Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Dari Percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh data – data sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Volume NaOH Rata – Rata yang Digunakan
Volume NaOH (M) Pada Titrasi
o
No. Waktu (Menit) 30 C 35 oC 40 oC
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1. 0 10,9 0,5 0,35
2. 5 1 0,45 0,35
3. 10 0,85 0,45 0,35
4. 15 0,8 0,4 0,3
5. 25 0,65 0,4 0,325
6. 35 0,55 0,325 0,325
7. 45 0,45 0,3 0,3
8 60 0,35 0,275 0,3

4.2 Pembahasan
Kinetika reaksi menggambarkan suatu studi secara kuantitatif tentang
perubahan – perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi
ditentukan oleh kecepatan terbentuknya produk dan kecepatan pengurangan
reaktan. Tetapan kecepatan reaksi (k) adalah faktor pembanding yang menunjukkan
hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan. Pada percobaan ini
dilkukan sintesis kalsium asetat dari kalsit dan asam asetat. Adapun reaksi yang
terjadi adalah :
CaCO3(S) + 2CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Adapun variabel – variabel yang mempengaruhi percobaan yaitu variabel tetap dan
variabel berubah. Variabel tetap terdiri dari konsentrasi asam asetat 0,45 M dan
kalsit yang berlebih 25% dari kebutuhan stoikiometrinya yaitu 14,0625 gram.
Sedangkan variabel berubah yang digunakan yaitu waktu dan temperatur, untuk
waktu yang digunakan yaitu 0, 5, 10, 15, 25, 35, 45, dan 60 menit dan untuk variasi
temperatur yang digunakan yaitu 30 oC, 35 oC dan 40 oC.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat larutan asam asetat dari 0,45
M. Selanjutnya asam asetat 0,45 M dimasukkan ke dalam gelas beker dan dilakukan
pengadukan menggunakan stirred hot plate dan diatur kecepatan pengadukan 400
rpm, reaksi akan berlangsung lebih cepat serta pengadukan dapat memperbesar luas
permukaan dan mempercepat terjadinya tumbukan sehingga reaksi akan
berlangsung lebih cepat. Pada percobaan ini juga dilakukan pemanasan hingga suhu
mencapai 30oC ini dilakukan karena dengan adanya pemanasan partikel-partikel
akan bergerak lebih cepat dan sering terjadi tumbukan antar partikel sehingga
mempercepat laju reaksinya, suhu tersebut dipertahankan selama 15 menit hingga
suhu stabil. Selanjutnya ditambahkan kalsit kedalam gelas beker sebanyak 14,0625
gram sesuai perhitungan stoikiometrinya yang berlebih 25%. Pada saat
pencampuran pertama kali sampel diambil sebanyak 5 ml untuk dititrasi, sampel ini
digunakan sebagai konsentrasi mula – mula pada waktu t = 0 menit.
Kemudian, sampel diambil sebanyak 5 ml pada menit ke-5 dan dienecerkan
dengan aquadest hingga 50 ml. Selanjutnya, larutan yang telah diencerkan tadi
dipisahkan menjadi dua sampel dengan masing – masing sebanyak 20 ml. Masing-
masing sampel ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes dan dilakukan titrasi
dengan NaOH 0,1 M hingga sampel mengalami reaksi titik kesetimbangan dengan
adanya perubahan warna dari warna putih ke warna merah muda. Dan catat banyak
nya volume NaOH yang terpakai tiap sampel dan volumenya dirata-rata kan.
Sehingga dapat dihitung konsentrasi asam asetat sisa nya melalui rumus
pengenceran dengan volume asam asetat nya 20 ml. Percobaan dilakukan sesuai
dengan variasi yang telah ditentukan. Adapun hasil perhitungan konsentrasi asam
asetat setelah pengenceran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Konsentrasi Asam Asetat Setelah Titrasi
Konsentrasi Asam Asetat (M)
No. Waktu (Menit) 30 oC 35 oC 40 oC
𝐶𝐴 𝐶𝐴 𝐶𝐴
1. 0 0,0545 0,0025 0,00175
2. 5 0,005 0,00225 0,00175
3. 10 0,00425 0,00225 0,00175
4. 15 0,004 0,002 0,0015
5. 25 0,00325 0,002 0,00163
6. 35 0,00275 0,00163 0,00163
7. 45 0,00225 0,0015 0,0015
8 60 0,00175 0,00138 0,0015

Berdasarkan hasil percobaan pada Tabel 4.2, menunjukan bahwa hasil yang
dipeoleh sesuai dengan teori yaitu semakin lama waktu pengadukannya maka
semakin kecil nilai konsentrasi asam asetat nya. Begitu juga ketika suhu dinaikan
maka nilai konsentrasi asam asetat nya semakin kecil, hal ini dikarenakan dengan
adanya pemanasan yang lebih besar makan akan terjadi tumbukan partikel yang
lebih kuat mengakibatnya laju reaksi nya semakin cepat dengan ditandainya
semakin kecilnya konsentrasi asam asetat dan semakin besarnya konsentrasi kalsit
(produk).
Kemudian dalam menentukan orde reaksi maka asumsi yang paling
mendekati bahwa reaksi berorde 2, dengan persamaan garis lurus :
1 1
= + 𝑘1 𝑡
𝐶𝐴 𝐶𝐴𝑜
Karena persamaan diatas merupakan persamaan garis lurus maka diperoleh data 𝐶𝐴
untuk setiap waktu, dan dapat dibuat grafik antara 1/𝐶𝐴 sebagai sumbu y dan waktu
(t) sebagai sumbu x akan diperoleh garis lurus dengan gradien garis adalah 𝑘1 . Dari
percobaan maka diperoleh nilai k pada temperatur 30 oC, 35 oC dan 40 oC.
 Temperatur 30 oC
700

600
y = 7,6603x + 112,14
500
R² = 0,9261
1/CA (1/M)

400

300

200

100

0
0 10 20 30 40 50 60 70
t (menit)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan t vs 1/𝐶𝐴


Persamaan garis lurus yang diperoleh adalah :
y = 7,6603x + 112,14
Maka : 𝑘1 = 7,6603
 Temperatur 35 oC
800

700

600
1/CA (1/M)

500
y = 5,5577x + 401,81
400 R² = 0,9702
300

200

100

0
0 10 20 30 40 50 60
t (menit)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan t vs 1/𝐶𝐴


Persamaan garis lurus yang diperoleh adalah :
y = 5,5577x + 401,81
Maka : 𝑘1 = 5,5577
 Temperatur 40 oC
700

680
y = 1,6143x + 578,78
660
R² = 0,5875
1/CA (1/M)

640

620

600

580

560
0 10 20 30 40 50 60
t (menit)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan t vs 1/𝐶𝐴


Persamaan garis lurus yang diperoleh adalah :
y = 1,6143x + 578,78
Maka : 𝑘1 = 1,6143
Kemudian dari nilai k yang diperoleh pada masing – masing temperatur untuk
mencari nilai energi aktivasi digunakan persamaan linearisasi persamaan Arrhenius
dari data berikut :
Tabel 4.3 Hubungan ln k dengan 1/T
T(K) k 1/T (1/K) ln k
303 7,6603 0,0033 2,03605
308 5,5577 0,00325 1,71518
313 1,6143 0,00319 0,4789

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai k berbdanding terbalik dengan
temperatur sehingga ketika dimasukkan ke persamaan linearisasi persamaan
Arrhenius akan diperoleh grafik pada gambar berikut.
2.5

1.5
ln k

1 y = 14720x - 46,389
R² = 0,8909
0.5

0
0.00318 0.0032 0.00322 0.00324 0.00326 0.00328 0.0033 0.00332
1/T (1/K)

Gambar 4. Grafik Hubungan t vs 1/𝐶𝐴


Dari persamaan garis lurus yang diperoleh maka nilai energi aktivasi dari rekasi
sintensis kalsium asetat dari kalsit dan asam asetat sebesar −122382,08 𝐽/𝑚𝑜𝑙.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sifat Termodinamika-1
    Sifat Termodinamika-1
    Dokumen2 halaman
    Sifat Termodinamika-1
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Dokumen2 halaman
    Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 009 Susana
    009 Susana
    Dokumen8 halaman
    009 Susana
    Awal JaNuary Saragi
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen19 halaman
    Laporan
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 2012-2-02003-MN Bab2001
    2012-2-02003-MN Bab2001
    Dokumen23 halaman
    2012-2-02003-MN Bab2001
    noor latifah
    Belum ada peringkat
  • Sifat Termodinamika
    Sifat Termodinamika
    Dokumen1 halaman
    Sifat Termodinamika
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 6 Bab 3
    6 Bab 3
    Dokumen10 halaman
    6 Bab 3
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab 22
    Bab 22
    Dokumen2 halaman
    Bab 22
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen8 halaman
    Makalah
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen8 halaman
    Makalah
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen4 halaman
    Skripsi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Tangpeng
    BAB IV Tangpeng
    Dokumen13 halaman
    BAB IV Tangpeng
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Dokumen18 halaman
    Bab 1-3
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Translate Perengkahan 4
    Translate Perengkahan 4
    Dokumen15 halaman
    Translate Perengkahan 4
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 009 Susana
    009 Susana
    Dokumen8 halaman
    009 Susana
    Awal JaNuary Saragi
    Belum ada peringkat
  • Perengkahan Katalitik
    Perengkahan Katalitik
    Dokumen6 halaman
    Perengkahan Katalitik
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Baru Goes To Acc
    Bab 4 Baru Goes To Acc
    Dokumen7 halaman
    Bab 4 Baru Goes To Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Plate Type HE
    Plate Type HE
    Dokumen12 halaman
    Plate Type HE
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Combustion
    Ringkasan Combustion
    Dokumen17 halaman
    Ringkasan Combustion
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Oleo
    BAB IV Oleo
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Oleo
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Document
    Document
    Dokumen8 halaman
    Document
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Boiler pertama-WPS Office
    Boiler pertama-WPS Office
    Dokumen14 halaman
    Boiler pertama-WPS Office
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah Papk
    Makalah Papk
    Dokumen20 halaman
    Makalah Papk
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab I, K
    Bab I, K
    Dokumen2 halaman
    Bab I, K
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Si O2
    Si O2
    Dokumen5 halaman
    Si O2
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat