merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Overan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu.
dapat berjalan dengan sempurna. Overan dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan
lisan.
mencapainya, melalui perencanaan yang akan daoat ditetapkan tugas- tugas staf. Dengan
tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan
evaluasi serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan
tugas- tugasnya
menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya
3. Actuating (penggerakan) adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka
mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan
yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (pengedalian dan pengawasan) adalah proses untuk mengamati secara terus
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah
selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik
a. Timbang terima secara verbal Scovell (2010) mencatat bahwa perawat lebih cenderung
untuk membahas aspek psikososial keperawatan selama laporan lisan.
b. Rekaman timbang terima Hopkinson (2002) mengungkapan bahwa rekaman timbang
terima dapat merusak pentingnya dukungan emosional. Hal ini diungkapkan pula oleh
Kerr bahwa rekaman timbang terima membuat rendahnya tingkat fungsi pendukung.
c. Bedside timbang terima
Menurut Rush (2012) tahapan bedside timbang terima diantaranya adalah:
1) Persiapan (pasien dan informasi).
2) Timbang terima berupa pelaporan, pengenalan staf masuk, pengamatan, dan
penjelasan kepada pasien.
3) Setelah timbang terima selesai maka tulis di buku catatan pasien.
d. Timbang terima secara tertulis
Scovell (2010) timbang terima tertulis diperkirakan dapat mendorong pendekatan yang
lebih formal. Namun, seperti rekaman timbang terima, ada potensi akan kurangnya
kesempatan untuk mengklarifikasi pertanyaan tertentu.
e. Hand Over Dengan Metode Tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan
3) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
4) Tidak ada kontirbusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
Fungsi:
Tugas:
a) Perencanaan:
kebutuhan pasien.
c. Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan kondisi pasien.
c) Pengarahan:
keperawatan pasien.
e. Melalui supervisi:
pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan dari ketua tim.
rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan.
Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu juga.
d) Pengawasan:
Fungsi:
e. Menyelenggarakan konferensi
Tugas:
a) Perencanaan:
a. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala ruangan.
tim/pelaksana.
ketergantungan pasien.
tim/pelaksana.
c) Pengarahan:
asuhan keperawatan.
asuhan keperawatan.
d. Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan tugasnya
dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
membuat kesalahan.
g. Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
d) Pengawasan:
catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta menerima/
mendengar laporan secara lisan dari anggota tim/pelaksana tentang tugas yang
dilakukan.
c. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu juga.
disusun.
Khusus Disesuaikan
Keterangan :
TM : Tenaga Medis
TT : Tempat Tidur
TPP : Tenaga Paramedis Perawatan
TPNP : Tenaga Paramedis Non Perawatan
TNM : Tenaga Non Medis
2. Metode Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan
sendiri dan memenuhi standart profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga,
diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien
selama dirumah sakit. Misalnya saja untuk klien yang berobat jalan, ia akan melalui atau
mendapatkan pelayanan antara lain pemberian karcis, pendaftaran, pemeriksaan
perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya.
Kemudian dihitung standart waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik.
Hundgins (1992) menggunakan standart waktu pelayanan klien sebagai berikut :
Lama Waktu (menit)
Tugas
Baru Lama
Pendaftaran 3 4
Pemeriksaan dokter 15 11
Penyuluhan 51 0
Laboratorium 5 7
3. Metode Douglas
Untuk klien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standart waktu pelayanan klien
rawat inap sebagai berikut :
Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan
jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pad tingkat
ketergantungan pasien seperti pad tabel dibawah ini :
Klasifikasi pasien
dst
4. Metode Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut :
Bedah 3,5
Campuran bedah dan non bedah 3,5
Post partum 3
Keterangan :
A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
TT = Tempat Tidur
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
Total jam kerja perminggu = 40 jam
Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas