Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah swt, berkat rahmat, hidayah


dan inayah-Nya, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inventarisasi Barang Milik
Daerah ini dapat diselesaikan dengan baik. Juknis ini disusun sebagai
acuan/pedoman dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah,
sehingga berjalan dengan baik, terarah, adil dan transparan.

Dengan disusunnya petunjuk teknis pelaksanaan inventarisasi barang


milik daerah merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang transparan dan akuntabel, karena
laporan aset tetap yang disajikan dalam LKPD sesuai dengan fisik aset yang
sebenarnya.

Dengan adanya petunjuk teknis ini diharapkan tujuan dari


dilaksanakan inventarisasi barang milik daerah dapat tercapai, dan dapat
bermanfaat bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Agam.

Lubuk Basung, September 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Barang Milik Daerah (BMD) merupakan salah satu unsur penting
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat.
Oleh karena itu pengelolaannya perlu dilakukan secara baik, tertib dan
sistematis untuk mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintah daerah dengan tingkat efektivitas yang memadai. Salah satu
bagian yang sangat penting dalam siklus pengelolaan barang milik daerah
adalah penatausahaan yang terdiri dari pembukuan, inventarisasi dan
pelaporan. Inti dari kegiatan penatausahaan adalah inventarisasi yaitu
kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan,
penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang
milik daerah dalam unit pemakaian. Dari kegiatan inventarisasi disusun
Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang
kondisinya baik, yang bergerak dan yang tidak bergerak. Kegiatan
inventarisasi disamping dilakukan setiap (5) lima tahun sekali untuk
mendapatkan data yang akurat dan up to date. Untuk kelancaran
pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah maka perlu disusun
petunjuk teknis yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para
pelaksana inventarisasi barang milik daerah sehingga hasil yang dicapai
sesuai dengan yang diharapkan.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25)

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5679)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan


Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nonor 5533)

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang


Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah

6. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang


Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Agam Tahun 2008 Nomor
2), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Agam Nomor 6 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Agam Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Agam Tahun 2014
Nomor 6)

C. TUJUAN
Inventarisasi barang milik daerah bertujuan untuk:
1. Mengetahui kondisi barang milik daerah yang ada pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah
2. Menyajikan aset tetap, aset lain-lain sesuai dengan keberadaan fisik
barang milik daerah.
D. PELAKSANA INVENTARISASI
Inventarisasi barang milik daerah dilakukan oleh:
1. Tim Inventarisasi Barang Milik Daerah.
Tim Inventarisasi Barang Milik Daerah merupakan unsur terkait
dalan pengelolaan barang disetiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang terdiri dari :
a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Penanggung jawab
Inventarisasi Barang Milik Daerah
b. Sekretaris sebagai Ketua Inventarisasi Barang Milik Daerah
c. Pengurus Barang sebagai Anggota Inventarisasi barang milik
daerah
d. Operator Aset sebagai Anggota Inventarisasi barang milik daerah

Tim Invetarisasi Barang Milik Daerah bertugas:


a. melakukan inventarisasi barang milik daerah pada satuan kerja
perangkat daerah masing-masing;
b. mengklasifikasikan hasil inventarisasi berdasarkan format yang
telah ditentukan;
c. melakukan pemasangan kodefikasi barang pada setiap barang
milik daerah; dan
d. melaporkan hasil inventarisasi barang milik daerah satuan kerja
perangkat daerah kepada Bupati Agam melalui Sekretaris Daerah
Kabupaten Agam selaku Pengelola Barang Milik Daerah.
2. Tim Verifikasi Hasil Inventarisasi Barang Milik Daerah
Hasil inventarisasi barang milik daerah diverifikasi kembali oleh Tim
Verifikasi Hasil Invetarisasi Barang Milik Daerah
Tim Inventarisasi Barang Milik Daerah melibatkan Satuan Kerja
Perangkat Daerah yaitu:
a. Badan Keuangan Daerah
b. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
c. Inspektorat
d. Dinas Satpol PP Damkar
e. Bagian Hukum
Tim Verifikasi Hasil Invetarisasi Barang Milik Daerah bertugas
a. melakukan verifikasi atas hasil inventarisasi barang milik daerah
yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah;
b. melakukan klarifikasi atas hasil inventarisasi barang milik daerah
ke Satuan Kerja Perangkat Daerah; dan
c. melaporkan hasil verifikasi inventarisasi barang milik daerah
kepada Bupati Agam melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Agam
selaku Pengelola Barang Milik Daerah

BAB III
PELAKSANAAN INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH

A. OBJEK INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH


Inventarisasi Barang Milik Daerah dilakukan terhadap aset tetap berupa:
1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
5. Aset tetap lainnya
6. Konstruksi dalam pengerjaan
Inventarisasi barang milik daerah terhadap aset tetap diatas dilakukan
minimal 5 (lima) tahun sekali, kecuali untuk Konstruksi dalam pengerjaan.
Khusus untuk konstruksi dalam pengerjaan dilakukan setiap tahunnya,
karena kelanjutan untuk KDP ada ditahun berikutnya
B. PELAKSANAAN INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH
Pelaksanaan inventarisasi oleh SKPD dilakukan oleh Tim yang dibentuk
dengan Keputusan Kepala Daerah.
Pada Sekretariat Daerah dan SKPD yang memiliki unit pelaksana teknis di
Kecamatan, Tim inventarisasi barang milik daerah dapat dibentuk secara
berjenjang sesuai dengan kebutuhan.
1. Tata cara Inventarisasi Barang Milik Daerah
a. Pengelola barang menyampaikan surat perihal penyelenggaraan
inventarisasi barang milik daerah secara serentak kepada seluruh
SKPD disertai dengan pedoman penyelenggaraan inventarisasi dan
format-format yang dibutuhkan.
b. Inventarisasi dilaksanakan oleh SKPD secara serentak pada jadwal
yang ditentukan.
c. Inventarisasi dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, kecuali untuk
Sekretariat Daerah, dan SKPD yang memiliki unit pelaksana teknis
dikecamatan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan

Tim Inventarisasi Barang Milik Daerah di SKPD melakukan pengecekan


barang yang ada dalam buku inventaris dan menyesuaikan dengan :
a. Keberadaan barang yang bersangkutan di SKPD.
b. Batasan nilai aset tetap sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
Kabupaten Agam.
c. Dokumen kepemilikan yang dimiliki.

Dalam melakukan inventarisasi, Tim mengelompokkan aset kedalam


beberapa format, sebagai berikut:
(1) Barang yang ada dalam buku inventaris dan fisiknya ada dilapangan
dengan kondisi baik atau rusak ringan dicatat kedalam Daftar
Barang Baik dan Rusak Ringan.
(2) Barang yang ada dalam buku inventaris dan fisiknya ada dilapangan
dengan kondisi rusak berat dicatat kedalam Daftar Barang Rusak
Berat.
(3) Barang yang ada dalam buku inventaris dan fisiknya ada dilapangan
tetapi milik pihak lain dicatat kedalam Daftar Barang Bukan Milik
Pemerintah Kabupaten Agam.
(4) Barang yang ada dalam buku inventaris dan fisiknya ada dilapangan
tetapi tidak memenuhi batasan nilai aset dicatat kedalam Daftar
Barang Extra Comptabel.
(5) Barang yang ada dalam buku inventaris tetapi fisiknya tidak ada
dilapangan dicatat kedalam Daftar Barang Hilang Dalam
Penelusuran.
(6) Barang yang ada dalam buku inventaris tetapi fisiknya tidak ada
dilapangan dan berdasarkan informasi sudah beralih ke SKPD lain
dicatat kedalam Daftar Barang Mutasi antar SKPD.
(7) Barang yang tidak ada dalam buku inventaris dan fisiknya ada
dilapangan dicatat kedalam Daftar Barang Belum Tercatat.

Untuk format pengelompokkan aset tersebut diatas, terdiri dari


(1) Format Daftar Barang Baik dan Rusak Ringan (lampiran I)
(2) Format Daftar Barang Rusak Berat (lampiran II)
(3) Format Daftar Barang Bukan Milik Pemerintah Kabupaten Agam
(lampiran II)
(4) Format Daftar Barang Extra Comptabel (lampiran IV)
(5) Format Daftar Hilang Dalam Penelusuran (lampiran V)
(6) Format Daftar Barang Mutasi antar SKPD (lampiran VI)
(7) Format Daftar Barang Belum Tercatat (VII)

2. Laporan Hasil Inventarisasi Barang Milik Daerah


Kepala SKPD selaku Pengguna Barang menyampaikan laporan hasil
inventarisasi SKPD paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya
pelaksanaan inventarisasi. Laporan hasil inventarisasi tersebut terdiri
dari :

 Surat Pengantar dari Kepala SKPD


 Surat Pernyataan Kepala SKPD yang menyatakan telah
menyelenggarakan inventarisasi barang milik daerah pada SKPD
masing-masing.
 Buku Inventaris Barang sebelum inventarisasi
 Hasil Inventarisasi, berupa :
 Daftar Barang Baik dan Rusak Ringan
 Daftar Barang Rusak Berat
 Daftar Barang Bukan Milik Pemerintah Kabupaten Agam
 Daftar Barang Extra Comptabel
 Daftar Barang Hilang Dalam Penelusuran
 Daftar Barang Mutasi antar SKPD
 Daftar Barang Belum Tercatat
Hasil inventarisasi tersebut:
1. Dibahas dan disepakati oleh Tim Invetarisasi Barang Milik Daerah
di SKPD yang dapat dapat melibatkan personil/pihak lain yang
dianggap tahu tentang sejarah keberadaan barang tersebut.
2. Hasil inventarisasi ditingkat SKPD dilaporkan oleh Kepala SKPD
selaku Pengguna Barang kepada Pengelola Barang Milik Daerah.
3. Pengelola Barang Milik Daerah dibantu oleh Pembantu Pengelola
mengumpulkan hasil inventarisasi yang disampaikan oleh SKPD.

3. Verifikasi Hasil Inventarisasi Barang Milik Daerah


Verifikasi hasil inventarisasi barang milik daerah dilakukan bertujuan
untuk malakukan koreksi terhadap pendataan kembali aset pada SKPD
sehingga tercipta efektifitas pelaksanaan inventarisasi barang milik
daerah. Pembantu Pengelola dibantu oleh Tim Verifikasi Hasil
Inventarisasi Barang Milik Daerah melakukan pengecekan terhadap
kebenaran hasil inventarisasi oleh SKPD, disertai dengan dokumen
pendukung yang disampaikan serta selanjutnya diklarifikasi ke SKPD
yang bersangkutan.

Apabila berdasarkan hasil pengecekan tim terdapat kesalahan dan/atau


kekurangan, maka hasil inventarisasi dikembalikan kepada Kepala
SKPD yang bersangkutan untuk diperbaiki.

BAB IV
TINDAK LANJUT HASIL INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH

Hasil inventarisasi barang milik daerah yang dilaporkan oleh SKPD kepada
Pengelola Barang Melalui Pembantu Pengelola Barang ditindaklanjuti dengan:
1. Untuk Kelompok barang baik dan barang rusak ringan ditindaklanjuti
dengan penyusunan Buku Inventaris Baru. Berdasarkan buku inventaris
baru dilakukan penyesuaian data barang milik daerah dalam aplikasi
barang milik daerah
2. Untuk kelompok barang rusak berat, ditindaklanjuti dengan dengan
penghapusan. Adapun proses tindaklanjut terhadap barang rusak berat
tersebut adalah:
a. Penghapusan terhadap barang rusak berat diawali dengan usulan
pemindahtanganan atau pemusanahan oleh Kepala SKPD selaku
Pengguna Barang
b. Berdasarkan usulan tersebut Pembantu Pengelola Barang melalui Tim
Pemindahtanganan dan Pemusnahan Barang Milik Daerah melakukan
pemeriksaan fisik dan dokumen kepemilikan barang yang diusulkan
dipindahtangankan dan dimusnahkan tersebut.
c. Apabilan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Tim
Pemindahtanganan dan Pemusnahan Barang Milik Daerah menyatakan
bahwa barang yang diusulkan memenuhi persyaratan untuk
dipindahtangakan (dijual/dilelang)/dimusnahkan, pembantu pengelola
barang mengajukan usulan pemusnahan/penjualan barang milik
daerah kepada Bupati melalui Pengelola Barang Milik Daerah.
1) Proses penjualan/pelelangan barang milik daerah adalah sebagai
berikut:
 Mengajukan Persetujuan Pelelangan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten Agam kepada Bupati.
 Jika Bupati setuju, ditindaklanjuti dengan penilaian terhadap
barang yang dijual/dilelang dengan melibatkan Tim Penilai
Barang Milik Daerah.
 Hasil Penilaian Barang Milik Pemerintah Kabupaten Agam
diajukan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan.
 Hasil penilaian yang telah disetujui oleh Bupati merupakan
dasar penetapan Nilai Limit Pelelangan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten Agam

 Surat Keputusan Bupati tentang pelelangan tersebut diatas


merupakan dasar untuk menerbitkan Surat Keputusan
Penghapusan Barang Milik Daerah.
2) Proses pemusnahan barang milik daerah adalah sebagai berikut:
 Mengajukan persetujuan pemusahan barang milik daerah
kepada Bupati
 Berdasarkan Persetujuan Pemusnahan tersebut diterbitkan
Surat Keputusan untuk Pemusnahan Barang Milik Daerah
 Surat Keputusan untuk Pemusnahan tersebut, dasar bagi SKPD
untuk menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan Barang Milik
Daerah.
3. Terhadap hasil inventarisasi berupa Barang Bukan Milik Pemerintah
Daerah, ditindaklanjuti dengan:
a. Melakukan penelitian dokumen kepemilikan barang tersebut.
Dokumen kepemilikan barang tersebut dapat berupa.
1) Tanah dan Bangunan
 Sertifikat
 Asal usul sebelumnya
 Bukti Penyerahan
 Penguasaan fisik
 IMB
2) Kendaraan
 BPKB
 Asal usul sebelumnya
 Bukti Penyerahan
 Penguasaan fisik
3) Barang lainnya
 Dokumen kepemilikan
 Asal usul sebelumnya
 Bukti penyerahan
 Penguasaan fisik
b. Apabila berdasarkan hasil penelitian ternyata barang tersebut memang
bukan milik Pemerintah Daerah, maka dilakukan penghapusan barang
tersebut dari daftar barang milik Daerah.

4. Terhadap hasil inventarisasi berupa Barang Extra Comptabel, Tim verifikasi


hasil Inventarisasi Barang Milik Daerah melakukan verifikasi barang sesuai
dengan batasan/standar aset tetap yang ditetapkan dalam Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah.
Apabila berdasarkan hasil verifikasi ternyata barang tersebut tidak
memenuhi batasan nilai aset tetap, maka dilakukan penghapusan barang
tersebut dari daftar barang milik Pemerintah Daerah dan menempatkannya
pada barang extra comptabel.
5. Terhadap hasil inventarisasi berupa Barang Hilang Dalam Penelusuran,
ditindak lanjuti dengan:
a. Meneruskan laporan tersebut kepada Inspektorat guna verifikasi lebih
lanjut. Verifikasi oleh Inspektorat dilakukan guna mendapatkan
kepastian kehilangan, ada atau tidak ada kelalaian dan menentukan
siapa yang harus bertanggungjawab.
b. Apabila berdasarkan hasil verifikasi oleh Inspektorat dinyatakan bahwa
telah terjadi kehilangan barang milik daerah, maka barang tersebut
dihapus dari aset tetap.
c. Apabila berdasarkan hasil verifikasi oleh Inspektorat dinyatakan bahwa
kehilangan barang milik daerah disebabkan oleh kelalaian, maka
kehilangan barang tersebut disampaikan kepada TPTGR untuk
dilakukan tuntutan ganti rugi.
Adapun dokumen yang dibutuhkan untuk menindaklanjuti barang yang
tidak ditemukan adalah :
 Laporan kepolisian
 Laporan kepada Bupati Agam/DPPKA
 Hasil Pemeriksaan Inspektorat
 Usia ( umur ekonomis ) dari barang yang tidak ditemukan tersebut
6. Terhadap hasil inventarisasi berupa Barang Mutasi antar SKPD,
a. Tim verifikasi hasil Inventarisasi Barang Milik Daerah melakukan
verifikasi bersama dengan SKPD yang menyerahkan dan SKPD
penerima. Verifikasi oleh SKPD yang menyerahkan dimaksudkan untuk
mengetahui kepada siapa barang diserahkan berikut dengan berita
acara serah terimanya (kalau ada).Verifikasi oleh SKPD yang menerima
dimaksudkan untuk mengetahui apakah barang tersebut diterima,
sudah tercatat atau tidak sama sekali.

b. Apabila berdasarkan hasil verifikasi oleh SKPD yang menerima


menyatakan bahwa barang telah diterima, maka barang tersebut
dihapuskan dari daftar barang SKPD yang menyerahkan.
7. Hasil inventarisasi berupa Barang Belum Tercatat, ditindak lanjuti dengan:
a. Meneliti dokumen kepemilikan, surat penyerahan dan nilai barang.
Apabila barang yang belum tercatat tidak diketahui nilainya.
b. Pada Pembantu Pengelola menugaskan Tim Penilai Barang Milik Daerah
untuk menentukan nilai barang tersebut.
c. Hasil penilaian oleh Tim Penilai Barang Milik Daerah ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
d. Berdasarkan Keputusan Bupati tentang Nilai Barang Milik Daerah,
Kepala SKPD mencatat barang tersebut ke dalam buku inventaris SKPD
yang bersangkutan.

BAB IV
PENUTUP

Petunjuk teknis Pelaksanaan Inventarisasi Barang Milik Daerah ini


merupakan pedoman bagi Tim Inventarisasi Barang Milik Daerah
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Agam dalam melakukan
Inventarisasi Barang Milik Daerah. Dengan adanya Petunjuk Teknis
ini diharapkan seluruh aturan dan mekanisme yang diatur oleh juknis
ini dapat dilaksanakan dengan baik. Sehingga seluruh kegiatan yang
terkait dengan Inventarisasi Barang Milik Daerah berjalan secara
akuntabel dan efektif.
Akhirnya, semoga petunjuk teknis ini dapat bermanfaat bagi Tim
Inventarisasi Barang Milik Daerah dalam melaksanakan Inventarisasi
Barang Milik Daerah di masing-masing Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini akan
disempurnakandi kemudian hari.

Lubuk Basung, September 2017

Anda mungkin juga menyukai