Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN KOMUDA

RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


Tanggal 8 – 10 Juni 2017

Oleh:

Asroru Mufida
20150320037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017
REFLEKSI KASUS

Nama : Asroru Mufida


NIM : 20150320037

NO KOMPONEN DESKRIPSI
1. Deskripsi Kejadian Pada hari pertama tanggal 8 juni 2017 pukul 07.30 saya
dan teman teman saya tiba di ruang multazam RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta, disitu saya menunggu
kedatangan pihak dari rumah sakit untuk di orientasi
komuda sebelum terjun langsung ke bangsal. Hari pertama
pada saat orientasi, kami diberikan 4 materi yaitu: PPI
(Pencegahan pengendalian Infeksi), perkenalan RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta, patient safety, dan tata tertib
mahasiswa di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pada
saat materi terakhir yaitu tata tertib mahasiswa di rumah
sakit, kami dibagi kelompok dan pemimbing nya di masing-
masing ruang. Pada pukul 13.45 kami selesai orientasi dan
saya bersama teman teman saya menuju ke ruang sakinah
atau ruang nifas untuk bertemu pembimbing yang akan
membagi sift untuk kami.
Pada hari kedua tanggal 9 juni 2017, saya dan teman saya
masuk sift pagi yaitu pukul 07.00 – 14.00 , saya dan teman
saya diberitahu bahwa di ruang sakinah terdapat 4 pasien
post partum, lalu saya ditugaskan untuk mengganti linen
tempat tidur, pemeriksaan TTV, pengukuran CRT,
pengkajian nyeri. Lalu perawat jaga melakukan pengkajian
luka dan perawatan luka pada luka post sectio caesarea.
Saya juga diajarkan menggambar kurva di rekam medis
klien, setelah itu saya melakukan pengkajian pola gordon
kepada salah satu pasien post partum di ruang sakinah.
Pada hari ketiga tanggal 10 juni 2017 saya dan teman saya
masuk sift siang yaitu pukul 14.00 - 21.00 WIB. Sebelum
pergantian sift kami melakukan doa bersama dan perawat
jaga melakukan deskripsi pasien untuk saat ini. Pada hari
ketiga saya jaga di ruang sakinah, pasien yang tersisa
tinggal 2 pasien. Di hari ketiga saya melakukan
pemeriksaan TTV,pemindahan klien post operasi sectio
caesarea. Lalu saya membantu memandikan bayi,
pemberian obat injeksi intravena dan melihat bayi yang
sedang dilakukan imunisasi hepatitis B dan memeriksa
reflek menghisap pada bayi untuk memudahkan pemberian
ASI.
Semua yang kami lakukan atau tindakan yang kami lakukan
tidak lupa untuk melakukan cuci tangan 6 langkah dan
memakai APD.
2. Eksplorasi Perasaan Pada hari pertama perasaan saya sangat senang karena saat
orientasi, pemateri dari pihak rumah sakit memberikan
materi yang sangat menarik dan itu merupakan hal yang
baru bagi saya.
Pada hari kedua dan hari ketiga perasaan saya sama seperti
hari pertama karena saya mendapatkan ilmu yang baru dan
perawat jaga di bangsal sakinah juga sangat baik dan ramah
tamah
3. Hal Positif dan Hal positif yang saya dapatkan di ruang sakinah yaitu para
Negatif Dari Kejadian perawat jaga sangat ramah tamah kepada tim kesehatan
yang lainnya dan juga terhadap pasien dan keluarga pasien.
Untuk APD sudah diterapkan ketika bertemu dengan
pasien.
Hal negatif yang saya temui pada saat jaga di ruang
sakinah yaitu ketika perawatan luka, perawat sudah
melakukan teknik perawatan dengan benar tapi ketika
menggunakan sarung tangan steril, perawat belum
menggunakannya secara benar, masih sama seperti
menggunakan sarung tangan bersih pada umumnya. Pada
saat menggunakan sarung tangan, bertemu pasien dan
sebelum melakukan tindakan seharusnya mencuci tangan
terlebih dahulu, tapi yang saya lihat perawat hanya mencuci
tangan setelah melakukan tindakan saja.
4. Analisa Kasus tidak cuci tangan sebelum melakukan tindakan
menurut saya kasus yang menarik karena seperti yang kita
tahun asda 5 moment cuci tangan yang penting yaitu
sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik,
setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien, setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Perawat tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
menurut saya karena yang perawat pikirkan, mereka tidak
ingin menyentuh bagian tubuh pasien, padahal
lingkungan/ruang tempat pasien tinggal itu juga terdapat
bakteri infeksius.
Hubungan kasus tidak cuci tangan dengan kompetensi
perawat yaitu dapat mencegah infeksi oleh perawat yang
benar-benar membersihkan tangan mereka pada saat-saat
penting dalam perawatan pasien.
Analisis yang saya lihat terkait kasus cuci tangan terhadap
aspek etik yaitu bahwa penyebaran infeksi dapat dicegah
dengan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan dan
tindakan keperawatan.
5. Kesimpulan Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika perawat semakin
sesuai dengan prosedur pelaksanaan cuci tangan maka
pasien akan cenderung tidak terjadi infeksi, dan begitu
sebaliknya.
6. Rencana Tindak Saya sebagai calon perawat, tindak lanjut kedepannya ada
Lanjut saya mengintrospeksi diri saya sendiri terkait moment
penting cuci tangan, ketika saya saya sudah benar maka
saya akan menegur ketika perawat lain tidak melakukan
moment penting cuci tangan.
Referensi

Hubungan Pelaksanaan Tindakan Cuci Tangan Perawat Dengan Kejadian Infeksi


Rumah Sakit di Rumah Sakit Sumber Waras Grogol oleh Zilpianus Alvadri Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Pengkajian Pola Gordon

1. PENGKAJIAN
A. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Nur Khayati
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Ngadisuryan KT 1/16 Yogyakarta RT 02 RW 01
Kelurahan Patehan Kecamatan Kraton DIY
Tanggal Masuk : 9 Juni 2017
Tanggal Pengkajian : 9 Juni 2017
No. RM : 685356
Diagnosa Medis : Post Partum
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. Wahyu Raditya Priyatna
Umur : 25 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Ngadisuryan KT 1/16 Yogyakarta RT 02 RW 01
Kelurahan Patehan Kecamatan Kraton DIY
B. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : kompos mentis
TB : 150 cm
BB sebelum hamil : 56 kg
BB setelah hamil : 68 kg
a. Pemeriksaan fisik
Kepala : simetris
Mata : konjungtiva merah
Hidung : tidak ada polip
Mulut : bersih
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 114/65 mmHg
Suhu : 36,2 oC
RR : 19 x/menit
Nadi : 90 x/menit
c. Pengkajian nyeri
P: penyebab timbulnya nyeri yaitu dengan gerakan.
Q: rasa nyeri seperti berdenyut dan kram.
R: lokasi nyeri di perineum dan menjalar ke area sekitar perineum.
S: skala nyeri 5 (sedang).
T: <30 menit.

C. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
 Keluhan utama pasien saat masuk rumah sakit adalah nyeri karena akan
melahirkan dan keluhan utama saat ini yang dirasakan adalah nyeri post
partum.

Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini


 Klien masuk rumah sakit karena sudah merasakan tanda-tanda ingin
melahirkan dan setelah 6 jam dilakukan operasi, pasien merasakan nyeri
karena terdapat jahitan post partum.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya


 klien diberikan obat untuk mengatasi nyerinya dan masih dalam perawatan
selama 24 jam.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami
 klien mengalami nyeri saat haid hari pertama.
Pernah dirawat
 klien pernah dirawat saat keguguran di masa lalu.

Alergi
 klien tidak memiliki alergi.

Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol)
 klien tidak memiliki kebiasaan merokok/kopi/alkohol
c. Riwayat penyakit keluarga
klien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
d. Diagnosa medis dan Terapi
Diagnosa medis post partum dan terapi farmakologi yaitu metronidazole 500
mg, amoxillin 500mg dan asam mefenamat 500mg.
D. Pola kebutuhan dasar
a. Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Sebelum pasien hamil klien bekerja di salah satu pabrik di yogyakarta, setelah
hamil klien resign dari pabrik tersebut karena klien tau akan pekerjaannya,
melihat dari riwayat masa lalu klien mengalami keguguran karena kelelahan
pada saat bekerja di pabrik tersebut.
b. Pola nutrisi
Saat klien hamil dan masuk rumah sakit pola makannya 3x dalam satu hari,
sebelum klien hamil dan sebelum masuk rumah sakit pola makannya 2x dalam
satu hari. Saat di rumah sakit pasien merasa ada nafsu makan tapi hanya
sedikit. Pola minumnya pasien baik, klien meminum air putih sebanyak 500ml
2x dalam satu hari.
c. Pola eliminasi (BAB dan BAK)
Pola eliminasi pasien sebelum dan sesudah yaitu:
BAK: 3x sehari. Warna jernih.
BAB: 1x sehari. Karakteristik lembek.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 

Latihan
 Saat klien hamil klien sering jalan kaki pada pagi hari, jalan kaki
dilakukan setiap hari.
e. Pola persepsi dan konsep diri
klien tidak cemas terhadap penampilan dirinya ketika berat bada bertambah
ketika masa kehamilan.
f. Pola istirahat dan tidur
Pola tidur klien saat hamil yaitu susah tidur dan sering terbangun di malam
hari. Susah tidur dirasakan saat hamil saja, tapi sebelum hamil klien merasa
tidurnya normal.
g. Pola peran dan hubungan
Klien memiliki orang dekat yaitu temannya di pabrik saat bekerja, ketika klien
memliki masalah, pasien hanya cerita kepada temanna di pabrik tersebut.
Tidak ada perubahan terbesar yang mempengaruhi hubungannya terhadap
rekan kerja di pabrik.
h. Pola seksual dan reproduksi
klien memiliki 1 anak dan memiliki riwayat keguguran saat masa lalu.
DATA FOKUS

Data Objektif Data Subjektif


 Keadaan umum: baik  klien mengatakan pernah mengalami
 Kesadaran : kompos mentis keguguran saat hamil anak pertama
 TB : 150 cm karena kelelahan bekerja.
 BB sebelum hamil : 56 kg  klien mengatakan penyebab timbulnya
 BB setelah hamil : 68 kg nyeri yaitu dengan gerakan.

 Kepala : simetrtis  klien mengatakan rasa nyeri seperti

 Mata : konjungtiva merah berdenyut dan kram.

 Hidung : tidak ada polip  klien mengatakan lokasi nyeri di

 Mulut : bersih panggul dan menjalar.

 Tekanan darah : 114/65 mmHg  klien mengatakan skala nyeri 5

 Suhu : 36,2 oC (sedang).

 RR: 19 x/menit  klien mengatakan waktu


berlangsungnya nyeri <30 menit.
 Nadi : 90 x/menit
 klien mengatakan Saat pasien hamil
 Pasien tampak lemas
makan 3x dalam satu hari, sebelum
 Aktivitas kebersihan, berpakaian
pasien hamil, setelah hamil pola
dibantu oleh keluarga.
makannya 2x dalam satu hari.
 Pasien mengkonsumsi obat obatan
 klien mengatakan minum air putih
metronidazole 500 mg, amoxillin
sebanyak 500ml 2x dalam satu hari.
500mg dan asam mefenamat 500mg.
 klien mengatakan nyeri di sekitar perut
 Pasien terlihat mengelus-elus bagian
bagian bawah saat haid pertama.
perut karena terasa nyeri.
 klien mengatakan BAK: 3x sehari.
 Pasien terlihat meringis
Warna jernih. BAB: 1x sehari.
Karakteristik lembek.
 klien mengatakan kemampuan makan
dan minum tidak dibantu dengan alat
dan orang lain
 klien mengatakan kemampuan mandi,
toileting dan berpakaian dibantu
dengan orang lain karena masih
terpasang infus dan masih terasa lemas
dan nyeri di bagian perineum.
 klien mengatakan ketika berpindah
tempat, pasien dibantu dengan orang
lain dan dibantu dengan alat.
 klien mengatakan tidak cemas terhadap
penampilan dirinya ketika berat badan
bertambah ketika masa kehamilan.
ANALISIS DATA

No Data fokus Masalah Etiologi Diagnosa


keperawatan
1. Do: Nyeri akut Agen cedera Nyeri akut b.d
 Pasien terlihat fisik (prosedur Agen cedera
mengelus-elus bedah) fisik (prosedur
bagian perut karena bedah) d.d
terasa nyeri. keluhan tentang
 Pasien terlihat intensitas nyeri
meringis (skala penilaian
 Tekanan numerik), sikap
darah:114/65 mmHg melindungi area
Suhu: 36,2 oC nyeri, ekspresi
RR: 19 x/menit wajah (nyeri)
Nadi: 90 x/menit
Ds:
 Pasien mengatakan
penyebab timbulnya
nyeri yaitu dengan
gerakan.
 Pasien mengatakan
rasa nyeri seperti
berdenyut dan kram.
 Pasien mengatakan
lokasi nyeri di
panggul dan
menjalar.
 Pasien mengatakan
skala nyeri 5
(sedang).
 Pasien mengatakan
waktu
berlangsungnya
nyeri <30 menit.
2. DO: Defisit perawatan nyeri Defisit
 Aktivitas kebersihan diri: mandi perawatan diri:
pasien dibantu oleh mandi b.d nyeri
keluarga. d.d
 Pasien tampak lemas ketidakmampuan
 Tekanan membasuk
darah:114/65 mmHg tubuh,
Suhu: 36,2 oC ketidakmampuan
RR: 19 x/menit mengakses

 Nadi: 90 x/menit kamar mandi.

DS:
 Pasien mengatakan
nyeri skala 5
 Pasien mengatakan
kemampuan mandi
dibantu dengan orang
lain karena masih
terpasang infus dan
masih terasa lemas
dan nyeri di bagian
perineum.

Prioritas diagnosa keperawatan:

1. Nyeri akut
2. Defisit perawatan diri: mandi
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tanggal/jam NOC NIC
keperawatan
1. 12 juni 2017/ Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Pain management
15.00 WIB Agen cedera fisik tindakan keperawatan - Kaji secara
(prosedur bedah) selama 3x24 jam komprehensif
d.d keluhan tentang maka diharapkan terhadap neri
intensitas nyeri nyeri akut dapat termasuk lokasi,
(skala penilaian teratasi dengan arakteristik,
numerik), sikap kriteria hasil : durasi, frekuensi,
melindungi area Pain control kualitas,
nyeri, ekspresi - Klien melaporkan intensitas nyeri
wajah (nyeri) nyeri berkurang dan faktor
- Klien dapat presipitasi
mengenal lamanya - Tentukan faktor
(onset) nyeri yang dapat
- Klien dapat memperburuk
menggunakan nyeri.
teknik non - Berikan informasi
farmakologis tentangnyeri
- Klien termasuk
menggunakan penyebab nyeri,
analgesik sesuai berapa lama nyeri
instruksi akan hilang,
Pain level antisipasi
- Klien melaporkan terhadap
nyeri berkurang ketidaknyamanan
- Klien tidak dari prosedur
tampak mengeluh - Ajarkan cara
dan menangis penggunaan terapi
- Ekspresi wajah nonfarmakologi
klien tidak (guided imagery)
menunjukan nyeri - Kolaborasi
pemberian
analgesik

2. 13 juni 2017/ Defisit perawatan Setelah dilakukan Self care assistance:


15.00 WIB diri: mandi b.d tindakan keperawatan ADLs
nyeri d.d selama 3x24 jam - monitor
ketidakmampuan maka diharapkan kemampuan klien
membasuk tubuh, defisit perawatan diri: untuk perawatan
ketidakmampuan mandi dapat teratasi diri secara
mengakses kamar dengan kriteria hasil : mandiri
mandi. Self care: activity of - kaji kebutuhan
daily living (ADLs) klien akan alat
- klien melaporkan bantu untuk ADL
bisa melakukan - dorong klien
ADL secara untuk melakukan
mandiri aktivitas sehari
- klien menyatakan hari yang normal
kenyamanan sesuai dengan
terhadap kemampuan yang
kemampuan untuk dimiliki.
melakukan ADLs

Anda mungkin juga menyukai