Anda di halaman 1dari 4

MODUL 1

DIAGNOSIS GANGGUAN KESADARAN

Skenario 1:

Sadar

Seorang pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD RSCM dengan penurunan kesadaran
sejak 2 hari yang lalu dengan TD: 140/80 mmHg, Nadi: 88x/menit, RR: 28x/menit, T: 38,40C
GCS 6 penurunan kesadaran terjadi tiba-tiba, terjadi pertama kali pada hari minggu pagi
sewaktu pasien bangun tidur, pasien terlihat lemas dan ingin tidur terus-menerus, tetapi pada
minggu malam pasien mulai ada respon jika dipanggil. Senin pagi pasien menggigil dan tiba-tiba
kesadarannya mulai turun kembali. Keluhan pasien disertai dengan demam sejak ± 3 hari,
demam terjadi pada malam hari dan menghilang jika pada pagi hari. Riwayat Kejang (+).
Muntah proyektil (+), Kerniq test (+). Tiga hari yang lalu pasien mengalami kecelakaan hebat di
kampung, oleh keluarga nya dirawat di rumah sebelum dirujuk ke RSCM, otorrhea (+), jernih
kekuningan. Tanda Ransang Meningeal(+).
Bagaimana anda menjelaskan kasus diatas

1 KP. 2.2.1.1 Pengantar Blok 2.2 dr. Nora Maulina.M.Biomed


2 KP. 2.2.1.2 Kesadaran, koma dan Mati Batang Otak dr. Intan Zahara Zein, Sp.S
3 KP. 2.2.1.3 Trauma Sistem Saraf Pusat dr. Intan Zahara Zein, Sp.S
4 KP. 2.2.1.4 Radang Sistem Saraf Pusat dr. Intan Zahara Zein, Sp.S
5 KP. 2.2.1.5 Stroke dan penatalaksanaannya dr. Intan Zahara Zein, Sp.S
6 KP. 2.2.1.6 Gangguan system Vaskular dr. Intan Zahara Zein, Sp.S
7 KP. 2.2.1.7 Ensefalopati dr. Intan Zahara Zein, Sp.S

Muntah proyektil : muntah proyektil yang terjadi bila tekanan di dalam otak (tekanan intra
kranial) yang meninggi, sehingga muntahnya menyemprot jauh ke depan
Kerniq test : pemeriksaan untuk menilai adanya iritasi meningeal
Otorrhea : Kondisi dimana telinga mengeluarkan cairan
Tanda Ransang Meningeal : untuk melihat terdapatnya rangsang meningeal ,yang dapat
dilakukan dengan Brudzinsky I,II dan kernig test
GCS : skala neurologi yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesadaran

Rm
1. Bagaimana interpretasi dan tingkatan dari skor GCS ?

Nilai Tingkat Kesadaran GCS orang Dewasa

Berikut nilai acuan dalam penilaian GCS pada orang dewasa:

1. Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan atau membuka mata dengan sendirinya
tanpa dirangsang. (3) : dengan rangsang suara (dilakukan dengan menyuruh pasien untuk
membuka mata). (2) : dengan rangsang nyeri (memberikan rangsangan nyeri, misalnya
menekan kuku jari). (1) : tidak ada respon meskipun sudah dirangsang.
2. Verbal (respon verbal atau ucapan) : (5) : orientasi baik, bicaranya jelas. (4) : bingung,
berbicara mengacau (berulang-ulang), disorientasi tempat dan waktu. (3) : mengucapkan
kata-kata yang tidak jelas. (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak ada respon
3. Motorik (Gerakan) : (6) : mengikuti perintah pemeriksa (5) : melokalisir nyeri,
menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri. (4) : withdraws,
menghindar atau menarik tubuh untuk menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri. (3) :
flexi abnormal, salah satu tangan atau keduanya menekuk saat diberi rangsang nyeri. (2) :
extensi abnormal, salah satu tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi) di sisi tubuh
saat diberi rangsang nyeri. (1) : tidak ada respon

Menghitung Nilai GCS dan Intrepretasi Hasilnya

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E-V-M dan
selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi atau GCS normal adalah
15 yaitu E4V5M6 , sedangkan yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Berikut beberapa penilaian
GCS dan interpretasinya terhadap tingkat kesadaran :

 Nilai GCS (15-14) : Composmentis


 Nilai GCS (13-12) : Apatis
 Nilai GCS (11-10) : Delirium
 Nilai GCS (9-7) : Somnolen
 Nilai GCS (6-5) : Sopor
 Nilai GCS (4) : semi-coma
 Nilai GCS (3) : Coma

 Interpretasi
 1. GCS = E4M6V5 (15) : compos mentis
 2. GCS ≤ 7 : koma
 3. GCS = E1M1V1 (3) : koma dalam
 4. GCS = E4M6V- : Afasia motorik
 5. GCS = E4M1V1 : coma vigil
Tingkat kesadaran

 Normal (compos mentis)


 - Delirium
 Penurunan kesadaran disertai peningkatan yg abnormal dari aktivitas psikomotor dan
siklus tidur-bangun yang terganggu. Tampak pasien gaduh gelisah, kacau, disorientasi,
berteriak-teriak, meronta-ronta. Penyebabnya: gangguan metabolic toksik, penghentian
minum alcohol/obat-obatan, dsb.
 - Somnolen
 Keadaan mengantuk, kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang, mampu mem-beri
jawaban verbal, dan menangkis rangsang nyeri. Somnolen disebut juga sbg letargi,
obtundasi.
 - Sopor (Stupor)
 Kantuk yang dalam. Penderita masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat,
namun kesadarannya segera menurun lagi. Masih dapat mengikuti perintah singkat,
masih ada gerakan spontan, dengan rangsang nyeri tidak dapat dibangunkan sempurna,
gerak motorik untuk menangkis rangsang nyeri masih baik.
 - Koma-Ringan (Semi Koma)
 Tidak ada respon terhadap rangsang verbal. Refleks kornea dan pupil masih baik.
Gerakan terutama timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri.
 - Koma-Dalam (Komplit)
 Tidak ada gerakan spontan, tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri.

2. Bagaimana cara pemeriksaan kernig ?


• KERNIG SIGN.
Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring
difleksikan pahanya pada persendian panggul sampai
membuat sudut 90 derajat. Setelah itu tungkai
bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai
membentuk sudut lebih dari 135 derajat terhadap
paha. Bila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum
atau kurang dari sudut 135 derajat , maka dikatakan
kernig sign positif.

3. Bagaimana mekanisme terjadi muntah proyektil?


Mekanisme muntah proyektil
 Pada saat terjadi peningkatan tekanan intrakranial karena adanya edema akibat
cedera kepala, selanjutnya akan merangsang resseptor tekanan intrakranial.
 Ketika reseptor tekanan intrakranial terangsang akan mengakibatkan pusat muntah di
dorsolateral formatio reticularis terangsang.
 Selanjutnya formatio retikularis akan menyalurkan rangsang motorik melalui nervus
vagus.
 Selanjutnya nervus vagus
akan menyebabkan kontraksi duodenum dan antrum lambung dan terjadi
peningkatan tekanan intraabdomen, selain itu nervus vagus juga membuat spicnter
esofagus membuka. Oleh karena itu terjadi muntah menyemprot

4. Bagaimana kecelakaan dapat menyebabkan otorrhea?


Keluarnya cairan juga bisa terjadi setelah mengalami trauma. Trauma bisa membuat
cairan serebrospinal bocor dari telinga. Kecelakaan yang mungkin menyebabkan
keluarnya cairan dari telinga

Anda mungkin juga menyukai