Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM SEDIAAN SALEP MATA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA :
1. NURUL HUSNA 1601011166
2. NURUL HUSNA 1601011165
3. NURUL HASANAH 1601011164
4. NURUL ULFA MARPAUNG 1601011167
5. WINDA KARMILA PUTRI LAHAGU 1701011556

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya shingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, saya telah mendapatkan bantuan
dan bimbingan serta dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab itulah pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan
saran dan masukkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga makalah ini
bermafaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 2


2.1. Definisi Salep Mata ............................................................................. 2

BAB III METODE PERCOBAAN .............................................................. 4


3.1. Alat dan Bahan .................................................................................... 4
3.1.1.Alat ............................................................................................. 4
3.1.2.Bahan .......................................................................................... 4
3.2.Perhitungan Bahan ............................................................................... 4
3.3.Cara Sterilisasi Alat dan Bahan Obat Jadi ............................................ 5
3.4. Prosedur .............................................................................................. 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 6


4.1. HASIL .................................................................................................. 6
4.2. PEMBAHASAN .................................................................................. 6

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 8


5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salep mata adalah salep yang di gunakan pada mata. Pada pembuatan
salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang
sudah disterilkan dengan perlakuan aseptic yang ketat serta memenuhi syarat uji
Sterilisasi ( Anonim 1995, hal : 12). Salep adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau
terdispersi homogeny dalam dasar salep yang cocok (Anief, 2000). Obat biasanya
dipakai untuk mata untuk maksud efek local pada pengobatan bagian permukaan
mata atau pada bagian dalamnya. Yang paling sering di gunakan adalah larutan
dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspense cairan bukan air dan salep mata
Berbeda dengan salep dermatologi salep mata yang baik yaitu :
1) Steril
2) Bebas hama/bakteri
3) Tidak mengiritasi mata
4) Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan
mata.
5) Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu tubuh
(Ansel,1989)
Obat salep mata harus steril berisi zat antimikrobial preservative,
antioksidan, dan stabilizer. Menurut USP XXV, salep berisi chlorobutanol sebagai
antimikrobial dan perlu bebas bahan partikel yang dapat mengiritasi dan
membahayakan jaringan mata. Sebaliknya, dari EP (2001) dan BP (2001) ada
batasan ukuran partikel, yaitu setiap 10 mikrogram zat aktif tidak boleh
mengandung atau mempunyai partikel > 90 nm, tidak boleh lebih dari 2 partikel >
50nm, dan tidak boleh lebih dari 20,25 nm (Lukas, 2006).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Salep Mata


Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam
dasar salep yang cocok (Anief, 2000) hal 110.Salep mata adalah salep yang
digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian
khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan
aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas (Anonim, 1995, hal : 12).
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salap
mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah
disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memnuhi syarat uji sterilitas.
Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi salap mata tidak dapat
disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang yang memenuhi
syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salap mata mengandung
bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mecegah pertumbuhan atau
memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah
dibuka pada waktu aplikasi penggunaan, kecuali dinyatakan lain dalam
monografi, atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik. (Goeswin Agus,
Sediaan Farmasi Steril).
Obat biasanya dipakai untuk mata untuk maksud efek lokal pada
pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Yang paling
sering digunakan adalah larutan dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspensi,
cairan bukan air alam salep mata.
Zat mata disiapkan dengan dua metode yaitu :
1. Zat aktif yang larut dalam air dan mebentuk larutan yang stabil, maka zat
aktif dilarutkan dengan air untuk injekasi dalam jumlah minimum. Larutan
tersebut dinkorporasikan pada basis cair dan campuran diaduk hingga
dingin.

2
2. Zat aktif yang tidak larut dalam air, maka zat aktif di haluskan bersama
dengan sejumlah basis campuran diencerkan dengan basis yang tersisa.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sediaan berupa salep mata
1. Salep mata dibuat dari bahan-bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang
benar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi.
2. Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube disempurnakan dengan
menggunakan dosis yang sesuai dengan radiasi gamma.
3. Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau campuran bahan untuk
mencegah pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme yang berbahaya
ketika wadah terbuka selama penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa
digunakan adalah klorbutanol, paraben atau merkuri organik.
4. Salep akhir harus bebas dari partikel besar.
5. Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata, membiarkan difusi obat melalui
pencucian sekresi mata dan mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu
tertentu pada kondisi penyimpanan yang sesuai.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi salep mata :
1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan yang
aseptic yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilisasi.
2. Bila bahan tertentu yang di gunakan dalam formulasi tidak dapat disterilkan
dengan cara biasa maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji
sterilisasi dengan pembuatan secara aseptik.
3. Salep mata harus memenuhi uji sterilisasi. Sterilisasi akhir salep mata dalam
tube biasanya dilakukan dengan radiasi gamma (y). Kemungkinan
kontaminasi mikrioba dapat dikurangi dengan melakukan pembutan uji
dibawah aliran udara lminar
4. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yan sesuai untuk
mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk
secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada saat penggunan kecuali
dinyarakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat
bakteriostatik.

3
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
 Mortal
 Alu
 Batang Pengaduk
 Gelas Alroji
 Cawan Penguap
 Penjepit
 Kain Kasa
3.1.2. Bahan
 Tetrasiklin HCL
 Para fin
 Adeps Lanae
 Vaselin Kuning

3.2. Perhitungan Bahan


1
Tetrasiklin HCL 1% : 100𝑔 x 15g = 0.15g

Berat dasar salap : 15g – 0.15 g = 14,85g

= 14,85g + ( 10 % x 14,85g) = 16,335g


10𝑔𝑟
Parafin Cair : 100𝑔𝑟
x 16,35 = 1,63335 gr

10𝑔𝑟
Adeps Lanae : 100𝑔𝑟 x 16,35g = 1,63335 gr

Vaselin Kuning : 16,335 g – (1,6335 g + 1,6335 g)


= 13,068 gr

4
3.3. Cara Sterilisasi Alat dan Bahan Obat Jadi

Nama Alat Cara dan Waktu Keterangan


Sterilisasi
Tube untuk sediaan salap mata 5gr Oven 170c : 1 Jam Dibungkus Perkamen
Alat-alat gelas laboratorium gelas Dibungkus Perkamen
alroji, batang pengaduk dasar salap di Oven 170c : 1 Jam
dalam cawing penguap
Motir dan Stamfer Oven 170c : 1 Jam Dibungkus Perkamen
Tutup tube, kain kasa untuk penyaring Autoklaf 121c : 15 Dibungkus perkamen
dasar salap menit
Tetrasiklin hel Radiasi/ penyinaran
Sediaan obat jadi (salap mata ) yang Tidak di strilisasi
telah di kemas

3.4. Prosedur
1. Tube beserta tutup ditimbang
2. Semua alat dan wadah disterilkan dengan cara dan waktu masing-masing
yang sesuai
3. Semua bahan-bahan di timbang dalam gelas arloji
4. Cawan porselin ditara, di lengkapi dengan kain kassa yang telah
disetrilkan, kedalamannya dimasukkan seluruh bahan dasar salep yang
telah ditimbang.
5. Dilebur sambil disterilkan, didalam oven suhu 170C selama 1 jam
6. Hasilnya selagi panas disaring dengan kain kassa yang telah dilengkapi
dengan cawan porselin, diaduk dengan batang pengaduk yang telah
disterilkan sampai dingin dan terbentuk massa dasar salep, ditimbang
sebanyak 16,335g
7. Kedalam lumping dimasukkan sedikit dasar salep digerus dan dimasukkan
tetraklin HCL yang telah disiapkan dan disterilkan , digerus sampai halus
dan ditambahkan sisa dasar salep, dierus lagi sampai homogeny
selanjutnya dimasukkan kedalam wadah (tube) yang telah disterilkan dan
ditutup
8. Dilakukan uji kualitas, diberi etiket dan brosur dan dikemas

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari percobaan kali ini adalah, pembuatan salep mata dibuat dengan

mencampurkan tetrasiklin dan bahan dasar salep setelah di kerjakan dan di

siapkan ditimbang sebanyak 15 gr. Karna terjadi kekurangan dasar salap pada saat

pembuatan dan penyaringan. Maka dibagi menjadi 3 tube Masing-masing tube

sebanayak 5 gr.

4.2. Pembahasan

Mata merupakan organ yang paling peka dari manusia, oleh karena itu

sediaan obat mata mensyaratkan kualitasnya yang lebih tajam. Salep mata harus

efektif dan tersatukan secara fisiologi (bebas rasa nyeri dan tidak merangsang)

serta steril. Yang dimaksud dengan sediaan salep mata merupakan sediaan salep

steril untuk pengobatan mata dengan menggunakan dasar salep yang cocok

sediaan salep mata ini memberikan arti lain dimana obat dapat mempertahankan

kontak dengan matan dan jaringan disekelilingnya tanpa tercuci oleh cairan mara.

Basis untuk salep mata biasanya menggunakan jenis vaselin kuning , terdapat

beberapa dasar salep mata yang dapat menyerap, bahan dasar salep yang mudah

dicuci dengan air dan bahan dasar salep yang larut air ini dapat digunakan untuk

obat yang larut dalam air. Bahan dasar seperti ini memungkinkan dispersi obat

larut air lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata, misalnya

penggunaan vaselin putih karena masih terdapat kandungan asam sulfat akibat

6
proses pemutihan vaselin kuning menjadi vaselin putih, di khawatirkan akan

menyebabkan iritasi pada mata.

Pada pratikum kali ini kami melakukan pratikum pembuatan sediaan salep

mata dengan bahan aktif. Tetrasiklin Hidroklorida dengan konsentrasi penggunaan

untuk 1 sediaan 5g salep mata mengandung bahan aktif 1% tetrasiklin

hidroklorida. Bahan aktif tetrasiklin HCl ini dibuat dalam sediaan salep mata

diindikasikan untuk trakoma serta infeksi lain pada mata oleh karena bakteri gram

negative dan garam positif yang sensitif. Penggunaan batas konsentrasi 1% untuk

7
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep

mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah

disterilkan dengan perlakuan aseptic yang ketat serta memenuhi syarat uji

sterilisasi.

Tujuan utama pemberian salep mata yaitu untuk memperlama kontak obat

dengan permukaan mata.

Indikasi biasanya obat salep mata dipergunakan untuk meredakan

sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu.

Sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak alergi atau sehabis berenang,

antiseptic dan anti infeksi radang atau alergi mata.

Kontraindikasi obat sale mata yang mengandung nafazolin hidroksida

tidak boleh digunakan pada penderita konjutivitis atau penyakit mata lainnya yang

hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pengawasan dan nasehat dokter.

Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah

penambah waktu hubungan antara obat dengan mata, dua sampai empat kali lebih

besar apabila dipakai salep dibandingkan jika dipakai larutan garam. Satu

kekurangan bagi penggunaan salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi

begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa kontak.

8
Syarat-syarat salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah

kondisi yang benar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi

resmi.

Basis salep mata dasar salep pilihan untuk salep mara harus tidak

mengiritasi mara dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata

yang dibasahi karena sekresi cairan mata.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan sediaan salep

mata.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Dapartemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta, 112
2. Lukas S, 2006, Formulasi Steril, Penerbit Andi, Yogyakarta, 131
3. Anonim, 2012, Pedoman CaraPembuatan Obat Yang Baik, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta, 92-99
4. Sweetman, S.C. (editor), 2009, Martindale The Complete Drug Refrence Ed.
38 Pharmaceutical Press, London, 347
5. Anonim, 2005, Clarke’s Analysis If Drugsand Poisons Ed, 5th Paharmaceutical
Press, London , 245
6. http:// www.drugs.com/cons/tetracycline-opthalmic.html, diakses pada tanggal
23 April 2015
7. Jones D., 2008, Pharmaceutics-Dosage Form and Design, Pharmaceutical
Press London, 132-134.
8. Syahrurachman, A., 2002, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Penerbit
Binarupa Aksara, Tanggerang, 55-56.
9. Center National Institutof Helth, United Kingdo, 1-3, 15.

10

Anda mungkin juga menyukai