Oleh:
Anugrah Qalbi, S.Ked.
04084821921051
Pembimbing:
Short Case
Oleh:
04084881921001
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Departemen Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 7 Oktober - 11
November 2019.
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. HN
Umur : 22 tahun (5 Oktober 1997)
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Palembang
Tanggal Pemeriksaan : 15 Oktober 2019
2. Anamnesis
Autoanamnesis tanggal 15 Oktober 2019
a. Keluhan Utama
Penglihatan mata kanan dan kiri penderita kabur
b. Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 bulan yang lalu penderita mengeluh penglihatan mata kanan dan
mata kiri kabur, hal ini dirasakan pertama kali oleh penderita pada saat
melihat tulisan di televisi. Mata kabur juga dirasakan pada saat melihat
jauh. Penderita memerlukan waktu yang lama untuk memfokuskan
penglihatan agar terlihat jelas. Penderita juga mengeluh pusing setelah
membaca tulisan di televisi dan melihat jauh. Kadang-kadang pada saat
melihat benda penderita merasakan adanya bayangan. Penderita juga
tidak bisa melihat garis lurus. Mata berair (-), mata nyeri (-), pandangan
seperti terowongan (-), pandangan seperti melihat pelangi (-), pandangan
seperti tertutup tirai (-) dan pandangan berkabut (-)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit, thorakoabdominal
Suhu : 36,5o C
Status Gizi : Baik
b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
KBM
(Hirschberg Ortoforia
test)
GBM 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
Right Left
SPH CYL Axis SPH CYL Axis
- 2,50 - - - 1,25 - 2,52 1200
4. Diagnosis banding
Miopia Astigmatisme Simpleks OD
Astigmatisme Mikstus OD
Hipermetropia OS
Presbiopia OS
5. Diagnosis Kerja
Miopia OD + Miopia Astigmatisme Kompositus OS
6. Tatalaksana
1. Informed consent
a. Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan yang terjadi dikarenakan
kelainan refraksi
b. Menjelaskan pada pasien rencana pengobatan yang akan dilakukan.
2. Preventif
a. Menjelaskan kepada pasien untuk membaca di tempat dengan
penerangan yang cukup
b. Menjelaskan kepada pasien untuk tidak membaca sambil tiduran atau
berbaring
c. Menjelaskan kepada pasien untuk membaca tidak terlalu dekat ataupun
jauh (± 33 cm).
d. Menjelaskan kepada pasien untuk istirahat jika mata mulai lelah.
3. Kuratif
a. Koreksi Kacamata
Koreksi kacamata menggunakan lensa konveks dan silindris
OD OS
Vitrum Vitrum Axis Vitrum Vitrum Axis
Spher Cylindir Spher Cylindir
- 2,25 - - - 1,75 - 0,5 900
Pupil Distance: 60/62
4. Rehabilitatif
a. Kacamata harus selalu dipakai, baik jika melakukan pekerjaan atau
melihat dalam jarak dekat maupun jarak jauh.
b. Segera memeriksakan diri ke dokter apabila dengan penggunaan
kacamata, pasien merasa sering pusing-pusing maupun timbul
keluhan-keluhan lain.
c. Kontrol ke dokter dilakukan setelah kacamata jadi dibuat dan setiap 2
tahun sekali sebagai pencegahan dini jika terdapat perubahan refraksi
pada kedua mata pasien.
d. Penerangan haruslah sesuai, istirahat jika mata mulai lelah
7. Prognosis
• Okuli Dekstra et Sinistra
- Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad functionam : Bonam
- Quo ad sanationam : Bonam
- Quo ad komestikan : Bonam
LAMPIRAN
A B
Gambar 3. A. Inspeksi okuli dekstra; B. Inspeksi okuli sinistra
ANALISIS MASALAH
Pada status oftalmologikus, visus mata kanan 6/60, PH 6/30 dan visus mata
kiri 6/60, PH 6/21 . Tekanan Intraokuler dan segmen anterior pada kedua mata
dalam batas normal. Jadi pada penderita ini dapat ditegakkan diagnosis berupa
kelainan refraksi. Untuk menunjang diagnosis, dilakukan beberapa pemeriksaan
penunjang, yaitu pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif. Pada
pemeriksaan subjektif dengan menggunakan trial lens, didapatkan pada mata kanan
spheris -2,25 dan mata kiri berupa spheris -1.75; cylindris-0,5; axis 90º. Sedangkan
pemeriksaan objektif dengan menggunakan autorefraktor didapatkan pada mata
kanan spheris -2,50 dan mata kiri berupa spheris -1,25; cylindris -2,52; axis 120º.
Dengan adanya pemeriksaan penunjang, maka beberapa kelainan refraksi dapat
dipersempit. Spheris yang bernilai negative dan didapatkan nilai pada cylindris serta
axis, dapat disimpulkan penderita ini mengalami myopia astigmatisma compositus
OS dan myopia OD. Penatalaksanaannya diberikan kacamata dengan lensa konveks
dan kacamata silindris yang sesuai dengan pemeriksaan subjektif agar keluhan
penderita dapat dikoreksi. Prognosis penderita secara vitam, functionam,
sanationam, dan komestikan adalah bonam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas Sidarta, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.
2. Bragg KJ, Le JK. Hordeolum. In: StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing;
2017
3. Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi: New Age
International Limited; 2007.
4. Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum.
Edisi 17. KDT : Jakarta. 2009.