Anda di halaman 1dari 7

KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN PADA KASUS MALPRKTIK

KEPERAWATAN DALAM KOLABORASI PEMBERIAN OBAT

Di susun oleh :
KELOMPOK 6 :

1. Badru salam : 08180100236


2. Sihmulyaningtyas.P : 08180100259
3. Nurherlia : 08180100286
4. Yitno Widodo : 08180100256
5. Widi Tresna N : 08180100254
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumah sakit sebagai organisasi badan usaha di bidang kesehatan mempunyai


peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Karenanya rumah sakit dituntut untuk mampu mengelola kegiatannya dengan
mengutamakan tanggung jawab para profesional di bidang kesehatan khususnya tenaga
medis dan keperawatan dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Oleh karena
itu, kualitas pelayanan sangat penting dalam meningkatkan kepuasan pasien karena
pasien merupakan penilai terakhir dari kualitas.

Menurut Anggarawati, Tuti (2016), keperawatan merupakan komponen garis


terdepan dalam pemberi pelayanan kesehatan sangat menentukan baik buruknya citra
suatu rumah sakit. Sehingga mutu pelayanan keperawatan merupakan daya ungkit yang
besar dalam mutu pelayanan kesehatan. Sekitar 40% tenaga keperawatan
mempengaruhi kinerja sebuah rumah sakit ataupun pelayanan kesehatan secara
langsung. Namun tidak selamanya layanan medis dan keperawatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan di rumah sakit dapat memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan. Ada kalanya terjadi kelalaian tenaga kesehatan yang menimbulkan
malapetaka yang dapat menuntut ganti rugi dari pihak pasien dan keluarga seperti
malpraktik.

Menurut Prijatmoko tahun 2013, malpraktik adalah tindakan yang dilakukan


secara sengaja dikarenakan adanya motif tertentu yang melanggar kode etik profesi dan
undang-undang ataupun merupakan tindakan ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang
hati-hati, acuh, sembrono, sembarangan, yang tidak peduli dengan kepentingan orang
lain walaupun akibat yang ditimbulkan bukan menjadi tujuannya. Disamping ada
kelalaian, ada juga kecelakaan yang menimbulkan kerugian pada pasien.

Perawat sebagai salah satu tenaga paramedis yang bertugas memberikan


pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum dan rumah sakit bertugas memberikan
pelayanan kesehatan atau memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
keterampilan dan keahlian yang dimilikinya. Perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan terdapat beberapa peran. Pertama, perawat memiliki peran dalam mengatasi
masalah yang dihadapi pasien. Kedua, perawat memiliki tanggung jawab dalam
memberikan penyuluhan kepada pasien/klien. Ketiga, perawat memiliki peran dalam
menjamin dan memantau kualitas asuhan keperawatan. Keempat, perawat memiliki
tugas sebagai peneliti dalam upaya untuk mengembangkan body of knowledge
keperawatan. (Purnawan, Hudi, 2017)

Namun dari data Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang dikutip dari
Purnawan, Hudi tahun 2017 masih banyak terjadi kasus malpraktik keperawatan di
Indonesia pada tahun 2010-2015 yaitu sekitar 485 kasus. Dari 485 kasus malpraktik
tersebut, 357 kasus malpraktik administratif, 82 kasus perawat yang tidak memberikan
prestasinya sebagaimana yang disepakati dan termasuk dalam malpraktik sispil, dan 46
kasus terjadi akibat tindakan medik tanpa persetujuan dari dokter yang dilakukan
dengan tidak hati-hati dan menyebabkan luka serta kecacatan kepada pasien atau
tergolong dalam malpraktik kriminal dengan unsur kelalaian.

Adapun hasil laporan DepKes dalam jurnal Fatimah, 2016 dilaporkan bahwa
insiden keselamatan pasien paling banyak terjadi di Indonesia adalah kesalahan
pemberian obat. WHO menyebutkan bahwa pemberian injeksi yang tidak aman yaitu
pemberian injeksi tanpa alat yang steril, berkontribusi 40% di seluruh dunia,
diprediksikan 1,5 juta kematian di USA setiap tahun disebabkan pemberian injeksi
yang tidak aman atau insiden keselamatan pasien (IKP).
Kesalahan tindakan kolaborasi pemberian obat oleh dokter kepada perawat
salah satunya yaitu pemberian obat dapat terjadi jika perawat tidak menerapkan prinsip
benar dalam pemberian obat. Menurut Berman et al, Potter & Perry, pemberian obat
ada prinsip 10 benar yaitu obat, dosis, pasien, rute, waktu, informasi, kadaluarsa,
pengkajian, evaluasi dan dokumentasi. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang dalam menerapkan prinsip benar ini untuk meningkatkan keselamatan
pasien.

Oleh karena hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai
kode etik profesi keperawatan pada kasus malpraktik keperawatan dalam kolaborasi
pemberian obat.
AH, ABDUL AZIZ. "Tinjauan Kriminologi Mengenai Malpraktik Medik Yang Dilakukan Oleh
Perawat." Legal Opinion 2, no. 2 (2014).

Fatimah, Fatma Siti, and Elsye Maria Rosa. "Efektivitas Pelatihan Patient Safety; Komunikasi
S-BAR pada Perawat dalam Menurunkan Kesalahan Pemberian Obat Injeksi di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II." Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia 2.1 (2016):
32-41.

Purnawan, Hudi, and Hari Wujoso. Diskresi Pelimpahan Wewenang Tindakan Medik Dari
Dokter Kepada Perawat (Studi di Kotawaringin Timur). Diss. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2017.

Anggarawati, Tuti, and Novita Wulan Sari. "Kepentingan bersama perawat-dokter dengan
kualitas pelayanan keperawatan." Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 12.1 (2016).

Prijatmoko, Dwi. “Malpraktik Yuridis, Administrasi dan Etika” Jember University, Jember,
2013.
KASUS ETIKA KEPERAWATAN PADA KASUS MALPRAKTIK OLEH
PERAWAT BH DAN Y, SALAH PEMBERIAN DOSIS OBAT PADA ANAK D (5
TAHUN ) DI IGD RSUD MANOKWARI.

Berdasarkan pasific.com, Pada Tgl 29 Desember 2017 An D ( 5 Tahun) datang ke igd


RSUD manokawri dengan keluhan sakit perut, kemudian korban diperiksa tenaga
medis dan didiagnosa penyakit Malaria Vivax, Tgl 30 Desember 2017, korban datang
lagi ke IGD untuk menjalani perawatan dan di berikan Paracetamol infus 100 ml
sebanyak 1 botol, pada siang hari nya, sekitar pukul 12.00 WIT, Paracetamol infus 100
ml yang di berikan itu habis, kemudian perawat kembali memberi Parasetamol infus
100 ml ( mengandung 1000 mg ) kepada An.D sebanyak 1 botol.

Pada Tgl 31 Desember 2017, sekitar pukul 03.00 WIT dini hari, ibu pasein hendak
melapor pada perawat pengganti apabila parasetamol infus yang diberikan untuk
korban sudah hampir habis. Menurut ibu pasien, saat itulah perawat pengganti yang
bertugas terkejut, karena menerima laporan dari kliennya bahwa korban sudah
menghabiskan 2 botol Parasetamol infus sekaligus dalam kurun waktu 12 jam tanpa
dicampur. Akibat over dosis itulah pasien mengalami nyeri perut, muntah-muntah,
lemas, pucat, dan keringat bercucuran deras tanpa henti, pasien kemudian dirujuk ke
RS Siloam Karawaci untuk emndapatkan perawatan intensif

Menurut keterangan dr. A ( orang tua korban ) letak kesalahan perawat BH dan Y
karena bertindak tidak sesuai prosedur, seharusnya 200 mg Parasetamol infus dosis
yang di berikan dokter anak pada korban, tapi mereka memberikan 2.000 mg
Parasetamol, jadi tidak sesuai dosis dari dr anak.

Terkait kejadian tersebut pihak keluarga sudah membuat laporan polisi, sudah
melayangkan 2 kali somasi ke pihak RS tapi belum menemukan titik temu aatau respon
dari RS, dan dalam waktu dekat akan melayangkan gugatan hukum perdata terhadap
RS.

PEMBAHASAN KASUS
Permasalahan etika dalam praktek keperawatan pada kasus datas

1. Malpraktik
Dalam profesi kesehatan malpraktek menunjuk pada kelalaian dari seorang
dokter atau perawat dalam empergunakan tingkat kepandaian dan ilmu
pengetahuannya untuk mengobati dan merawat pasien. Malpraktek juga dapat
diartikan sebagai tidak terpenuhi nya perwujudan hak-hak masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang baik, Kasus di atas termasuk ke dalam malpraktik
kriminal ( pidana ) yang merupaka kesalahan dalam menjalankan praktek yang
berkaitan dengan pelanggaran UU Hukum “ pidana “ yaitu seperti
menyebabkan pasien meninggal / luka karena kelalaian.
Perawat Bh dan Y memberikan dosis obat yang melebihi dosis yang di sarankan
dr sehingga menyebabkan anak mengalami keluhan yang disebutkan d atas
2. Kelalaian
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain ( Sampurno,2005), di lihat
dari kelalaian menurut Sampurno, Bentuk kelalaian di atas masuk kedalam
mafeasance yaitu melakukan tindakan keperawatan yang melanggar hukum
atau tidak tepat/ layak. Misal : melakukan tindakan tanpa indikasi yang
memadai / tepat, pada kasus di atas perawat lalai mengingat dosis obat yang di
saran kan dr yaitu sebanyak 200 mg dan tidak melihat lebih dalam isi
kandungan mg per botol parasetamol.

Anda mungkin juga menyukai