Anda di halaman 1dari 5

TATALAKSANA MEDIS DAN NON MEDIS SEPSIS PUERPERIUM

1. Isolasi dan Batasan pada Perawatan Ibu


Tujuan dari kegiatan ini adalah mencegah penyebaran infeksi pada ibu lain dan bayi
mereka. Prinsip-prinsip keperawatan dasar adalah penting bidan harus :
a) Merawat ibu di suatu ruang terpisah atau jika hal ini tidak mungkin, di pojok
bangsal, terpisah dengan pasien lain.
b) Menggunakan gown dan sarung tangan pada saat mengunjungi ibu dan gown serta
sarung tangan khusus ini hanya di pakai ketika berhadapan dengan ibu
c) Menyimpan satu set peralatan, alat makan, peralatan dapur lainnya hanya
digunakan untuk ibu dan memastikan bahwa peralatan ini tidak digunakan oleh
orang lain.
d) Mencuci tangan sampai bersih sebelum dan setelah mengurusi ibu.
2. Pemberian Dosis Tinggi AntibiotikBerspektrum Luas
Kegiatan ini biasanya diresepkan oleh dokter. Jika di tempat tersebut tidak tersedia
dokter, petugas kebidanan harus mengetahui cara meresepkan dan memberikan obat-
obatan yang tepat. Jika secara hukum tidak memungkinkan peraturan tersebut harus
dikaji kembali.
Ibu akan meninggal akibat sepsis puerperalis jika terapi antibiotik yang tepat
tidak diberikan sedini mungkin. Tujuan pemberian antibiotik adalah memulai
pengobatan dengan segera dan menghentikan penyebaran infeksi lebih lanjut.
Pilihan antibiotik
Jika ibu tidak sangat sakit (misalnya tidak demam atau hanya demam ringan,
denyut tidak sangat tinggi, status kesadaran normal).
Program pengobatan yang berguna adalah :
a) Amoxilin 1 gram stat pe oral di ikuti dengan 500 mg setiap 8 jam selama tujuh hari
+ metronidazole 400 atau 500 mg setiap 8 jam selama tujuh hari, atau
b) Amoxilin 1 gram stat peroral di ikuti deggan 500 mg setiap 8 jam selama tujuh hari
+ tetrasiklin 1 gram statper oral di ikuti dengan 500 mg setiap 6 jam selama tujuh
hari.

Jika ibu sangat sakit (misalnya demam sangat tinggi, denyut cepat, konfusi).
Sering kali lebih dari satu jenis bakteri yang menyerang. Suatu kombinasi
antibiotik harus diberikan untuk memberi cakupan seluas mungkin
Metronidazole dan kloramfenikol sangat efektif untuk melawan klamidia dan bakteri
lain yang resisten terhadap antibiotic lain. Metronidazole harus diberika jika ibu telah
menjalani sekseio sesaria atau jika anda mencurigai adanya infeksi klamedia.
Program pengobatan yang membantu :
· Benzilpenisilin 5 juta IU IV stat di ikuti dengan 2 juta IU setiap 6 jam +
gentamisin 100 mg stat IM di ikuti 80 mg setiap 8 jam + metronidazole 400 mg atau
500 mg per ora setiap 8 jam, atau
· Ampisilin 1 gram IV stat di ikuti dengan 500 mg IM setiap 6 jam + metronidazole
400 atau 500 mg per oral setiap 8 jam, atau
· Benzilpenisilin 5 juta IU IV stat di ikuti dengan 2 juta IU setiap 6 jam +
gentamisin 100 mg stat IM di ikuti dengan 80 mg setiap 8 jam, atau
· Benzilpensilin 5 juta IU IV stat di ikuti dengan 2 juta IU setiap 6 jam +
kloramfenikol 500 mg setiap 6 jam.
Tindak lanjut :
Jika ibu tidak membaik setiap setelah 48 jam atau laporan laboratorium
menyatakan bahwa bakteri resiten terhadap antibiotikini, antibiotik harus di ganti.
Jika mengganti antibiotik sampai Anda memikirkan :
· Apakah diagnosis terdahulu benar?
· Apakah terdapat abses di suatu tempat ?
Tetanus Toksoid
Jika ada kemungkinan ibu terserang tetanus (akibat kotoran sapi, lumpur atau
ramuan dimasukkan kedalam vagina) dannada keraguan ada riwayat vaksinasi
nya, maka berikan tetanus toksoid.
3. Pemberian cairan yang banyak
Tujuan pemberian cairan ini adalah memperbaiki atau mencegah dehidrasi dan
membantu menurunkan demam.
Pada kasus-kasus berat, penting untuk memberikan cairan intravena terlebih
dahulu. Jika ibu sadar dan tidak ada indikasi yang menunjukan perlunya pemberian
anastesi umum pada beberapa jam selanjutnya, ia juga harus diberikan cairan oral. Pada
kasus kasus ringan tambahkan asupan cairan oral.

4. Pengeluaran fragmen plasenta yang tertahan


Fragmen plasenta yang tertahan dapat menjadi penyebab terjadinya sepsis
puerperalis curigai keadaan ini jika uterus lunak dan membesar,dan jika lokea
berlebihan dan mengandung bekuan darah.ibu harus segera dirujuk ke fasilitas yang
mempunyai peralatan dan petugas perawatan kesehatan terlatih untuk melakukan
kuretase.

5. Pemberian asuhan keperawatan yang terlatih


Berikut ini adalah hal-hal yang penting :
· Menganjurkan ibu untuk beristirahat di tempat tidur
· Memantau tanda-tanda vital
· Mengukur asupan dan pengeluaran
· Menjaga agar catatan tetap akurat
· Mencegah penyebaran infeksi dan infeksi silang

ASUHAN KEPERAWATAN SEPSIS PUERPERIUM


PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara
masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
2. Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat
ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien
5. Pola kebiasaan
a. Aktivitas / istirahat
Malaise, letargi. Kelelahan dan/ atau keletihan yang terus menerus (persalinan
lama, stresor pascapartum multipel).
b. Sirkulasi
Takikardia dari dengan berat bervariasi.
c. Eliminasi
Diare mungkin ada. Bising usus mungkin tidak ada jika terjadi paralitik ileus.
d. Integritas ego
Ansietas jelas (peritonitis)..
e. Pernafasan
Pernafasan cepat/dangkal (berat/proses sistemik).
f. Keamanan
Suhu: 100,4ᵒ F (38,0ᵒ C) atau terjadi lebih tinggi pada dua hari terus menerus, diluar
24 jam pasca partum adalah tanda infeksi. Namun suhu lebih tinggi dari 101ᵒ F
(38,9ᵒ C) pada24jam pertama menandakan berlanjutnya infeksi. Demam ringan
kurang dari 101ᵒ F menunjukkan infeksi insisi, demam lebih tinggi dari 102 ᵒ F
(38,9ᵒ C) adalah petunjuk atau infeksi lebih berat (misalnya salpingitis, parametritis,
peritonitis). Dapat terjadi menggigil, menggigil berat atau berulang(seringberakhir
30-40 menit), dengan suhu memuncak sampai 104ᵒF, menunjukkan infeksi pelvis,
tromboflebitis atau peritonitis. Melaporkan pemantauan internal, pemeriksaan
vagina intra partum sering, kecerobohan pada teknik aseptik.
g. Reproduksi
Pecah ketuban dini atau lama, persalinan lama (24 jam / lebih). Retensi produk
konsepsi, eksplorasi uterus atau pengangkatan plasenta secara manual, atau
hemoragi pasca partum. Tepi insisi mungkin kemerahan, edema, keras, nyeri tekan,
atau memisah dengan drainase purulen atau cairan sanguinosa. Lokea mungkin bau
busuk, tidak ada bau (bila infeksi oleh streptokokal beta hemolitik), banyak atau
berlebihan.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


a. Resiko syok d/d sepsis
SLKI SIKI
Setelah dilakukan askep selama Intervensi utama
1x24 jam diharapkan resiko syok  Pencegahan syok
dapat teratasi dengan kriteria hasil : Observasi
1. TTV dalam rentang normal 1. Monitor status
2. Tingkat kesadaran kardiopulmunal
meningkat 2. Monitor status
3. Saturasi oksigen dalam oksigenasi
rentang normal 3. Monitor status cairan
4. Monitor tingkat
kesadaran dan respon
pupil
5. Periksa riwayat alergi
Terapeutik
1. Berikan oksigen untuk
mempertahankan
Saturasi oksigen >97%
2. Persiapkan intubasi dan
ventilasi Mekanik jika
perlu
3. Pasang jakur iv, jika
perlu
4. Pasang kateter urine
untuk menilai produksi
urine, jika perlu
5. Lakukan skin test untuk
mencegah alergi
Edukasi
1. Jelaskan penyebab atau
faktor resiko syok
2. Jelaskan tanda dan gejala
awal syok
3. Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
4. Anjurkan menghidari
alergen
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian iv
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika
perlu
3. Kolaborasi pemberian
antiinflamasi jika perlu

Anda mungkin juga menyukai