Anda di halaman 1dari 2

Xerostomia

Prevalensi

Pravelensi xerostomia pada populasi umum masih belum jelas karena terbatasnya jumlah
studi. Pravelwnsi ang dilaporkn bervariasi mulai dari 0,9% hingga 64,8%. Insiden xerostomia
meningkat dari 6% pada usisa 50 tahun dan 15% pada usia 65 tahun. Perawatan kesehatan
mulut adalah salah satu kebutuhan tertinggi yang belum terpenuhi untuk pasien yang hidup
dengan HIV-AIDS. Temuan ini menenjadi perhatian karena diperkirakan 90% orang yang
hidup dengan HIV-AIDS setidaknya akan memiliki satu manifestasi oral sepanjang mereka
hidup. Xerostomia didefinisikan sebagai perasaan subjektif dari mulut kering yang
disebabkan oleh sekresi yang berkurang dari saliva. Mereka dengan hiv-aids lebih mungkin
mengalami xerostomi karena efek samping obat yang diresepkan yang diambil untuk
mengelola penyakit hiv. Pravelensi xerostomia pada penyakit hiv telah mencapai setinggi
63%, mreka yang terkena xerostomia memiliki resiko lebih tinggi karena kerusakan gigi,
radang gusi, dan infeksi mulut. Xerostomia juga dapat menyebabkan kesulitan menelan, sulit
berbicara, dan ulserasi yang menyakitkan.

patof

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan xerostomia baik fisiologis maupun patologis.
Faktor fisiologis meliputi saat berolahraga, berbicara terlalu lama dan usia. Sedangkan faktor
patologis meliputi faktor sistemik yang tidak normal yang mempengaruhi kelenjar saliva.
Penyebab yang paling penting diketahui adalah yang patologis yang terdiri dari 3 kelompok
faktor. Faktor pertama yaitu keadaan-keadaan lokal yang menghasilkan kekeringan pada
mukosa, melputi bernafas melalui ulut, merokok. Kelompok yang kedua berupa adanya
penyakit atau gangguan lokal pada kelenjar saliva, radioterapi pada daerah kepala dan leher.
Kelompok ketiga meruakan faktor sistemik, efek samping obatobatan dan faktor psikis.xero
stomiame rupakan gejala mulut yang relatif umum pada penderita AIDS. Lebih lanjut telah
diamati bahwa beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan xerostomia pada penderita
AIDS meliputi obat obatan, terapi radiasi pada rongga mulut yang mengenai kelenjar saliva,
dehidrahi, depresi dan kecemasan.
Penangan gejala xerostomia

- Bersihkan mulut dan gigi minimal 4 kali sehari


- Minum air dingin dengan frekuensi yang lebih sering
- Kumur kumur – kali dengan larutan garam dan natrium bikarbonat
- Jika pasien ke dokter gigi, biasanya akan diberikan obat kumur kumur yang
mengandung anti bakteri.

Jurnal

- Perawatan rongga mulut pada pasien kanker anak oleh bidasari lubis dan sisca silvana
departemen ilmu kesehatan anak FK USU 2017
- Xerostomia pada pasien hipertensi di puskesmas sering dan sentosa baru medan oleh
rika m alamsyah dan chindy chrisna nagara fakultas kedokteran gigi USU 2015

Anda mungkin juga menyukai