PENDAHULUAN
Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk di dalam
kurikulum dan menjadi syarat yang harus di tempuh oleh setiap mahasiswa Institut
Teknologi Kalimantan untuk menyelesaikan studi sesuai dengan Program Studi
yang di tempuh mahasiswa. Pada kegiatan kerja praktik (KP) ini akan menambah
wawasan bagi mahasiswa mengenai dunia kerja teknik sipil dan menunjukkan
aplikasi nyata di bidang ilmu keteknik – sipilan dalam kehidupan sehari – hari.
Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk bekerja sama serta bersosialisasi dengan
orang banyak selama masa kerja praktik ini. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa
diberikan kebebasan untuk mimilih proyek yang diinginkan dengan batasan nilai
kontrak proyek minimal 2 Milyar dan durasi kegiatan Kerja Praktik minimal 8
minggu.
1
Untuk memenuhi hal - hal tersebut, penulis melaksanakan kerja praktik
(KP) pada proyek Pembangun Gedung Pemerintah Jalan MT. Haryono Samarinda
Provinsi Kalimantan Timur yang diinisiasi oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang, dan Perumahan Rakyat Provinsi Kalimantan Timur selaku owner.
1. Memenuhi salah satu mata kuliah di Program Studi Teknik Sipil ITK yang
merupakan prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik.
2. Mengamati secara langsung penggunaan teori–teori dasar yang telah
diajarkan selama proses perkuliahan di lapangan.
3. Menerapkan ilmu teknik -sipil yang dipelajari selama proses perkuliahan
4. Memperluas wawasan dan pengalaman mengenai kondisi kerja di dunia
teknik sipil sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja nantinya.
1.3 Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan dari kerja praktik pada proyek Pembangunan Gedung
Pemerintah Jalan MT. Haryono Samarinda adalah sebagai berikut :
1. Memahami maksud dan gambar kerja yang dibuat oleh suatu proyek.
2. Memahami struktur organisasi proyek.
3. Memahami struktur bangunan pada proyek.
4. Memahami struktur manajemen konstruksi pada proyek
5. Memahami pekerjaan khusus yang ada di proyek.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari kerja praktik pada proyek Pembangunan Gedung
Pemerintah Jalan MT. Haryono Samarinda adalah sebagai berikut :
2
1.4.2 Bagi Mitra Kerja Praktik
Hasil penelitian dan analisa dari mahasiswa yang melaksanakan kerja
praktik dapat menjadi bahan masukan terhadap instansi/lembaga yang terkait guna
kepentingan untuk instansi/lembaga di masa yang akan datang serta membantu
kegiatan sehari-hari didalam proyek.
3
BAB 2
GAMBARAN UMUM MITRA KP
4
Adapun organisasi dinas yang ada di Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan
Perumahan Rakyat adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, terdiri dari:
a. Sub Bagian Perencanaan Program
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum
3. Bidang Bina Marga, terdiri dari:
a. Seksi Perencanaan Jalan dan Jembatan
b. Seksi Jalan
c. Seksi Jembatan dan Bangunan Pelengkap.
4. Bidang Cipta Karya, terdiri dari:
a. Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan
b. Seksi Perumahan Pemukiman
c. Seksi Penyehatan Lingkunagan dan Air Bersih
5. Bidang Sumberdaya Air, terdiri dari:
a. Seksi Irigasi, Sungai dan Rawa
b. Seksi Operasional dan Pemeliharaan
c. Seksi Pantai dan Air Baku
6. Bidang Penataan Ruang, terdiri dari:
a. Seksi Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang
b. Seksi Pengaturan dan Pembinaan Tata Ruang
c. Seksi Jasa Konstruksi
7. Unit Pelaksana Teknik Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional
5
b. Misi
Misi dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat
Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan mekanisme perencanaan, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
2. Menyediakan pembangunan infrastruktur sumber daya air guna mendukung
ketahanan penyediaan pangan dan pendayagunaan sumber air untuk
kesejahteraan rakyat;
3. Menyediakan pembangunan infrastruktur air bersih, sanitasi, air limbah,
persampahan dan drainase
4. Menyediakan pembangunan infrastruktur jalan guna mendukung kelancaran
transportasi darat sebagai sistem transportasi untuk menunjang lalu lintas
ekonomi;
5. Menyediakan pembangunan sarana dan prasarana permukiman yang layak,
sehat dan terjangkau serta mendorong pengembangan wilayah/kawasan
tertentu.
6
Gambar 2.1 Lokasi Kantor Dinas Pekerja Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Provinsi
Kalimantan Timur.
Gambar 2.2 Lambang atau Logo dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan
Rakyat Provinsi Kalimantan Timur.
7
2.1.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan
Perumahan Rakyat dapat dilihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut:
Gambar 2.3 Struktur Organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan
Rakyat Provinsi Kalimantan Timur.
8
Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)
Rahmad Hidayat, ST
NIP. 19710821 199803 1 007
KORDINATOR LAPANGAN
Yarri Adhidarma, ST
NIP. 19780419 200901 1 002
STAFF AHLI
Pak Harris
Pak Edward
9
Tugas pokok dan kewenangan setiap divisi atau personal antara lain sebagai
berikut:
3. Rencana Kontrak.
10
k. Menetapkan Tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis; dan
Menetapkan besaran uang muka yang dibayarkan kepada penyedia
Barang/Jasa.
Tugas pokok dan tanggung jawab tim direksi lapangan antara lain sebagai
berikut :
11
6) melakukan analisis kelayakan dan kewajaran alasan perubahan
berdasarkan justifikasi teknis dari konsultan pengawas dan atau
konsultan perencana serta dibuat berita acaranya;
12
PEMILIK PROYEK (OWNER)
DINAS PU PROVINSI
KALTIM
KONTRAKTOR
Pemilik proyek adalah perorangan atau badan usaha baik swasta maupun
pemerintah yang memiliki sumber dana untuk membuat suatu bangunan dan
menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan agar dapat dibuatkannya
rancangan struktur dan rencana anggaran biayanya. Adapun tugas-tugas
dari owner atau pemilik adalah:
13
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek ( owner
) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa
badan usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya
masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-
lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan
efisien.
14
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan
oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap
berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.
4. Kontraktor Pelaksana
15
BAB 3
DESKRIPSI PROSES DALAM INSTANSI
16
Turap
Pos Jaga
j. Lokasi : Jl. MT.Haryono RT.54 Kel. Air Putih Kec.
Samarinda Ulu, Samarinda Kalimantan Timur
75243
k. Sifat Kontrak : Unit Price
l. Nilai Kontrak : Rp. 25.575.800.000.-
m. Waktu Pelaksanaan : 17 Juni 2019 – 23 Desember 2019
n. Cara Pembayaran : Monthly Progress (per bulan)
o. Sumber Dana : APBD Provinsi Kalimantan Timur
17
Gambar 3.1 Kurva S pada paket Pembangunan Gedung Pemerintahan Jl. MT.Haryono Samarinda
Sumber: Data Perusahaan. 2019
18
untuk membantu pengecoran. Berikut merupakan Hydraulic Excavator
Catterpillar 320C pada Gambar 3.2 yang digunakan pada Paket
Pembangunan Gedung Pemerintahan Jalan MT. Haryono Samarinda:
19
Gambar 3.3 Dump Truck
Sumber: Penulis, 2019
3. Bor Dynamo
Pada proyek ini digunakan bor dynamo dengan tujuan meminimalisir
getaran yang terjadi di area lokasi pengeboran. Dikarenakan lokasi titik
pengeboran bersebelahan dengan laboratorium pengujian mutu barang
dimana alatnya diharuskan stabil. Berikut merupakan Bor Dynamo yang
digunakan pada Paket Pembangunan Gedung Pemerintahan Jalan MT.
Haryono Samarinda pada Gambar 3.4:
20
4. Concrete Mixer Truck
Concrete Mixer Truck merupakan alat berat yang mengangkut beton
ready mix sampai ke lokasi pengecoran. Adapun beton ready mix yang
digunakan pada proyek ini yaitu dari PT. Tujuh Beton Perdana dan PT.
PT. Artanusa Beton (Artamix &Artapile). Berikut merupakan Concrete
Mixer Truck yang digunakan pada Paket Pembangunan Gedung
Pemerintahan Jalan MT. Haryono Samarinda pada Gambar 3.5:
21
6. Bar Bender
Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja
tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan spesifikasi besi
tulangan yang direncakan. Berikut merupakan Bar Bender yang digunakan
pada Paket Pembangunan Gedung Pemerintahan Jalan MT. Haryono
Samarinda pada Gambar 3.7:
22
8. Concrete Vibrator
Concrete Vibrator merupakan alat yang digunakan untuk menggetarkan
saat pekerjaan pengecoran agar beton ready mix dapat mengisi celah – celah
sempit yang ada serta beton tidak meninggalkan rongga udara. Berikut
merupakan Concrete Vibrator yang digunakan pada Paket Pembangunan
Gedung Pemerintahan Jalan MT. Haryono Samarinda pada Gambar 3.9:
23
PILECAP
24
2. Pengeboran Lubang Boredpile
Setelah dilakukan Pengukuran maka dilakukan Pengeboran Lubang
Boredpile dengan menggunakan alat Bor Dynamo dengan diameter 30 cm.
Berikut merupakan Pekerjaan Pengeboran Titik Bored Pile pada Gedung
BPSMB Gambar 3.12
3. Pengecoran Boredpile
Sebelum dilakukan pengecoran, sehari sebelumnya dilakukan pengecekkan
bersama dengan konsultan pengawas dan owner apakah kedalaman lubang,
jarak, maupun diameter lubang apakah sudah sesuai gambar rencana. Mutu
Beton ready mix yang digunakan yaitu K-300. Berikut merupakan
pengecoran Titik Bored Pile pada Gedung BPSMB pada Gambar 3.13
25
4. Pekerjaan Pilecap
Pile cap merupakan cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom
dibagian atasnya, pile cap tersusun atas tulangan baja membentuk suatu
bidang. Pile cap memiliki fungsi untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang. Dimensi pile cap disini
yaitu 190 cm X 100 cm X 70 cm. Berikut merupakan pekerjaan setelah pile
cap (poer) beserta bekisting nya terpasang pada Gambr 3.14 dan Gambar
3.15.
26
Gambar 3.15 Pekerjaan Pile cap (Poer)
Sumber: Penulis, 2019
5. Pekerjaan Bekisting Tie Beam dan Plat Lantai
Pada proyek ini metode pemasangan bekisting memakai metode
konvensional dimana material bekistingnya menggunakan plywood 9mm, serta
sistem konstruksi yang dipakai yaitu menggunakan suspended slab atau slab
yang di cor bersamaan dengan sloof, maka sloof berfungsi menyalurkan beban
dari slab ke pilecap. Berikut merupakan denah tie beam dan pengerjaannya pada
gambar 3.16 dan 3.17.
Tie Beam
Kolom
27
Gambar 3.17 Pekerjaan pemasangan bekisting Tie Beam dan Plat Lantai.
Sumber: Penulis, 2019
Tangga
Balok Lantai 2
28
Gambar 3.19 Pekerjaan pemasangan tulangan balok dan plat Lantai 2.
Sumber: Penulis, 2019
2. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai 2
Sebelum dilakukan pengecoran, dilakukan checklist bersama konsultan
pengawas, dan pihak kontraktor apakah kondisi real sdh sama dengan
gambar juga tidak lupa beton decking harus di pasang sebelum dilakukan
pengecoran. Pada pengecoran Balok dan pelat lantai 2 ini menggunakan
mutu beton K-300 dari PT. Tujuh Beton Perdana. Saat melakukan
pengecoran tidak lupa digetarkan area yang di cor menggunakan concrete
vibrator. Berikut merupakan dokumentasi pengerjaan pegecoran dilapangan
pada gambar 3.20.
29
3. Pemasangan Bekisting dan Penulangan Balok Atap dan Kolom Lantai 2
Dimensi kolom bulat pada gedung serbaguna yaitu dengan diameter 45 cm,
untuk penulangannya menggunakan besi D22, sedangkan untuk balok induk
menggunakan tulangan D19 dan tulangan sengkang menggunakan D10.
Berikut merupakan dokumentasi pengerjaan Balok Atap dan Kolom Lantai
2 dilapangan pada gambar 3.21.
Gambar 3.21 Pemasangan Bekisting dan Penulangan Balok Atap dan Kolom Lantai 2
Sumber: Penulis, 2019
30
Gambar 3.22 Pemasangan Dinding Bata Merah
Sumber: Penulis, 2019
31
6. Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Tangga disini menggunakan beton bertulang. Adapun metode
pekerjaan tangga diantaranya meliputi pembuatan bekisting bordes dan
badan tangga, pemasangan tulangan ibu dan anak tangga, pengecoran, dan
pembongkaran bekisting tangga. Berikut merupakan Gambar kerja tangga
dan pengerjaan dilapangan pada gambar 3.24 dan pengecoran tangga pada
gambar 3.25.
32
Gambar 3.25 Pengecoran Tangga
Sumber: Penulis, 2019
33
Gambar 3.27 Pemasangan Dinding Bata Merah
Sumber: Penulis, 2019
2. Pekerjaan Atap
Pada pekerjaan atap musholla kami mahasiswa pkl hanya sampai pada
pemasangan kuda – kuda atap, tulangan baja IWF serta gording pada
atapnya. Berikut merupakan dokumentasi pekerjaan atap pada gambar 3.28.
34
3. Pekerjaan sloof dan kolom praktis tempat wudhu
Pekerjaan sloof dan kolom disini menggunakan besi tulangan D12 dengan
sengkang menggunakan besi D8. Adapun dimensi dari kolom praktis yaitu
20 cm x 20 cm. Berikut merupakan dokumentasi pengerjaan dilapangan
pada gambar 3.29
Gambar 3.30 Pekerjaan Tempat Wudhu setelah dibuka bekisting dan dipasang bata.
Sumber: Penulis, 2019
35
1.2.4 Pekerjaan Ground Water Tank (GWT)
1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan pertama dalam membangun GWT yaitu pekerjaan galian dengan
rencana dimesi kolam tampungan yaitu 6,5 m X 5,2 m X 2,5 m kedalaman.
Berikut merupakan gambar kerja GWT pada Gambar 3.31 dan 3.32 dan
dokumentasi pengerjaan dilapangan pada gambar 3.33.
Kolam Tampungan
36
Gambar 3.33 Pekerjaan galian GWT
Sumber: Penulis, 2019
37
3. Pengecoran Plat Lantai
Sebelum dilakukan pengecoran, dilakukan checklist bersama owner,
konsultan pengawas, dan pihak kontraktor apakah kondisi real sdh sama
dengan gambar juga tidak lupa beton decking harus di pasang sebelum
dilakukan pengecoran. Pada pengecoran pelat lantai GWT ini menggunakan
mutu beton K-250 dari PT. Tujuh Beton Perdana. Saat melakukan
pengecoran tidak lupa digetarkan area yang di cor menggunakan concrete
vibrator. Berikut merupakan dokumentasi pengerjaan dilapangan pada
gambar 3.34
38
Gambar 3.36 Pekerjaan Tulangan dan Bekisting Dinding GWT
Sumber: Penulis, 2019
39
6. Pemasangan Tulangan Dak GWT
Tulangan untuk dak yang digunakan yaitu tulangan D13 dengan tebal dak
yaitu 30 cm. Mutu beton ready mix yang digunakan yaitu K-250. Tidak lupa
digunakan concrete vibrator untuk menggetarkan ready mix agar saat
dilakukan pengecoran merata dan tidak meninggalkan rongga. Berikut
merupakan dokumentasi pengerjaan pemasangan tulangan dak GWT
dilapangan pada gambar 3.38
40
Gambar 3.39 Pengecoran Dak GWT
Sumber: Penulis, 2019
41
Gambar 3.41 Tampak Depan Gudang
Sumber: Data Perusahaan, 2019
42
Gambar 3.43 Pemasangan Sloof dan Plat Lantai Gudang
Sumber: Penulis, 2019
43
4. Pemasangan Dinding Bata Merah
Pada pekerjaan pemasangan dinding bata merah, diganakan bata merah
dengan dimensi 15 cm X 8 cm X 6 cm. Untuk tinggi dinding nya yaitu
setinggi 4 m, dipotong dengan roster pada gudang tersebut tersebut. Dengan
perekat bata merah yaitu mortar atau campuran semen dan pasir. Berikut
merupakan dokumentasi pengerjaan dilapangan pada gambar 3.45
44
Gambar 3.46 Potongan Turap A
Sumber: Data Perusahaan, 2019
2. Pekerjaan Susunan Batu Gunung dan Mortar dan Pemasangan Drain Pipe
Setelah dilakukan pemasangan cerucuk ulin tersebut pekerjaan selanjutnya
yaitu penyusunan batu gunung dengan perekat yaitu mortar atau campuran
semen dan pasir. Kemudian tiap 2 m diberi Drain Pipe untuk mengalirkan
45
air tanah. Berikut merupakan dokumentasi pengerjaan dilapangan pada
gambar 3.48
3. Pekerjaan Plesteran
Setelah dilakukan susunan batu gunung dengan mortar, selanjutnya
dilakukan plesteran pada turap tersebut. Berikut merupakan pekerjaan
plesteran yang dilakukan. Berikut merupakan dokumentasi pengerjaan
dilapangan pada gambar 3.49
46
4. Pekerjaan Siar Mata Sapi
Pekerjaan siar mata sapi disini menggunakan material yaitu pasir, semen
dan air. Adapun pekerjaan siar mata sapi disini untuk memperindah bentuk
dari turap. Berikut merupakan dokumentasi pengerjaan dilapangan pada
gambar 3.50
47
1.2.7 Pekerjaan Turap Beton
1. Pemasangan Bouwplank
Pemasangan bouwplank disini yaitu bertujuan untuk pengecekkan
kelurusan maupun elevasi agar sesuai dengan spesifikasi dimensi rencana.
48
Gambar 3.53 Pekerjaan Tulangan dan Bekisting Turap Beton
Sumber: Penulis, 2019
3. Pengecoran
Saat penulis melakukan kerja praktek di paket Pembangunan Gedung
Pemerintahan Jl. MT.Haryono Samarinda penulis hanya mendapatkan
pekerjaan pengecoran dibagian kaki turap beton saja. Berikut merupakan -
pengerjaan di lapangan pada Gambar 3.54.
49
1.2.8 Pekerjaan Pos Jaga.
1. Pemasangan Tulangan dan Bekisting Sloof
Pemasangan tulangan pada pekerjaan pos jaga untuk tulangan kolom dan
sloof nya menggunakan tulangan D12 sedangkan tulangan sengkangnya
menggunakan tulangan D8. Metode bekisting yang dipakai pada pekerjaan
ini yaitu menggunakan metode konvensional dengan menggunakan material
plywood dan kayu. Berikut merupakan denah dari pos jaga yaitu pada
gambar 3.55 dan pengerjaan di lapangan pada Gambar 3.56.
50
Gambar 3.56 Pekerjaan Tulangan dan Bekisting Sloof Pos Jaga
Sumber: Penulis, 2019
2. Pengecoran Sloof
Setelah tulangan dan bekisting dipasang dan telah di checklist oleh
konsultan pengawas, maka dilakukan pengecoran. Dimana pengecoran
disini menggunakan pengecoran manual dengan bantuan pengaduk beton
atau biasa disebut molen kemudian sloof di rojok dengan menggunakan
cetok dikarenakan dimensi pekerjaan yang kecil. Berikut merupakan
pengerjaan di lapangan pada Gambar 3.58.
51
3. Pemasangan Dinding Bata
Pada pekerjaan pemasangan dinding bata merah, diganakan bata merah
dengan dimensi 15 cm X 8 cm X 6 cm. Untuk tinggi dinding nya yaitu
setinggi 2,4 m. Dengan perekat bata merah yaitu mortar atau campuran
semen dan pasir. Berikut merupakan tampak dari musholla yaitu pada
gambar 3.59 dan pengerjaan di lapangan pada Gambar 3.60.
52
53