur
subyektivitas pengamat.
10
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b. Pelaksanaan
Tahap kedua adalah melaksanakan tindakan. Pelaksanaan tindakan
merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah dirancang
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru harus tetap
mengacu pada kurikulum yang berlaku. Hasilnya diharapkan berupa
peningkatan efektivitas keterlibatan teman peneliti untuk dapat
mempertajam refleksi dan evaluasi yang telah dilakukan di kelas. Guru
yang berperan sebagai guru model harus sudah siap. Skenario
tindakan harus dilaksanakan benar-benar, harus tampak, dan berlaku
wajar. Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan hendaknya
cukup fleksibel untuk mencapai perbaikan dan peningkatan yang
diinginkan. Guru tidak boleh mengorbankan peserta didik demi
penelitian yang sedang dilaksanaknnya.
11
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
c. Pengamatan
Tahap ketiga adalah pengamatan atau observasi. Pengamatan
tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Teman
yang bertugas mengamati proses belajar mengajar harus mencatat
semua hal-hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi
tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar. Data yang dikumpulkan
dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas,
dan lain-lain) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan
peserta didik, atusias peserta didik, mutu diskusi, dan lain-lain.
12
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
d. Refleksi
Tahap keempat adalah refleksi. Berdasarkan hakikat PTK, refleksi
menjadi sangat penting dalam penelitian ini.PTK mempersyaratkan
guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator
atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan.
Refleksi dilakukan dengan cara kolaboratif, yaitu adanya diskusi
terhadap berbagai masalah yang terjadi selama kegiatan belajar-
mengajar. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
13
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
14
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
15
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
1 Aktif 24 89%
3 Bertanya 8 29%
16
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1 Aktif 23 82%
3 Bertanya 21 75%
5 Bekerjasama dengan
28 100%
kelompoknya
17
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
18
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
c. Kasihani (1999)
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Kasihan adalah sebagai
berikut.
1) Meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang
seharusnya dilakukan oleh guru, mengingat masyarakat kita
19
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
20
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
21
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
c. Merumuskan Hipotesis
23
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
24
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
h. Melaksanakan Penelitian
25
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
26
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
27
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
3) Kolaborasi
PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak
lain, seperti teman sejawat. PTK memerlukan partisipasi dari
pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan
untuk mendukung objektivitas hasil PTK. PTK dilaksanakan
secara berkolaborasi antara guru dengan rekan sejawat, guru
dengan kepala sekolah, guru dengan dosen atau guru dengan
pengawas.
6) Penelitian Bersama
Tidak seperti peneliti tradisional pada umumnya bahwa
investigator dan diplubikasikan dalam jurnal dan buku-buku para
28
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
29
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
Kesimpulan kondisional
Langkah- langkah penelitian
Identifikasi masalah
Merumuskan dan membatasi masalah
Melakukan studi kepustakaan
Merumuskan hipotesis
Menentukan desain dan metode penelitian
Menyusun instrumen dan mengumpulkan data
Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan
rekomendasi.
30
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
31
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
Ada 3 (tiga) komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu
peserta didik dan pembelajaran, guru, dan sekolah. Tiga komponen
itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.
32
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
33
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan
dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas
program sekolah secara keseluruhan. Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
34
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sistematika Penulisan
35
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Hipotesis Tindakan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
D. Aktivitas Pembelajaran
36
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
d. Motivasi peserta
2. Inti Pembelajaran
a. Konteks materi
b. Penjelasan materi secara bertahap/sedikit demi sedikit
c. Diskusi, simulasi, dan praktik pembelajaran
d. Penilaian autentik dan non autentik
3. Kesimpulan/Penutup
a. Menyampaikan poin penting
b. Mengulangi penjelasan tujuan pembelajaran
c. Mengapresiasi keberhasilan/pencapaian peserta diklat
d. Menghubungkan dengan sesi berikutnya.
4. Evaluasi Kelompok
1. Mengamati
Untuk memulai proses pembelajaran mengamati adalah aktivitas yang
sangat penting untuk mencari data, informasi, dan menggugah
keingintahuan kita. Sekarang amatilah situasi belajar. Pahamilah dan
kerjakanlah perintah-perintah berikut ini!
37
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
2. Menanya
Dari hasil mengamati yang sudah Anda lakukan, mungkin timbul rasa
ingin tahu yang besar mengenai beberapa hal. Susun pertanyaan
dalam pikiran Anda secara sistematis.
3. Mengumpulkan data/mencoba/eksperimen
4. Mengasosiasikan/mendiskusikan
38
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
5. Mengkomunikasikan/menyajikan/membentuk jaringan
E. Latihan/Kasus/Tugas
Kerjakan latihan berikut secara individu sesuai dengan pemahaman Anda.
1. Uraikan pengertian penelitian tindakan kelas sesuai dengan pemahaman
Anda !
2. Apa tujuan penelitian tindakan kelas?
3. Ada berapa karakteristik penelitian tindakan kelas? Uraikan masing-
masing!
4. Buatlah Proposal Penelitian Tindakan Kelas!
F. Rangkuman
39
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
40
Penutup
PENUTUP
Yang perlu dicatat adalah dalam penelitian tindakan guru tidak diperlakukan
sebagai obyek penelitian, melainkan ikut serta dalam kegiatan penelitian untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran di kelas yang mereka
bina. Dengan kata lain guru diajak bekerja sama sebagai agen-agen pembaharu
untuk menyempurnakan proses belajar mengajar di kelas.
41
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
42
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Jamal, Azim dan Mc. Kinnon. 200. The Power of Giving. New York: Pingui Book,
Ltd
Maxwell, John. 2009. How Successful People Think. New York: Hachette Book
Group
Maxwell, John. 2014a. How Successful People Grow. New York: Hachette Book
Group
Maxwell, John. 2014b. Buatlah Hari ini Bermakna (Terj. Marlene T). Surabaya:
PT Menuju Insan Cemerlang.
Meyer, Joyce. 2015. Get Your Hopes Up! New York: Faith Words
Moriyon, Felix Garcia. 2001. Human Rights and Educatioin: The Content and the
Process,
Neufeldt, Victoria. 1988. Webster’s New World Dictionary. New York: Simon &
Schuster, Inc.
Osteen, Joel. Your Best Life Now. New York: Hachette Book Group
Stanley, Andy. February 2010. Aiming at Your Dreams & Goals. Majalah
Enjoying Everyday Life, hal 25.
43
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK J
Widarto. 2012. Model Pembelajaran Soft Skill pada Pendidikan Vokasi Bidang
Manufacture. Disertasi. Yogyakarta:Program Pasca Sarjana, Universitas
Negeri Yogyakarta, tidak dipublikasikan.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1. Kunci Jawaban Latihan
46
Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang tujuan PTK.
Suhadjono (2007:61) mengatakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas itu
adalah:
a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah;
b. Membantu guru dan tenaga kekependidikan lainnya mengatasai
masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas;
c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan; dan
d. Menumbuh-kembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
Menurut I Wayan Santyasa (2007) tujuan PTK dapat digolongkan atas dua
jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan, yaitu:
a. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan
professional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Dengan kata
lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan
evaluasi, dan refleksi.
b. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keterampilan guru
yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan
aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran.
c. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan
guru.
47
pengamatan mereka pada ruang kelas, sekolah, atau praktik-praktik
pendidikan mereka sendiri.
c. Suatu proses yang dinamis
Para peneliti PTK terjun ke dalam suatu proses yang dinamis meliputi
pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide
penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju mundur diantara
refleksi atau merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan
tindakan suatu tim school-based, misalnya biasa mencoba beberapa
tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan waktu yang paling
baik bagi sekolah menengah atas untuk memulai.
48
Lampiran 2. Penilaian Keterampilan
PENILAIAN
PENILAIAN KETERAMPILAN
Tagihan Penilaian
No Nama Instansi Keterampilan Rerata Predikat
LK 1 LK 2 LK2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penatar
____________________
49
Lampiran 3. Penilaian Sikap
PENILAIAN SIKAP
Penatar
____________________
50
Lampiran 4. Rekapitulasi Penilaian Sikap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penatar
____________________
51
Lampiran 5. Rekapitulasi Nilai Akhir Pelatihan
Program Pelatihan :
Mata Diklat :
Tanggal :
NILAI
NILAI PROSES 70%
PENGETAHUAN
NILAI 30% NILAI
NO NAMA INSTANSI RERATA NILAI RERATA NILAI
NILAI TES AKHIR
PRETEST KETERAMPILAN AKHIR
SIKAP 40% 60% (post)
Penatar
________________________
52
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016