Minangkabau Pangantar Adat Sopan Santun 1. Adat bersalaman Mayarakat Minangkabau 2. Adat Mengangkat Tangan 3. Adat Masuk Kedai 4. Adat masuak rumah. 5. Adat bertemu/berpisan di jalan 6. Adat berjalan di banyak orang 7. Berjalan dengan Istri atau kamanakan perempuan 8. Adat di tempat rapat 9. Adat dalam jamuan 10. Adat Bertandang 11. Adat kepada ayah dan ibu 12. Adat kepada guru 13. Adat kepada suami 14. Adat kepada Niniak Mamak atau Pangulu 15. Adat duduk 16. Adat tempat Duduk 17. Adat makan bersama 18. Adat masuk jamban/WC 19. Adat tidur 20. Adat pulang malam 21. Adat mandi di sungai atau di kolam 22. Adat berbicara 23. Adat kemuliaan bagian tubuh
Hari / Tanggal : Senin / 11 Mei 2020
Judul Materi : Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah II ( ABSK - SBK II ) Penceramah : H. Erizal, S.Pd.I, M.Pd
B. Bahan Ajar Materi Adat Sopan Santun Masyarakat Minangkabau
Berbagai bentuk adat sopan santun orang Minangkabau sebagaimana yang termaktup dalam buku Kitab Adat Sopan Santoen Oerang Minangkabaoe, karangan B. Dt. Seri Maharadja yang ditulis pada tahun 1916 dan di terbitkan oleh Detrugkerij “Merapi” & Co Voor de kock, 1922 antara lain menyebutkan sebagai berikut: 2 11. Adat kepada Ayah dan Ibu Tidak ada orang yang lebih penting untuk dihormati selain Rasulullah dan orang tua kita. Rasulullah sendiri telah memperingatkan kita untuk sellau berbakti kepada orang tua, baik itu orang tua sendiri maupun orang tua lainnya. Maka dari itu, terdapat beberapa adab terhadap orang tua yang telah dicontohkan oleh Rasulullah sebagai berikut:Adat kepada ayah dan ibu sama dengan akhlaq kepada orang tua seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya pada modul atau materi pesenatren ramadhan ini. a. Mendengarkan serta menuruti kata keduanya b. Tatkala mereka datang, berdirilah tandanya kita hormat padanya c. Tidak boleh melintas di depannya d. Selalu mintak doa darinya dan mohon maaf padanya e. Menyahuti panggilannya dengan yang baik f. Tidak meninggikan suara lebih dari padanya serta dengan muka yang merah g. Tidah boleh manyakitkan serta menghibakan hatinya. h. Jangan berjalan keluar kalau tidak dapat izin darinya i. Selalu memintak keredhaan ayah dan ibu j. Selalu mengunjungi ayah ibu sekurangnya dengan surat atau telephon k. Jangan memandangnya dengan tatapan yang tajam 12. Adat kapada Guru Adat kepada guru umumnya sama dengan akhlaq kepada orang tua seperti yang telah diuraikan sebekumnya, karena guru merupakan aspek besar dalam penyebaran ilmu, apalagi jika yang disebarkan adalah ilmu agama yang mulia ini. Para pewaris nabi begitu julukan mereka para pemegang kemulian ilmu agama. Tinggi kedudukan mereka di hadapan Sang Pencipta. Adat orang Minangkabau mengajarkan agar setiap murid mengmuliakan gurunya supaya ilmu yang dia sampaikan menjadi berkah bagi kita (murid) sebegai berikut: a. Mendengarka nasihat dan pengajarannya b. Berkasih sayang dengan memperlihatkan wajah yang jernih, gerak gerik serta perbuatan yang menyenangkannya c. Melihatnya sebagai orag tua kita sendiri 13. Adat Istri kepada Suami dan Suami kepada Istri Suami dan istri adalah dua insan yang saling mengikatkan diri. Ada hak dan kewajiban bagi mereka termasuk yang berkaitan dengan adab. a. Adab Suami terhadap Istri: 1) Berinteraksi dengan baik 2) Bertutur kata yang lembut 3) Menunjukkan cinta kasih 4) Bersikap lapang ketika sendiri 5) Tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan 6) Memaafkan jika istri berbuat salah 7) Menjaga harta istri 8) Tidak banyak mendebat 9) Mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil 10) Memuliakan keluarga istri 11) Senantiasa memberi janji yang baik 12) Selalu bersemangat terhadap istri b. Adat Istri kepada Suami 1) Selalu memaniskan muka kepadanya 2) Sepakat untuk kebaikan dengannya 3) Menjaga makan dan minumnya 4) Menerima kaadaannya dengan suka 5) Selalu menjaga kebersihan badan, pakaian dan rumah 6) Bila dia mau berjalan lepas dia dengan do’a dan mintak maaf padanya 7) Menunjukkan senang samanya 8) Bantu membantu serta tolong menolong 9) Menghormati serta memuliakannya 10) Mengasihinya serta mendoakannya kepada Allah SWT akan keselamatannya 11) memuliakan keluarga suami 14. Adat kepada Niniak Mamak atau Pangulu Ninik Mamak adalah suatu lembaga adat yang terdiri dari beberapa orang penghulu yang berasal dari berbagai kaum atau klan yang ada dalam suku-suku di Minangkabau. Lembaga ini diisi oleh pemimpin-pemimpin dari beberapa keluarga besar atau kaum atau klan yang disebut penghulu, di mana kepemimpinannya diwariskan secara turun temurun sesuai adat matrilineal Minangkabau. Jabatan penghulu dipangku oleh seorang laki-laki Minangkabau yang dituakan dan dipandang mampu memimpin dengan bijaksana, adat Minangkabau mengajarkan sopan santun terhadap penghulu atau niniak mamaknya sebagai berikut: a. Menghormatinya b. Menerima kasih atas urusannya serta kasih akan dia c. Pergi tampak punggung, pulang tampak muka artinya bila mau bepergian mintak izin dan do’a dari mamak penghulu, bila sudang pulang kembali ke kampung menemiunya kembali. d. Mengingatkan kalau dia sesat atau salah dengan cara lurus, terang, sopan dan santun jangan dihadapan orang banyak e. Apa saja yang mendatangkan kebaikan kepada kedua belah pihak 15. Adat Duduk Manurut adat sopan Minangkabau duduk itu punya aturan pula jauhi perbuatan dari “Sumbang Duduak seperti yang pernah disampaikan dalam materi Sumbang Duduak pada pelajaran Sumbang Duo Baleh, seperti : a. Waktu duduk berjuntai bersama-sama jangan menggoyang-goyangkan kaki, kalau ada orang di bawah. Jangan meangkat kaki ke atas tempat duduk. b. Kalau datang orang yang lebih tua atau perempuan, atau yang di muliakan maka berdirilah capat sambil mempersilahkan perempuan atau yang tua untuk duduk. c. Waktu duduk bersama tidak boleh terkentut, kalau menguap tutup mulut dengan tangan yang berkerucut sambil membaca Ta’wuz. d. Dilarang duduk mancongkong atau duduk meangkat kaki sebelah. e. duduk berjuntai di kursi maupun duduk di atas tikar. 16. Adat Tempat Duduk a. Kalau duduk di rumah istri, duduklah sebelah kedalam dekat kamar. b. Kalau duduk di rumah “dunsanak” perempuan, di rumah kaum duduklah sebelah kaluar (sebelah halaman ke muka) atau sebalah ke pangkal. c. Kalau duduk Pangulu mamak rumah duduklah di sudut tengah rumah sebalah keluar d. Kalau duduk Pangulu mamak orang sumando duduklah di sudut ujung sebelah ke dalam e. Kalau orang alim duduknya di tengah-tengah agak ke ujung (maningkalak). 17. Adat Makan Bersama Tradisi makan bersama atau disebut juga makan bajamba atau makan barapak di Minangkabau sudah dimulai sejak abad ke-7, tepatnya ketika masuknya Islam ke Minangkabau, makan adat, makan bersama itu juga berkaitan dengan ajaran Islam sekaligus mengamalkan sunnah dari Rasulullah SAW. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini menyebar di kalangan masyarakat Minangkabau dilestarikan hingga sekarang. Meski tiap daerah di Sumatera Barat memiliki cara yang agak berbeda, tetapi pada umumnya acara ini dibuka dengan pasambahan makan dan pembacaan do’a. Ada beberapa ketentuan penting yang harus dilaksanakan oleh peserta seperti tidak boleh mengambil makanan yang terhidang di hadapan mereka jika orang yang lebih tua belum mengambilnya. Selain itu, ketika makan seseorang harus mengambil nasi serta lauk pauk dengan jumlah secukupnya menggunakan tangan kanan. Setelah itu, nasi dilemparkan ke mulut dalam jarak dekat. Sementara itu, tangan kiri berfungsi menampung makanan yang berceceran dari mulut. Hal ini dilakukan agar tidak ada makanan yang jatuh ke dalam wadah dan tentunya juga untuk menghargai peserta lainnya. Selain cara makan, dalam tradisi bersama (makan bajamba/makan barapak) juga ada peraturan mengenai posisi duduk. Meski semuanya sama-sama duduk tegap dan melingkar di lantai, tetapi ada sedikit perbedaan di antara peserta laki-laki dan perempuan. Peserta laki-laki diharapkan duduk baselo atau bersila. Sedangkan para perempuan duduk dengan cara basimpuah atau bersimpuh. Setelah makan selesai, seluruh peserta akan mencuci tangan mereka secara bersama-sama, namun dengan imbauan untuk tetap mendahulukan yang lebih tua. Adat makan bersama itu antara lain: a. Jangan membuang dahak, atau ingus waktu makan b. Jangan meliur melihat makanan c. Jangan mencongkong waktu makan d. Jangan besar suap waktu makan e. Jangan terlalu banyak makan f. Jangan makan sebelum di suruh g. Jangan menghina makanan, berkata hambar, pedas, asin, atau tawarnya makanan h. Jangan memungut-mungut rimah i. Jangan memukul-mukul piring dengan tangan atau dan sendok j. Jangan meloncat-loncatkan makanan, mengepal-ngepal nasi di dalam tangan k. Jangan bercapak sampai kedengaran l. Jangan berimah atau rimah menempel di tepi mulut, m. Jangan makan terlalu cepat n. Jangan besisa o. Jangan berbunyi sendok dengan piring p. Jangan sendok dengan garpu disilangkan (salip) tapi disusun sajajar sendok sebalah kanan, garpu sebelah kiri, keduanya dalam kaadaan tertelungkup. 18.. Adat masuk Kamar Mandi / Jamban / WC / Tandas Kamar mandi termasuk tempat yang rutin didatangi setiap hari oleh setiap orang. Baik tujuannya untuk bersuci, membersihkan diri ataupun buang hajat. Untuk tujuan apapun, adat minangkabau memberikan petunjuk dan aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan ketika masuk kamar mandi. a. Manutup kepala (bila ada) b. Memakai terompa c. Mendahulukan kaki kiri bila masuk dan kaki kanan bila keluar d. Memboca do’a masuk dan keluar jamban/WC e. Jangan sampai membuka aurat (tertelanjang bulat) ketika masuk jamban f. Jangan berkata-kata, bernyanyi atau menganga, menurut orang tua-tua gigi cepat ompong. g. Bersucilah dengan tangan kiri h. Kalau laki-laki buang air kecil duduk mencongkong kaki kiri sebelah ke belakang i. Jangan buang air kecil sambil berdiri j. Jangan menghadap atau membelakangi kiblat k. Carilah tempat yang terlindungi. l. Jangan pernah lupa membersihkannya dengan air bersih 19.. Adat Tidur Adat minangkabau mengajarakan adat sopan santun mengenai tidur, karena tidur itu bukan hanya sekedar istirahat tetapi juga perjalanan spritaul dan ibadah, maka beberapa adab menurut adat Minangkabau yang harus diperhatikan sebagai berikut. a. Dilarang anak laki-laki tidur di kamar saudara perempuan b. Dilarang perempuan tidur berhampiran dengan saudara laki-laki c. Sangat dilarang laki-laki setempat tidur dengan saudara perempuan, sekalipun masih anak- anak atau remaja tanggung. d. Dilarang tidur bila tidak mamakai kain atau celana apalagi bertelanjang. e. Dilarang membuka tali celana atau melonggarkannya f. Bacalah do’a mau tidur, sebaiknya berwudhuk dulu g. Miring ke kanan dan menghadap qiblat h. Sebaiknya di atas tikar dan tidak pakai bantal bagi anak bujang agar perkembangan tulangnya sempurna i. Laki-laki jangan menelungkup j. perempuam tidak baik tidur menelentang k. Tidak baik main Hand Phone (HP) sambil tidur atau membaca sambil tidur-tiduran 20.. Adat Pulang Malam Bila laki-laki pulang di malam hari, maka yang dipanggil supaya mebukakan pintu adalah mertua perempuan walaupun di rumah itu ada istri, anak atau sumandonya. Maka adatnya yang dipanggil adalah mertua perempuan, nantik mertua perempuan itu yang membangunkan anak atau istrinya.
21...Adat Mandi di Sungai atau di Kolam
Kisah Nabi Musa ‘Alaihi Salam dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Masyarakat Bani Israil biasa mandi bersama dalam keadaan telanjang. Mereka saling melihat kepada (aurat) yang lainnya. Sedangkan Musa mandi sendirian. Berkatalah masyarakat Bani Israil: “Demi Allah, Musa itu tidak mau mandi bersama kita pasti karena ada cacat padanya.” Pada suatu ketika, Musa pergi mandi. Dia meletakkan pakaiannya di atas sebuah batu. Lalu batu tersebut bergerak pergi sambil membawa pakaiannya Musa pun mengejar batu tersebut di belakangnya sambil berkata: “Wahai batu, kembalikan bajuku!” Kaum Bani Israil melihat kepada Musa dan berkata: “Demi Allah, ternyata Musa tidak memiliki kelainan apapun.” Lalu Musa mengambil bajunya dan langsung memukul batu tersebut.” Abu Hurairah berkata: “Demi Allah, pada batu tersebut terdapat enam atau tujuh tanda bekas pukulan.”” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di dalam Shahihnya dan Imam Muslim di dalam Shahihnya. Adat Minangkabau mengatur adat sopan santun dalam mandi di sungai atau di kolam atau di kamar mandi sebagai berikut: a. Jangan menyerobot saja, melainkan memberi tahu terlebih dahulu b. Mandi memakai kain basahan c. Bila mandi di kamar mandi sebaiknya juga memakai kain basahan, jangan bertelanjang d. Jangan memandang aurat orang lain sekalipun sesama jenis e. Jangan melihat-lihat aurat sendiri. f. Jangan memegang-megang kemaluan g. Bawa sabun sendiri h. Tertib 22.. Adat Berbicara Dalam ajaran adat Minangkabau dalam berbicara mengajarkan agar lemah lembut supaya senang hati mendengarkannya, jangan berbicara terlalu cepat sehingga orang menjadi bosan mendengarnya “sarupo murai bati atau sarasah tajun” artinya berbicara tiada putus-putusnya. Secara adat dirumuskan sebagai berikut: a. Jangan terlalu lambat, kalimat harus jelas b. Jangan terlalu keras, harus sabar serta bersih muka c. Jangan menampar nampar muka atau menunjuk-nunjuk dada d. Jangan membesarkan mata e. Jangan berebut-rebut berbicara, hendaknya berganti-ganti f. Dengar baik-baik kalau kawan sedang berbicara g. Jangan menunjuk dengan tangan kiri h. Pegangalah microfon dengan tangan kiri, agar tangan bebas memberikan “ekspresi” i. Jangan tiap berkata tertawa atau menyeringai j. Jangan melihat lurus saja kekawan, melainkan lihatlah ke kawan lain kalau lebih dari seorang k. Sekali-kali menyebut dia atau mintak tanda mintak pendapat kepada orang lain l. Dan lain-lain yang menyenangkan lawan berbicara 23.. Adat Kemuliaan Bagian Tubuh Di dalam adat Minangkabau ada beberapa perkara yang dimulikan pada bahagian tubuh ini, sehingga bahagian tubuh itu turut menjadi lebih mulia seperti: a. Kemulian kapala 1) Tidak boleh di gosok-gosok kepala orang lain dengan tangan, apalagi dengan tangan kiri kecuali kepala anak-anak terutama anak yatim. 2) Tidak boleh menyambar topi orang sedang di pakai di kapalanya, 3) Tidak boleh di langkahi, atau berjalan di sebelah kepalanya bila orang itu tidur atau duduk 4) Tidak boleh di ludahi atau dikotori. 5) Ketika menarima hadiah atau pembarian yang mulia orang Minangkabau biasanya dijunjungnya di kapala, tanda menerima dengan suka cita. 6) Kalau mangusap kapala anak yatim tidak apa tandanya senang. b. Kamulian Tangan Kanan Untuk perkara yang baik-baik, hendaklah mendahulukan yang kanan. Berbeda ketika melepas sesuatu atau memulai sesuatu yang jelek, maka hendaknya dimulai dari yang kiri. Inilah di antara adab yang diajarkan dalam agama kita, Islam. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, َكا َن النَّىِب ُّ – صلى اهلل عليه وسلم – يُ ْع ِجبُهُ التَّيَ ُّم ُن ىِف َتَن ُّعلِ ِه َو َتَر ُّجلِ ِه َوطُ ُهو ِر ِه َوىِف َشأْنِِه ُكلِّ ِه “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika menyisir rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 186 dan Muslim no. 2) Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika dia minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya. Karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR. Muslim no. 3764) Berdasarkan hadis di atas maka Adat Minangkabau merumuskan hal-hal sebagai berikut: 1) Memberi dengan tangan kanan 2) Menerima dengan tangan kanan 3) Bersalaman dengan memberi hormat dengan tangan kanan 4) Meletakkan orang yang lebih terhormat di sabalah kanan, apakah waktu duduk atau waktu berjalan 5) Menyuap atau makan dengan tangan kanan 6) Menunjuk atau menunjuk-nunjuk dengan tangan kanan 7) Tamu waktu duduk, atau waktu berjalan hendaknya diletakkan di sebelah kanan. 8) Melepas tamu berjalan sampai ke pintu atau halaman dia berada di sebelah kanan kita. 9) Dst. c. Kamuliaan Muka (hadapan) 1) Dilarang melintas di hadapan orang, baik dia sedang duduk, sedang berjalan melainkan memintak maaf sambil membuangkukkan badan kemuka sedikit serta menjulurkan tangan kanan ke depan tanda mintak meluangkan jalan 2) Mendahulukan berjalan orang yang dihormati dan di muliakan 3) Mendahulukan duduk kepada orang yang di hormati dan dimuliakan 4) Mendahulukan orang yang dihormati memulai makan 5) Mendahulukan orang yang dihormati membasuh tangan 6) Dilarang membelakangi muka orang, kecuali sebab terpaksa, harus mintak maaf terlebih dahulu 7) Dilarang mencencang ikan ditengah jamuan atau “alek” (memberi malu) 8) Merapikan buah baju tarutama di hadapan orang banyak, atau orang yang dihormati 9) Manjawab kata orang tidak boleh melengah, menoleh-noleh ketempat lain. 10) Menyongsong tamu yang dimuliakan sampai ke muka halaman/pekarangan sekurangnya sampai dipintu