PENDAHULUAN
Fraktur adalah patah tulang, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tadak lengkap. (Prince dan Wilson, 2006 dalam Helmi, 2012).
terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur
akibat kecelakaan lalu lintas. Fraktur merupakan suatu kondisi dimana terjadi
kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa
terjadi akibat faktor lain seperti proses degenerative dan patologi (Depkes RI,
fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur
tulang femur, 14.027 orang mengalami fraktur cruris, 3.775 orang mengalami
fraktur tibia, 970 orang mengalami fraktur pada tulang-tulang kecil di kaki dan
Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang
pangkal paha yang disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan
1
kondisi tertentu, seperti degenerasi tulang atau osteoporosis. Kebanyakan
fraktur ini terjadi pada pria muda yang mengalami kecelakaan bermotor atau
Pada saat terjadi fraktur atau patah tulang, jaringan sekitarnya juga akan
terpengaruh dimana akan terjadi edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan
sendi, dislokasi sendi, rupture tendon, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh
mobilitas fisik, selain itu dalam waktu panjang dapat mengakibatkan ansietas,
karena fraktur yang tidak kunjung sembuh, sehingga dapat terjadi dilakukannya
Nafas Dalam Dan Distraksi Baca Menurunkan Nyeri Pasca Operasi Pasien
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan 10 pasien distraksi membaca. Data
nafas dalam dengan nilai p = 0,005 dan distraksi membaca nilai p = 0,025. Hal
2
membaca dalam hal kemudahan untuk digunakan dan tanpa memerlukan alat
bantu. Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi tidak membutuhkan alat
lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu dan dapat
digunakan dalam jangka waktu relatif lebih lama. Teknik relaksasi nafas dalam
ketegangan otot sehingga nyeri akan berkurang, teori lain menyebutkan dengan
(Prasetyo, 2010).
setiap tahunnya, dimana data yang di dapatkan pada tahun 2015 terdapat 46
kasus, pada tahun 2016 terdapat 50 kasus, sedangkan pada tahun 2017 terjadi
peningkatan yang cukup tinggi dimana pasien dengan kasus fraktur femur
lain-lain.
3
Peran lain seorang perawat yaitu perawat juga membantu seseorang yang
dalam keadaan fraktur itu tetap termotivasi dan tetap berupaya dalam
pemulihan kembali bagian yang fraktur, selain itu perawat juga diharapkan bisa
mengurangi kecemasan jika pasien akan dilakukan tindakan tertentu dan oleh
penanganan nyeri pasien post operasi. Oleh karena itu berdasarkan latar
belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul
penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh dari penerapan tehnik relaksasi dan
distraksi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur femur?”
distraksi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur femur
femur.
4
1.3.2 Tujuan Khusus
femur.
fraktur femur.
fraktur femur.
1.4.1 Masyarakat
5
1.4.2 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan
1.4.3 Penulis
dan distraksi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur
femur.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
tenaga fisik. Kekuatan dan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan
tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur
dewasa, diperlukan gaya yang besar. Secara klinis, fraktur femur terdiri
atas pada tulang paha terbuka dan pada tulang paha tertutup (Mutaqqin,
2008).
7
dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak dapat
1.1.2 Klasifikasi
2. Fraktur Ekstrakapsuler.
1.1.3 Etiologi
8
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila
tulang itu sendiri rapuh/ ada “underlying disesase” dan hal ini
1.1.4 Patofisiologi
pada daerah depan yang dilapisi kulit lebih tebal sehingga tulang ini
tidak mudah patah dan karena trauma dari luar sehingga dapat terjadi
dimobilisasi.
fraktur.
9
4. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang
lunak.
ginjal.
dan imobilisasi:
10
1. Reduksi
2. Imobilisasi
1.2.1 Pengkajian
dan perubahan local pada warna kulit akibat trauma dan perdarahan
11
beberapa hari setelah cedera. Adapun pengkajian pada fraktur femur
meliputi:
1. Anamnesis
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
PQRST.
0-4.
12
5) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
menyambung.
osteoporosis.
13
Dalam tahap pengkajian, perawat juga perlu mengetahui pola-pola
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat, pola persepsi dan konsep
diri, pola sensori dan kognitif, pola penanggulangan stress, pola tata
2. Pemeriksaan fisik
bentuk.
b. B1 (Breathing).
14
c. B2 (Blood).
d. B3 (Brain).
konjungtiva anemis.
cuping hidung.
15
2) Pemeriksaan fungsi serebral.
kelainan.
wajah simetris.
tuli persepsi.
trapezius.
i) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi
16
4) Pemeriksaan refleks.
5) Pemeriksaan sensorik.
e. B4 (Bladder)
f. B5 (Bowel)
Palpasi: turgor baik, tidak ada defans maskular dan hepar tidak
g. B6 (Bone)
17
h. Look
deformitas.
i. Feel
paha.
j. Move
dan sesudahnya.
traksi.
18
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer
1.2.3 Intervensi
traksi
c. Intervensi :
1) Mandiri
19
c) Bantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus.
berbaring lama.
mengurangi nyeri
20
h) Tingkatkan pengetahuan tentang sebab-sebab nyeri
berlangsung.
terapeutik.
yang tepat.
2) Kolaborasi
j) Pemberian analgetik.
tulang.
21
l) Operasi untuk pemasangan fiksasi internal.
mobilitas.
c. Intervensi :
1) Mandiri
motorik.
22
c) Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada
dan pernapasan.
sesuai kemampuan.
2) Kolaborasi
klien.
23
c. Intervensi :
1) Mandiri
orang lain.
imun.
2) Kolaborasi
terjadi.
24
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, status ekonomi, dan
c. Intervensi :
1) Mandiri
perilaku merusak.
b) Hindari konfrontasi.
memperlambat penyembuhan.
istrahat.
tidak perlu.
25
Rasional : Control sensasi klien dengan cara
ansietasnya.
perhatian.
26
1.2.4 Implementasi
dimana pada tahap ini tindakan yang telah direncarakan oleh perawat di
1.2.5 Evaluasi
relaksasi nafas dalam saat ini masih menjadi metode relaksasi yang
27
termudah. Metode ini mudah dilakukan karena pernafasan itu
rasa cemas.
Memberikan rasa
Meningkatkan tenang
konsentrasi
Oksigen Mengurangi
dalam darah detak jantung
Mempermudah
mengatur
pernafasan Tekanan
Nyeri
darah
(Gambar)
28
4. Prosedur Tehnik Relaksasi
berikut :
berkurang.
kali.
2002):
29
a. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami
dan iskemik.
enkefalin.
(Handerson, 2005).
30
1.3.2 Tehnik Distraksi
(Widyastuti, 2010).
lain:
a. Distraksi visual
b. Distraksi pendengaran
31
diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien
(Tamsuri, 2007).
c. Distraksi pernafasan
d. Distraksi intelektual
32
anak-anak dapat pula digunakan teknik menghitung benda atau
e. Teknik sentuhan
impuls yang berasal dari saraf yang menerima input sakit atau
berasal dari input saraf nyeri tersebut diblok oleh input dari
2010).
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
34