A. LATAR BELAKANG
Barang Milik Daerah (BMD) merupakan salah satu unsur penting
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat.
Oleh karena itu pengelolaannya perlu dilakukan secara baik, tertib dan
sistematis untuk mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintah daerah dengan tingkat efektivitas yang memadai. Salah satu
bagian yang sangat penting dalam siklus pengelolaan barang milik daerah
adalah penatausahaan yang terdiri dari pembukuan, inventarisasi dan
pelaporan. Inti dari kegiatan penatausahaan adalah inventarisasi yaitu
kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan,
penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang
milik daerah dalam unit pemakaian. Dari kegiatan inventarisasi disusun
Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang
kondisinya baik, yang bergerak dan yang tidak bergerak. Kegiatan
inventarisasi disamping dilakukan setiap (5) lima tahun sekali untuk
mendapatkan data yang akurat dan up to date. Untuk kelancaran
pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah maka perlu disusun
petunjuk teknis yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para
pelaksana inventarisasi barang milik daerah sehingga hasil yang dicapai
sesuai dengan yang diharapkan.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25)
C. TUJUAN
Inventarisasi barang milik daerah bertujuan untuk:
1. Mengetahui kondisi barang milik daerah yang ada pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah
2. Menyajikan aset tetap, aset lain-lain sesuai dengan keberadaan fisik
barang milik daerah.
D. PELAKSANA INVENTARISASI
Inventarisasi barang milik daerah dilakukan oleh:
1. Tim Inventarisasi Barang Milik Daerah.
Tim Inventarisasi Barang Milik Daerah merupakan unsur terkait
dalan pengelolaan barang disetiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang terdiri dari :
a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Penanggung jawab
Inventarisasi Barang Milik Daerah
b. Sekretaris sebagai Ketua Inventarisasi Barang Milik Daerah
c. Pengurus Barang sebagai Anggota Inventarisasi barang milik
daerah
d. Operator Aset sebagai Anggota Inventarisasi barang milik daerah
BAB III
PELAKSANAAN INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH
BAB IV
TINDAK LANJUT HASIL INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH
Hasil inventarisasi barang milik daerah yang dilaporkan oleh SKPD kepada
Pengelola Barang Melalui Pembantu Pengelola Barang ditindaklanjuti dengan:
1. Untuk Kelompok barang baik dan barang rusak ringan ditindaklanjuti
dengan penyusunan Buku Inventaris Baru. Berdasarkan buku inventaris
baru dilakukan penyesuaian data barang milik daerah dalam aplikasi
barang milik daerah
2. Untuk kelompok barang rusak berat, ditindaklanjuti dengan dengan
penghapusan. Adapun proses tindaklanjut terhadap barang rusak berat
tersebut adalah:
a. Penghapusan terhadap barang rusak berat diawali dengan usulan
pemindahtanganan atau pemusanahan oleh Kepala SKPD selaku
Pengguna Barang
b. Berdasarkan usulan tersebut Pembantu Pengelola Barang melalui Tim
Pemindahtanganan dan Pemusnahan Barang Milik Daerah melakukan
pemeriksaan fisik dan dokumen kepemilikan barang yang diusulkan
dipindahtangankan dan dimusnahkan tersebut.
c. Apabilan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Tim
Pemindahtanganan dan Pemusnahan Barang Milik Daerah menyatakan
bahwa barang yang diusulkan memenuhi persyaratan untuk
dipindahtangakan (dijual/dilelang)/dimusnahkan, pembantu pengelola
barang mengajukan usulan pemusnahan/penjualan barang milik
daerah kepada Bupati melalui Pengelola Barang Milik Daerah.
1) Proses penjualan/pelelangan barang milik daerah adalah sebagai
berikut:
Mengajukan Persetujuan Pelelangan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten Agam kepada Bupati.
Jika Bupati setuju, ditindaklanjuti dengan penilaian terhadap
barang yang dijual/dilelang dengan melibatkan Tim Penilai
Barang Milik Daerah.
Hasil Penilaian Barang Milik Pemerintah Kabupaten Agam
diajukan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan.
Hasil penilaian yang telah disetujui oleh Bupati merupakan
dasar penetapan Nilai Limit Pelelangan Barang Milik Pemerintah
Kabupaten Agam
BAB IV
PENUTUP