Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
“ Perubahan Spiritual, Sosial, dan Kultural pada Lansia ”

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Wahyu Arie Pratiwi (21116007)
2. Mia Silviana (21116046)
3. Gisella Rara Aliande A (21116043)
4. Etika Nurasiah (21116009)
5. Prayoga Wiguna (21116031)
6. Wiratama Ibnu Prananto (21116019)
7. Riska Patmawati (21116002)
8. Agung Wibowo (21116049)
9. Riska Romayanti (21116015)
10. Akhmad Syoferi (21116038)

Dosen Pembimbing :
Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas
segala rahmat dan karunia-nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini akan membahas tentang “Perubahan Spiritual, Sosial, dan
Kultural pada Lansia”.
Walaupun kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah yang kami buat.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak
untuk perbaikan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermaanfaat bagi yang
membaca khususnya mahasiswa STIKes Muhammadiyah Palembang.

Palembang, 1 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ................................................................................. 1
B.Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lansia ............................................................................ 2
B. Fisiologis Lansia .............................................................................. 2
C. Batasan Lansia ................................................................................. 2
D. Perubahan-Perubahan pada Lansia.................................................. 3

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan .................................................................................... 7
B.Saran ............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi
tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses
menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh.

B. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari mata
kuliah Keperawatan Gerontik dan agar dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa/i STIKes Muhammadiyah
Palembang mengenai Perubahan Spiritual, Sosial, dan Kultural pada Lansia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi
tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses
menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh.

B. Fisiologi Lansia
Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus secara
alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya dan umunya dialami
seluruh makhluk hidup. Menua merupakan proses penurunan fungsi struktural tubuh
yang diikuti penurunan daya tahan tubuh. Setiap orang akan mengalami masa tua,
akan tetapi penuaan pada tiap seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor herediter,
nutrisi, stress, status kesehatan dan lain-lain (Tamher, 2009).

C. Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/biologis
menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59,

2
lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90
tahun, dan usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun. Pembagian umur berdasarkan
pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah
berumur 65 tahun ke atas. (Nugroho, 2000).
Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1965 Pasal 1 seseorang dapat
dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah bersangkutan mencapai
umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Undang-
Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.

D. Perubahan pada Lansia


Menua merupakan suatu proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Penuaan akan terjadi hampir pada semua sistem tubuh, namun tidak semua sistem
tubuh mengalami kemunduran fungsi pada waktu yang sama. Perubahan-perubahan
yang terjadi akibat proses penuaan adalah sebagai berikut : Perubahan Fisik;
Perubahan Psikologis; Perubahan Spiritual; Perubahan Sosial; dan Perubahan
Kultural. (Maryam, 2008).
Pada makalah ini kami hanya akan membahas tentang Perubahan spiritual,
sosial, dan kultural.

1. Perubahan Spiritual
Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin matangnya
kehidupan keagamaan lansia. Agama dan kepercayaan terintegrasi dalam kehidupan
yang terlihat dalam pola berfikir dan bertindak sehari-hari. Perkembangan spiritual
yang matang akan membantu lansia untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif
dalam kehidupan, maupun merumuskan arti dan tujuan keberadaannya dalam
kehidupan.
Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia untuk
menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, serta merumuskan arti dan
tujuan keberadaannya di dunia. Rasa percaya diri dan perasaan berharga terhadap
dirinya akan mampu membuat lansia merasakan kehidupan yang terarah, hal ini dapat

3
dilihat melalui harapan, serta kemampuan mengembangkan hubungan antara manusia
yang positif.
Kebutuhan spiritual pada lansia tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor,
salah satunya adalah faktor usia yang sudah mulai renta dan kondisi tidak aktif karena
sudah tidak bekerja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan spiritual lansia adalah dengan melibatkan peran keluarga sebagai orang
terdekat, diharapkan keluarga mampu untuk mencurahkan segala perhatiannya bagi
kesejahteraan lansia, khususnya kesejahteraan spiritual mereka.
Kebutuhan spiritual pada usia lanjut adalah kebutuhan untuk memenuhi
kenyamanan, mempertahankan fungsi tubuh dan membantu untuk menghadapi
kematian dengan tenang dan damai. Lingkup asuhannya berupa preventif dan caring.
Preventif merupakan upaya yang dilakukan dengan mengadakan penyegaran dan
pengajian. Caring merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam kegiatan spiritual
lansia untuk saling belajar menerima keadaan, dan memberikan dukungan, spirit
untuk bisa menerima ketika menghadapi kematian. Kebutuhan keperawatan gerontik
adalah memperoleh kesehatan optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya
dan menghadapi ajal.
Spiritualitas yang matang akan mengantarkan seseorang bisa menempatkan
diri pada tempat yang sesuai dan melakukan hal yang seharusnya dilakukan, serta
mampu menemukan hal-hal yang istimewa. (Tamher, 2009).

2. Perubahan Sosial
Proses penuaan yang terjadi pada lansia akan mengalami suatu perubahan
sosial, lansia akan merasa malu dan tidak berdaya ketika akan melakukan
sosialisasi terhadap lingkungan disekitarnya dibandingkan dengan yang dulu yang
terjadi masih muda.
Perubahan sosial yaitu nilai pada seseorang yang sering diukur melalui
produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang tersebut dalam pekerjaan.
Ketika seseorang sudah pensiun, maka yang dirasakan adalah pendapatan berkurang,
kehilangan status jabatan, kehilangan relasi dan kehilangan kegiatan, sehingga dapat
timbul rasa kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial serta perubahan cara
hidup (Maryam, 2009).

4
3. Perubahan Kultural
Terdapat beberapa perubahan kultural yang dapat terjadi pada lansia, sebagai
berikut :
a. Kolektivitas Etnis
Kolektivitas Etnis adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan
identitas dan memiliki standart perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan
dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang
menentukan jalan ikiran dan perilaku mereka (Nugroho, 2008).

b. Syok Budaya
Syok Budaya adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang
latar belakang kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak
ada yang menolong ketidaknyamanan dan kondisi disoirentasi yang dialami
oleh orang luar yang berusaha beradaptasi secara komprehensif atau secara
efektif dengan kelompok yang berbeda akibat akibat paraktek nilai-nilai dan
kepercayaan.(Nugroho, 2008).
Perawat dapat mengurangi shock budaya dengan mempelajari tentang
perpedaan kelompok budaya dimana ia terlibat. Pemting untuk perawat
mengembangkan hormat kepada orang lain yang berbeda budaya sambil
menghargai perasaan dirinya. Praktik perawatan kesehatan memerlukan
toleransi kepercayaan yang bertentangan dengan perawat (Nugroho, 2008).

c. Pola Komunikasi
Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan
bahasa ang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara
untuk melihat isi dari budaya. Menurut Kluckhohn,1972, bahwa tiap bahasa
adalah merupakan jalan khusus untuk meneropong dan interprestasi
pengalaman tiap bahasa membuat tatanan seluruhnya dari asumsi yang tidak
disadari tetang dunia dan penghidupan. Kendala untuk komunkasi bisa saja
terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang sama. Perawat
kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana,

5
bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menagkap. Sangat penting untuk
menentukan ahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti maksudnya.
(Nugroho, 2008).

d. Jarak Pribadi dan Kontak


Jarak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan fleksibel. Pengertian
tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan
proses pengkajian dan peningkatan interaksi perawat klien. Profesional
kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai ijin keseluruh daerah badan
klien. Kontak yang dekat sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik,
perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan mengenal
kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuatu untuk melindungi hak
privasi (Maryam, 2009).

e. Pandangan Sosiokultural tentang Penyakit dan Sakit


Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cra
memberi etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada
siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah – masalah kesehatan dan
berapa lama mereka berada dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh
faktor – faktor budaya, maka terdapat variasi dari perilaku pelayanan
kesehatan, status kesehatan, dan pola – pola sakit dan pelayanan didalam dan
diantara budaya yang berbeda – beda (Maryam, 2009).
Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial
dan biologis individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan
akseptabilitas status kesehatan atau perubahab kondisi yang tidak bisa
diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status kesehatan saling
keterkaitkan dan sistem kesehatan (Maryam, 2009) .

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional.
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat proses penuaan adalah sebagai
berikut : Perubahan Fisik; Perubahan Psikologis; Perubahan Spiritual; Perubahan
Sosial; dan Perubahan Kultural.
Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin matangnya
kehidupan keagamaan lansia. Perubahan sosial yaitu nilai pada seseorang yang sering
diukur melalui produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang tersebut dalam
pekerjaan. Pada perubahan kultural biasanya lansia lebih memilih untuk berkumpul
pada orang-orang yang memiliki budaya yang sama dan usia yang tidak jauh berbeda
dari dirinya sendiri.

B. Saran
Dari makalah ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan terutama bagi
Mahasiswa/i STIKes Muhammadiyah Palembang dalam menambah pengetahuan
dan pemahaman mengenai Perubahan Spiritual, Sosial, dan Kultural pada Lanjut
Usia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Tamher, S. dan Noorkasiani. 2009. “ Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan


Asuhan Keperawatan. ” Jakarta : Salemba Medika.

Nugroho, H. wahjudi. 2008. “ Keperawatan Gerontik dan Geriatrik edisi 3 ”.


Jakarta : Salemba Medika.

Maryam, R. siti, dkk. 2008. “ Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. ”


Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai