Anda di halaman 1dari 13

FORMAT REFLEKSI KASUS

Nama : Febriliana Rustyawati


NIM : 20150320036

NO KOMPONEN DESKRIPSI
1. Deskripsi kejadian Di bangsal post partum terdapat pasien yang melahirkan
dengan bedah sesar (sectio caesaria/sc) dan pasien yang
melahirkan normal dengan bantuan vakum. Pada saat
saya mengikuti salah satu perawat yang akan melakukan
perawatan luka pada paisen dengan luka post bedah sesar
(sectio caesaria/sc) perawat tersebut membawa peralatan
bersih dan steril. Tetapi pada saat perawat menggunakan
sarung tangan steril, dia tidak memakainya sesuai dengan
konsep steril yang diajarkan pada saat skill lab dikampus,
perawat tersebut menggunakan sarung tangan steril sama
dengan menggunakan sarung tangan bersih walaupun
cara membuka sarung tangan dan pada saat sudah
memakai sarung tangan tetap mempertahankan tehnik
steril. Pada saat perawat membuka perban luka pasien,
perawat tersebut menggunakan pinset steril hanya satu
dan setelah dipakai tidak diletakkan pada bengkok tetapi
malah diletakkan lagi di bak steril, walau nantinya pinset
itu akan dipakai kembali dan mungkin alat steril lainnya
tidak dipakai untuk perawatan luka itu tetapi lebih baik
lagi bila dipersiapakan 2 atau 3 pinset untuk membuka
perban lama dan membersihkan luka untuk
meminimalkan terjadinya infeksi pada daerah luka post
bedah sesar. Dan pada saat berganti sarung tangan
perawat tersebut juga tidak melakukan cuci tangan 6
langkah dengan menggunakan air bersih yang mengalir
dan sabun/handrub.
Lampiran
FORMAT PENGKAJIAN POLA GORDON

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Nur Khayati
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Ngadisuryah KT1/6 YK
RT/RW : 2/1
Kelurahan : Patehan
Kecamatan : Kraton
Tanggal Masuk : 9 Juni 2017
Tanggal Pengkajian : 9 Juni 2017
No.RM : 685356
Diagnosa Medis : G1 P0 A1 Post Partum VE
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Wahyu Raditya Priyatna
Umur : 25 tahun
Hub. Dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Ngadisuryah KT1/6 YK
RT/RW : 2/1
Kelurahan : Patehan
Kecamatan : Kraton
 Alergi
Pasien tidak punya alergi terhadap makanan dan obat-obatan yang saat ini
diberikan kepada pasien.
 Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol)
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak suka meminum kopi dan
tidak pernah meminum alkohol.

a. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada penyakit yang memiliki kemungkinan diturunkan kepada
pasien dari keluarga.

b. Diagnosa Medis dan terapi


Diagnosa medis pasien adalah G1 P0 A1 Post Partum VE dengan terapi
yang sudah diberikan kepada pasien adalah:
1. Metronidazole 500mg 3x/hari
2. Amoxillin 500mg 3x/hari
3. Asam mefenamat 500mg 3x/hari

B. Pola Kebutuhan Dasar


a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Kesehatan bagi pasien sangat penting karena sebelumnya pasien yang
bekerja sebagai buruh harian lepas yang menuntut pasien untuk bekerja
setiap hari dan ada beberapa hari yang menuntut pasien untuk bekerja
lembur sehingga pasien harus selalu menjaga kesehatannya agar bisa
setiap hari bekerja. Tapi setelah pasien hamil, pasien memutuskan untuk
keluar dari pekerjaannya karena pasien punya riwayat keguguran karena
kelelahan bekerja. Pasien juga mengetahui tentang kesehatan pasien yang
sekarang tidak boleh melakukan aktivitas setelah melahirkan dan untuk
melakukan aktivitas seperti semula butuh tahap perlahan dan karena
pasien diharuskan dirawat minimal 24 jam di rumah sakit setelah
melahirkan maka pasien mengikuti dan pulang kerumah sehari setelah
melahirkan.
pasien melakukan aktivitas seperti berjalan-jalan disekitar rumah
dan menyapu sampai jam 09.00 setelah itu pasien istirahat sambil
menonton tv sampai jam 10.00 dan tidur lagi dari jam 10.00
sampai jam 11.00.
 Setelah melahirkan
Tidur siang 2-3 jam
Tidur malam 6 jam

b. Pola peran dan hubungan


Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga, tetangga dan teman
kerja. Tetapi apabila ada masalah dia lebih senang bercerita pada teman
dekat yang dia percayai dibanding dengan keluarga atau suaminya karena
suaminya terkadang malah menyalahkan pasien bukannya memberi
solusi.

c. Pola seksual dan reproduksi


Pasien baru melahirkan anak pertamanya, tetapi sebelumnya pernah hamil
3 bulan lalu keguguran karena kelelahan bekerja yang mengharuskan ada
beberapa hari untuk bekerja lembur (dari pukul 07.00 sampai 20.00).

d. Pola stress-koping
Apabila pasien memiliki masalah yang berhubungan dengan pekerjaan,
pasien lebih cenderung bercerita ke teman dekatnya dipabrik
dibandingkan dengan suami dan keluarganya karena bila cerita kepada
suaminya kadang pasien justru malah disalahkan. Bila ada masalah
pribadi kadang pasien bercerita pada suami dan keluarganya.

e. Pola nilai dan kepercayaan


Dilingkungan tempat tinggal klien sudah lebih modern jadi tidak ada
kepercayaan yang berhubungan dengan budaya dan pasien tidak pernah
meminum jamu atau ramuan apapun untuk mengurangi sakitnya seperti
pertama kali klien menstriuasi klien merasa kesaitan diperut bagian bawah
sampai hampir pingsan tapi klien tidak meminum jamu atau ramuan
lainnya, pasien hanya membiarkan sampai sakitnya hilang dengan
sendirinya.

C. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : kompos mentis
c. Tinggi badan : 150 cm
d. Berat badan sebelum hamil : 56 kg
Berat badan sesudah hamil : 68 kg

D. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : simetris
b. Mata : konjunctiva merah
c. Hidung : tidak ada polip
d. Mulut : bersih
e. Ketuban pecah pada pukul 22.30 WIB, tetapi sampai pukul 23.30 WIB
kepala bayi belum juga keluar kemudian dibantu dengan ekstraktor vakum
untuk membantu melahirkan.

E. Pemeriksaan umum (bayi)


a. Jenis kelamin : perempuan
b. Berat badan : 3450 gr
c. Panjang badan : 48 cm
d. Lingkar kepala : 34 cm
e. Lingkat dada : 35 cm
f. Lingkat lengan : 10 cm

F. Pengkajian nyeri
 Provokatif : gerakan
 Qualitas : berdenyut dan kram
 Region : perineum dan menjalar ke area sekitar
 Skala :5
 Timing : <30 menit
FORMAT ANALISIS DATA

No. Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa


keperawatan
1. Data objektif : Nyeri Agen cidera Nyeri akut b/d Agen
 Pasien terllihat meringis akut fisik (prosedur cidera fisik
menahan sakit operasi) (prosedur operasi)
 Pasien terus mengelus dan
memegang daerah perut
bagian bawah (perineum)
 Pasien mendapatkan jahitan
setelah melahirkan normal
dengan ekstrasi vakum
 Vital sign :
- Tekanan darah : 114/65
mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Suhu : 36,2˚C
- Respirasi: 19x/menit
Data subjektif :
 Pengkajian nyeri
- Provokatif : gerakan
- Qualitas: berdenyut dan
kram
- Region : perineum dan
menjalar ke area sekitar
- Skala : 5
- Timing : <30 menit
2. Data objektif: Resiko Prosedur  Resiko infeksi
 Pasien mendapatkan jahitan infeksi invasif dengan faktor
setelah melahirkan normal resiko
dengan ekstrasi vakum prosedur
 Ketuban pecah pada pukul invasif
22.30 WIB, tetapi sampai
pukul 23.30 WIB kepala
bayi belum juga keluar
kemudian dibantu dengan
ekstraktor vakum untuk
membantu melahirkan
 Vital sign :
- Tekanan darah : 114/65
mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Suhu : 36,2˚C
- Respirasi: 19x/menit
Data subjektif:
 Pasien mengatakan panas
pada daerah jahitan

Prioritas diagnosa keperawatan :

1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal/ Diagnosa NOC NIC


jam keperawatan
1. 12-06-17 Nyeri akut b/d PAIN CONTROL : ANALGESIC
15.00 agen cidera fisik Setelah dilakukan tindakan ADMINISTRATION
(prosedur keperawatan selama 2x24  Tentukan lokasi nyeri,
operasi) d/d jam. Maka diharapkan karakteristik dan
pasien nyeri akut dapat terkontrol kualitas sebelum
melaporkan dengan kriteria hasil: pengobatan
nyeri skala 5  Pasien melaporkan  Periksa riwayat alergi
berdenyut dan nyeri terkontrol obat pasien
kram yang  Pasien dapat  Tentukan analgesik
timbul apabila melaporkan tanda- pilihan berdasarkan
bergerak tanda nyeri jenis dan beratnya
diperineum dan  Pasien dapat nyeri
menjalar ke area melaporkan penyebab  Monitor TTV sebelum
sekitar dengan nyeri dan sesudah
lama nyeri  Pasien menggunakan pemberian analgesik
kurang dari 30 analgesic yang pertama kali
menit, ekspresi direkomendasikan  Evaluasi efektivitas
klien meringis  Klien dapat analgesik secara
menahan sakit mengenali kapan berkala setiap
nyeri terjadi pemberian, terutama
 Klien mammpu pada dosis awal, dan
menunjukkan amati tanda-tanda dan
penggunaan gejala efek yang tidak
ketrampilan relaksasi diinginkan
 Ajarkan tentang
penggunaan analgesik,
strategi untuk
mengurangi efek
samping
PAIN LEVEL  Kolaborasi dengan
Setelah dilakukan tindakan dokter tentang obat,
keperawatan selama 2x24 dosis, rute
jam. Maka diharapkan pemberian/perubahan
nyeri akut dapat berkurang interval yang
dengan kriteria hasil: digunakan, membuat
 Pasien melaporkan rekomendasi khusus
nyeri berkurang (dari berdasarkan prinsip
skala 5 ke skala 1) equanalgesic(pedoman
 Pasien melaporkan untuk menentukan
durasi nyeri dosis)
berkurang
(<30 menit) PAIN MANAGEMENT
 Pasien melaporkan  Periksa pegetahuan
nyeri tidak lagi dan kepercayaan
menyebar ke daerah tentang nyeri
sekitar  Gunakan strategi
 Ekspresi muka komunikasi teraputik
terhadap nyeri untuk mengetahui
berkurang (ekspresi pengalaman sakit dan
muka meringis menyampaikan
menjadi tersenyum) penerimaan respons
pasien terhadap rasa
sakit
 Lakukan pemeriksaan
yang komprehensif
pada nyeri (lokasi,
karakter, onset/durasi,
frekuensi, kualitas,
keparahan nyeri dan
faktor pemicu nyeri
 Observasi
ketidaknyamanan
nonverbal
 Pertimbangkan
pengaruh budaya pada
respons nyeri
 Ajarkan metode
farmakologi terhadap
nyeri
 Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
rasa sakit
 Ajarkan tehnik
nofarmakologi (tehnik
relaksasi)

RELAXION THERAPY
 Jelaskan alasan
dilakuannya relaksasi
dan manfaat, batasan
dan jenis relaksasi
yang tersedia
 Monitor untuk saat ini
penurunan energi,
ketidaknyamanan
untuk konsentrasi/
gejala bersama lain
yang dapat
mengganggu
keampuan kognitif
untuk fokus pada
tehnik latihan
 Berikan penjelasan
rinci tentang intervensi
relaksasi yang dipilih
 Ciptakan lingkungan
yang tenang tanpa
gangguan dengan
pencahayaan redup
dan suhu nyaman, bila
memungkinkan
 Minta pasien dengan
posisi nyaman,
pakaian longgar dan
mata tertutup
 Evaluasi dan
dokumentasikan
respon dari terapi
relaksasi

EXERCISE
PROMOTION
 Explore pegalaman
latihan sebelumnya
 Tentukan motivasi
pasien untuk memulai
/ melanjutkan program
olahraga
 Explore halangan
untuk latihan
 Instruksikan pasien
untuk pemanasan
sebelum latihan dan
pendinginan setelah
latihan
 Ajarkan pasien untuk
mengindari cidera saat
latihan
 Monitor respon pasien
saat latihan
 Berikan feedback
positif untuk usaha
pasien dalam latihan
2. 13-06-17 Resiko infeksi MATERNAL STATUS: INFECTION CONTROL
15.00 dengan faktor POSTPARTUM  Berikan terapi
resiko prosedur Setelah dilakukan tindakan antibiotik
invasif keperawatan selama  Instruksikan pasien
perawatan. Maka untuk minum
diharapkan resiko infeksi antibiotik
dapat teratasi dengan  Ajarkan pasien dan
kriteria hasil: keluarga tentang tanda
 Pasien mengatakan dan gejala infeksi dan
lebih nyaman dengan kapan untuk
kondisinya sekarang melaporkan kepada
 Pasien dapat buang petugas kesehatan
air besar  Ajarkan pasien dan
 Pasien dapat keluarga cara
melakukan aktivitas bagaimana mencegah
mandiri infeksi
 Sarankan pasien untuk
RISK CONTROL: makan makanan yang
INFECTIOUS aman
PROCES
Setelah dilakukan tindakan INFECTION
keperawatan selama PROTECTION
perawatan. Maka  Monitor lokasi dan
diharapkan resiko infeksi area sekitar dari tanda
dapat teratasi dengan dan gejala infeksi
kriteria hasil:  Monitor kerentanan
 Pasien dapat mencari terhadap infeksi
informasi terkini  Pemeriksaan kulit dan
tentang pengendalian selaput lendir untuk
infeksi kemerahan,
 Pasien dapat kehangatan ekstrim,
mengidentifikasi atau drainase
faktor resiko infeksi  Periksa kondisi insisi
 Pasien dapat bedah
mengidentifikasi  Monitor perubahan
resiko infeksi dalam energi atau malaise
aktivitas sehari-hari (lemas, tidak nyaman)
 Pasien dapat  Dorong pasien unuk
memonitor kebiasaan meningkatkan
terkait dengan resiko mobilitas dan latihan
infeksi
 Paisen dapat
memonitor
lingkungan terkait
dengan resiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai