Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan

Masalah Sistem Cardiovaskuler

Di

Oleh :

Nurul Safiqah
Hurum Maqsurah
Miftahul Janah

Dosen pembimbing : Ns. Linda Adriani,MMkes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes DARUSSALAM LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.Berkat rahmat dan karunia-
Nya kami menyelesaikan makalah.Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas pada Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Darussalam
Lhokseumawe Jurusan Keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia
dengan Cardioaskuler”.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
kelemahan.Makadari itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
dari pembaca, untuk membangun perbaikan makalah ini.
Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada
yang terhormat :
1. Ns. Linda Adriani,MMkes selaku Pembimbing Mata Kuliah keperawatan
gerontik
2. Kedua orang tua yang memberikan motivasi kepada penyusun dalam studi di
Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Darussalam Lhokseumawe Jurusan Keperawatan.
3. Rekan-rekan, orang tua dan semua pihak yang telah membantu pembuatan
makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini besar manfaatnya bagi pembaca
umumnya dan bagi kami khususnya. Amin.

Lhokseumawe, 2019

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

system kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mempunyai derajat kesehatn

yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum. Dalam visi Indonesia

sehat 2010 gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai

melalui masyarakat ialah yang ditandai dengan hidup dalam perilaku sehat yang

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata.

Asuhan kepearwatan lansia dimaksudkan unutk memberikan bantuan,

bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia secara

individual maupun kelompok , seperti dirumah / lingkungan keluarga panti werda

maupun puskesmas yang diberikan oleh perawat.

Tujuan asuhan keperawatan lansia adalah agar lansia dapat melakukan

kegiatan sehari – hari secara mandiri, menolong dan merawat klien lansia yang

menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu, mencari upaya

semaksimal mungkin agar klien lansia yang menderita suatu penyakit masih dapat

mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan.

Penyebab kematian karena penyakit jantung , pembuluh darah pada saat

ini menduduki urutan pertama pada lanjut usia, selanjutnya kanker dan ketiga

stroke. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam pembinaan lansia
belum mantap. Oleh karma itu perlu peran serta masyarakat dalam pembinaan

lanjut usia perlu dikembangkan secara optimal.

B. Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum

Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang

asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping itu,

penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan untuk

menerapkan konsep materi keperawatan gerontik

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui

 Pengertian gagal janutung

 Tanda dan gejala

 Penyebab

 Asuhan keperawatan

C. Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu asuhan keperawatan pada lansia

dengan gagal jantung


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan memepertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. ( COSTANTINIDES, 1994 ).
Batasan – Batasan lansia menurut WHO adalah
 Usia pertengahan ( middle age ) ialah kelompok usia 45 sd 59 tahun
 Lanjut usia ( erderly ) antara 60 dan74 tahun
 Lanjut usia tua ( old ) antara 75 dan 90 tahun
 Usia sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun
Perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia pada system cardiovaskuler
yaitu :
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katup jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompakan darah menurun 1 % setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun menurun kontraksi dan volume
 Hilang elastisitas pembuluh darah
 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer.
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana tidak lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi sirkulasai tubuh pada keadaan tertentu,
sedangkan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi.
Gagal jantung adalah sindroma klinik yang komplek dan diakibatkan oleh
ketidakmampuan janutng untuk m,emompakan darah secukupnya atau
meningkatkan cardiac out put yang cukup unutk metabolisme tubuh.
2. Etiologi
a. Disfungsi miocard
misalnya : MCI, miocarditis
b. Beban volume yang berlebihan
disebabkan oleh : insufisiensi aorta, insufisiensi katub mitral
c. Beban tekanan yang meningkat
misalnya : penyempitan aorta, hipertensi
d. Gangguan pengisian ventrikal
misalnya: perikarditis tamponade jantung

3. Patofisiologi
 Gagal jantung kiri
Karena adanya gangguanpemompaan darah oleh ventrikel kiri curah janutng
kiri menurun akibatnya tekanan akhir diastolic dalam ventrikel kiri dan
volume akhir diastolic dalam ventrikel kiri meningkat mengakibatkan
pengisian darh ke ventrikel ( atrium sulit sehingga tekanan atrium
meningkat menimbulkan hambatan aliran masuknya dari vena pulmonal
kemudian terjadi bendungan paru yang mengakibatkan beban ventrikel
kanan meningkat karma adanya edema paru sehingga ventrikel kanan
kompensasi hipertropi dan dilatasi melampaui batas kemampuannya.)
 Gagal jantung kanan
Karena adanya gangguan dan hambatan pada daya pompa ventrikel
menimbulkan tekanan akhir diastolic meningkat yang mengakibatkan
beban atrium kanan dalam mengisi ventrikel pada waktu diastolik.
Masuknya darah dari vena cava superion dan vena cava inferior
mengalami hambatan menimbulkan bendungan vena sistemik ( vena
jugularis dan hepar ) bila keadaan lebih berat oedema tumit dan acites.
 Gagal jantung kongestik
Terjadi bila gagal janutng kiri dan kanan terjadi pada waktu yang sama.
Disfungsi beban tekanan beban volume gangguan pengisian
Miocard ventrikel

MCI hiperttnsi insufisiensi tamponade jantung


Miocarditis stenosis aorta mitral aorta

gagal jantung

Pengaruh simpatis pada arteri dan vena

Frekuensi jantung aliran balik vena., kekuatan kontraksi

Kegagalan konsumsi o2 oleh janutung

aliran adekuat kejantung urin out put kongesti vesicular


dan otak letargi pulmonal
kulit dingin
stenosis
Asidosisi jaringan

Iskemia miokard retensi Na + air


Aliran balik vena
Curah jantung

Dilatasi jantung
Hipertropi jantung
Isi sekuncup

4. Tanda Dan Gejala


Gagal jantung kanan
 bendungan sistemik
 acites
 hepatomegali
 vena jugularis meningkat
 BB meningkat
Gagal jantung kiri
 Curah jantung rendah
 Badan lemah
 Cepat lemah
 Keringat dingin
 gangguan sensoris
BAB III
Asuhan Keperawatan

A. Asuhan keperawatan lanjut usia


1. Pengkajian
Tujuan :
 Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
 Melengkapai dasar – dasar rencana perawatan individu
 Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
 Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
Meliputi aspek :Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a. Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks,
hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan ).
b. Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga
c. Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.
d. Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang
dapat mempengaruhi kesehatan.Status social ekonomi keluarga,
ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga
e. Aktivitas rekreasi keluarga.
a. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga
ditentukan oleh keluarga tertua tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi : tugas keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang
dihadapi keluarga.
 Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat
kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya
pencegahan penyakit.
 Riwayat keluarga sebelumnya
b. Lingkungan
 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas,
tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan
perabot rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih
danh minum yang digunakan.
 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas
setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan
anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu
yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang adadan sejauh mana keluarga berinteraksi
c. Struktur keluarga
 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota keluarga
secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.
 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa
pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam
menciptakan komunikasi.
 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi
dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
d. Fungsi keluarga
 fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga, hubungan
psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang
berlaku dikeluarga dan masyarakat.
 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
e. Stress dan koping keluarga
 Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan
penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan
waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
 Strategi koping
 Strategi adaptasi disfungsional
f. Pemeriksaan kesehatan
g. Harapan keluarga

2. Pengkajian fokus pada lansia


1. fisik
 pandangan lansia tentang kesehatannya
 kegiatan yang mampu dilakukan lansia
 kebiasaan lansia merawat diri sendiri
 kekuatan fisik lansia : otot, sendi, penglihatan dan pendenganran
 kebiasaan makan, minum, istirahat/ tidur BAB dan BAK.
 Perubahan – perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
 Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan, dan kebiasaan minum obat
 Masala seksual yang dirasakan
2. psikologis
 apakah mengenal masalah – masalah utamnya
 bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
 apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
 apakah harapan saat ini dan akan mendatang
3. social ekonomi
 darimana sumber keuangan lansia
 kesibukan lansia pada lansia pada waktu luang
 dengan siapa dia tinggal
 siapa yang biasa mengunjungi
 terlibat pada kegiatan keagamaan
4. spiritual
 keteraturan beribadah
 terlibat pada kegiatan keagamaan
 cara penyelesaian masalah
 sabar dan tawakal
3. pengkajian dasar
1. temperatur
2. denyut nadi : kecepatan irama dan volume
3. respirasi : kecepatan irama dan kedalaman
4. tekanan darah : saat baring, duduk berdiri
5. BB perlahan hilang pada tahun terakhir
6. tingkat orientasi
7. memory
8. pola tidur
9. penyesuaian psikososial

4. sistem persyarafan
1. kesemetrisan raut wajah
2. tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
- tidak semua orang menjadi snile
- kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
3. mata: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. pupil: kesamaan, dilatasi
5. ketajaman penglihatan menurun karena menua:
- jangan dites didepan jendela
- pergunakan tangan atau gambar
- cek kondisi kaca mata
6. sensory deprivation (gangguan sensorik)

7. ketajaman pendengaran
- apakah menggunakan alat bantu dengar
- tinutis
- serumen telinga bagian luar, jangan dibersihakan
8. adanya rasa sakit atau nyeri
5. sistem kardiovaskuler
1. sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan
2. auskultasi denyut nadi apical
3. periksa adanya pembengkakan vena jugularis
4. pusing
5. sakit
6. edema

pemeriksaan fisik
No Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum dan ttv
2. Kepala :
 rambut
 mata
 telinga
 hidung
 mulut

3.
Kulit : turgor
4.
Leher
5.
Thorax :
 payudara
 jantung
 paru
6. abdomen
 bising usus
 nyeri tekan
perkemihan
7.  BAB & BAK
Eksteremitas
8.  Nyeri
 Oedema
 Refleks patela

7. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

8. Diagnosa keperawatan dan scoring


Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain :
Intoleran aktivitas pada pasien lansia b.d kelemahan merawat anggota keluarga
dengan gagal jantung.

No Kriteria Score Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3 x 1 Intoleran aktivitas dan badan mudah lelah
aktual
2. Kemungkinan 2/2 x 2 Keluarga mau tau tentang mau tau tentang gagal
masalah untuk jantung.
diubah :
 mudah
3. Potensial masalah 2/3 x 1 Masalah masih bisa dicegah agar tidak berlanjut
untuk dicegah : mengingat ispa merupakan penyakit yang mudah
 cukup untuk dicegah. Tetapi ibu masih ragu – ragu
dalam merawat anaknya.
4. Menonmjolnya ½x1 Masalah ispa pada An. R dirasakan betul oleh
masalah : keluarga tetapi keluerga tidak ingin masalah
 tidak tersebut segera diatasi.
segera
diatasi
Total 41/6

9. Intervensi
Diagnosa TUJUAN EVALUASI
TUM TUK KRITE STANDAR
Keperawata INTERVENSI
RIA
n
Intoleran ,keluarga 1. Selama 1 x Respon Gagal janutng 1.1.1 Diskusikan
aktivitas pada mampu 60 menit , verbal adalah bersama
pasien lansia mengatasi kunjungan ketidakmampua keluarga,
merawat masalah keluarga n jantung untuk pengertian
anggota kelemahan mampu memompa gagal janutng
keluarga pada pasien mengenal darah yang 1.1.2 Berikan
dengan gagal masalah adekuat unutk pujian atas
jantung. gagal jantung memenuhi jawaban yang
pada anggota kebutuhan tepat
keluarga jaringan akan 1.1.3 Diskusikan
oksigen dan pengertian
Dengan cara : nutrisi gagal jantung
1.1 dengan
Menyebutkan keluarga
pengertian 1.1.4 Beri
gagal jantung kesempatan
unutk
keluarga
bertanya
1.1.5 Minta
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
1.1.6 Jawab
pertanyaan
keluarga

1.2 Respon Keluarga dapat 1.2.1 Diskusikan


Menyebutkan verbal menyebutkan 3 bersama
penyebab gagal dari 4 penyebab keluarga,
jantung gagal jantung : penyebab gagal
 Kelainan otot jantung dengan
jantung menggunakan
 Pengera lembar balik
san 12.2 Motivasi
pembuluh keluarga untuk
darah menyebutkan
 Hiperten kembali
si penyebab gagal

 Penyakit jantung

jantung lain 1.2.3 Beri


reinforcemen
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga

1.3 Respon Keluarga dapat Diskusikan tanda dan


menyebutkan verbal menyebutkan 3 gejala gagal
tanda dan gejala dari 4 tanda dan janutung
gagal jantung. gejala gagal dengan
jantung : keluarga
 Sesak nafas 1.3.2Motivasi
 Mudah lelah keluarga untuk

 Oedema menyebutkan

Pada kembali

eksteremitas penyebab gagal

 BB jantung
bertambah 1.3.3 Beri
 Badan lemah reinforcemen
 Gelisah positif atas
dan cemas usaha yang
dilakukan
keluarga

1.4 Respon Masalah – 1.4.1 kaji pada


mengidentivika verbal masalah yang keluarga tentang
si masalah diungkap tanda dan gejala
keluarga , yang
membandingka diperhatikan
n kosep dengan 1.4.2 hubungkan
teori dengan konsep
1.4.3 beri
reinforcemen
atas
ungkapan
keluarga.

Setelah
dilakukan
intervensi x 45
menit
diharapkan
keluarga
mampu :
1. mengambil
keputusan
yang tepat
untuk
merawat
anggota
keluarga
dengan gagal
jantung

2.1
menyebutka Respon Keluarga dapat 2.1.1Kaji
n akibat verbal menyebutka 2 pengetahuan
lanjut gagal dari 3 akibat keluarga tentang
jantung lanjut dari gagal akibat lanjut dari
jantung dengan gagal jantung
bantuan leaflet : 2.1.2beri
 syock reinforcemen
kardiogenik positif atas
 efusi dan jawaban keluarga
tamponade 2.13 diskusikan
perikardim akibat lanjut
gagal jantung
dengan keluarga.

2.2 Respon Keluarga 2.2.1 beri kesempatan


memutuskan verbal memutuskan keluarga untuk
untuk merawat untuk merawat mengambil
keluarga dengan anggota keputusan
gagal jantung keluarga dengan 2.2.2 motivasi
gagal jantung keluarga untuk
merawat anggota
keluarga dengan
gagal jantung
2.2.3 beri
reinforcemen
positif

Setelah RV dan Pada kunjungan 4.1 jelaskan kepada


dilakukan afektif yang tidak keluarga tentang
intervensi direncanakan cara
keperawatan keluarga telah memodifikasi
selama 1x45 melakukan 2 lingkungan bagi
menit dari 4 cara penderita gagal
pertemuan memodifikasi jantung
diharapkan lingkungan. 4.2 motivasi keluarga
keluarga Cara unutk
mampu : memodifikasi menerapkan cara
4. memodifkasi lingkungan bagi memodifikasi
lingkungan bagi penderita gagal lingkungan bagi
penderita gagal jantung adalah : penderita gagal
jantung - gunakan jantung
tempat tidur 4.3 evaluasi pada
yang tidak kunjungan yang
terlalu tinggi tidak
- pasang direncanakan
pegangan kerumah
dikamar keluarga
mandi 4.4 beri kesempatan
- Buat keluarga untuk
lingkungan mengekspresikan
sekitar perasaannya dan
senyaman mengajukan
mungkin pertanyaan
- hindari 4.5 jawab pertanyaan
lampu redup keluarga dan beri
dan reinforcement
menyilaukan positif

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dengan adanya pengkajian maka dapat pula dilakukan pengumpulan data,
kemudian data tersebut dianalisa dan dikelompokan untuk menegakan diagnosa
keperawatan
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan penyusunan rencana tindakan sesuai masalah yang
ditemukan pada saat melakukan pengkajian. Rencana tindakan dilakukan unutk
mengurangi gejala dan keluhan pada pasien dan dapat memberikan rasa aman dan
nyaman.
3. Implementasi
Implementasi adallah pelaksanaan t8indakan keperawatan secara nyata pada
pasien, dengan perencanaan yang telah dibuat.
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap klien dengan diagnosa kardiovaskuler. dilakukan
sejauh mana criteria dan tujuan yang telah dapat dicapai. Adanya kerjasama keluarga,
perawat dan tenaga medis lainnya ternyata tindakan keperawtan dapat dilakukan dengan
utjuan dan criteria yang ada pada perencanaan dapat dicapai.

B. Saran
1. Keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien dengan tujuan
kecemasan keluarga dapat berkurang dan keluarga tahu tentang proses penyakit yang
diderita klien.
2. Kepada teman – teman apabila melakukan perawatan keluarga dapat berpedoman pada
proses keperawatan. Dengan memeperhatikan aspek bio, psiko, dan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai