DRAINASE
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DAN
BANGUNAN PEMBANTU SISTEM DRAINASE
PADA DAERAH ZONA 2 HILIR SUNGAI
BENGAWAN SOLO KABUPATEN SUKAHARJO
JAWA TENGAH
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DAN BANGUNAN
PEMBANTU SISTEM DRAINASE PADA DAERAH ZONA 2 HILIR
SUNGAI BENGAWAN SOLO KABUPATEN SUKAHARJO JAWA
TENGAH”
Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus di kerjakan agar dapat
lulus dalam mata kuliah Sistem Irigasi dan Dranase di Program Studi Teknik Sipil,
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Kalimantan. Untuk itu kami
ucapkan bayak terima kasih atas bantuan dan pengarahannya kepada :
1. Ibu Rossana Margaret Kadar Yanti,S.T.,M.T.selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Sintem Irigasi dan Drainase.
2. Bapak Rahman Prasojo,S.T.,M.T. selaku Dosen Asistensi mata kuliah Sintem
Irigasi dan Drainase.
3. Serta semua teman – teman kami yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Kami sebagai penyusun laporan ini menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun kami kedepannya. Dan semoga laporan ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.
Penyusun
Gambar 1.1 Lokasi perencanaan sistem drainase pada daerah pemukiman pinggiran
sungai Bengawan Solo ............................................................................. 3
Gambar 2.1 Kontur dan Lokasi Perencanaan Saluran Sistem Drainase ....................... 4
Gambar 2.2 Lokasi Perencanaan untuk Permodelan Peta Skematik............................. 5
Gambar 2.3 Peta Skematik ............................................................................................ 5
Gambar 2.4 Tipe dan Penamaan Saluran ...................................................................... 6
Gambar 2.5 Tipe dan Penamaan Saluran ...................................................................... 6
Gambar 2.6 Pola Jaringan Siku ..................................................................................... 7
Gambar 2.7 Pola Jaringan Paralel ................................................................................. 7
Gambar 2.8 Pola Jaringan Grid Iron ............................................................................. 8
Gambar 2.9 Pola Jaringan Alamiah .............................................................................. 8
Gambar 2.10 Pola Jaringan Radial ................................................................................ 9
Gambar 3.1 Daerah Aliran Sungai dan Stasiun Hujan dengan Polygon Thiessen...... 13
Gambar 3.12 Titik Kontrol B8-2 ................................................................................. 41
Gambar 3.3 Titik Kontrol B26-3 ................................................................................. 42
Gambar 3.4 Titik Kontrol B22-6 ................................................................................. 43
Gambar 4.1 Lahan Saluran Tersier ............................................................................. 46
Gambar 4.2 Lahan Saluran Sekunder.......................................................................... 47
Gambar 4.3 Lahan Saluran Primer .............................................................................. 48
Gambar 4.4 Saluran Tersier pada Titik Kontrol B26-3............................................... 51
Gambar 4.5 Saluran Sekunder pada Titik Kontrol B8-2 ............................................. 52
Gambar 4.6 Saluran Primer pada Titik Kontrol B22-6 ............................................... 53
Gambar 4.7 Titik Kontrol B26-4 yang memiliki 3 Cabang ........................................ 65
Gambar 4.8 Titik Kontrol B7-1 yang memiliki 3 Cabang .......................................... 66
Tabel 2.1 Penamaan Saluran pada Sub Area dalam Stasiun Hujan A .......................... 9
Tabel 2.2 Penamaan Saluran pada Sub Area dalam Stasiun Hujan B .......................... 9
Tabel 2.3 Penamaan Saluran pada Sawah Sub Area dalam Stasiun Hujan A dan B .. 12
Tabel 3.1 Luas Lahan pada Sub Area dalam Stasiun Hujan A ................................... 14
Tabel 3.2 Luas Lahan pada Sub Area dalam Stasiun Hujan B ................................... 14
Tabel 3.3 Luas Lahan pada Sub Area dalam Stasiun Hujan C ................................... 15
Tabel 3.4 Luas Lahan pada Sub Area dalam Stasiun Hujan D ................................... 16
Tabel 3.5 Data Hujan Daerah Pengamatan ................................................................. 17
Tabel 3.6 Data Curah Hujan Maksimum Harian Per Tahun pada Empat Stasiun ...... 20
Tabel 3.7 Luas Per Stasiun dan Nilai Koefisien Thiessen .......................................... 21
Tabel 3.8 Data Curah Hujan R24 Per-Tahun ............................................................... 21
Tabel 3.9 Perhitungan Statistik Curah Hujan .............................................................. 23
Tabel 3.10 Perhitungan Parameter Statik Distribusi Curah Hujan ............................. 24
Tabel 3.11 Perhitungan Statistik (Logaritma) Curah Hujan ....................................... 24
Tabel 3.12 Perhitungan Parameter Statik Distribusi Curah Hujan ............................. 26
Tabel 3.13 Hasil Uji Distribusi Statistik ..................................................................... 26
Tabel 3.14 Reduced Mean (Yn) .................................................................................. 27
Tabel 3.15 Reduced Standard Deviatsi (Sn) ............................................................... 28
Tabel 3.16 Reduces Variate (Yt)................................................................................. 28
Tabel 3.17 Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Kuadrat ................................................. 28
Tabel 3.18 Uji Chi-Kuadrat Distribusi Gumbel .......................................................... 30
Tabel 3.19 Faktor Frekuensi untuk Distribusi Log-Pearson Type III ......................... 30
Tabel 3.20 Uji Chi-Kuadrat Distribusi Pearson Type III ............................................ 32
Tabel 3.21 Uji Distribusi Smirnov Kolmogorov ......................................................... 33
Tabel 3.22 Hasil Uji Kecocokan Distribusi Pearson Tipe III dan Gumbel ................. 33
Tabel 3.23 Periode Ulang pada Perencanaan Saluran Drainase ................................. 34
Tabel 3.24 Faktor Frekuensi untuk Distribusi Log-Pearson Type III ......................... 34
Tabel 3.25 Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Pearson III .......... 35
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas besar Drainase ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besar debit limpasan air hujan yang terjadi pada daerah
pemukiman pinggiran sungai Bengawan Solo
2. Untuk merencanakan system drainase yang mampu menampung limpasan air
hujan yang terjadi di dalam daerah pemukiman pinggiran sungai Bengawan
Solo
3. Untuk merencanakan geometri penampang saluran tersier, sekunder, dan
primer yang sesuai dengan kebutuhan drainase dan irigasi pada zona 2
pinggiran sungai Bengawan Solo
Pada perencanaan saluran drainase ini, adapun penamaan saluran yang akan
direncanakan berdasarkan pada penamaan lahan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pada setiap saluran menghubungkan dua titik kontrol, dapat dilihat pada Tabel 2.1,
Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penamaan Saluran pada Sub Area dalam Stasiun Hujan A
No Lahan Titik Kontrol Saluran Kode
1 Saluran Primer SPA11-B41
A1 A1-1
2 Saluran Tersier STA11-A23
3 Saluran Primer SPA21-A11
A2-1
4 Saluran Sekunder SSA21-A22
5 A2 A2-2 Saluran Tersier STA22-A23
6 A2-3 Saluran Sekunder SSA23-A24
7 A2-4 Saluran Primer SPA24-A25
(Sumber : penulis, 2018)
Tabel 2.2 Penamaan Saluran pada Sub Area dalam Stasiun Hujan B
No Lahan Titik Kontrol Saluran Kode
1 Saluran Tersier STB11-B12
B1-1
2 Saluran Tersier STB11-B51
B1
3 B1-2 Saluran Primer SPB12-B13
4 B1-3 Saluran Primer SPB13-B14
5 Saluran Tersier STB21-B11
B2 B2-1
6 Saluran Tersier STB21-B41
7 Saluran Primer SPB41-B51
B4 B4-1
8 Saluran Tersier STB41-B101
9 Saluran Primer SPB51-B61
B5 B5-1
10 Saluran Tersier STB51-B91
11 B6 B6-1 Saluran Primer SPB61-B71
Gambar 3.1 Daerah Aliran Sungai dan Stasiun Hujan dengan Polygon Thiessen
(Sumber : penulis, 2018)
Data curah hujan yang digunakan pada tugas besar perencanaan drainase
kawasan Desa Mloyo ini didapatkan dari empat stasiun pengamatan yang telah
ditentukan oleh dosen pembimbing dengan periode pengamatan selama 18 tahun,
yakni dari tahun 1990 sampai 2007 dengan data pada Tabel 3.6 sebagai berikut :
Dari data tersebut dapat diperoleh curah hujan maksimum tiap tahunnya dengan
polygon thirssen. Motode ini mencarinilai curah hujan rata – rata dengan membuat
poligon yang memotong tegak lurus antara dua stasiun. Prosedur perhitungan dari
metode ini dituliskan sebagai berikut :
1. Menentukan Koefisien Thiessen
𝐴𝑛
𝑊𝑛 = 𝐴
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
4,47
𝑊𝑛 = 13,52 = 0,33
𝑊𝑛 = 0,33
2. Menentukan Curah Hujan Rata-Rata Per Tahun
𝑅̅ = ∑𝑊. 𝑅
𝑅̅ = (145𝑥0,33) + (112𝑥0,31) + (99𝑥0.15) + (100𝑥0,21)
𝑅̅ = 118,45 𝑚𝑚
∑(𝑥 − 𝑥̅ )2
𝑆𝑑 = √
𝑛−1
7568.74
𝑆𝑑 = √ = 21,10
18 − 1
Tahun 𝐥𝐨𝐠 𝒙 ̅
𝐥𝐨𝐠 𝒙 (𝐥𝐨𝐠 𝒙 − 𝐥𝐨𝐠 𝒙
̅) ̅)𝟐
(𝐥𝐨𝐠 𝒙 − 𝐥𝐨𝐠 𝒙 ̅) 𝟑
(𝐥𝐨𝐠 𝒙 − 𝐥𝐨𝐠 𝒙 ̅)𝟒
(𝐥𝐨𝐠 𝒙 − 𝐥𝐨𝐠 𝒙
∑(𝑙𝑜𝑔𝑥 − 𝑙𝑜𝑔𝑥̅ )2
𝑆𝑑 = √
𝑛−1
0.0637
𝑆𝑑 = √ = 0,06
18 − 1
1. Perhitungan Gumbel
Bentuk persamaan dari distribusi Gumbel adalah :
𝑆
𝑋𝑡𝑟 = 𝑥̅ + (𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)
𝑆𝑛
Dimana :
𝑋𝑡 = curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm/hari)
𝑥̅ = curah hujan rata – rata hasil pengamatan (mm/hari)
𝑌𝑡 = reduces variate
Yn = reduced mean
𝑆𝑛 = reduced standard deviatsi
𝑆 = standard deviasi
Berdasarkan persamaan tersebut, untuk menentukan nilai Yn, Sn, dan Yt dalam
analisa Gumbel, dengan menggunakan Tabel 3.14, Tabel 3.15 dan Tabel 3.16
sebagai berikut :
Tabel 3.14 Reduced Mean (Yn)
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,507 0,51 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,522
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,53 0,582 0,5882 0,5343 0,5353
Berikut merupakan tabel untuk menentuan nilai Do kritis yang digunakan untuk
menghitung Smirnov Kolmogorov, dapat dilihat pada Tabel 3.21 sebagai berikut :
Tabel 3.21 Uji Distribusi Smirnov Kolmogorov
m x P(x) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) D
1 118.45 0.05 118.40 -1.59 0.06 118.39 0.01
2 119.64 0.11 119.54 -1.53 0.12 119.52 0.02
3 171.17 0.16 171.01 0.91 0.18 170.99 0.02
4 156.25 0.21 156.04 0.20 0.24 156.02 0.02
5 127.28 0.26 127.02 -1.17 0.29 126.99 0.03
6 161.45 0.32 161.13 0.45 0.35 161.10 0.03
7 150.54 0.37 150.17 -0.07 0.41 150.13 0.04
8 141.09 0.42 140.67 -0.52 0.47 140.62 0.05
9 186.92 0.47 186.45 1.66 0.53 186.39 0.06
10 141.95 0.53 141.42 -0.48 0.59 141.26 0.06
11 152.40 0.58 151.82 0.02 0.65 151.75 0.07
12 171.67 0.63 171.04 0.93 0.71 170.96 0.08
13 174.73 0.68 174.05 1.08 0.76 173.97 0.08
14 129.57 0.74 128.83 -1.06 0.82 128.75 0.08
15 171.70 0.79 170.91 0.93 0.88 170.82 0.09
16 139.66 0.84 138.82 -0.59 0.94 138.72 0.10
17 180.36 0.89 179.47 1.34 1.00 179.36 0.11
18 141.20 0.95 140.23 -0.51 1.06 140.14 0.11
(Sumber : penulis, 2018)
Pada Tabel 3.21 menunjukkan nilai Dmax = 0,11 pada peringkat m = 18. Untuk
derajat kepercayaan 5%, dengan nilai n= 18 diperoleh Do kritis sebesar 0,309. Karena
nilai Dax<Do maka persamaan distribusi Smirnov Kolmogorov yang diperoleh
dapat diterima. Uji kecocokan dapat dilihat pada Tabel 3.22 sebagai berikut:
Tabel 3.22 Hasil Uji Kecocokan Distribusi Pearson Tipe III dan Gumbel
Uji Kecocokan
Persamaan Distribusi Chi-Kuadrat Smirnov-Kolomogorof
2 2
Xtr X Ket Dmaks Do Ket
Gumbel 13,11 11,07 Tidak oke 0,11 0,309 oke
2
1 0,885 . 3,65 3 1
𝑉= .( ) . (0,0005)2
0,02 3,65 + (2.0,885)
2
1 0,268 . 3,9 3 1
𝑉= .( ) . (0,0005)2
0,02 3,9 + (2.0,268)
𝑉 = 0,42 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
4.1.3 Perhitungan Nilai Waktu Aliran Air pada Titik Kontrol (tc)
Nilai waktu konsentrasi aliran pada kawasan perumahan (tc) merupakan
penjumlahan dari waktu aliran air dari lahan yang masuk kedalam saluran (to) dengan
waktu aliran air mengalir sepanjang saluran (tf) pada suatu titik yang ditinjau atau
dikontrol.
a. Estimasi Nilai tc pada Saluran Tersier Titik Kontrol B8-2
Keterangan Besaran Satuan
to 2,29 jam
tf 1,12 jam
tc = to + t f 3,41 jam
(Sumber: Penulis,2018)
Jadi waktu aliran air yang dibutuhkan dalam saluran tersier dipengaruhi oleh Titik
Kontrol SB1-2, B9-1, B8-1, dan B8-2 adalah sebesar 3,41 jam.
3
𝑄ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘𝑎 − 𝑄ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖 ≥ 0 𝑚 ⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui telah memenuhi syarat dimana ∆𝑄 = 0 maka
dimensi perencanaan saluran pada saluran tersier dapat digunakan yaitu hair sebesar
0,363 m dan lebar 1,55 m, tinggi jagaan yang digunakan yaitu sebesar 0,20 m sesuai
denga tabel 4.10. Dengan menggunakan perhitungan yang sama maka diperoleh
rekapitulasi untuk saluran tersier, sekunder, dan primer sebagai berikut :
Berdasarkan Gambar 4.8, maka pada titik kontrol B26-4 memiliki 3 cabang yaitu
B26-3 dan B27-2.Untuk melakukan perhitungan dimensi gorong-gorong dibutuhkan
nilai parameter sebagai berikut :
n = 0.02
Qgorong-gorong = (B26-3)+(B27-2)
= 2,5564+2,1197
= 4,7562 m3/dt
Nilai debit pada B26-3 dan nilai debit pada B27-2 dijumlahkan karena kedua
percabangan tersebut masuk ke titik kontrol yang sama yaitu B26-4. Rekapitulasi
perhitungan dimensi dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut :
Tabel 4.19 Rekapitulasi Perhitungan pada Titik Kontrol B26-4
hair 1,37 m
b 3,65 m
Berdasarkan Gambar 4.9, maka pada titik kontrol B7-1 memiliki 3 cabang yaitu B6-1
dan B8-2.Untuk melakukan perhitungan dimensi gorong-gorong dibutuhkan nilai
parameter sebagai berikut :
n = 0.02
Qgorong-gorong = (B6-1)+(B8-2)
= 2,3406+0,2478
= 2,5883 m3/dt
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan dalam pengerjaan tugas besar ini adalah kontur
yang diberikan untuk merencanakan sistem drainase masih tidak relevan pada sesuai
Direktorat Jendral Bina Marga. 1990. Drainase Perkotaan. Jakarta : Bina Marga.
Hadisusanto, N. 2011. Aplikasi Hidrologi. Malang : Jogja Mediautama.
Soerawnp. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Bandung :
Penerbit Nova.
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Jogyakarta : Graha Ilmu.