Terminology:
1. konjungtiva subanemis
Terminologi, penamaan dan klasifikasi neoplasma KP 2.1.3.1 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
Epidemiologi dan faktor resiko neoplasma KP 2.1.3.2 dr. Muhammad Sayuti,Sp.B.(K).BD
Karsinogen dan karsinogenesis I/genetic changes dan
KP 2.1.3.3 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
epigenetic changes
Gen yang berperan dalam karsinogenesis dan imunologi
KP 2.1.3.4 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
tumor
Biologi tumor (siklus sel kanker, Invasi dan metastasis dan
KP 2.1.3.5 dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si
gen yang berperan
Skrining dan deteksi dini kanker KP 2.1.3.6 dr. Tuti Andayani, Sp. PA
Dasar diagnosis klinis neoplasma,Prognosis dan prediktif
KP 2.1.3.7 dr. Muhammad Sayuti,Sp.B.(K).BD
neoplasma
Prinsip Biopsi KP 2.1.3.8 dr. Tuti Andayani, Sp. PA
Peran pemeriksaan histopatologi,sitologi dan tumor
KP 2.1.3.9 dr. Tuti Andayani, Sp. PA
marker
Peran pemeriksaan pencitraan pada neoplasma KP 2.1.3.10 dr. Muhammad Adi,Sp.Rad
Peran kedokteran nuklir dalam diagnostik dan terapi
KP 2.1.3.11 dr. Muhammad Adi,Sp.Rad
neoplasma
Prinsip kemoterapi kanker KP 2.1.3.12 dr. Mukhlis Yazid,M.Kes, Sp. PD
Prinsip pembedahan neoplasma KP 2.1.3.13 dr. Muhammad Sayuti,Sp.B.(K).BD
Prinsip Terapi Hormonal/Biologi/Gen
KP 2.1.3.14 dr. Sri Meutia, Sp.D
Neoplasma
Terapi paliatif dan suportif dalam penatalaksanaan
KP 2.1.3.15 dr. Sri Meutia, Sp.D
kanker
Rumusan masalah
1. bagaimana penatalaksaan dan terapi yang diberikan pada tuan tersebut?
1. 1. Pembedahan
Pembedahan yang sering kali ditawarkan berupa hepatektomi parsial dan transplantasi hati.
Hepatektomi parsial adalah tindakan pembedahan berupa pembuangan sebagian dari hati,
terutama bagian yang terkena kanker. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada penderita kanker
hati dengan kanker hanya pada satu bagian hati, dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan
memiliki fungsi hati yang baik.
2. Terapi ablasi
Terapi ini bertujuan untuk menghancurkan sel kanker tanpa mengambil tumor tersebut. Sering
kali terapi ini disarankan pada penderita kanker berukuran kecil saat pembedahan tidak
memungkinkan (misalnya karena fungsi hati yang buruk, kesehatan umum yang buruk, dan
sebagainya). Beberapa jenis terapi ablasi adalah radiofrequency ablation (RFA), ethanol
ablation, microwave thermotherapy, dan cryosurgery.
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi umumnya menggunakan sinar X-ray untuk membunuh sel kanker. Terdapat
beberapa jenis terapi radiasi, antara lain external beam radiation therapy, misalnya stereotactic
body radiation therapy (SBRT), dan radioembolisasi.
Terapi radiasi dapat disarankan bagi pasien dengan kanker hati berukuran besar, berlokasi di area
hati yang sulit dicapai dengan pembedahan, jumlah tumor yang banyak, ataupun kanker yang
sudah menyebar. Terapi ini dapat menimbulkan efek samping berupa perubahan kulit pada area
radiasi masuk (terbakar atau mengelupas), mual, muntah, lelah, dan lain-lain.
4. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat untuk menghancurkan sel kanker, sehingga sering kali digunakan
untuk mengatur pertumbuhan kanker. Obat kemoterapi dapat diberikan langsung pada hati
(chemoembolisation) ataupun melalui pembuluh darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Sama seperti terapi radiasi, kemoterapi dapat disarankan bagi pasien dengan kanker hati
berukuran besar, berlokasi di area hati yang sulit dicapai dengan pembedahan, jumlah tumor
yang banyak, ataupun kanker yang sudah menyebar.
Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping kerontokan rambut, hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, diare, dan lain-lain.
Selain empat jenis pengobatan terbaik untuk mengatasi kanker hati seperti yang disebutkan di
atas, sebetulnya masih ada lagi beberapa teknik pengobatan lainnya seperti targeted therapy dan
immunotherapy. Namun, kembali lagi pemilihan teknik pengobatan akan menyesuaikan kondisi
penderita kanker hati dan dapat berbeda antara penderita satu dan lainnya