Laporan Praktikum Pemasaran Saluran Fix
Laporan Praktikum Pemasaran Saluran Fix
PEMASARAN PERTANIAN
DISUSUN OLEH :
EVI NOVIANTIKA
20180220017
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan laporan yang berjudul “Biaya dan Marjin
Pemasaran Bawang Merah” demi memenuhi tugas pemasaran dari dosen sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan penulis.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan laporan ini, semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan laporan ini, saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan pertanian,
peamasaran dapat diartikan sebagai Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan
sumber daya alam atau dapat juga diartikan sebagai seluruh kegiatan manusia dalam
mengelola tanaman dan hewan disuatu lahan untuk memperoleh suatu hasil yang
dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
Marjin pemasaran adalah selisih harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat
petani produsen. Marjin pemasaran adalah penjumlahan dari seluruh biaya pemasaran
yang dikeluarkan dan keuntungan yang diambil oleh lembaga pemasaran selama
proses pendistribusian satu komoditas, dari satu lembaga pemasaran ke lembaga
pemasaran lainnya. Analisis marjin pemasaran merupakan salah satu indikator dalam
menetukan efisiensi pemasaran, antara lain ditandai dengan meratanya distribusi
marjin antar lembaga pemasaran, besarnya bagian yang diterima petani, serta nisbah
marjin keuntungan atau ratio profit margin (RPM) Amelia, S. M., Hasyim, A. I., &
Situmorang, S. (2019). Didalam marjin pemasaran terdapat dua komponen, yaitu
komponen biaya dan komponen keuntungan lembaga pemasaran, maka efisiensi
pemasaran pada setiap komponen pemasaran.
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses pengeluaran kelapa
dari tangan produsen sampai kepada konsumen. Besarnya biaya pemasaran akan
mengarah pada semakin besarnya perbedaan harga antara produsen dengan
konsumen. Hubungan antara harga yang diterima produsen dengan harga yang
dibayarkan oleh konsumen sangat bergantung pada struktur pasar yang
menghubungkannya dan biaya transfer. Semakin besar marjin pemasaran akan
menyebabkan harga yang diterima produsen menjadi semakin rendah sedangkan
harga yang diterima oleh konsumen semakin tinggi Keuntungan lembaga pemasaran
merupakan selisih antara marjin pemasaran dengan biaya pemasaran, dinyatakan
dalam satuan rupiah per butir (Rp/butir). Bachtiar, A. R., Rochdiani, D., & Sudradjat,
S. (2018).
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran rumput laut dapat dilihat dari margin
dan bagian yang diterima pembudidaya (farmers share) pada setiap saluran
pemasaran yang ada. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif
berdasarkan analisis biaya dan margin pemasaran serta perhitungan pangsa (farmer’s
share). Farmer share merupakan bagian yang diterima pembudidaya dengan harga
yang diterima konsumen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah besar nilai dari biaya pemasaran,marjin pemasaran,
keuntungan pemasaran,harga jual dan farmer Share yang ada pada setiap
saluran ?
2. Manakah saluran yang memiliki biaya pemasaran,marjin pemasaran,
keuntungan pemasaran,harga jual dan farmer Share paling tinggi dan
rendah?
C. TUJUAN
1. Mengetahui besar nilai biaya pemasaran,marjin pemasaran, keuntunga
pemasaran,harga jual dan farmer Share yang ada pada setiap saluran.
2. Mengetahui saluran yang memiliki biaya pemasaran,marjin pemasaran,
keuntungan pemasaran,harga jual dan farmer Share paling tinggi dan
rendah.
BAB II
PEMBAHASAN
Marjin pemasaran adalah selisih harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat petani
produsen. Pangsa produsen (producer’s share) adalah bagian harga yang dibayar konsumen
akhir yang dapat dinikmati oleh petani produsen, dinyatakan dalam persentase. Pangsa
produsen yang tinggi menunjukkan kinerja pasar yang semakin baik. Dengan kata lain,
semakin tinggi pangsa produsen, maka semakin efisien sistem pemasaran. , Disisi lain, nilai
rasio profit marjin (RPM) yang relatif menyebar merata di berbagai tingkat lembaga
pemasaran adalah cerminan mengenai sistem pemasaran yang efisien. Selanjutnya, jika
selisih RPM antar lembaga pemasaran sama dengan nol, maka pemasaran dapat dikatakan
efisien Sari, E. M., Hasyim, A. I., & Situmorang, S. (2019). Analisis pangsa produsen, marjin
pemasaran dan rasio profit marjin (RPM) pada saluran pemasaran bawang merah disajikan
pada Tabel 1,2,dan 3. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran bawang merah dapat dilihat
dari margin dan bagian yang diterima pembudidaya (farmers share) pada setiap saluran
pemasaran yang ada. Farmers share merupakan bagian yang diterima pembudidaya dengan
harga yang diterima konsumen. Saluran pemasaran dikatakan paling efisien apabila memiliki
margin terkecil dan farmers share terbesar Hikmah, H., & Purnomo, A. H. (2019).
Untuk mengetahui saluran pemasaran pada pemasaran bawang merah dari petani sampai
1. Marjin pemasaran :
M = Pr-Pf
Keterangan :
Karena dalam marjin pemasaran terdapat 2 komponen yaitu komponen biaya dan komponen
keuntungan, maka :
Keterangan :
M=π+V
V = Biaya di tingkat lembaga pemasaran
π =M–V
π = Keuntungan di tingkat Lembaga pemasaran
V=M–π
M = Marjin pemasaran di tingkat Lembaga pemasaran
2. Keuntungan :
π=M–V
Keterangan :
3. Dari rumus marjin dapatlah ditentukan besarnya bagian yang diterima petani (%) dari
harga yang dibayarkan oleh konsumen (farmer Share), yaitu
Lp = Pp + Pr
Lp = 1 – M/Pr
Dimana : M/Pr x 100% merupakan persentase marjin
Analisis tentang farmer’s share bermanfaat untuk mengetahui bagian harga yang diterima
oleh petani dari harga ditingkat konsumen yang dinyatakan dalam persentase. Farmer’s share
untuk komoditi kelapa dalam dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝑓
Lp 𝑃𝑟 = x 100 %
Dimana:
Saluran I
Table 1
Petani 13 200 0 0 0
Dengan rumus yang telah tersedia kita dapat menghitung harga jual,biaya pemasaran,marjin
pemasaran, keuntungan pemasaran dan juga Farmer Share.
a. M = Pr-Pf e. M = Pr – Pf
750 = Pr – 13200 Pr = 925 + 15850
Pr = 13950 Pr = 16775
f. M = B + N
b. Π = M – B M = 375 + 550
Π = 750 -375 M = 925
Π = 375
g. Jumlah Biya Pemasaran
B = 375 + 400 + 575 +
c. M = B + Π 375
B = 1725
M = 400 +450
M = 850 h. Jumlah Marjin
M = 750 + 850 = 1050 +
d. B = M – Π 925
M = 3575
B = 1050 – 475
B = 575
Petani 13 200 0 0 0
Table 2.
Pemasaran Harga Jual Biaya Marjin Keuntungan
Pemasaran Pemasaran Pemasaran
Petani i. 13 300 0 0 0
Saluran III
Tabel 3.
Pemasaran Harga Jual Biaya Marjin Keuntungan
Pemasaran Pemasaran Pemasaran
Petani 13350 0 0 0
Saluran I
Farmer Share
𝑃𝑓
Lp = 𝑃𝑟 x 100%
13200
Lp = 16775 x 100%
Lp = 78,68 %
Saluran II
Farmer Share
𝑃𝑓
Lp = 𝑃𝑟 x 100%
13300
Lp = 16 257 x 100%
Lp = 81,81 %
Saluran III
Farmer Share
𝑃𝑓
Lp = 𝑃𝑟 x100%
13350
Lp = 16100 x 100%
Lp = 82,91 %
Pada pola saluran pemasaran I lembaga pemasaran yang terlibat antara lain, petani, pedagang
pengumpul 1, pedagang pengumpul 2, pedagang besar, dan pedagang pengecer Pedagang
pengumpul 1 mendapatkan bawang merah langsung dari petani bawang merah, lalu pedagang
pengmpul1 menjual kembali kepada pedagang pengumpul 2, dan padagang pengumpul 2
kemudian penjual kepada pedagang besar, pedagang besar menjul bawang merahnya kepada
pedagang pengecer yang kemudian pedagang pengecer akan menjual kembali bawang merah
kepada konsumen akhir dengan kemasan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dari
konsumen akhir. Pada saluran ini, Lembaga pemasaran mengeluarakan biaya pemasaran
berdasarkan kebutuhan masing-masing. Sehingga dapat ditotal biaya pemasaran yang
dikeluarkan pada pola saluran pemasaran I adalah sebesar Rp 1.725,- Kg. Harga jual lembaga
akhir dari pola saluran pemasaran I adalah sebesar Rp 16.775,- per Kg. Sehingga didapatkan
total keuntungan pemasaran sebesar Rp 1.850,- per Kg dan total marjin pemasaran sebesar
Rp 3575,- per Kg.
Pada pola saluran pemasaran II lembaga pemasaran yang terlibat antara lain, petani,
pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer Pedagang pengumpul
mendapatkan bawang merah langsung dari petani bawang merah, lalu padagang pengumpul
kemudian penjual kepada pedagang besar, pedagang besar menjul bawang merahnya kepada
pedagang pengecer yang kemudian pedagang pengecer akan menjual kembali bawang merah
kepada konsumen akhir dengan kemasan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dari
konsumen akhir. Pada saluran ini, Lembaga pemasaran mengeluarakan biaya pemasaran
berdasarkan kebutuhan masing-masing. Sehingga dapat ditotal biaya pemasaran yang
dikeluarkan pada pola saluran pemasaran II adalah sebesar Rp 1.550,- Kg. Harga jual
lembaga akhir dari pola saluran pemasaran II adalah sebesar Rp 16.275,- per Kg. Sehingga
didapatkan total keuntungan pemasaran sebesar Rp 1.425,- per Kg dan total marjin
pemasaran sebesar Rp 2.975,- per Kg.
Pada pola saluran pemasaran III lembaga pemasaran yang terlibat antara lain, petani,
pedagang besar, dan pedagang pengecer Pedagang besar mendapatkan bawang merah
langsung dari petani bawang merah, pedagang besar menjul bawang merahnya kepada
pedagang pengecer yang kemudian pedagang pengecer akan menjual kembali bawang merah
kepada konsumen akhir dengan kemasan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dari
konsumen akhir. Pada saluran ini, Lembaga pemasaran mengeluarakan biaya pemasaran
berdasarkan kebutuhan masing-masing. Sehingga dapat ditotal biaya pemasaran yang
dikeluarkan pada pola saluran pemasaran III adalah sebesar Rp 1.450,- Kg. Harga jual
lembaga akhir dari pola saluran pemasaran III adalah sebesar Rp 16.100,- per Kg. Sehingga
didapatkan total keuntungan pemasaran sebesar Rp 1.300,- per Kg dan total marjin
pemasaran sebesar Rp 2.750,- per Kg. Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran III
hanya sedikit dan keuntungan yang diambil juga tidak terlalu tinggi, sehingga harga jual yang
ditetapkan relatif lebih murah. Apabila harga jual bawang merah semakin rendah maka
margin pemasaran bawang merah akan menjadi rendah. Margin pemasaran yang rendah
menunjukkan margin pemasaran yang paling efisien. Keuntungan tertinggi juga terjadi pada
saluran III ini disebabkan karena Lembaga pemasaran yang terlibat juga sedikitsehingga
pedagang pengecer mengeluarkan biaya pemasaran lebih sedikit serta mampu menjual
bawang merah dengan harga yang lebih tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh lebih
tinggi dibanding saluran yang lainya Wulandari, D., Qurniati, R., & Herwanti, S. (2018).
Dapat juga diketahui nilai farmer’s share dari masing-masing pola saluran pemasaran keripik
ketela ungu. Masing-masing nilai farmer’s share dari pola saluran pemasaran I, II, dan III
adalah 78,68 %,81,81 %,82,91 %. Dapat diketahui bahwa pola saluran pemasaran II memiliki
nilai farmer’s share tertinggi dalam saluran pemasaran bawang merah yang diteliti.
Sedangkan saluran pemasaran I memiliki nilai farmer’s share terendah dalam saluran
pemasaran bawang merah yang diteliti Pratiwi, I., Setyowati, S., & Sundari, M. T. (2019).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa saluran III memiliki marjin pemasaran paling rendah yaitu Rp
2.750., (Kg) dan untuk Farmer’s Share paling tinggi yaitu saluran III. Jadi dapat
dismpulkan bahwa saluran yang paling efektif adalah saluran III.
Jadi semakin banyak Lembaga pemasaran maka akan semakin besar pula marjin pemasaran
sedangkan semakin sedikit Lembaga pemasaran semakin besar pula farmer’s Sharenya
Daftar Pustaka
Pratiwi, I., Setyowati, S., & Sundari, M. T. (2019). Analisis Marjin Pemasaran Keripik Ketela
Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Jurnal Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis, 3(3), 568-576.
Amelia, S. M., Hasyim, A. I., & Situmorang, S. (2019). EFISIENSI SISTEM PEMASARAN
CENGKEH (Syzygium aromaticum) DI KABUPATEN PESISIR BARAT. Jurnal Ilmu-Ilmu
Agribisnis, 7(2), 187-194.
Sari, E. M., Hasyim, A. I., & Situmorang, S. (2019). ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN
GABAH DAN NILAI TAMBAH BERAS DI KABUPATEN PESAWARAN. Jurnal Ilmu-
Ilmu Agribisnis, 7(1), 6-13.
Wulandari, D., Qurniati, R., & Herwanti, S. (2018). Efisiensi pemasaran durian (Durio
zibethinus) di desa wisata durian Kelurahan Sumber Agung. Jurnal Sylva Lestari, 6(2), 68-
76.