BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan prostat. USG juga sering dipakai oleh karena non-invasif, tidak
memerlukan persiapan apapun.
d. Foto Polos Abdomen
Baiknya dilakukan tanpa puasa karena dehidrasi akan
memperburuk fungsi ginjal. Menilai bentuk dari besar ginjla apakah
ada tidaknya batu atau obstruksi lain.
e. Pielografi Intra Vena (PIV)
Pada pasien yang sudah gagal ginjal lanjut tidak lagi
bermanfaat karena ginjal tidak dapat mengeluarkan kontras dan pada
gagal ginjal kronis ringan mempunyai resiko penurunan faat ginjal
lebih berat. Dapat dilakukan dengan cara intravenous infusion
pyenglography, untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.
f. Pemeriksaan Pielografi Retrogad
Pemeriksaan ini dilakukan kalau dicurigai ada obstruksi yang
reversibel.
g. Pemeriksaan Foto Dada
Adanya tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluit
overload), efusi pelura, kardiomegali, dan efusi perikardial. Tidak
jarang ditemukan juga infeksi yang lebih spesifik oleh karena
penurunan imunitas ditubuh (Diyono & Mulyanti, 2019)
Pencegahan primer:
a. Terapi dengan obat-obatan
b. Transpantasi ginjal
c. Dialisis
d. Gaya hidup sehat (Kemenkes RI, 2017).
B. Hemodialisa
17
1. Definisi
Hemodialisa berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialisa
yang berarti menyaring atau mengeluarkan sisa (Diyono & Mulyanti,
2019). Hemodialisis didefinisikan suatu proses pengubahan komposisi
solut darah oleh larutan lain (cairan dialisat) melalui membran
semipermiabeel (membran dialisi). Hemodialisa adalah adalah proses
pemisahan atau penyarigan atau pemberishan darah melalui suatu
membran yang semipermeabel yang dilakukan pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal. Tujuan hemodialisa adalah untuk mengeluarkan
zat-zat nirtogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan cairan
yang berlebihan.
Gambar 2.1
2. Tujuan Hemodialisa
Tujuan hemodialisa adalah untuk mengeluarkan zat-zat nirtogen
yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan cairan yang berlebihan,
dan menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi (mebuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum,kreatinin, dan sisa metabolisme
yang lain), menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh
yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat, meningkatkan
18
3. Indikasi Hemodialisa
Hemodialisa diindikasikan terhadap pasiem dalam keadaan yang
memerlukan terapi jangka pendek atau untuk sementara sampai fungsi
ginjalnya membaik maupun jangka panjang (pasein gagal ginjal tahap
akhir), hemodialisa dilakukan apabila ada keadaan sebagai berikut:
a. Kelebihan (overload) cairan ekstraseluler yang sulit dikendalikan,
b. Hiperkalemia yang refrakter terhadap restriksi diit dan terapi
farmakologi,
c. Asidosis metabolik yang refrakter terhadap pemberian terapi
bikarbonat
d. Hiperposfatemia yang refrakter terhadap restriksi diit dan terapi
pengikat posfat,
e. Anemia yang refrakter terhadap pemberian eritropoietin dan besi.
f. Adanya penurunan kapasitas fungsional atau kualitas hidup tanpa
penyebab yang jelas,
g. Penurunan berat badan atau malnutrisis terutama apabila disertai
gejala mual, muntah, atau adanya bukti gastroduodenitis,
m. Adanya gangguan neurologis, pleuritis atau perikarditis yang tidak
disebabkan oleh penyebab lain, serta diatesis hemaragik dengan
pemanjangan waktu perdarahan (Diyono & Mulyanti, 2019)
4. Kontraindikasi Hemodialisa
Kontraiindikasi absolut untuk dilakukan hemodialisa aalah apabila
tidak didapatnya akses vaskular. Kontraindikasi realatif adalah apabila
ditemukan adanya kesulitan akses vaskular, fobia terhadap jarum, gagal
jantung, dan kaogulopati.
19
Pada saat ini lah bakteri masuk kedalam tubuh dan menyebar
melalui darah, berpotensi menyebabkan kegagalan organ multiple.
c) Kram Otot
Sering terjadi pada saat hemodialisa beberapa faktor pencetus
yang dihubungkan dengan keram otot adalah adanya gangguan
perfusi otot karena pengambilan cairan yang agresif dan
pemakaian dialisat rendah sodium.
d) Kulit yang Gatal
Hal ini dikarenakan adanya penumpukan mineral dalam tubuh
antara sesi dialisis.
7. Komponen Hemodialisis
a. Mesin Hemodialisis
Mesin yang dibaut dengan sistem komputerisasi yang berfungsi untuk
mengatur dan memonitoring yang penting untuk mencapai adekuasi
hemodialisa.
b. Dializer
Merupakan ginjal buatan (artificial kidneys) yang terbuat dari hallow-
fiber atau membran selulosa yang semipermiabel. Terdapay 4 jenis
membran dialiser yaitu selulosa, selulosa yang diperkaya, selulosa
sintetik, dan membran sintetik. Alat yang digunakan untuk
mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, jika fungsi kedua ginjal sudah
tidak memadai lagi mengeluarkan racun atau toksin di dalam tubuh,
mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Dialisat
Cairan yang terdiri dari air, elektrolit dan zat zat lain yang mempunyai
tekann osmotik yang sama dengan darah. Cairan yang membantu
mengeluarkan sampah seperti ureum dan creatinin dan kelebihan
elektrolit seperti sodium dan kalium dari dalam darah pasien.
21
d. AksesVaskular
Adalah pembuluh darah dari pasien yang akan digunakan untuk
mengeluarkan darah menuju dialiser ketubuh pasien. Pebuluh darah
harus dipilih secara tepat sehingga memungkinkan kuat dan aman
untuk dilewati cairan 200-800 ml/menit dalam waktu 4-6jam
(Diyono & Mulyanti, 2019) Jalan untuk darah meninggalkan tubuh.
Dua buah jarum ditusuk pada akses setiap kali tindakan, satu jaum
membawa darah kotor keluar tubu dan jarum lain membawa darah
bersih kembali ke tubuh.
e. Quick of Blood
Banyak nya darah yang dapat dialirkan dalam satuan menit daan salah
satu faktor yang mempengaruhi bersihan ureum. Dasar peraturan Qb
rata-rata adalah 4kali berat badan pasien. Qb yang disarankan untuk
pasin menjalani hemodialisa selama 4jam adalah 250-400mL/menit.
8. Penatalaksanaan Hemodialisa
Diet dan masalah cairan Merupakan bagian penting bagi pasien
hemodialisa mengingat adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak
tidak mampu mengekresikan produk akhir metabolisme, substansi yang
bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum asien dan bekerja sebagai
toksik.
Pasein hemodialisa harus mendapat asupan makanan yang cukup
agar tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor yang
penting untuk terjadinya kematian pada pasien hemodialisis. Asupan
protein diharapkan 1-1,2gr/kgBB/hari dengan 50% terdiri atas asupan
protein dengan nilai biologis tinggi.
Asupan cairan pasien gagal ginjal kronik tahap lanjut harus diawasi
dengan seksama. Parameter yang tepat untuk diikuti selain data asupan
dan pengeluaran cairan yang dicatat dengan tepat adalah pengukuran berat
badan harian. Asupan yang bebas dapat menyebabkan beban sirkulasi
22
9. Komplikasi Hemodialisa
Komplikasi hemodialisa terbagi menjadi dua yaitu komplikasi yang
berhubungan dengan prosedur dialisis dan komplikasi yang berhubungan
dengan penyakit ginjal.
a. Komplikasi yang berhubungan dengan prosedur dialisis:
a) Hipotensi
b) Sakit kepala
c) Mual muntah
d) Demam
e) Menggigil
f) Keram otot
g) Nyeri dada
h) Insomnia
i) Keletihan
b. Komplikasi yang berhubungan dengan penyakit ginjal :
a) Penyakit jantung
b) Anemia
c) Mual
d) Lelah
e) Malnutrisi
f) Gangguan kulit.
C. Konsep Tidur
1. Definisi Tidur
Tidur adalah kebuthan dasar yang harus terpenuhi oleh setiap
manusia dengan tidur yang cukup, tubuh akan berfungsi secara optimal.
Tidur merupakan keadaan tidak sadar dimana seseorang dapat
23
dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai atau dapat dikaakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan (Kasiati & Wayan, 2016)
2. Fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang
otak, yaitu Reticular activating sistem (Ras) dan Bulbar Synchronizing
Region (BSR). Ras dibagian atas batag otak diyakini memiliki sel-sel
khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran,
memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba serta
emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, Ras melepaskan katekolamin,
sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR
(Hidayat, 2008 dalam Kasiati & wayan, 2016)
3. Tahapan Tidur
Diketahui ada dua tahapan tidur yaitu non-rapid eye movement
(NREM) dan rapid eye movement (REM).
a. Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga tidur gelombang pendek karena
gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek
daripada gelombang alfa dan beta yang ditujukkan orang yang sadar.
Tidur NREM berlangsung kurang lebih 1jam biasa nya orang masih
bisa mendengar suara disekitarnya, sehingga dapat dengan mudah
terbangun tidurnya. Terdapat empat tahapan tidur NREM yaitu: tahap
I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahapan III-IV
disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep) (Iqbal dkk,
2015)
b. Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung
selama 5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan
24
sebagian besar mimpi terjadi ditahap ini. Selama tidur ini otak
cenderung aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada
tahap ini seseorang sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun
secara tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat,
dan sekresi jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur (Iqbal
dkk, 2015)
Selama tidur seseorang melewati tahap tidur NREM dan REM.
Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam,
dan setiap orang biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-
8 jam tidur (Kasiati & wayan, 2016)
6. Gangguan Tidur
a. Insomnia
Insomnia merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur
secara kualitas ataupun kuantitas, ada tiga jenis insomnia
a) Insomnia inisial : kesulitan untuk memulai tidur
b) Insomnia intermiten : kesulitan untuk tetap tidur.
c) Insomnia terminal : bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur
kembali
b. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat menganggu tidur atau
muncul saat individu sedang tidur.
c. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan kabalikan dari insomnia yaitu tidur yang
berlebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini disebabkan oleh
kondisi medis tertentu, seperti kerusakan pada sistem saraf, gangguan
pada hati atau gangguan metabolisme.
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tidak terhankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari atau sering disebut “serangan
tidur” atau sleep attack. Gangguan ini menyebabkan tidak terkendali
periode tidur REM.
26
D. Konsep Kelelahan
1. Pengertian
Kelelahan ( fatigue ) adalah rasa capek yang tidak hilang waktu
istirahat . Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga
untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun itu bukan satu-satunya gejala.
Secara umum gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pengertian
kelelahan atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental fatigue
(Yayasan Spirita, 2004).
2. Klarifikasi Fatigue
a. Fatigue akut
Fatigue akut biasanya merupakan gejala prodromal atau gejala sisa
dari suatu proses infeksi virus atau bakteri akut. Selain itu, gagal
jantung dan anemia juga dapat bermanifestasi sebagai onset fatigue
yang tiba-tiba.
b. Fatigue kronik
Fatigue kronik (berlangsung selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan) dapat disebabkan oelh depresi; kecemasan kronik
27
3. Jenis Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok menurut tarwaka,
2008 yaitu berdasarkan proses, waktu, dan penyebab terjadinya kelelahan.
a. Berdasarkan proses, meliputi:
1) Kelelahan otot (muscular fatigue)
Kelelahan otot adalah tremor pada otot atau perasaan nyeri yang
terdapat pada otot.
2) Kelemahan umum
Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja, yang sebabnya adalah pekerjaan yang monoton, intesitas
dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab sebab mental,
status kesehatan dan keadaan gizi.
28
E. Akupresur
1. Pengerian Akupresur
Akupresur merupakan istilah yang digunakan untuk meberikan
rangsangan atau stimulus titk akupuntur dengan teknik penekanan atau
teknik mekanik. Penekanan dilakukan sebagai pengganti penusukan
29
2. Manfaat akupresur
Akupresur bermanfaat sebagai tindakan promotif, penyembuhan dan
rehabilitatif. Dalam Kemenkes RI (2015) disebutkan bahwa beberapa
manfaat dari akupresur adalah :
a. Meningkatkan stamina tubuh
b. Melancarkan peredaran darah
c. Mengurangi rasa nyeri
30
3. Tujuan akupresur
Bertujuan untuk membangun kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah
serta mampu membuat sistem pertahanan dan meregenerasi sel tubuh.
Umumnya penyakit berasal dari tubuh yang teracuni, sehingga
pengobatan akupresur memberikan jalan keluar meregenerasi sel-sel agar
daya tahan tubuh kuat untuk mengurangi sel-sel abnormal.
saja, atau dengan telapak tangan, membuat gerakan cubitan halus, tetapi
tidak sampai memar, menepuk-nepuk atau memukul-mukul ringan, dan
menggosok dengan jari jempol atau telapak tangan.
F. Aromaterapi
1. Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata “aroma” yang berarti harum atau
wangi dan “therapy” diartikan sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan. Sehingga aromaterapi diartikan sebagai suaru cara
perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan
minyak esensial (essential oil). Minyak yagdigunakan dalam terapi
komplementer meliputi minyak atsiri, bunga lavender, chamomille, jeruk
yang dapat menimbulkan roma sedatif, minyak melati yang memberikan
efek relaksasi. (Jaelani, 2017)
36
2. Manfaat Aromaterapi
Aromaterapi mempunyai banyak manfaat, berikut manfaat yang dapat
diperoleh dari metoda aromaterapi:
a. Bagian utama dari parfum keluarga, yaitu dengan memberikan
sentuhan keharuman suasana wewangian yang menyenangkan.
b. Digunakan sebagai pelengkap kosmetik seperti body lotion, body
scrub, body wash, body mask, masage oil,dan sebagainya, sehingga
dapat menjadikan kulit tubuh lebih mulus segar, dan wangi.
c. Banyak dimanfaatkan dalam pengobatan, khususnya untuk membant
penyembuhan beragam penyakit.
d. Dapat membant kelancaran fungsi sistem tubuh, antara lain dengan
cara mengembalikan keseimbangan bioenergi tubuh.
e. Membantu meningkatkan stamina dan gairah seseorang walaupun
sebelumnya tidak atau kuurang memiliki semangat hidup dan gairah.
f. Dapat menumbuhkan peasaan tenang jasmani, pikiran dan rohani
dapat menciptakan suasana yang damai serta menjauhkan dari
perasaan cemas.
g. Merupakan bahan antiseptik dan antibakteri alami yang dapat
menjadikan makanan ataupun jasad renik menjadi awet (Jaelani,
2017)
4. Mekanisme Aromaterapi
38
Gambar 2.9
5. Cara pemberian
Teknik pemberian aroma terapi bisa diguanak dengan cara:
a. Inhalasi
Dilakukan dengan cara di hirup uap aromaterapi, beberapa tetes
minyak diteteskan kedalam baskom yang berisi air panas, kemudian
wajawah dihadapkan keatas baskom, uap tersebut kemudian dihirup
selama beberapa saat, dengan efek yang ditingkatkan dengan
40
G. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Gangguan
tidur
Terapi Non
Farmakologi Farmakologi
(Sumber: (Muttaqin & Sari, 2011), (Diyono & Mulyanti, 2019), (Kasiati &
Wayan, 2016), (Jaelani, 2017))