Anda di halaman 1dari 17

1.

Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang Dalam Ruang


A. Titik
Sebuah hanya dapat ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak memiliki ukuran (besaran)
sehingga dapat dikatakan titik tidak berdimensi. Sebuah titik dilukiskan dengan tanda
noktah dan diberi huruf kapital..
B. Garis
Garis hanya mempunyai ukuran panjang tetapi tidak mempunyai ukuran lebar. Garis
merupakan himpunan titik - titik yang hanya memiliki ukuran panjang, sehingga
dikatakan garis berdimensi satu..
C. Bidang
Bidang merupakan himpunan titik - titik yang memiliki ukuran panjang dan luas,
sehingga dapat dikatakan bidang berdimensi dua..
Aksioma Garis dan Bidang
Aksioma/postulat adalah pernyataan yang diandaikan benar dalam sebuah sistem
dan kebenaran itu diterima tanpa pembuktian..
Melalui sebuah titik sebarang yang tidak berimpit hanya dapat dibuat sebuah garis
lurus
Jika sebuah garis dan sebuah bidang memiliki dua titik persekutuan, maka garis itu
seluruhnya terletak pada bidang
Melalui tiga buah titik sebarang tidak segaris hanya dapat dibuat sebuah bidang
Berdasarkan aksioma - aksioma ini dapat diturunkan dalil - dalil untuk menentukan
sebuah bidang :
Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang yang tidak segaris
Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik (titik terletak di luar
garis)
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar

Kedudukan Titik Terhadap Garis dan Titik Terhadap Bidang


Titik Terletak pada Garis
Sebuah titik dikatakan terletak pada garis, jika titik tersebut dapat dilalui oleh garis
Titik di Luar Garis
Sebuah titik dikatakan berada di luar garis, jika titik tersebut tidak dapat dilalui oleh
garis

Titik Terletak pada Bidang


Sebuah titik dikatakan terletak pada bidang α, jika titik tersebut dapat dilalui oleh
bidang α
Titik di Luar Bidang
Sebuah titik dikatakan berada di luar bidang α, jika titik tersebut tidak dapat dilalui
oleh bidang α

Kedudukan Garis Terhadap Garis Lain


Dua Garis Berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan, jika kedua garis itu terletak pada sebuah
bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik
potong. Jika dua buah garis berpotongan pada lebih dari satu titik potong, maka
kedua garis ini dikatakan berimpit
Dua Garis Sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar, jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang
dan tidak memiliki satupun titik persekutuan
Dua garis bersilangan
Dua buah garis dikatakan bersilangan (tidak berpotongan dan tidak sejajar) jika
kedua garis itu tidak terletak pada sebuah bidang.

Aksioma Dua Garis Sejajar


Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis tertentu hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu.
Dalil tentang dua garis sejajar :
Jika garis a sejajar dengan garis b dan garis b sejajar dengan garis c, maka garis a
sejajar dengan garis c..
Jika garis a sejajar garis b dan memotong garis c, garis b sejajar garis a dan juga
memotong garis c, maka garis - garis a,b, dan c terletak pada sebuah bidang.
Jika garis a sejajar dengan garis b dan garis b menembus bidang, maka garis a juga
menembus bidang.

Kedudukan Garis Terhadap Bidang


Garis Terletak pada Bidang
Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika garis dan bidang itu sekurang -
kurangnya memiliki dua titik persekutuan.
Garis Sejajar Bidang
Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis dan bidang itu tidak memiliki
satupun titik persekutuan.
Garis Memotong atau Menembus Bidang
Sebuah garis dikatakan memotong atau menembus bidang, jika garis tersebut dan
bidang hanya memiliki sebuah titik persekutuan. Titik persekutuan ini dinamakan
titik potong atau titik tembus..
Sebagai contoh, perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini :

Rusuk - rusuk kubus yang terletak pada bidang α adalah rusuk - rusuk EF, EH, FG, dan
GH
Rusuk - rusuk kubus yang sejajar dengan bidang α adalah rusuk - rusuk AB, AD, BC,
dan CD
Rusuk - rusuk kubus yang memotong atau menembus bidang α adalah rusuk - rusuk
AE, BF, CG, dan DH
Kedudukan Bidang Terhadap Bidang Lain
Dua bidang Berimpit
Bidang α dan β dikatakan berimpit, jika setiap titik yang terletak pada bidang &alpha
juga terletakpada bidang β
Dua Bidang Sejajar
Bidang α dan β dikatakan sejajar, jika kedua bidang itu tidak memiliki satupun titik
persekutuan..
Dua Bidang Berpotongan
Bidang α dan β dikatakan berpotongan, jika kedua bidang itu tepat memiliki tepat
sebuah garis persekutuan..

2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Titik P terletak di


tengah garis AE. Tentukan jarak titik P ke B dan titik P ke C.
Penyelesaian:
Kita gambar dulu bentuk kubusnya, maka akan tampak seperti gambar di bawah ini:

Perhatikan segitiga siku-siku ABP pada sisi ABFE, panjang AP = ½ AE = 6 cm, maka:
PB2 = AB2 + AP2
PB2 = 122 + 62
PB2 = 144 + 36
PB2 = 180
PB = √180
PB = 6√5 cm
Jadi, jarak titik P ke B adalah 6√5 cm
Perhatikan segitiga siku-siku ACP, panjang AC merupakan diagonal sisi kubus yakni:
d = s√2
d = 12√2 cm
dengan menggunakan teorema Pythagoras maka panjang PC yakni:
PC2 = AC2 + AP2
PC2 = (12√2)2 + 62
PC2 = 288 + 36
PC2 = 324
PC = √324
PC = 18 cm
Jadi, jarak titik P ke C adalah 18 cm

3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. M adalah titik tengah EH. Jarak
titik M ke AG adalah ...
a. 4√6 cm
b. 4√5 cm
c. 4√3 cm
d. 4√2 cm
e. 4 cm
PEMBAHASAN:
Perhatikan gambar berikut yang mengilustrasikan soal di atas:
Segitiga AGM = segitiga sama kaki, AM = MG

AG = diagonal ruang kubus, ingat rumus diagonal kubus = rusuk


√3 = 8√3 cm
AT = GT = 8√3 : 2 = 4√3 cm
Segitiga AMT siku-siku di T, maka:

4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Tentukan jarak titik B
ke bidang BDG dan titik A ke bidang AFH.

Penyelesaian:
Untuk memudahkan menyelesaikan soal ini kita gambar dulu bentuk kubusnya,
seperti gambar di bawah ini.
P merupakan titik perpotongan antara diagonal AC dan BD maka,
Panjang AC yakni:
AC = s√2
AC = 12√2 cm

Panjang PC yakni:
PC = ½AC = 6√2 cm

Panjang PG (dengan teorema Pythagoras) yakni:


PG2 = PC2 + CG2
PG2 = (6√2)2 + 122
PG2 = 72 + 144
PG = √216
PG = 6√6 cm
Dengan menggunakan kesebangunan segitiga maka ΔCPX sebagun dengan ΔPCG,
maka:
PC/PG = CX/CG
6√2/6√6 = CX/12
√2/√6 = CX/12
CX = 12√2/√6
CX = 12/√3
CX = 4√3 cm

5. Penyajian Data Dalam Bentuk Diagram Batang


Frekuensi Banyaknya Data Yang Terdapat Pada Kelas Pertama yaitu = 3

Tb Batas Pada Bawa Kelas (71 – 0,5 = 70,5)

Panjang Kelas = 10 (21 – 30 = 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30
P
yaitu = 10 data) dan begitu seterusnya

Berikut ini adalah tabel berat badan seorang bayi yang dipantau sejak lahir sampai
berusia 9 bulan.

Usia (bulan) 3,5 4 5,2 6,4 6,8 7,5 7,5 8 8,8 8,6

Berat Badan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
(kg)

a. Buatlah diagram garisnya.


b. Pada usia berapa bulan berat badannya menurun?
c. Pada usia berapa bulan berat badannya tetap?
Diagram garis berat badan bayi sejak usia 0 bulan–9 bulan
b. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa berat badan bayi menurun pada usai 8
sampai 9 bulan.
c. Berat badan bayi tetap pada usia 5 sampai 6 bulan. Darimana Anda memperoleh
hasil ini? Jelaskan.

Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat


sekolah pada tahun 2007.

Tingkat Pendidikan Banyaknya Siswa

SD 175
SMP 600
SMA 225

a. Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut.


b. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMP?
c. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMA?

a. Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa diklasifikasikan menjadi 5
katagori: SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan SMA = 225 orang.

• Siswa SD = (175/1.000) x 100% = 17,5%


Besar sudut sektor lingkaran = 17,5% × 360° = 63°
• Siswa SMP = (600/1.000) x 100% = 60%
Besar sudut sektor lingkaran = 60% × 360° = 216°

• Siswa SMA= (225/1.000) 100% = 22,5%


Besar sudut sektor lingkaran = 22,5% × 360° = 81°

Diagram lingkaran

b. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMP adalah
60%.
c. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMAadalah
22,5%.

6. Rata-Rata untuk Data Tunggal

Keterangan:
ẋ = mean
n = banyaknya data
xi= nilai data ke-i

Contoh soal
Nilai ulangan matematika 15 siswa kelas XIIPAadalah 7,8,6,4,10, 5,9,7, 3,8, 6, 5, 8, 9,
dan 7. Tentukan nilai rata-ratanya.
Jawab:

Jadi, nilai rata-ratanya adlah 6,8


Rata-Rata untuk Data Bergolong (Berkelompok)

Keterangan:
xi = nilai tengah data ke-i
fi = frekuesni data ke -i
xs = rataan sementara (dipilih pada interval dengan frekuensi terbesar)
di = simpangan ke-i (selisih nilai xi dengan nilai xs)

Contoh soal
Tentukan rata-rata dari data berikut.

NILAI FREKUENSI

11 - 15 4

16 - 20 5

21 - 25 8

26 - 30 8

31 - 35 4

36 - 40 2

Jawab:
Cara I:
NILAI XI FI FIXI

11 - 15 13 4 52

16 - 20 18 5 90

21 - 25 23 8 161

26 - 30 28 8 224

31 - 35 33 4 132

36 - 40 38 2 76

Jumlah 30 735

Penyelesaian:

Cara II:

NILAI FI XI DI FIDI

11 - 15 4 13 -15 -60

16 - 20 5 18 -10 -50

21 - 25 8 23 -5 -35

26 - 30 8 28 0 0

31 - 35 4 33 5 20

36 - 40 2 38 10 20
NILAI FI XI DI FIDI

Jumlah 30 -105

Penyelesaian:

7. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi tertinggi.
Modus dilambnagnkan dengan Mo.
Modus untuk data tunggal
Modus dari data tunggal adalah data yang paling sering muncul.
Contoh Modus Data Tunggal
Tentukan modus dari data : 7,6,5,8,3,7,9,4,6,4,8,4,10,7,5,7,dan 8.
Jawab:
Data diurutkan: 3,4,4,4,5,5,6,6,7,7,7,7,8,8,8,9,10.
Nilai 7 muncul paling banyak, yaitu 4 kali.
Jadi, modusnya adalah 7.
Modus untuk data bergolong

Keterangan :
Mo : modus
Tb : tepi bawah kelas modus
p : panjang kelas
d1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
Contoh Modus Data Bergolong
Tentukan modus dari data berikut

DATA FREKUENSI

11-20 5

21-30 3

31-40 8

41-50 7

51-60 4

61-70 9

Jumlah 36

Jawab:
Karena kelas dengan frekuensi terbanyak 9 maka modus terletak diantara kelas
51-60; tb=51-0,5=50,5; p=10(11-20); di=9-4=5; F=16.
Penyelesaian:

Jadi, modusnya adalah 53,36

8. Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan. Dengan
demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar. Median (nilai
tengah) disimbolkan dengan Me.
Median untuk Data Tunggal
1. Jika banyaknya data n ganjil maka median

2. Jika banyaknya n genap maka

Contoh Median Data Tunggal


Tentukan median dari data berikut.
8,6,4,3,7,5,8,10,8,9,8,5

Nilai 3,4,5,6,7,8,9

Frekuensi 2,5,7,8,10,5,4

Jawab:
Data diurutkan : 3 4 5 5 6 7 8 8 8 8 9 10
N= 12 (genap)
Jadi, mediannya adlah 7,5
n = 41 (ganjil)

Median untuk data bergolong

Keterangan:
Me = median
Tb = tepi bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh Median Data Bergolong
Tentukan median dari data berikut.

DATA FREKUENSI

11-20 5

21-30 3

31-40 8

41-50 7

51-60 4

61-70 9

Jumlah 36

Jawab:
Karena banyaknya data adlah 36 maka median terletak diantara data ke-18 dan data
ke-19 sehingga diperoleh kelas yang mengandung median adalah 4-40. Dengan
demikian , Tb = 41-0,5 = 40,5; p=10 (11-20); f =7; F= 16.

DATA F FK

11-20 5 5

21-30 3 8

31-40 8 16

41-50 7 23

51-60 4 27
DATA F FK

61-70 9 36

Penyelesaian:

Jadi, mediannya adlah 43,36

Anda mungkin juga menyukai