Pertemuan ke : 4 dan 5
Dosen : Ir. Hamdani, M.S.M
Penyusunan dan Penyajian Data adalah penysunan data dari data mentah ke dalam data
kelompok, lalu kemudian disajikan ke dalam berbagai bentuk seperti tabel, gambar atau grafik,
sehingga mudah dipahami. Data yang telah dikumpulkan, baik berasal dari populasi maupun
dari sampel, untuk keperluan laporan dan atau analisis selanjutnya perlu diatur, disusun,
disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik. Garis besarnya adal dua cara penyajian data yang
sering dipakai, yaitu tabel atau daftar dan grafik atau diagram
Tabel adalah penyajian data yang disusun berdasarkan baris dan kolom. Tabel data berupa
kumpulan angka-angka berdasarkan katagori tertentu. Sebuah tabel minimal memuat judul
tabel, judul kolom, judul baris dan setiap judul dan baris berisikan angka, serta sumber dari
mana angka diperoleh. Secara garis besar bentuk tabel atau daftar terbagi tiga, yaitu : Tabel
Biasa, Tabel Silang dan Tabel Distribusi Frekuensi.
2. Tabel Silang (Dua Arah) atau disebut juga dengan Daftar Kontingensi
Tabel Silang digunakan untu mengelompokkan data berdasarkan dua kriteria atau lebih,
seperti contoh tabel berikut ini.
Tabel Distribusi Frekuensi Numeric adalah tabel distribusi frekuensi tabel distribusi
frekuensi yang penyatuan kelas-kelasnya (disusun secara interval) didasarkan pada
angka-angka, seperti contoh berikut ini.
Data-data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, terutama data-data kuantitatif pada
umumnya masih dalam bentuk data-data mentah atau yang disebut dengan Raw Data. Raw
Data ini tidak tersusun sedemikian rupa, sehingga letak dan urutannya tidak beraturan atau
tersebar secara serampangan. Sebagai contoh misalnya data-data tentang berat badan 10
orang pasien yang datang berobat ke klinik “A” tersebar sermpangan sebagai berikut :
60 70 50 60 40
50 60 50 60 50
Kemudian apabila data-data tersebut disusun secara teratur berurutan dari yang terkecil
hingga terbesar atau dari yang terbesar hingga terkecil, penyusunan data sedemikian ini
disebut dengan penyusunan “ARRAY”, hasilnya sebagai berikut :
40 50 50 50 50
60 60 60 60 70
Atau
70 60 60 60 60
50 50 50 50 40
Berdasarkan data-data yang telah tersusun tersebut terdiri atas beberapa kelompok menurut
tingkatannya, maka akan kita peroleh kelompok data yang susunannya lebih singkat dan
sistimatis, tetapi tidak berbeda pengertiannya dengan data-data itu sebelum
dikelompokkan. Data-data ini disebut dengan data berkelompok.
Jika data-data tentang berat badan 10 orang pasien yang datang berobat ke klinik “A” itu
dikelompokkan menurut kelompok berat badan adalah sebagai berikut.
Frekuensi
No Kelompok Berat Badan
(Jumlah Pasien)
1 40 - 50 5
2 60 - 70 5
Jumlah 10
Berdasarkan metode statistik untuk menyusun tabel distribusi frekuensi dari suatu
distribusi data atau dari sekelompok Raw Data ada dua metoda yang telah dikembangkan,
yaitu berdasarkan Aturan Sturges atau Sturges Rull dan berdasarkan aturan menurut
kebutuhan atau Free Methode (Aturan Bebas).
Sturges seorang ahli statistik mengembangkan teorinya dalam rangka menyusun sebuah
tabel distribusi dari suatu kelompok raw data adalah dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menentukan besarnya range, yaitu selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah
dari suatu kelompok raw data
R=a-b
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang dapat dibentuk dari suatu distribusi data.
Untuk ini diperlukan rumus sebagai berikut :
k = 1 + 3,332 log N
𝑟
𝑖=
𝑘
Keterangan : k = banyaknya kelas interval
N = Jumlah distribusi data
i = Interval kelas
r = range
a = Nilai tertinggi dalam sekelompok data
b = Nilai terendah dalam sekelompok data
Contoh : Susunlah Tabel Distribusi Frekuensi dari data mentah (hasil pengukuran berat badan
dari 76 orang pasien yang berobat ke Rumah Sakit “A”) berikut ini.
60 50 60 75 60 55 80 60 50 90
50 65 70 80 70 40 50 60 45 45
40 45 60 70 70 80 90 80 75 60
50 45 40 50 60 80 60 60 70 40
75 70 80 70 60 50 60 70 85 85
60 50 45 50 60 70 70 80 90 85
60 80 60 50 70 60 70 60 80 60
75 60 50 50 60 65
Penyelesaian :
1. Urutan data dari nilai terkecil sampai nilai terbesar.
40 40 40 40 45 45 45 45 45 50
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
50 55 60 60 60 60 60 60 60 60
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
60 60 60 65 65 70 70 70 70 70
70 70 70 70 70 70 70 75 75 75
75 80 80 80 80 80 80 80 80 80
85 85 85 90 90 90
2. Menghitung Rentang (Range = r), yaitu :
r = a – b = 90 – 40 = 50
3. Menghitung jumlah kelas (k)
k = 1 + 3,332 log N
= 1 + 3,332 log 76
= 1 + 3,332 (1,8808136)
= 1 + 6,3
= 7,3 ≈ 7
4. Menghitung interval kelas = i
𝑟 50
𝑖=𝑘= = 7,14 ≈ i = 7
7
Frekuensi kumulatif adalah frekuensi pada setiap kelas-kelas interval dijumlahkan dengan
seluruh frekuensi pada kelas-kelas interval sebelumnya. Dengan perkataan lain frekuensi
kumulatif adalah frekuensi sampai pada setiap kelas interval frekuensinya merupakan jumlah
seluruh frekuensi dari kelas-kelas interval sebelumnya.
Sedangkan frekuensi relatif adalah frekuensi pada setiap interval merupakan sebahagian dari
pada frekuensi secara keseluruhan atau perbandingan antara frekuensi pada setiap kelas interval
dengan jumlah frekuensi secara keseluruhan. Berdasarkan contoh di atas, maka penghitungan
frekuensi kumulatif dan relatif adalah sebagai berikut :
Frekuensi Frekuensi
Kelas Interval Kelas fi
kumulatif relatif
1 40 – 47 9 9 0,118
2 48 – 55 13 22 0,171
3 56 – 63 21 43 0,276
4 64 – 71 14 57 0,184
5 72 – 79 4 61 0,053
6 80 – 87 12 73 0,158
7 88 – 95 3 76 0,039
Jumlah 76 - 1,00
Dengan adanya kelemahan-kelemahan dari Metode Sturges, maka dalam menetukan banyaknya
kelompok interval dan besar kecilnya interval untuk menyusun sebuah tabel distribusi frekuensi
dari sekelompok data adalah lebih tepat dengan menggunakan metode bebas (Free Methode).
Dengan Metode Bebas maka pengelompokan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan
mudah dapat disesuaikan menurut kebutuhan, disamping dapat mengurangi kesulitan di dalam
perhitungan-perhitungan parameter statistik yang diperlukan.
Berdasarkan contoh di atas jika dimisalkan banyaknya kelompok dan besarnya interval yang
bersesuaian kebutuhan adalah :
i = 10 dan k = 6
maka distribusi frekuensi dari berat badan 76 orang pasien yang berobat ke Rumah Sakit “A”
adalah sebagai berikut :
Frekuensi Frekuensi
Kelas Interval Kelas fi
kumulatif relatif
1 40 – 49,9 9 9 0,118
2 50 – 59,9 13 22 0,171
3 60 – 69,9 23 45 0,303
4 70 – 79,9 16 61 0,211
5 80 – 89,9 12 73 0,158
6 90 – 99,9 3 76 0,039
Jumlah 76 - 1,00
Distribusi frekuensi dari sekelompok data, setelah ditabelkan ke dalam berbagai jenis frekuensi,
maka atas dasar tabel-tabel tersebut distribusi frekuensi datanya dapat digambarkan ke dalam
berbagai grafik frekuensi, yang disebut dengan grafik-grafik statistik.
Grafik-grafik statistik itu ada bermacam-macam bentuknya, seperti grafik histogram, poligon,
grafik O’Give, Grafik Lorenz dan sebagainya.
a. Grafik Histogam
Grafik histogram adalah suatu grafik yang berbentuk persegi panjang atau berbentuk balok
dan digambarkan atas dasar kelompok interval distribusi frekuensi dari serangkaian data.
Dari grafik ini kita dapat melihat banyaknya frekuensi setiap kelompok interval dari data-
data tersebut.
Untuk menggambarkan grafik histogram ini harus digambarkan pada 2 buah garis sumbu,
yaitu sumbu horizontal dan sumbu vertikal yang tegak lurus sesamanya. Pada sumbu
horizontal menunjukkan nilai kelompok interval, sedangkan pada sumbu vertikal
menunjukkan jumlah frekuensi setiap kelompok interval dari distribusi data tersebut.
Bentuk garis histogram berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan
sebagai berikut :
b. Grafik Poligon
Grafik Poligon adalah grafik distribusi frekuensi dalam bentuk garis yang mengubungkan
titik-titik tengah selisih frekuensi pada setiap kelompok interval dari sebuah grafik
histogram, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
c. Grafik O’Give (O’Give Curve)
O’Give Curve merupakan sebuah grafik yang digambarkan atas dasar frekuensi kumulatif,
baik frekuensi kumulatif ke atas maupun frekuensi kumulatif ke bawah. Frekuensi kumulatif
ke atas da ke bawah dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.
Frekuensi Frekuensi
Kelas Interval Kelas fi kumulatif ke kumulatif ke
atas bawah
1 40 – 49,9 9 9 76
2 50 – 59,9 13 22 67
3 60 – 69,9 23 45 54
4 70 – 79,9 16 61 31
5 80 – 89,9 12 73 15
6 90 – 99,9 3 76 3
Jumlah 76 - -
Berdasarkan distribusi frekuensi kumulatif pada tabel di atas, maka O’Give Curve dapat
digambarkan sebagai berikut.
d. Lorenz Curve
Lorenz Curve merupakan sebuah grafik yang berbentuk seperti bulan sabit, dan
digambarkan atas dasar frekuensi relatif kumulatif. Frekuensi relatif kumulatif tersebut dapt
dilihat pada tabel berikut ini.
Frekuensi Frekuensi
Kelas Interval Kelas fi relatif relatif
kumulatif
1 40 – 49,9 9 0,118 0,118
2 50 – 59,9 13 0,171 0,289
3 60 – 69,9 23 0,303 0,592
4 70 – 79,9 16 0,211 0,803
5 80 – 89,9 12 0,158 0,961
6 90 – 99,9 3 0,039 1,000
Jumlah 76 1,000
Selanjutnya berdasarkan distribusi frekuensi relatif kumulatif pada tabel tersebut di atas,
maka Lorenz Curve tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini. Perlu diketahui
bahwa dengan mengambil nilai batas bawah setiap kelompok interval dengan ketinggian
pada sumbu vertikal diukur berdasarkan frekuensi relatif kumulatif maka akan diperoleh
beberapa buah titik. Jika titik ini dihubungkan satu sama lain dimulai dari titik origin hinggu
ke sudut kanan atas, garis ini disebut Actual Line.
Selanjutnya jika actual line ini ditarik ditengahnya seperti menarik busur panah maka akan
dapat kita lihat bentuk bulan sabit yang terbentuk antara garis diagonal dengan actual line
tersebut.