Anda di halaman 1dari 2

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman pisang merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan baik
dilahan khusus maupun ditanam sembarangan, karena hampir semua lapisan
masyarakat Indonesia mengenal tanaman pisang dan penyebaran tanaman pisang
mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi (Munadjim, 2006). Tanaman
pisang dapat tumbuh pada daerah sampai ketinggian 2000 m diatas permukaan laut.
Pisang dapat tumbuh pada iklim tropis basah, lembab dan panas dengan curah hujan
optimal. Pisang hanya dapat berbuah satu kali lalu mati, tingginya berkisar 2-9
meter berakar serabut dengan batang dibawah tanah (bonggol) yang pendek
merupakan tempat tumbuh anakan baru.
Batang pisang merupakan limbah pertanian potensial yang belum banyak
dimanfaatkan. Dirjen Bina Produksi Hortikultura menyebutkan bahwa potensi buah
pisang mencapai 31,87% dari total produksi buah di Indonesia. Pada tahun 2007
produksi buah pisang mencapai 5,454 juta ton Anonim (2010). Rachmawati dalam
Rahman (2006) menyatakan bahwa perbandingan bobot segar antara batang, daun,
dan buah pisang berturut-turut adalah 63%, 14%, dan 23%. Dari perbandingan
tersebut maka akan diperoleh batang segar sebanyak 14,939 juta ton pada tahun
yang sama. Batang pisang memiliki berat jenis 0,29 g/cm dengan ukuran panjang
serat 4,20 - 5,46 mm dan kandungan lignin 33,51%, Syafrudin (2004). Dalam dunia
industri batang pisang digunakan sebagai papan serat karena kandungan serat pada
batang pisang cukup tinggi.
Selain itu pengelolaan limbah batang pisang dapat menjadi produk bernilai
estetik dan ekonomis. Batang pisang yang sudah dikeringkan dapat dijadikan
berbagai macam produk handycraft seperti tas, sandal, bantal dan lain – lain.
Kreativitas pemanfaatan limbah batang pisang menjadi kerajinan tangan adalah
solusi yang cukup baik untuk mengubah batang pisang menjadi barang yang
berguna kembali, bahkan memiliki nilai jual serta dapat dikreasikan menjadi barang
yang mempunyai nilai estetika. Kreativitas dalam diri seseorang dapat ditumbuhkan
melalui banyak cara, salah satunya yaitu dengan membuat kerajinan tangan.
Industri kreatif daur ulang di Kota Pekanbaru di pangsa pasar sudah mulai
terbentuk, terutam dikalangan siswa sekolah meski kini masih terkendala dalam
cara pemasarannya. Terbentuknya pasar untuk industri kreatif daur ulang sangat
memerlukan konsistensi dan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Hal ini
dikarenakan pemerintah memegang peran dalam memotivasi masyarakat untuk
menggunakan produk daur ulang sehingga usaha – usaha industri kreatif daur ulang
akan tumbuh. Salah satu usaha kreatif yang terdapat di Kota Pekanbaru yaitu usaha
kreatif yang ditaja oleh mahasiswa Universitas Riau yang mengolah limbah batang
pisang menjadi berbagai kerajinan tangan seperti tas, bantal dan lain – lain.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari PKM ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara memanfaatkan limbah batang pisang sebagai produk
kerajinan tangan.
b. Bagaimana cara memperkenalkan, mengembangkan dan
menyebarluaskan produk kerajinan tangan dari limbah batang pisang k
c. e khalayak ramai.
d. Bagaimana cara membuka peluang usaha kreatif yang sekaligus
mengatasi permasalahan ekonomi, permasalahan limbah batang pisang
yang terabaikan.
e. Bagaimana cara meningkatkan peningkatan minat masyarakat dalam
menggunakan produk daur ulang.

1.3 Luaran Penelitian


Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini yaitu peningkatan
minat masyarakat dalam menggunakan produk daur ulang dari limbah yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Selain itu juga menghasilkan produk – produk
kerajinan tangan berupa bantal dan tas.

1.4 Manfaat Kegiatan


Adapun manfaat dari PKM ini adalah sebagai berikut :
a. Aspek lingkungan : dapat membantu memaksimalkan penggunaan limbah
batang pisang yang tidak dimanfaatkan secara baik
b. Aspek estetika : dapat menambah nilai estetika dari limbah batang pisang
tersebut.
c. Aspek perekonomian : dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,
membuka lapangan kerja, mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu
juga dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dan dapat menjadi usaha
kreatif bagi mahasiswa.

BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Kondisi Umum Lingkungan
Puslittanak (2000) melaporkan potensi luas lahan untuk tanaman pisang
seluas lebih dari 1 juta Ha dapat ditemukan di Provinsi Riau yaitu mencapai
1.584.667 Ha dan bisa dikembangkan lagi seluas 1.500 Ha untuk produksi pisang
segar. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badann Pusat Statistik (BPS,
2013) luas lahan panen pisang di Provinsi Riau pada tahun 2007 yaitu mencapai
1.244 Ha dari 107.791 Ha luas panen pisang nasional. Luas lahan panen pisang
yang digunakan tersebut sebagian besar lahannya merupakan hasil perkebunan
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sifat Termodinamika dan Kinetika Reaksi
    Sifat Termodinamika dan Kinetika Reaksi
    Dokumen2 halaman
    Sifat Termodinamika dan Kinetika Reaksi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Dokumen2 halaman
    Lembar Kendali Responsi Dan Asistensi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 009 Susana
    009 Susana
    Dokumen8 halaman
    009 Susana
    Awal JaNuary Saragi
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen19 halaman
    Laporan
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 2012-2-02003-MN Bab2001
    2012-2-02003-MN Bab2001
    Dokumen23 halaman
    2012-2-02003-MN Bab2001
    noor latifah
    Belum ada peringkat
  • Sifat Termodinamika
    Sifat Termodinamika
    Dokumen1 halaman
    Sifat Termodinamika
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 6 Bab 3
    6 Bab 3
    Dokumen10 halaman
    6 Bab 3
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • PROSES DEHIDROGENASI ETILBENZENA
    PROSES DEHIDROGENASI ETILBENZENA
    Dokumen2 halaman
    PROSES DEHIDROGENASI ETILBENZENA
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen8 halaman
    Makalah
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen8 halaman
    Makalah
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen4 halaman
    Skripsi
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Tangpeng
    BAB IV Tangpeng
    Dokumen13 halaman
    BAB IV Tangpeng
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Dokumen18 halaman
    Bab 1-3
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Translate Perengkahan 4
    Translate Perengkahan 4
    Dokumen15 halaman
    Translate Perengkahan 4
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • 009 Susana
    009 Susana
    Dokumen8 halaman
    009 Susana
    Awal JaNuary Saragi
    Belum ada peringkat
  • Perengkahan Katalitik
    Perengkahan Katalitik
    Dokumen6 halaman
    Perengkahan Katalitik
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Baru Goes To Acc
    Bab 4 Baru Goes To Acc
    Dokumen7 halaman
    Bab 4 Baru Goes To Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Plate Type HE
    Plate Type HE
    Dokumen12 halaman
    Plate Type HE
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Boiler pertama-WPS Office
    Boiler pertama-WPS Office
    Dokumen14 halaman
    Boiler pertama-WPS Office
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Oleo
    BAB IV Oleo
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Oleo
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Document
    Document
    Dokumen8 halaman
    Document
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Makalah Papk
    Makalah Papk
    Dokumen20 halaman
    Makalah Papk
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Combustion
    Ringkasan Combustion
    Dokumen17 halaman
    Ringkasan Combustion
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Acc
    BAB IV Acc
    Dokumen7 halaman
    BAB IV Acc
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat
  • Si O2
    Si O2
    Dokumen5 halaman
    Si O2
    Retno dwi Astutik
    Belum ada peringkat