Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

HUBUNGAN EKOLOGI SENGAN ILMU ALAM

Dosen Pembimbing:

Dr.Dra Sy. Mifahul E Jannah. T.M Biomed/SMJT

Oleh : Kelompok 5

Ainundita Paramananda

Dewan Muhammad Raihan

Tiara

Vera Febriana

PROGRAM STUDI DIV

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES JAKARTA 2019

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang hubung ekologi dengan lingkungan alam,
biologi, ilmu bumi dan antariksa, ilmu social, dan ilmu kependudukan.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen kami bu Dr.Dra Sy. Mifahul E
Jannah. T.M Biomed/SMJT. Yang telah membimbing kami sehingga makalah ini
selesai dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita. Amin.

Jakarta, 20 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………….. i

Bab I Pendahuluan

1.1Latar Belakang Masalah


………………………………………………………. 1
1.2Tujuan dan kegunaan
……………………………………………………………….. 1

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Siklus Biogeokimia..................................................

2.2 Definisi Siklus……………………………………………..

2.3 Siklus Karbon.......................................................................

2.4 Siklus Nitrogen.......................................................................

2.5 Siklus Oksigen...................................................................

2.6 Siklus Belerang..............................................................

2.7 Siklus Fosfor.........................................................................

Bab III Penutup

3.1Kesimpulan……………………………………………………...

3.2Saran …………………………………………………………....
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kegiatan manusia di bumi semakin beragam telah memnimbulkan dampak

terhadap perubahan lingkungan. Salah satu perubahan lingkungan yang

menimbulkan dampak buru adalah perubahan iklim global yang akibat efek

emisi gas CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), SO2 dan SO3 (oksida

belerang), NO dan NO2 (oksida nitrogen), CH4 (metana), O3 (ozon), CFC

(carbon fluoro carbon).

Gas CO2 merupakan salah satu gas penyebab Efek Rumah Kaca penyebab

utama pemansan global yang menyebabkan perubahan iklim yang telah terjadi

di berbagai belahan dunia. Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas

CO2 dan gas lainnya diatmosfer. Konsentrasi gas CO2 meningkat disebabkan

oleh pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik yang

melampaui kemampuan tumbuh-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Udara, air, tanah, kehidupa dan teknologi saling berkaitan secara erat.

Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang meliputi permukaan bumi,

memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari

berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi,

mengabsorbsi energi dan merusak radiasi ultraviolet yang datang dari matahari.
Selain itu memindahkan energi panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi

sebagai jalan atau media pergerakan air pada phase uap dalam siklus hidrologi.

Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa lautan

dan sisanya berupa air tawar dalam bentuk es. Air laut mengalami sirkulasi

dalam lingkungan, proses-proses sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer, dalam

sumber air dan dalam air permukaan seperti saluran air, sungai-sungai, danau-

danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan air.

Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangay mendukung

kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan proses-

proses lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer dan semua

kehidupan adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi membentuk

geosfer. Komponen-komponen abiotik yaitu udara, air, atanah dan komponen

biotik saling berkaitan membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem.

Ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan anatara organisme-

organisme dengan lingkungannya diman terjadi pertukaran dari sejumlah besar

material dalam bentuk siklus yang dikenal dengan siklus materi.

Siklus materi menyangkut materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia,

termasuk didalamnya media kehidupan. Bahan-bahan kimia yang termasuk

penyusun kehidupan yang paling banyak yaitu karbon, nitrogen, oksigen,

hidrogen, belerang dan fosfor. Perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam

ekosistem global di bumi ini ternyata berbentuk lingkaran yang dikenal dengan

siklus biogeokimia.
1.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN

1. Untuk mengetahui definisi singkat siklus biogeokimia yang meliputi siklus

karbon, siklus nitrogen, siklus oksigen, siklus belerang dan siklus fosfor.

2. Untuk menambah wawasan kita untuk menjaga lingkungan demi

kelangsungan mahluk hidup

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN SIKLUS BIOGEOKIMIA

Siklus biogeokimia adalah jalur alami sirkulasi unsur yang penting dari
kehidupan. Unsur-unsur ini dari materi hidup dapat mengalir dari tak
hidup abiotik ke komponen hidup biotik biopshere dan kemudian kembali ke
komponen abiotik. Untuk kelangsungan hidup ekosistem yang besar seperti danau
atau hutan, adalah penting bahwa semua unsur kimia pembentuk sel-sel hidup
harus didaur ulang.
Siklus biogeokimia melibatkan faktor biologi, geological dan kimia dan ada
sirkulasi nutrisi kimia seperti oksigen, karbon, nitrogen, fosfor, kalsium dan air,
dll mereka termasuk dunia fisik dan biologis. Siklus ini dikenal sebagai siklus.
Sebagai dampak dari unsur-unsur yang didaur ulang, dalam beberapa siklus unsur
mendapatkan akumulasi untuk jangka waktu yang panjang dan bentuk waduk
seperti laut atau danau. Sebelum masuk ke rincian siklus ini, mari kita memahami
apa yang dimaksud siklus biogeokimia.

2.2 DEFINISI SIKLUS BIOGEOKIMIA


Secara umum, siklus biogeokimia didefinisikan sebagai perputaran unsur kimia
antara atmosfer, hidrosfer, litosfer, dan biosfer. Siklus biogeokimia bergerak
dengan memutar bahan kimia yang diserap atau dicerna oleh organisme dan
kemudian melewati jaring makanan. Mereka akhirnya berakhir di udara, air dan
tanah melalui berbagai kegiatan metabolisme.

2.3 SIKLUS KARBON

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan diantara

biosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat

reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-

reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (termasuk freshwater system

dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon), lautan

(termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati) dan

sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran

karbon antar reservoir terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi dan

biologi yang bermacam-macam. Lautan mengandung kolam aktif karbon terbesar,

namun demikian laut bagian dalam dari kolam ini mengalami pertukaran yang

lambat dengan atmosfer. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran

karbon (antar yang masuk dan yang keluar) antar reservoir karbon atau antara satu

putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer-biosfer). Analisis neraca

karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang

apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink)

karbon dioksida.

2.1.1. Karbon Di Atmosfer


Gambar 2.1 siklus karbon di atmosfer

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas

karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang

sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer, namun memiliki peran

yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung

karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini

merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah

kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade

terakhir ini dan berperan dalam pemanasan global.

Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:

a. Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk

mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan

oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon

pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang

sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.


b. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan

CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut

akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di

permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut.

c. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas

yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung

karbon, beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat

dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan

menyebabkan aliran karbon ke bawah.

d. Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya,

proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap

untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak

memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat

yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk

membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse

reaction). Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara

pula, yaitu:

a) Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal

ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya

penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya) menjadi

karbon dioksida dan air.

b) Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur

dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan


tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon

dioksida atau menjadi metana jika tersedia oksigen.

c) Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi

karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga

yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti

batu bara, produk dari industri perminyakan (petroleum) dan gas

alam akan melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama

jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan

penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.

d) Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau

gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara

memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan

menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.

e) Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon

dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.

f) Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan

gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon

dioksida dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke

atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon

dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat.

Kedua proses kimia yang saling berkebalikan ini akan

memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak


berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam

skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.

2.1.2. Karbon Di Biosfer.

Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah

bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Karbon memiliki peran

yang penting dalam struktur, biokimia dan nutrisi pada semua sel

makhluk hidup. Dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam

siklus karbon: Autotroph adalah organisme yang menghasilkan

senyawa organiknya sendiri dengan menggunakan karbon dioksida

yang berasal dari udara dan air di sekitar tempat mereka hidup. Untuk

menghasilkan senyawa organik tersebut mereka membutuhkan sumber

energi dari luar. Hampir sebagian besar autotroph menggunakan radiasi

matahari untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut dan proses

produksi ini disebut sebagai fotosintesis. Sebagian

kecil autotroph memanfaatkan sumber energi kimia dan disebut

kemosintesis. Autotroph yang terpenting dalam siklus karbon adalah

pohon-pohonan di hutan dan daratan dan fitoplankton di laut.

Fotosintesis memiliki reaksi:

6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2

Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan heterotrop

pada organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan). Termasuk di

dalamnya pemanfaatan material organik yang mati (detritus) oleh jamur

dan bakteri untuk fermentasi atau penguraian.


Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan atau

respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang

melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan

reaksi 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2. Pada keadaan tanpa oksigen,

respirasi anaerobik lah yang terjadi, yang melepaskan metan ke

lingkungan sekitarnya yang akhirnya berpindah ke atmosfer atau

hidrosfer.

Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang

digunakan untuk tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat juga

memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang banyak.

2.1.3. Karbon di laut.

Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian

besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa

karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen. Pertukaran

karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat

berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Pada

daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada

daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada

saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:

CO2 + H2O ⇌ H2CO3

Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan

kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan


adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol

perubahan yang besar pada pH.

H2CO3 ⇌ H+ + HCO3-

(Anonim (2)).

2.4 SIKLUS NITROGEN

Gas Nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% udara. Siklus nitrogen

adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah. Selain air hujan yang

membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi

melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat

dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan,

bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang biru dalam air juga

memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen. Nitrogen bebas juga mampu

bereaksi dengan hidrogen dan oksigen dengan bantuan kilat/petir. Tumbuhan

memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa ammonia (NH3), ion Nitrit (NO2-

) dan ion nitrat (NO3-). (anonim (3))

Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen

(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau

hewan mati, bakteri pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan

garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut amonifikasi.

Bakteri Nitrosomonas dan Nitrococcus mengubah amoniak dan senyawa

amonium menjadi nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.

Pada saat oksigen berkurang, nitrat (NO3-) akan diubah menjadi nitrogen

(N2) oleh bakteri, sehingga terjadi pelepasan gas oksigen (O2). Proses ini
dinamakan denitrifikasi yang pada umunya dilakukan oleh bakteri

Pseudomonas, Paracoccus denitrificans, Escherichia coli.

Denitrifikasi merupakan suatu proses yang penting di alam, yaitu

mekanisme dimana hasil fiksasi nitrogen dikembalikan ke atmosfer. Dengan

cara inilah siklus nitrogen akan berulang di ekosistem.

1⁄ NO3- + 1⁄ (CH2O) + 1⁄ H+ → 1⁄ N2 + 1⁄ CO2 + 7⁄ H2O


5 4 5 10 4 20

Proses ini juga penting dalam pengolahan air lanjutan untuk menghilangkan

hara nitrogen.

Gambar 2.2 siklus Nitrogen di alam


Gambar 2.3 siklus nitrogen

2.5 SIKLUS OKSIGEN

Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan dibumi ini. Siklus ini

berkaitan erat dengan siklus unsur lainnya, terutama dengan siklus karbon.

Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui berbagai proses yang

menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan proses metabolik dalam

organisme. Oksigen dilepaskan dari reaksi fotosintesis. Unsur ini secara cepat

bersenyawa membentuk oksida-oksida, seperti dengan karbon dalam respirasi

aerobik atau dengan karbon dan hidrogen dalam perubahan bahan bakar fosil

seperti dengan metana.

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Suatu aspek yang sangat penting dari siklus di stratosfer, yaitu proses

pembentukan ozon. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer yang berfungsi

sebagai filter dari radiasi ultraviolet, dengan demikian dapat menjaga


kehidupan di bumi dari kerusakan/kehancuran yang disebabkan oleh radiasi

ini.

Siklus oksigen disempurnakan atau diakhiri ketika unsur oksigen masuk

kembali ke atmosfer dalam bentuk gas. Hanya satu cara yang signifikan dimana

hal tersebut terjadi yaitu melalui fotosintesis yang dilakukan tumbuhan. Siklus

hidrogen tidak dibuat tersendiri karena dialam ini hidrogen paling bnayak

terlihat dalam bentuk senyawa air, H2O.

Gambar 2.4 siklus oksigen


Gambar 2.5 Siklus Hidrologi

2.6 SIKLUS BELERANG

Sumber sulfur dalam ekosistem antara lain yaitu sulfur yang berada di

atmosfer secara alami bersal dari letusan gunung berapi yang berupa hidrogen

sulfida. Sulfur sebagian besar tersimpan dalam batuan bumi. Sulfur dapat

terlepas dari batuan bumi karena erosi oleh angin dan air. Sulfur juga terdapat

dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida

dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen

sulfida. Hidrogen sulfida ini sering kali mematikan mahluk hidup di perairan

dan pada umunya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.

Tumbuhan menyerap sulfur daam bentuk sulfat (SO4).

Gambar 2.6 Siklus belerang.

Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua

mahluk hidup mati da akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.

Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam daur sulfur antara lain

desulfomaculum dan desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida


dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri

fotoautotrof anaerob seperti Chromatium yang melepaskan sulfur dan oksigen.

Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Kmolitotrof seperti Thiobacillus.

Siklus belerang relatif kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas,

mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa spesi lainnya dalam larutan.

Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan

oksigen membentuk gas belerang oksigen (SO2) sebagai bahan pencemar air.

Diantara spesi-spesi yang secara signifikan terlihat dalam siklus belarang

adalah gas hidrogen sulfida (H2S), mineral-mineral seperti Pbs, asam sulfat

(H2SO4), belerang oksida (SO2) sebagai komponen utama dari hujan asam dan

belerang yang terikat dalam protein. Yang merupakan bagian dari siklus

belerang yang sangat penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar

dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar

fosil yang mengandung belerang. Efek uatama dari belerang dioksida dalam

atmosfer adalah kecendruangan untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat.

Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

2.7 SIKLUS FOSFOR

Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara

yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil.

Oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenic”. Dalam geosfer, fosfor

terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit larut, seperti

hidroksiapilit dan garam kalsium. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk,
yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat

anorganik (pada air dan tanah). Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan

sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan

tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetik dalam

organisme. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh

dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.

Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan

mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu

karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat

anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan

diserap oleh akar tumbuhan lagi.

Anthrosphere adalah reservoir fosfor yang penting dalam lingkungan.

Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk,

industri kimia, dan “food additivies”. Fosfor merupakn salah satu komponen

dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama insektisida organofosfat.


Gambar 2.7 Siklus Fosfor di alam
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Yang dapat disimpulkan dari makalah ini yaitu:

Siklus Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus,

antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Fungsi Daur

Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-

unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen

biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi

dapat terjaga.

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan

diantara biosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi.

Siklus nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah.

Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke

dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen.

Siklus oksigen merupak siklus yang menggambarkan pertukaran dari

oksigen antara bentuk gas O2 yang terdapat dengan jumlah besat di atmosfer

dan oksigen yang terikat secara kimia dalam CO2, H2O dan bahan-bahan

organik.

Siklus belerang merupakan siklus yang berkaitan dengan siklus oksigen

dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida

SO2, sebagai bahan pencemar.


Silus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secra umum merupakan hara yang

terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil oleh

karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”

3.2. SARAN

Mahasiwa dalam pembuatan sebuah makalah perlu mempunyai banyak referensi

atau rujukan yang dapat menunjang proses pembuatan makalah tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

https://usaha321.net/pengertian-siklus-biogeokimia.htmlAchmad,

http://bonardo-art.blogspot.com/2013/03/makala-siklus-biogeokimia-oleh-

nama.html

http://slideshare.net/.../mater-yang-menyusun-tubuh-organisme-berasal-dari-bumf.

http://id.wikipedia.org/wiki/siklus_karbon

http://free.vism.org/v12/sponsor/sponsor../.htm

http://scribd.com/AGROEKOLOGI-siklus-biogeokimia-dan-hidrologi.pdf

http://docudesk.com/siklus-biogeokimia.pdf

Anda mungkin juga menyukai