HEMMOROID
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing :
dr. Haryono Sp. B
Diajukan Oleh :
Muhammad Fatwa Riskiyan
J510185033
Oleh :
Muhammad Fatwa Riskiyan
J510185033
Pembimbing
dr.Haryono, Sp. B ( )
Dipresentasikan di hadapan
dr. dr.Haryono, Sp. B ( )
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Tanggal lahir : 01-10-1973
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jumantono Karanganyar
Tanggal periksa : 3 September 2019
Nomor RM : 00474xxx
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Terdapat benjolan di anus
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Karangnayar dengan keluhan terdapat
benjolan pada anus sejak 4 hari SMRS. Benjolan awalnya bisa masuk
kembali namun sekarang benjolan tidak dapat dimasukkan kembali.
Pasien juga mngeluhkan buang air besar disertai darah yg sudah
dialami selama kurang lebih 1 tahun dan memberat pada seminggu ini.
Saat buang air besar biasanya di sertai dengan darah segar, menetes saat
feses keluar, darah tidak bercampur dengan feses. Keluhan ini disertai
dengan rasa nyeri dan panas pada daerah anus.
STATUS LOKALIS
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima puluh persen
individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang
terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid
(Smeltzer, 2002).
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena
didaerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau diluar
linea dentate pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut
hemoroid eksterna. Sedangkan diatas atau di dalam linea dentate, pelebaran
vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna
(Sudoyo, 2006).
B. Etiologi
Faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain faktor mengedan pada
buang air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak
memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca,
merokok), peningkatan tekanan intra abdomen, karena tumor (tumor usus,
tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan
perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut
yang berlebihan, kurang minum air, kurang makan-makanan berserat (sayur
dan buah), kurang olahraga/imobilisasi. (Sudoyo,2006)
Faktor penyebab hemoroid dapat terjadi karena kebiasaan buang air
besar. tidak tentu dan setiap kali berak mengedan terlalu keras, terlalu lama
duduk sepanjang tahun, infeksi, kehamilan dapat merupakan faktor-faktor
penyebab hemoroid (Oswari, 2003). Faktor predisposisi terjadinya hemoroid
adalah herediter, anatomi, makanan, pekerjaan, psikis, dan senilitas. F aktor
presipitasi adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan
tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.Umumnya faktor etiologi
tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan (Mansjoer, 2000).
C. Anatomi dan fisiologi
1. Anatomi
Bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai rektum dan
membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh).
Satu inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh
otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani adalah
sekitar 15cm (5,9 inci).
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan
berdasarkan pada suplai darah yang diterima. Arteria mesenterika superior
mendarahi belahan kanan (sekum, kolon asendens, dan duapertiga proksimal
kolon transversum) dan arteria mesenterika inferior mendarahi belahan kiri
(sepertiga distal kolon transversum, kolon asendens, kolon sigmoid dan
bagian proksimal rektum). Suplai darah tambahan ke rectum berasal dari arteri
hemoroidalis media dan inferior yang dicabangkan dari arteria iliaka interna
dan aorta abdominalis.
2. Fisiologi
Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena
mesenterika superior, vena mesenterika inferior, dan vena hemoroidalis
superior (bagian sistem portal yang mengalirkan darah ke hati). Vena
hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka sehingga
merupakan bagian sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara vena
hemoroidalis superior, media, dan inverior, sehingga tekanan portal yang
meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik ke dalam vena dan
mengakibatkan hemoroid.
Brown, John Stuart, 1995, “Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor”, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.184-189.
Sjamsuhidajat, W. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2005
Ulima B. Faktor Risiko Kejadian Hemoroid pada Usia 21-30 Tahun [Karya Tulis
Ilmiah]. Semarang:Universitas Diponegoro. 2012.
Nugroho S. Hubungan aktivitas fisik dan konstipasi dengan derajat hemoroid di URJ
bedah RSUD dr. Soegiri Lamongan. Surya. 2014. 2(18):41-50.
Marcellus SK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi ke-4. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI. 2006.