Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan minyak goreng tropical,
metanol dan katalis NaOH sebagai bahan baku. Berdasarkan hasil uji kadar asam
lemak bebas (ALB) pada minyak tersebut diperoleh kadar ALB yang sangat kecil
yaitu 0,0768 %. Sehingga untuk pembentukan metil ester tidak perlu dilakukan
tahap esterifikasi karena kadar ALB < 0,5 % dan proses langsung masuk ke tahap
transesterifikasi. Variabel berubah yang digunakan pada proses ini adalah rasio mol
reaktan dan konsentrasi katalis. Sedangkan variabel tetap yang digunakan adalah
berat minya, temperatur reaksi dan waktu reaksi. Adapun data – data yang diperoleh
dari proses transesterifikasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil Percobaan pada Proses Transesterifikasi
Rasio Berat Volume Densitas
Yield Metil
Proses Mol Katalis Metil Ester Metil Ester
Ester (%)
Reaktan (%) (ml) (gr/ml)
Run 1 0,5 263 0,887 93,30
Run 2 1:3 1 110 0,890 39,16
Run 3 1,5 105 0,878 36,90
Run 4 0,5 286 0,869 99,41
1:5
Run 5 1 270 0,870 93,96
Run 6 1:6 0,5 288 0,875 96,25

4.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menghasilkan metil ester asam lemak dengan
menggunakan minyak goreng tropical. Minyak goreng kemasan umumnya sudah
memiliki kadar ALB yang rendah, terbukti pada saat di uji kadar ALB minyak
goreng tropical memiliki kadar ALB yang sangat kecil yaitu 0,0768 %. Sehingga
minyak tersebut dapat dikonversi ke bentuk metil ester asam lemak secara langsung
melalui reaksi transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi organik
dimana suatu senyawa ester diubah menjadi senyawa ester lain melalui pertukaran
gugus alkohol dari ester dengan gugus alkil dari senyawa alkohol lain. Pada reaksi
transesterifikasi pereaksi yang digunakan bukan air melainkan alkohol. Metanol
lebih umum digunakan karena harganya yang lebih murah dibandingkan alkohol

18
19

lain dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksi disebut metanolisis). Reaksi
ini akan berjalan lebih cepat dengan penambahan katalis. Alkali katalis (katalis
basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila dibandingkan dengan katalis
asam. Pada percobaan ini digunakan katalis NaOH dan pereaksi metanol.

Langkah pertama yang dilakukan adalah memanaskan minyak dan campuran


NaOH-metanol sesuai rasio mol reaktan yang diiginkan yaitu 1 : 3, 1 : 5 dan 1 : 6
serta konsentrasi NaOH sebesar 0,5 %wt, 1 %wt dan 1,5 %wt. Pemanasan
dilakukan secara terpisah sampai temperatur dibawah temperatur percobaan yaitu
60 oC. NaOH dan metanol dicampurkan terlebih dahulu agar terbentuk natrium
metoksida yang merupakan katalis yang lebih kuat. Sedangkan pemanasan
dilakukan untuk mempercepat reaksi. Setelah temperatur tercapai larutan natrium
metoksida dimasukkan ke dalam labu didih leher tiga dan diaduk dengan magnetic
stirrer, di dalam labu didih leher tiga larutan tersebut mengalami penurunan
temperatur sehingga ditunggu sebentar sampai temperatur naik sebelum
dicampurkan dengan minyak. Jika temperatur larutan natrium metoksida sesuai
yang diinginkan minyak dimasukkan dan pada saat pencampuran ini waktu dihitung
sebagai awal reaksi. Proses ini dijalankan sesuai dengan kondisi proses yang
diinginkan yaitu temperatur konstan pada 60 oC selama 45 menit.

Setelah kondisi proses tercapai hasil proses transesterifikasi dipindahkan ke


dalam corong pisah dan dibiarkan kemudian membentuk 3 lapisan. Lapisan atas
jernih kekuningan merupakan produk metil ester, lapisan tengah yang berwarna
gelap adalah gliserol dan lapisan bawah merupakan endapan seperti endapan sabun.
Sehingga pengambilan produk metil ester dilakukan dengan menggunakan pipet
volume. Namun pada rasio mol reaktan 1 : 6 tidak terbentuk lapisan endapan
tersebut. Produk metil ester yang telah dipisahkan diukur volumenya dan diuji
densitas. Kedua data ini digunakan untuk mendapatkan yield metil ester yang
terbentuk. Hasil percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

4.2.1 Hubungan Rasio Molar Minyak-Metanol Terhadap Yield Metil Ester


Peningkatan rasio molar minyak-metanol secara teori akan meningkatkan
yield biodiesel. Meningkatnya jumlah metanol dalam minyak akan menggeser
reaksi kearah kanan atau kearah produk. Hasil percobaan antara rasio molar
20

minyak-metanol 1 : 3 terhadap yield metil ester, yield gliserol dan minyak yang
belum terkonversi pada temperatur 60 oC dengan konsentrasi katalis NaOH 0,5 %,
1 % dan 1,5 % yaitu pada run pertama dengan katalis 0,5 % didapat produk metil
ester sebanyak 263 ml dengan yield 93,30%. Gliserol yang terbentuk pada run
pertama ini sebanyak 6,64 ml dengan kandungan minyak yang belum terkonversi
sebanyak 192,03 ml. Pada run kedua dengan katalis 1 % didapat produk metil ester
sebanyak 110 ml dengan yield 39,16%. Gliserol yang terbentuk pada run kedua ini
sebanyak 2,775 ml dengan kandungan minyak yang belum terkonversi sebanyak
241,92 ml. Pada run ketiga dengan suhu katalis 1,5 % didapat produk metil ester
sebanyak 105 ml dengan yield 36,90%. Gliserol yang terbentuk pada run ketga ini
sebanyak 2,63 ml dengan kandungan minyak yang belum terkonversi sebanyak
272,58 ml.
Hasil percobaan antara rasio molar minyak-metanol 1 : 3 terhadap yield metil
ester, yield gliserol dan minyak yang belum terkonversi pada temperatur 60 oC
dengan konsentrasi katalis NaOH 0,5 % dan 1 % yaitu pada run keempat dengan
katalis 0,5 % didapat produk metil ester sebanyak 286 ml dengan yield 99,41 %.
Gliserol yang terbentuk pada run ini sebanyak 7,082 ml dengan kandungan minyak
yang belum terkonversi sebanyak 186,383 ml. Pada run kelima dengan katalis 1 %
didapat produk metil ester sebanyak 270 ml dengan yield 93,96 %. Gliserol yang
terbentuk pada run kedua ini sebanyak 6,717 ml dengan kandungan minyak yang
belum terkonversi sebanyak 191,091 ml.
Hasil percobaan antara rasio molar minyak-metanol 1 : 3 terhadap yield metil
ester, yield gliserol dan minyak yang belum terkonversi pada temperatur 60 oC
dengan konsentrasi katalis NaOH 0,5 % yaitu pada run keenam dengan katalis 0,5
% didapat produk metil ester sebanyak 275 ml dengan yield 96,25 %. Gliserol yang
terbentuk pada run ini sebanyak 6,863 ml dengan kandungan minyak yang belum
terkonversi sebanyak 189,208 ml. Hubungan antara rasio molar minyak-metanol
terhadap yield metil ester pada temperatur 60 oC dapat dengan konsentrasi katalis
NaOH 0,5 %, 1 % dan 1,5 % dapat dilihat pada Gambar 4.1.
21

120

100
Yield Metil Ester (%)
80

60 NaOH 0,5 %
NaOH 1%
40
NaOH 1,5 %
20

0
1:03 1:05 1:06
Rasio Molar Minyak : Metanol

Gambar 4.1 Hubungan Rasio Mol Minyak : Metanol dengan Yield Metil Ester
Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa jika rasio mol minyak-metanol
ditingkatkan maka yield metil ester yang dihasilkan akan meningkat namun pada
rasio 1 : 6 terjadi penurunan yield metil ester. Hal ini menunjukkan bahwa yield
maksimal metil ester dicapai pada rasio molar 1 : 5 dan konsentrasi katalis 0,5 %
yaitu sebesar 99,41 %. Penambahan rasio molar minyak-metanol diatas 1 : 5 akan
menurunkan konsentrasi katalis dalam larutan. Menurunnya konsentrasi katalis
dalam larutan akan mengurangi jumlah metoksida yang menyerang trigliserida
sehingga jumlah metil ester yang dihasilkan akan berkurang (Mendow, dkk., 2011).

4.2.2 Hubungan Konsentrasi NaOH dengan Yield Metil Ester


katalis berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi. Semakin banyak jumlah
katalis yang ditambahkan akan meningkatkan laju reaksi. Meningkatnya laju reaksi
transesterifikasi pada waktu tertentu akan meningkatkan jumlah minyak goreng
yang terkonversi menjadi metil ester. Hubungan konsentrasi katalis NaOH terhadap
yield metil ester yang dihasilkan pada rasio minyak metanol 1 : 3, 1 : 5 dan 1 : 6
pada temperatur 60 oC dapat dilihat pada Gambar 4.2.
22

120

100
Yield Metil Ester (%) 80

60 Rasio 1 : 3
Rasio 1 : 5
40
Rasio 1 : 6
20

0
0.50% 1% 1.50%
Konsentrasi Katalis (%wt)

Gambar 4.2 Hubungan Konsentrasi Katalis dengan Yield Metil Ester


Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa, jika konsentrasi katalis NaOH
dinaikkan dari 0,5 % menjadi 1 % yield metil ester akan semakin turun. Dari gambar
tersebut juga dapat dilihat bahwa pada konsentrasi katalis NaOH 0,5 % dan rasio
mol 1 : 5 menghasilkan yield metil ester terbaik sebesar 99,41 %. Pada rasio molar
1 : 3 dan 1 : 6 yield metil ester terbaik juga tercapai pada konsentrasi katalis 0,5 %.
Penurunan yield metil ester yang paling besar terjadi pada rasio molar 1 : 3
dibandingkan dengan rasio molar 1 : 5. Hal ini dikarenakan pada rasio molar 1 : 5
bertambahnya konsentrasi katalis NaOH diimbangi dengan kenaikan rasio molar
minyak-metanol. Sedangkan pada rasio molar 1 : 3 penambahan konsentrasi katalis
yang berlebihan mendorong terjadinya reaksi pembentukan sabun. Pada kondisi ini
kenaikan konsentrasi katalis NaOH menyebabkan pembentukan sabun yang
semakin meningkat pula dibandingkan pada rasio molar 1 : 5 sehingga yield metil
ester yang dihasilkan mengalami penurunan yang tajam. Sementara pada rasio mol
1 : 5 konsentrasi NaOH mengalami penurunan paling kecil karena pembentukan
sabun yang semakin turun sehingga yield metil ester yang diperoleh menurun
dengan tidak begitu tajam.

4.2.3 Penelitian Terkait


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Antonius et al, (2017) pembuatan
biodiesel dari minyak goreng bekas melalui proses netralisasi-transesterifikasi
mampu menghasilkan yield metil ester 87,3 %. Kondisi terbaik pembuatan
23

biodiesel dari minyak goreng bekas pada temperatur 60 oC, konsentrasi katalis
KOH 1,0 % dan rasio molar minyak-metanol 1 : 6. Sedangkan pada percobaan ini
kondisi terbaik pembuatan metil ester yaitu pada rasio minyak-metanol 1 : 5,
konsentrasi katalis NaOH 0,5 % dan temperatur 60 oC diperoleh yield metil ester
sebesar 99,41 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pada rasio molar minyak-metanol 1 : 3 yield metil ester terbaik pada
konsentrasi NaOH 0,5 % sebesar 93,3 %, gliserol yang terbentuk sebanyak
6,64 ml dengan kandungan minyak yang belum terkonversi sebanyak 192,03
ml.
2. Pada rasio molar minyak-metanol 1 : 5 yield metil ester terbaik pada
konsentrasi NaOH 0,5 % sebesar 99,41 %, gliserol yang terbentuk sebanyak
7,082 ml dengan kandungan minyak yang belum terkonversi sebanyak
186,383 ml.
3. Pada rasio molar minyak-metanol 1 : 6 yield metil ester yang diperoleh yaitu
96,25 %, gliserol yang terbentuk sebanyak 6,863 ml dengan kandungan
minyak yang belum terkonversi sebanyak 189,208 ml.
4. Penambahan rasio molar minyak-metanol diatas 1 : 5 akan menurunkan yield
metil ester karena konsentrasi katalis dalam larutan berkurang begitu juga
dengan jumlah metoksida yang menyerang trigliserida sehingga jumlah metil
ester yang dihasilkan akan berkurang.

5.2 Saran
1. Praktikan seharusnya lebih hati – hati dalam memisahkan metil ester dengan
produk yang lain agar tidak ada metil ester yang tersisa maupun produk selain
metil ester yang terikut.

23

Anda mungkin juga menyukai

  • Sifat Termodinamika dan Kinetika Reaksi
    Sifat Termodinamika dan Kinetika Reaksi
    Dokumen2 halaman
    Sifat Termodinamika dan Kinetika Reaksi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Dokumen2 halaman
    Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 009 Susana
    009 Susana
    Dokumen8 halaman
    009 Susana
    Awal JaNuary Saragi
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen19 halaman
    Laporan
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 2012-2-02003-MN Bab2001
    2012-2-02003-MN Bab2001
    Dokumen23 halaman
    2012-2-02003-MN Bab2001
    noor latifah
    Belum ada peringkat
  • Sifat Termodinamika
    Sifat Termodinamika
    Dokumen1 halaman
    Sifat Termodinamika
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 6 Bab 3
    6 Bab 3
    Dokumen10 halaman
    6 Bab 3
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • PROSES DEHIDROGENASI ETILBENZENA
    PROSES DEHIDROGENASI ETILBENZENA
    Dokumen2 halaman
    PROSES DEHIDROGENASI ETILBENZENA
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen8 halaman
    Makalah
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen8 halaman
    Makalah
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen4 halaman
    Skripsi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Tangpeng
    BAB IV Tangpeng
    Dokumen13 halaman
    BAB IV Tangpeng
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Dokumen18 halaman
    Bab 1-3
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Translate Perengkahan 4
    Translate Perengkahan 4
    Dokumen15 halaman
    Translate Perengkahan 4
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 009 Susana
    009 Susana
    Dokumen8 halaman
    009 Susana
    Awal JaNuary Saragi
    Belum ada peringkat
  • Perengkahan Katalitik
    Perengkahan Katalitik
    Dokumen6 halaman
    Perengkahan Katalitik
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Plate Type HE
    Plate Type HE
    Dokumen12 halaman
    Plate Type HE
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Boiler pertama-WPS Office
    Boiler pertama-WPS Office
    Dokumen14 halaman
    Boiler pertama-WPS Office
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Document
    Document
    Dokumen8 halaman
    Document
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Baru Goes To Acc
    Bab 4 Baru Goes To Acc
    Dokumen7 halaman
    Bab 4 Baru Goes To Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab I, K
    Bab I, K
    Dokumen2 halaman
    Bab I, K
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah Papk
    Makalah Papk
    Dokumen20 halaman
    Makalah Papk
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Combustion
    Ringkasan Combustion
    Dokumen17 halaman
    Ringkasan Combustion
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Si O2
    Si O2
    Dokumen5 halaman
    Si O2
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat