Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322760321

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia Balita Di Kelurahan
Padasuka

Article · January 2018


DOI: 10.17509/jpki.v1i2.9746

CITATIONS READS

0 5,149

4 authors, including:

Afianti Sulastri Sri Sumartini


Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
7 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    10 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pharmacological study of Psidium guajava in Chronic Periodontitis Therapy View project

All content following this page was uploaded by Afianti Sulastri on 12 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


 

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    Vol.1  No.  2  Desember  2015

 
Journal  homepage  :  http://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI  

   

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE


PADA ANAK USIA BALITA DI KELURAHAN PADASUKA

Chaerunnisa Kosasih1, Afianti Sulastri2, Tirta Adikusuma Suparto3, Sri Sumartini4


1,2,3,4
Prodi DIII Keperawatan FPOK Universitas Pendidikan Indonesia
Email : chaerunnisa.k@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama didunia.
Menurut data (WHO, 2009) terhitung 5-10 juta kematian/tahun, besarnya masalah tersebut
terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Bila dilihat per kelompok
umur, diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada
anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Peran ibu sangatlah penting dalam mencegah terjadinya
diare. Pengetahuan ibu tentang diare dapat mempengaruhi cara ibu dalam menangani diare di
rumah. Semakin baik pengetahuan ibu, semakin baik pula cara ibu dalam menangani diare,
dengan begitu ibu dapat menurunkan angka kejadian diare pada balita di masa yang akan
datang. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita di Kelurahan
Padasuka. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yang dilakukan di Kelurahan
Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung pada bulan Juni 2015 dengan jumlah
sampel 90 orang dengan menggunakan teknik stratifiled random sampling. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat 60% responden memiliki pengetahuan baik, 38% responden memiliki pengetahuan
cukup dan 2% responden memiliki pengetahuan kurang. Penguasaan pengetahuan ibu tentang
diare yang paling baik yaitu terletak pada materi tentang pencegahan diare sebanyak 80%,
sementara untuk penguasaan pengetahuan ibu yang paling kurang yaitu terletak pada materi
tentang makanan yang dihindari yaitu sebanyak 64%.Hal ini kemungkinan dikarenakan sudah
sering adanya informasi mengenai pencegahan diare yang disampaikan melalui penyuluhan
kesehatan oleh tenaga kesehatan, namun untuk penyampaian/penyuluhan mengenai makanan
pada saat terkena diare sangat jarang disampaikan.

Kata Kunci : pengetahuan, diare dan balita

e-­‐ISSN  2477-­‐3743.  Universitas  Pendidikan  Indonesia  @2015  


Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

ABSTRACT

Diarrhea disease is still the leading cause of death in the world. According to the data (WHO,
2009) since there are about 5-10 million death cases per year. This becomes a serious problem since
there are many illness and death cases caused by diarrhea. Seen from the group age, the prevalence
of diarrhea spread is detected to toddler (1-4 years old) which is 16.7%. Mother's role is very
important in preventing diarrhea. Mother's knowledge on diarrhea can affect the way the mother in
addressing diarrhea at home. The better knowledge of the mother, the better the way the mother in
dealing with diarrhea, so the mother can reduce the incidence of diarrhea in children under five in
the future. Therefore, this study is very important to do. This study is intended to investigate mothers’
knowledge about diarrhea in toddler in Kelurahan Padasuka, Cibeunying Kidul Sub-district,
Bandung. The study was conducted in June 2014 and involved 90 people as samples. In specific, this
study employs descriptive quantitative, which used stratified random sampling technique and used
questionnaire as the instrument. The findings show that 54 respondents (60%) have good knowledge,
34 respondents (38%) have adequate knowledge, and 2 respondents (2%) have lack knowledge about
diarrhea. Besides that, most respondents have most understanding on diarrhea prevention (80%), but
they have least understanding on food to avoid diarrhea (64%). This likely is due to the frequent lack
of information on the prevention of diarrhea are delivered through health counseling by health
workers, but for delivery/counseling about food when diarrhea is rarely delivered.

Keywords: knowledge, diarrhea, toddler

PENDAHULUAN Departemen Kesehatan dari tahun 2000-


Penyakit diare sampai saat ini 2010 terlihat kecenderungan insidens naik
masih merupakan penyebab kematian seperti pada grafik dibawah ini.
utama didunia, terhitung 5-10 juta
Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR)
kematian/tahun.Besarnya masalah tersebut
berdasarkan survei morbiditas per 1000
terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
penduduk
kematian akibat diare. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 4
374  423  411  
milyar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta 301   2000  
diantaranyameninggal, dan sebagian besar 2003  
anak-anak dibawah umur 5 tahun. Menurut
2006  
data di Amerika, setiap anak mengalami 7- Angka  Kejadian  
15 episode diare dengan rata-rata usia 5
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
tahun. Menurut data di Negara berkembang
Tangga (SKRT), studi mortalitas dan riset
rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun
kesehatan dasar dari tahun ke tahun
mengalami episode diare tiga sampai empat
diketahui bahwa diare masih menjadi
kali pertahun (WHO, 2009).
penyebab utama kematian balita di
Penyakit diare merupakan penyakit Indonesia. Penyebab utama kematian
endemis di Indonesia dan juga merupakan akibat diare adalah tata laksana yang tidak
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa tepat baik di rumah maupun di sarana
(KLB) yang sering disertai dengan kesehatan. Untukmenurunkan kematian
kematian.Berdasarkan survei morbiditas karena diare perlu tata laksana yang cepat
yang dilakukan oleh Subdit Diare, dan tepat, salah satu langkah dalam

  Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)   87    


Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

pencapaian target Millenium membran mukosa kering),demam, muntah,


Development Goals (MDG’s) (Goal ke-4) anorexia, lemah, pucat, perubahan tanda-
adalah menurunkan kematian anak tanda vital (nadi dan pernafasan cepat),
menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 pengeluaran urine menurun atau tidak ada
sampai pada tahun 2015 (Buletin Jendela (Suriadi & Yuliani, 2010).
Data Dan Informasi Kesehatan
Upaya pencegahan diare antara lain
Kementerian Kesehatan RI, volume 2,
memberikan ASI, memperbaiki makanan
Triwulan II, 2011).
pendamping ASI, menggunakan air bersih,
Berdasarkan proporsi terbesar
mencuci tangan, membuang tinja bayi
penderita diare pada balita adalah
dengan benar, mencuci botol susu dengan
kelompok umur 6 – 11 bulan yaitu
benar dan memberikan imunisasi campak
sebesar 21,65%, kelompok umur 12-17
karena pemberian imunisasi campak dapat
bulan sebesar 14,43%, kelompok umur
mencegah terjadinya diare yang lebih berat
24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan
(Depkes, 2010).
proporsi terkecil pada kelompok umur 54
– 59 bulan yaitu 2,06%. Perbedaan ini Penanggulangan diare harus dilakukan
tentu saja perlu dilihat dari beberapa dengan tepat dan akurat untuk mengatasi
faktor. Selain itu faktor perilaku dampak dari diare tersebut seperti dehidrasi
kesadaran dan pengetahuan masyarakat, dan malnutrisi. Penanggulangan diare yang
ketersediaan sumber air bersih, dapat dilakukan adalah meneruskan
ketersediaan jamban keluarga dan pemberian ASI, susu formula, dan
jangkauan layanan kesehatan perlu makanan padat pada bayi, berikan oralit
dipertimbangkan juga sebagai faktor yang atau larutan gula-garam untuk mengganti
mempengaruhi kejadian luar biasa cairan yang hilang, berikan makanan
(Buletin Jendela Data Dan Informasi seperti biasa dan hindari makanan yang
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, mengandung serat, berikan zinc selama 10
volume 2, Triwulan II, 2011). hari berturut-turut, jangan berikan obat
Diare merupakan salah satu penyakit antidiare pada anak karena dapat
infeksi pada balita. Diare lebih dominan menghambat kuman yang akan keluar
menyerang balita karena daya tahan tubuh (Sofwan, 2010).
balita yang masih lemah sehingga balita
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh
sangat rentan terkena diare, selain itu
Lina Malikhah (2012) menyatakan bahwa
pada anak usia balita, anak mengalami
pengetahuan yang dimiliki seseorang
fase oral yang membuat anak usia balita
khususnya ibu sangat mempengaruhi sikap
cenderung mengambil benda apapun dan
ibu dalam mengatasi diare pada
memasukkannya ke dalam mulut
balita.Penelitian kedua oleh Erisa
sehingga memudahkan kuman masuk ke
Herwindasari (2013) menyatakan bahwa
dalam tubuh.
tindakan penanganan diare di rumah oleh
Balita yang mengalami diare akan timbul
ibu ini dipengaruhi oleh tingkat
gejala seperti sering buang air besar dengan
pengetahuan ibu, semakin baik
konsistensi tinja cair atau encer, terdapat
pengetahuan ibu, semakin baik pula
tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit
tindakannya terhadap penanganan diare.
menurun, ubun-ubun dan mata cekung,
88   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)  

   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

Hasil studi pendahuluan yang Kelurahan Padasuka Kecamatan


dilakukan pada bulan Mei 2015 dengan Cibeunying Kidul Kota Bandung pada
metode wawancara dengan tenaga bulan Juni 2015. Populasi dalam penelitian
kesehatan di Puskesmas Padasuka danketua ini adalahsemua ibu yang mempunyai
posyandu di Kelurahan Padasuka diperoleh balita sebanyak 898 orang dengan jumlah
data jumlah semua ibu yang memiliki sampel 90 orang dengan menggunakan
balita sebanyak 898 orang dengan jumlah teknik stratifiled random sampling.
balita yang mengalami diare dari bulan Instrumen penelitian ini adalah
Januari – Desember 2014 sebanyak 94 kuesioner tertutup. Menurut Arikunto
orang, dan pada bulan Januari – April 2015 (2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner
sebanyak 30 orang seperti pada grafik dimana sudah disediakan jawabannya
dibawah ini. sehingga responden tinggal memilih.
Kuesioner yang digunakan dalam
Grafik 1.2 Frekuensi Angka Kejadian
penelitian ini berbentuk pertanyaan pilihan
Diare di Puskesmas Padasuka
ganda (a, b, c, d) sebanyak 20 pertanyaan
14   responden memilih jawaban yang telah
11   11   11   disiapkan yang dianggap benar dengan
9   10  8   8  
7   7   7   diberi tanda silang. Jika jawaban benar
5   5   diberi nilai 1 dan jika jawaban salah diberi
3  4   4  
nilai 0 (Arikunto, 2010).
Kuesioner yang akan digunakan untuk
Maret  

Agustus  
September  

November  
Desember  
Oktober  
Juli  
Mei  
April  
Februari  

Juni  
Januari  

penelitian ini maka dilakukan uji validitas.


Uji validitas yang dilakukan pada
penelitian ini dengan pengisian kuesioner
Angka  Kejadian  tahun  2014  
terhadap 20 orang responden.Uji validitas
Angka  Kejadian  tahun  2015   dan reliabilitas dilaksanakan pada tanggal
25 Mei 2015 pada 20 orang responden di
Rw 02 Padasuka. Pemilihan tempat di Rw
Berdasarkan uraian diatas mengingat
02 dikarenakan lokasi tersebut memiliki
pentingnya penanganan diare maka
kriteria yang sama dengan sampel yang
penulis tertarik untuk mengetahui serta
akan diambil. Dari 20 pertanyaan yang ada
melakukan penelitian dengan judul
setelah dilakukan uji validitas didapatkan
“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
hasil 16 pertanyaan dinyatakan valid dan 4
Diare Pada Anak Usia Balita Di
pertanyaan tidak valid (7,8,13,15) karena r
Kelurahan Padasuka”.
hasil < 0,444. Pertanyaan yang tidak valid
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
selanjutnya dilakukan uji validitas conten
mengetahui tingkat pengetahuan ibu
dengan pembimbing dan tetap digunakan
tentang diare pada anak usia balita di
dalam penelitian.Maka 20 pertanyaan dapat
Kelurahan Padasuka.
digunakan dalam pengumpulan data dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini. Untuk uji realibilitas
diperoleh r alpha 0,704 > (0,6) sehingga
Desain Penelitian yang digunakan instrumen dikatakan reliable.
pada penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di
Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)   89  
   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

Penelitian ini menggunakan analisis 2. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang


deskriptif.Analisis deskriptif adalah suatu Diare Pada Balita berdasarkan indikator
prosedur pengolahan data dengan pertanyaan dalam kuesioner.
menggambarkan dan meringkas data secara Hasil yang diperoleh setelah
ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik.Salah pengisian kuesioner mengenai
satu pengamatan yang dilakukan pada Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
tahap analisis deskriptif adalah pengamatan Diare Pada Balita berdasarkan indikator
terhadap tabel frekuensi.Tabel frekuensi pertanyaan dalam kuesioner dapat
terdiri dari kolom-kolom yang memuat dilihat pada grafik 4.4 berikut:
frekuensi dan presentase untuk setiap
kategori (Nursalam, 2011).
64  
9   0  
36  
HASIL 8  
24  
50  
26  
20  
7   0  
80  
1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang 3  
6   18   Kurang  
Diare Pada Anak Usia Balita Di 79  
42  
Kelurahan Padasuka 5   0   Cukup  
58  
36  
Hasil yang diperoleh setelah 4   0  
64  
Baik  

pengisian kuesioner mengenai 3  


3  
18  
79  
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang 28  
2   0  
72  
Diare Pada Balita Di Kelurahan 48  
1   0  
Padasuka dapat dilihat pada grafik 52  

4.2berikut:

Grafik 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran


Frekuensi   Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada
Balita berdasarkan indikator pertanyaan
Kurang   2  
Cukup   34   Tabel 4.3 Indikator Pertanyaan
Baik   54  
Indikator Keterangan
1 Pengertian
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi 2 Penyebab
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang 3 Tanda dan gejala
Diare Pada Anak Usia Balita Bahaya dan cara
4
penularan
Berdasarkan hasil penelitian pada 5 Dampak
grafik 4.2 menunjukkan responden yang 6 Tanda dehidrasi
berpengetahuan baik ada sebanyak 54 7 Pencegahan
orang (60%), berpengetahuan cukup 8 Penanganan
sebanyak 34 orang (38%) dan yang Makanan yang
9
berpengetahuan kurang sebanyak 2 dihindari
orang (2%).

90   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)  

   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

Berdasarkan grafik 4.4 diatas cetak. Selain itu, pada program puskesmas
menunjukkan bahwa penguasaan sudah banyak dilakukan penyuluhan
pengetahuan ibu tentang diare paling baik kesehatan oleh tenaga kesehatan maupun
adalah pada indikator mengenai petugas posyandu di setiap RW meski
pencegahan diare yaitu sebanyak 80%, dengan intensitas yang tidak terlalu
sementara untuk penguasaan pengetahuan sering.Hal ini sesuai dengan upaya yang
ibu tentang diare yang paling kurang dilakukan oleh pemerintah dalam
adalah pada indikator mengenai makanan meningkatkan tingkat kesehatan yang
yang harus dihindari saat terkena diare optimal diantaranya adalah dengan adanya
yaitu sebanyak 64%. Hal ini kemungkinan program puskesmas yaitu program
dikarenakan sudah sering adanya informasi pemberantasan penyakit menular (salah
mengenai pencegahan diare yang satunya adalah program pemberantasan
disampaikan melalui penyuluhan kesehatan penyakit diare).Semakin banyak informasi
oleh tenaga kesehatan, namun untuk yang didapatkan, semakin bertambah pula
penyampaian/penyuluhan mengenai pengetahuan yang dimiliki ibu. Selain itu
makanan pada saat terkena diare sangat usia, dan pengalaman pribadi juga dapat
jarang disampaikan dalam penyuluhan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
sehingga banyak responden yang tidak Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola
mengetahui makanan apa saja yang dapat pikir seseorang. Semakin bertambahnya
menyebabkan diare dan makanan yang usia akan semakin berkembang pula daya
harus dihindari pada saat terkena diare. tanggap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin
PEMBAHASAN membaik. Semakin tua seseorang akan
semakin bijaksana, semakin banyak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang dijumpai, dan semakin
sebagian besar responden mempunyai banyak hal yang dikerjakan sehingga
pengetahuan baik sebanyak 54 orang (60%) menambah pengetahuannya, sedangkan
responden, hampir separuhnya mempunyai dengan pengalaman, seseorang dapat
pengetahuan cukup sebanyak 34 orang memperoleh pengetahuan, semakin banyak
(38%) responden dan sebagian kecil pengalaman yang dimiliki seseorang,
mempunyai pengetahuan kurang sebanyak semakin banyak pula pengetahuan yang
2 orang (2%) responden. Penelitian ini diperolehnya. Hal ini sesuai dengan teori
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang Notoatmodjo (2010) yang menyatakan
dilakukan oleh Lina Malikhah (2012) bahwa pengalaman adalah guru yang baik
dengan hasil penelitian adalah baik, hasil dalam memperoleh pengetahuan. Hal ini
penelitian untuk kategori baik sebanyak 53 dilakukan dengan cara mengulang kembali
orang responden (60,23%), kategori cukup pengalaman yang diperoleh dalam
sebanyak 31 orang responden (35,23%), memecahkan permasalahan yang dihadapi
dan untuk kategori kurang 4 responden pada masa yang lalu.
(4,55%).
Hal ini dikarenakan sudah banyaknya 1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
informasi yang menjelaskan tentang diare Pengertian Diare Di Kelurahan
baik di media massa maupun di media Padasuka
Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)   91  
   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

Berdasarkan grafik 4.4 diatas maupun non formal dapat


diperoleh hasil dari 90 responden, memberikan pengaruh terhadap
terdapat 54 orang (60%) responden pengetahuan seseorang sehingga
yangberpengetahuan baik. Hal ini menghasilkan perubahan atau
dikarenakan mudahnya mendapat peningkatan pengetahuan.
informasi dari media massa maupun 3. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
media cetak meskipun informasi yang Tanda dan Gejala Diare Di
didapat tidaklah menyeluruh. Kelurahan Padasuka
Hal ini sesuai dengan teori Erfandi Berdasarkan grafik 4.4 diatas
(2013), dimana semakin majunya diperoleh hasil dari 90 responden,
teknologi akan tersedia bermacam- terdapat 71 orang (79%) responden
macam media massa yang dapat memiliki pengetahuan baik. Hal ini
mempengaruhi pengetahuan masyarakat dikarenakan hampir seluruh
tentang inovasi baru, sebagai sarana responden menjawab benar tentang
komunikasi, berbagai bentuk media tanda dan gejala pada diare, karena
massa seperti televisi, radio, surat informasi mengenai tanda dan gejala
kabar,majalah dan lain-lain mempunyai sering disampaikan pada penyuluhan
pengaruh besar terhadap opini dan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori
kepercayaan orang.Hal ini sejalan Suriadi & Yuliani (2010), tentang
dengan penelitian Erisa Herwindasari tanda dan gejala yang akan timbul
(2013) yang menyatakan bahwa pada balita yang terkena diare yaitu
tindakan penanganan diare di rumah seperti sering buang air besar dengan
oleh ibu ini dipengaruhi oleh tingkat konsistensi tinja cair atau encer,
pengetahuan ibu, semakin baik terdapat tanda dan gejala dehidrasi
pengetahuan ibu, semakin baik pula (turgor kulit menurun, ubun-ubun
tindakannya terhadap penanganan diare. dan mata cekung, membran mukosa
2. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang kering), demam, muntah, anorexia,
Penyebab Diare Di Kelurahan lemah, pucat, perubahan tanda-tanda
Padasuka vital (nadi dan pernafasan cepat),
Berdasarkan grafik 4.4 diatas pengeluaran urine menurun atau tidak
diperoleh hasil dari 90 responden, ada. Hal ini sejalan dengan penelitian
terdapat 65 orang (72%) responden Erisa Herwindasari (2013) yang
berpengetahuan baik. Hal ini menyatakan bahwa tindakan
dikarenakan informasi yang didapat penanganan diare di rumah oleh ibu
dari luar misalnya dari surat kabar, ini dipengaruhi oleh tingkat
google, dan lain-lain dapat dengan pengetahuan ibu, semakin baik
mudah diakses ataupun didapatkan pengetahuan ibu, semakin baik pula
oleh responden sehingga responden tindakannya terhadap penanganan
dapat mengetahui mengenai diare.
penyebab diare. Hal ini sesuai dengan 4. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
teori Erfandi (2013) yang Bahaya dan Cara Penularan Diare Di
menyatakan bahwa Informasi yang Kelurahan Padasuka
diperoleh baik dari pendidikan formal
92   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)  

   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

Berdasarkan grafik 4.4 diatas 6. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang


diperoleh hasil dari 90 responden, Tanda Dehidrasi Diare Di Kelurahan
terdapat 58 orang (64%) responden Padasuka
memiliki pengetahuan baik. Hal ini Berdasarkan grafik 4.4 diatas
kemungkinan dikarenakan sudah diperoleh hasil dari 90 responden,
sering adanya informasi mengenai terdapat 71 orang (79%) responden
bahaya dan cara penularan diare yang berpengetahuan baik. Hal ini
disampaikan pada penyuluhan dikarenakan hampir seluruh
kesehatan oleh tenaga kesehatan, responden sudah mengetahui
selain itu teknologi yang semakin bagaimana tanda-tanda balita yang
berkembang memudahkan responden mengalami dehidrasi. Hal ini sesuai
untuk mendapatkan informasi yang dengan teori Manajemen Terpadu
diinginkan. Hal ini sesuai dengan Balita Sakit (MTBS), tanda balita
teori Erfandi (2013) yang yang mengalami dehidrasi yaitu
menyatakan bahwa berbagai bentuk gelisah, mata cekung, tidak mau
media massa seperti televisi, radio, minum, cubitan kulit perut kembali
surat kabar, majalah dan lain-lain lambat dan jika dehidrasinya berat
mempunyai pengaruh besar terhadap balita bisa tidak sadarkan diri.
opini dan kepercayaan orang. Dalam 7. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
penyampaian informasi sebagai tugas Pencegahan Diare Di Kelurahan
pokoknya, media massa membawa Padasuka
pula pesan-pesan yang berisi sugesti Berdasarkan grafik 4.4 diatas
yang dapat mengarahkan opini diperoleh hasil dari 90 responden,
seseorang. terdapat 72 orang (80%) responden
5. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang berpengetahuan baik.
Dampak Diare Di Kelurahan Hal ini dikarenakan sebagian
Padasuka besar responden sudah mengenal
Berdasarkan grafik 4.4 diatas diare dari lingkungan. Pengetahuan
diperoleh hasil dari 90 responden, tentang pencegahan diare merupakan
terdapat 52 orang (58%) responden indikator yang digunakan untuk
memiliki pengetahuan baik. Hal ini mengetahui tingkat pengetahuan
kemungkinan dikarenakan banyaknya seseorang. Pengetahuan mengenai
informasi mengenai dampak diare pencegahan diare sangat penting
yang disampaikan melalui diketahui oleh ibu karena dapat
penyuluhan kesehatan oleh tenaga dijadikan upaya pencegahan untuk
kesehatan. Hal ini sesuai teori mencegah terjadinya diare pada
Erfandi (2013) yang menyatakan balita. Hal ini sejalan dengan teori
bahwa informasi yang diperoleh baik Erfandi (2013) yang menyatakan
dari pendidikan formal maupun non bahwa lingkungan berpengaruh
formal dapat memberikan pengaruh terhadap proses masuknya
terhadap pengetahuan seseorang pengetahuan ke dalam individu yang
sehingga menghasilkan perubahan berada dalam lingkungan tersebut.
atau peningkatan pengetahuan. Hal ini terjadi karena adanya
Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)   93  
   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

interaksi timbal balik ataupun tidak melalui kejadian-kejadian yang dialami


yang akan direspon sebagai oleh responden sendiri seperti dari
pengetahuan oleh setiap individu. makanan yang telah basi, makanan yang
8. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang dimasak oleh ibu namun terhinggapi
Penanganan Diare di Kelurahan oleh lalat, sayur-sayuran yang telah
Padasuka melewati batas waktu. Sedangkan untuk
Berdasarkan grafik 4.4 diatas penyampaian/penyuluhan mengenai
diperoleh hasil dari 90 responden, makanan pada saat terkena diare sangat
terdapat 45 orang (50%) responden jarang disampaikan dalam penyuluhan
berpengetahuan cukup. Hal ini sehingga banyak responden yang tidak
kemungkinan dikarenakan sudah mengetahui makanan apa saja yang
sering adanya informasi mengenai dapat menyebabkan diare dan makanan
dampak diare yang disampaikan yang harus dihindari pada saat terkena
melalui penyuluhan kesehatan oleh diare.
tenaga kesehatan. Pengetahuan
mengenai penanganan diare sangat KESIMPULAN
penting diketahui oleh ibu karena Berdasarkan hasil penelitian dan
dapat dijadikan upaya untuk pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan
mencegah terjadinya dehidrasi baik bahwa terdapat 54 orang (60%) responden
ringan, sedang maupun berat. Hal ini berpengetahuan baik, 34 orang (38%)
sejalan dengan penelitian Lina berpengetahuan cukup dan sebanyak 2
Malikhah (2012), yang menyatakan orang (2%) responden berpengetahuan
apabila ibu mengetahui cara kurang. Dalam penguasaan pengetahuan
penanganan diare secara dini dengan ibu tentang diare yang paling baik yaitu
baik, maka balita yang terkena diare terletak pada materi tentang pencegahan
tidak akan sampai mengalami diare sebanyak 80%, sementara untuk
dehidrasi sedang atau berat karena penguasaan pengetahuan ibu yang paling
sudah dapat ditangani sendiri di kurang yaitu pada materi tentang makanan
rumah. yang dihindari yaitu sebanyak 64%.
9. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Makanan yang dihindari saat Diare DAFTARPUSTAKA
Di Kelurahan Padasuka Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Berdasarkan grafik 4.4 diatas Rineka Cipta.
diperoleh hasil dari 90 responden, Depkes, RI. (2008). Buku Bagan
terdapat 58 orang (64%) responden Manajemen Terpadu Balita Sakit
berpengetahuan kurang. Hal ini (MTBS). Jakarta: Departeman
kemungkinan dikarenakan sudah sering Kesehatan RI.
adanya informasi mengenai pengertian, Depkes, RI. (2011). Buku Saku Petugas
penyebab, bahaya diare dan lain-lain Kesehatan Lintas Diare. (edisi 2011),
yang disampaikan melalui penyuluhan (hlm. 2-11). Jakarta: Departemen
kesehatan oleh tenaga kesehatan, selain Kesehatan RI.
itu informasi juga bisa didapatkan
94   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)  

   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

Depkes, RI. (2010). Diare final (1).pdf. Bandung.


Diakses dari: www.depkes.go.id/ Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
downloads/buletin%20. Pada 4 Penelitian Kesehatan (hlm. 50).
November 2012. Jakarta: Rineka Cipta.
Depkes, RI. (2011). Pengertian Balita. Notoatmodjo, S. (2013). Promosi kesehatan
Diakses dari: http://id/shvoong.com/ dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta:
social-sciences/sociology/2170479- Rineka Cipta.
pengertianbalita/html. Pada 24 Nursalam. (2011). Konsep & Penelitian
November 2012. Metodologi Penelitian Ilmu
Dewi, L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi Keperawatan (hlm. 80-120).Jakarta:
dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Salemba Medika.
Medika. Nursalam. (2009). Konsep & Penelitian
Erfandi. (2013). Pengetahuan dan faktor- Metodologi Penelitian Ilmu
faktor yang mempengaruhi. Diunduh Keperawatan. Jakarta: Salemba
melalui http://forbetterhealth.com. Medika.
Herwindasari. E (2013). Hubungan Tingkat Nursalam, dkk. (2008). Asuhan
Pengetahuan Ibu Dengan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk
Penatalaksanaan Awal Diare Pada Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Medika.
Perumnas II, (Skripsi). (hlm. 3-4). Proverawati, A. (2009). Buku Ajar Gizi
Pontianak Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Medika.
Keperawatan dan Teknik Analisis Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan
Data. Jakarta: Salemba Medika. untuk Penelitian Kesehatan dengan
Isyraq. (2007). Substansi Dan Definisi Aplikasi Program R dan SPSS.
Pengetahuan. Diakses dari: Yogyakarta: Pustaka Rihama.
http://isyraq.wordpress.com/2007/11/2 Sanusingawi.(2011). Gambaran Kejadian
6/substansi-dan-definisi-pengetahuan/ Diare Balita. Diakses dari:
(hlm. 8). Pada 26 November 2007 http://kejadiandiarepadabalita.com.
Kemenkes, RI. (2014). Profil Kesehatan Pada 25 Maret 2012.
Indonesia Tahun 2013 (hlm. 143). Sofwan, R. (2010). Cara Cepat Atasi: Diare
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. pada Anak. Jakarta: PT. Buana Ilmu
Kemenkes, RI. (2011). Buletin Jendela Populer.
Data dan Informasi Kesehatan Situasi Sugiyono, Y. (2007). Statistika untuk
Diare di Indonesia, volume 2. Penelitian. Bandung: Alfabeta.
(triwulan II), (hlm. 1-8). Jakarta: Suriadi & Yuliani, R. (2010). Buku
Kementerian Kesehatan RI. Pegangan Praktik Klinik Asuhan
Malikhah, L. (2012). Gambaran Keperawatan pada Anak.(edisi 2), hlm.
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam 82. Jakarta: Sagung Seto.
Pencegahan Dan Penanggulangan Taufik. (2010). Arti Pengetahuan Menurut
Secara Dini Kejadian Diare Pada Para Ahli. Diakses dari: http://arti-
Balita Di Desa Hegarmanah pengetahuan-menurut-para-
Jatinangor.pdf (Skripsi), (hlm. 8-9).
Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)   95  
   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

ahli/2010/09/.html. Pada 24 Februari Keluargadengan Kualitas Hidup


2011. Penderita Stroke Di Poliklinik Saraf
Biro Hukum dan Organisasi Kementrian RSUD Ajibarang. Skripsi pada
Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Glosarium Data dan Informasi Kesehatan Universitas Jendral
Kesehatan. Jaktarta. Diakses melalui Soedirman : tidak diterbitkan.
http://www.depkes.go.id%2Fdownload Hartono, AY. (2010). Karakteristik
.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdati Penderita Tuberkulosis Paru Dan
n%2Flainlain%2Fglosarium2006.pdf& Lingkungan Rumah Di Wilayah Kerja
ei=wWGLVaykDcKxuATWxILYDw Puskesmas Padalarang, Kabupaten
&usg=AFQjCNGT2tF5uZyWuyT9aE Bandung Barat Periode Mei - Juli
UmCVbj7S8w&sig2=BkQIo2psDBrvc 2012. Skripsi pada Fakultas
_iVv265Q Kedokteran Universitas Islam
Departemen Kesehatan Republik Bandung : tidak diterbitkan.
Indonesia. (2008). Pedoman Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian
penaggulangan nasional TBC. Jakarta: Keperawatan dan Teknik Analisa
Depkes RI. Data.Jakarta : Salemba Mesdika.
Departemen Kesehatan Republik Ishak, H. Daud, A. (2010). Analisis Spasial
Indonesia. (2011). Pedoman Sebaran Kasus Tuberkulosis
penaggulangan nasional TBC. Jakarta: ditinjaudari Faktor Lingkungan Dalam
Depkes RI. Rumah di Kabupaten Luwu Utara. 1
Departemen Kesehatan Republik (1) 2.
Indonesia.(2014). Profil Kesehatan Juliandri, dkk. (2014). Hubungan Antara
Nasional. Jakarta. Diakes melalui: Dukungan Sosial Dan Coping Stres
http://www.depkes.go.id/resources/do DenganKualitas Hidup Pasien Tb Paru
wnload/pusdatin/profil-kesehatan Di Puskesmas Perak Timur Surabaya.
indonesia/profil-kesehatan-indonesia- Manuskrip pada Fakultas Keperawatan
2013.pdf Airlangga : Tidak Diterbitkan.
Departemen Kesehatan Republik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Indonesia. (2012). Pedoman Direktorat Jendral Pengendalian
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
: Depkes RI. (2011). Strategi Nasional pengendalian
Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2007). Tuberkulosis di Indonesia 2011-2014.
Profil Kesehatan Kota Bandung. Jakarta : Kemenkes.
Bandung : Dinkes Kota Bandung. Koesmanto. (2013). Hubungan Peran
Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2012). Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Profil Kesehatan Kota Bandung. Lansia Yang Mengalami Gangguan
Bandung : Dinkes Kota Bandung. Fungsi Kognitif Di Desa Windunegara
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Wangon Kabupaten
(2014). Angka Penemuan TB pada Banyumas. Skripsi pada Universitas
Tahun 2014.Bandung : Dinkes Jabar. Jenderal Soedirman : tidak diterbitkan.
Fungani. (2014). Hubungan Antara Nofitri, N. (2009). Gambaran Kualitas
Pelaksanaan Tugas Kesehatan Hidup penduduk Dewasa di Jakarta.
96   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)  

   
Kosasih, C., Sulastri. A., Suparto, T.A & Sumartini, S  

Skripsi pada F. PSI UI : tidak Sari, NK. (2013). Status Gizi, Penyakit
diterbitkan. Kronis, Dan Konsumsi Obat Terhadap
Oksfriani, S. (2012). Pengaruh Lingkungan Kualitas Hidup Dimensi Kesehatan
Terhadap Tuberkulosis Paru. Fisik Lansia. Skripsi pada Universitas
Manuskrip pada The Laboratory of Diponegoro : tidak diterbitkan.
Environmental Health Study Program Sekarwiri, E. (2008). Hubungan Antara
of Public Health Science Faculty of Kualitas Hidup dan sense of
Public Health Sam Ratulangi community. Skripsi pada F. PSI UI :
University : Tidak Diterbitkan. tidak diterbitkan.
Oktavia, A. (2009). Hubungan Antara Sugiyono. (2014). Metode penelitian
Aktivitas Fisik dan Kualitas Hidup kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
pada Komunitas Lansia di Desa Bandung : Alfabeta CV.
Margoagung, Kecamatan Seyegan, Supriyadi, Wagiyo dan Widowati, SR.
Sleman Yogyakarta. Skripsi pada (2011). Tingkat Kualitas Hidup pada
Fakultas Kedokteran Jurusan Ekstensi Pasien Gagal Ginjal Kronik Terapi
Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Hemodialisis. Jurnal Kesehatan
Mada : Tidak Diterbitkan Masyarakat. 6 (2) 107-112.
Perkumpulan pemberantasan Tuberkulosis Yunikawati, R. dkk. (2013). Gambaran
Indonesia. (2012). Hubungan Kualitas Hidup Penderita Tuberkulosis
Dukungan Sosial Dengan Kualitas Setelah Mengikuti Peer Support Group
Hidup Pada Penderita Tuberkulosis Therapy Di Rumah Sakit Khusus Paru
Paru (Tb Paru) Di Balai Pengobatan Respira Upkpm Yogyakarta. Skripsi
Penyakit Paru Di (Bp4) Yogyakarta pada Universitas Gadjah Mada : tidak
Unit Minggiran. Jakarta : PPTI. diterbitkan.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses,dan Praktik. Edisi 4.Volume 2.
Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk.
Jakarta: EGC.
Raudhah, I. (2011). Kualitas Hidup Lansia
di Graha Residen Senior Karya Kasih
Medan. Skripsi pada Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatra
Utara : tidak diterbitkan.
Rinawati, R. (2010). Analisis Sebaran Pola
Penderita Tuberculosis Di Kota
Bandung. Skripsi pada FPIPS
Universitas Pendidikan Indonesia :
tidak diterbitkan.

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia    2(1)  :  86-­‐97  (2015)   97  


   

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai