Anda di halaman 1dari 6

Modul 3

Neoplasma Dan Imunologi Tumor

Skenario. 3. Perut Buncit


Tn. Roy, 50 tahun, datang ke poliklinik RSU bersama istrinya dengan keluhan
badan terasa letih dan perut membuncit sejak tiga bulan yang lalu. Tn. Hasese juga
mengeluh napas agak sesak dan buang air kecil seperti teh pekat. Ia pernah dirawat karena
nyeri dada dan sakit kuning. Dari anamnesis diketahui bahwa saat muda ia sering mengonsumsi
miras dan obat terlarang. Sampai saat ini Tn. Hasese juga masih perokok berat dan
sangat suka makanan berlemak. Dari riwayat penyakit keluarga diketahui ada yang menderita
keganasan.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran komposmentis,
konjungtiva subanemis dan sklera ikterik. Ditemukan juga tanda asites, kardiomegali dan udem
pada ekstremitas bawah. Pemeriksaan USG abdomen ditemukan hepar bernodul-nodul.
Dokter menduga Tn. Roy menderita kanker hati dan melakukan pemeriksaan FNAB dengan
guiding serta penanda tumor AFP. Pemeriksaan FNAB menunjukkan sediaan hiperseluler,
terdiri atas sel dengan inti hiperkromatik, sesuai dengan gambaran karsinoma hepar.
Dokter menganjurkan untuk operasi. Pada saat operasi tampak hepar bernodul-nodul
putih padat dengan bagian nekrotik. Hasil pemeriksaan histopatologik adalah karsinoma
hepatoseluler grade II dengan bagian sirosis dan fatty change. Dokter menjelaskan bahwa
kemungkinan sakit kuning yang pernah diderita Tn.Hasese disebabkan oleh virus, yang
kemudian menyebabkan mutasi DNA sel heparnya. Dokter juga menganjurkan untuk
melakukan berbagai pemeriksaan lain agar dapat ditentukan apakah kankernya menyebar ke
organ lain atau tidak, baru dapat diberikan terapi yang sesuai. Selain itu dokter minta agar
Tn.Roy berhenti merokok dan mengatur pola makannya, namun tidak boleh berputus asa agar
sistem imunnya
dapat ikut melawan sel kanker tersebut.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami Tn Roy.

Terminology:
1. konjungtiva subanemis

2. sklera ikterik : sclera bewarna kuning


3. asites : kondisi di mana terdapat cairan pada rongga perut, tepatnya antara dinding
perut bagian dalam dengan organ dalam perut/ penimbunan cairan yang abnormal di rongga
peritoneum.
4. pemeriksaan FNAB : merupakan suatu metode atau tindakan
mengambil sebagian jaringan tubuh manusia dengan menggunakan jarum suntik yang
bertujuan untuk membantu diagnosis berbagai penyakit tumor dan infeksi
5. penanda tumor AFP : Alpha fetoprotein (AFP) adalah glikoprotein yang dihasilkan
oleh kantung telur yang akan menjadi sel hati pada janin. Ternyata protein ini dapat dijumpai
pada 70 – 95% pasien dengan kanker hati primer dan juga dapat dijumpai pada kanker testis
6. hiperseluler : Kepadatan sel meningkat
7. inti hiperkromatik : berwarna lebih gelap dari sel normal
8. karsinoma : segala jenis tumor (kanker) yang tumbuh dari sel di lapisan permukaan
penutup atau membran pembatas dari organ
9. pemeriksaan histopatologik : Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan
tubuh manusia, di mana jaringan itu akan melalui beberapa tahapan pemeriksaan yang lengkap
dimulai dari fiksasi (pengawetan), pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide
atau preparat yang kemudian dilakukaan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan
diagnosis.
10. karsinoma hepatoseluler grade II
11. sirosis : rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut.
12. fatty change.

Terminologi, penamaan dan klasifikasi neoplasma KP 2.1.3.1 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
Epidemiologi dan faktor resiko neoplasma KP 2.1.3.2 dr. Muhammad Sayuti,Sp.B.(K).BD
Karsinogen dan karsinogenesis I/genetic changes dan
KP 2.1.3.3 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
epigenetic changes
Gen yang berperan dalam karsinogenesis dan imunologi
KP 2.1.3.4 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
tumor
Biologi tumor (siklus sel kanker, Invasi dan metastasis dan
KP 2.1.3.5 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
gen yang berperan
Skrining dan deteksi dini kanker KP 2.1.3.6 dr. Tuti Andayani, Sp. PA
Dasar diagnosis klinis neoplasma,Prognosis dan prediktif
KP 2.1.3.7 dr. Muhammad Sayuti,Sp.B.(K).BD
neoplasma
Prinsip Biopsi KP 2.1.3.8 dr. Tuti Andayani, Sp. PA
Peran pemeriksaan histopatologi,sitologi dan tumor
KP 2.1.3.9 dr. Tuti Andayani, Sp. PA
marker
Peran pemeriksaan pencitraan pada neoplasma KP 2.1.3.10 dr. Muhammad Adi,Sp.Rad
Peran kedokteran nuklir dalam diagnostik dan terapi
KP 2.1.3.11 dr. Muhammad Adi,Sp.Rad
neoplasma
Prinsip kemoterapi kanker KP 2.1.3.12 dr. Mukhlis Yazid,M.Kes, Sp. PD
Prinsip pembedahan neoplasma KP 2.1.3.13 dr. Muhammad Sayuti,Sp.B.(K).BD
Prinsip Terapi Hormonal/Biologi/Gen
KP 2.1.3.14 dr. Sri Meutia, Sp.D
Neoplasma
Terapi paliatif dan suportif dalam penatalaksanaan
KP 2.1.3.15 dr. Sri Meutia, Sp.D
kanker

Rumusan masalah
1. bagaimana penatalaksaan dan terapi yang diberikan pada tuan tersebut?

1. 1. Pembedahan

Pembedahan yang sering kali ditawarkan berupa hepatektomi parsial dan transplantasi hati.
Hepatektomi parsial adalah tindakan pembedahan berupa pembuangan sebagian dari hati,
terutama bagian yang terkena kanker. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada penderita kanker
hati dengan kanker hanya pada satu bagian hati, dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan
memiliki fungsi hati yang baik.

2. Terapi ablasi

Terapi ini bertujuan untuk menghancurkan sel kanker tanpa mengambil tumor tersebut. Sering
kali terapi ini disarankan pada penderita kanker berukuran kecil saat pembedahan tidak
memungkinkan (misalnya karena fungsi hati yang buruk, kesehatan umum yang buruk, dan
sebagainya). Beberapa jenis terapi ablasi adalah radiofrequency ablation (RFA), ethanol
ablation, microwave thermotherapy, dan cryosurgery.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi umumnya menggunakan sinar X-ray untuk membunuh sel kanker. Terdapat
beberapa jenis terapi radiasi, antara lain external beam radiation therapy, misalnya stereotactic
body radiation therapy (SBRT), dan radioembolisasi.

Terapi radiasi dapat disarankan bagi pasien dengan kanker hati berukuran besar, berlokasi di area
hati yang sulit dicapai dengan pembedahan, jumlah tumor yang banyak, ataupun kanker yang
sudah menyebar. Terapi ini dapat menimbulkan efek samping berupa perubahan kulit pada area
radiasi masuk (terbakar atau mengelupas), mual, muntah, lelah, dan lain-lain.

4. Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat untuk menghancurkan sel kanker, sehingga sering kali digunakan
untuk mengatur pertumbuhan kanker. Obat kemoterapi dapat diberikan langsung pada hati
(chemoembolisation) ataupun melalui pembuluh darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh.

Sama seperti terapi radiasi, kemoterapi dapat disarankan bagi pasien dengan kanker hati
berukuran besar, berlokasi di area hati yang sulit dicapai dengan pembedahan, jumlah tumor
yang banyak, ataupun kanker yang sudah menyebar.

Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping kerontokan rambut, hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, diare, dan lain-lain.

Selain empat jenis pengobatan terbaik untuk mengatasi kanker hati seperti yang disebutkan di
atas, sebetulnya masih ada lagi beberapa teknik pengobatan lainnya seperti targeted therapy dan
immunotherapy. Namun, kembali lagi pemilihan teknik pengobatan akan menyesuaikan kondisi
penderita kanker hati dan dapat berbeda antara penderita satu dan lainnya

2. Bagaimana prinsip tes FNAB?


Dalam melakukan Biopsi maka harus memperhatikan prinsip-prinsip dari suatu biopsi
seperti; Representatif, Daerah hemoragis-nekrosis infeksi dan hancur akibat
jepitan/penekanan harus dihindari, Hindari masage dan penekanan pada tumor, Biopsi
dari lesi kulit atau permukaan mukosa harus menyertakan jaringan sehat, Biopsi dengan
lesi yang lebih dalam harus dihindari terjadinya implantasi sel tumor pada jaringan sehat,
Pada biopsi ulang pengambilan lesi yang sama harus dihindari, Lokasi dan arah insisi
pada biopi harus diperhatikan supaya tidak mempersulit prosedur selanjutnya. . Garis
insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif (diletakkan dibagian yang akan
diangkat saat operasi definitif), Ahli bedah harus dapat memberikan tanda petunjuk yang
tepat untuk ahli patologi, Hindari penggunaan infiltrasi lokal pada tumor, Blood-less
Surgery

3. Bagaimana peran gen dalam kersinogenesis yang dialami keluarga tn roy?


Kanker disebabkan adanya genom abnormal, terjadi karena adanya kerusakan
gen yang mengatur pertumbuhan diferensiasi sel. Gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel disebut protooncogen dan tumor suppressor
genes, dan terdapat pada semua kromosom dengan jumlah yang banyak.
Protooncogen yang telah mengalami perubahan hingga dapat menimbulkan
kanker disebut onkogen. Suatu pertumbuhan normal diatur oleh kelompok
gen, yaitu growth promoting protooncogenes, growth inhibiting cancer
supresor genes (antioncogenes) dan gen yang berperan pada kematian sel terprogram
(apoptosis).

4. Bagaimana cara kanker dapat menyebar ke organ lain?


Penyebaran kanker di seluruh tubuh dikenal sebagai metastasis. Penyebaran kanker dimulai
ketika sel-sel kanker memisahkan diri dari tumor awal, dan menyerang jaringan normal di
dekatnya. Dari sini, sel kanker kemudian berkembang biak dan mungkin memproduksi senyawa
tertentu yang merangsang pergerakan sel menuju tempat lainnya. Sel-sel kanker dapat
menyebar melalui satu dari beberapa rute umum metastasis (aliran darah, sistem limfatik, atau
menembus lapisan penutup rongga organ tubuh) untuk menuju bagian tubuh lainnya.

5. Apa penyebab kanker hepar?


 Aflatoksin,mikrotoksin karsinogenik yang diproduksi oleh jamur
 Aspergillus Flavus,yang mengkontaminasi makanan yang disimpan dalam
 keadaan lembab
 Akibat virus hepatitis B
 Sirosis sel hepar
 Mengkonsumsi alkohol
 Radikal bebas
 Karsinogen yaitu zat-zat yang dapat menyeabkan pertumbuhan kanker,
 misalnya: benzo(α)piren.
 Zat pengawet makanan seperti formaldehid, sebagai pengawet bakso atau
 tahu, zat pewarna tekstil, seperti methany lyellow pada krupuk, tahu dll.
 Tidur terlalu malam
6. Mekanisme karsinogenesis?
Karsinogenesis merupakan suatu proses multi tahap, dengan 3 tahapan
(Schneider, 1997), yaitu :
1. Inisiasi (Initiation)
Tahap pertama ialah permulaan atau inisiasi, dimana sel normal berubah
menjadi premaligna. Karsinogen harus merupakan mutagen yaitu zat yang
dapat menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi karsinogen bereaksi
dengan DNA, menyebabkan amplifikasi gen dan produksi copy multiple gen.
2. Promosi (Promotion)
Promoter adalah zat non mutagen tetapi dapat meningkatkan reaksi
karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen. Sifat-sifat promotor
ialah: mengikuti kerja inisiator, perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat
reversible, dapat mengubah ekspresi gen seperti: hiperplasia, induksi
enzim, induksi diferensiasi.
3. Progresi (Progression)
Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada progresi
ini timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna.
Dalam karsinogenesis ada 3 mekanisme yang terlibat:
a. Onkogen yang dapat menginduksi timbulnya kanker.
b. Antionkogen atau gen suppressor yang dapat mencegah timbulnya kanker.
c. Gen modulator yang dapat mempengaruhi eksperimen karakteristik gen
yang mempengaruhi penyebaran kanker.
Bila ada kerusakan gen, tubuh berusaha mereparasi atau memperbaiki
transkripsi gen yang rusak (DNA repair). Kerusakan transkripsi ini mungkin
dapat dan mungkin pula tidak dapat diperbaiki lagi. Bila transkripsi gen itu
dapat diperbaiki dengan sempurna, maka pada replikasi sel berikutnya
terbentuklah sel baru yang normal. Tetapi bila tidak dapat diperbaiki dengan
sempurna akan terbentuk sel baru yang defektif. Walaupun sel itu defektif
masih tetap ada usaha mereparasi kerusakan transkripsi. Bila berhasil akan
terbentuk sel yang normal dan bila gagal akan terbentuk sel yang abnormal,
yaitu sel yang mengalami mutasi, atau transformasi, yang pada akhirnya dapat menjadi
sel kanker.

Anda mungkin juga menyukai