Influenza 4A ARDS 3B
Pertusis SARS
Faringitis Flu burung
Tonsilitis Difteri
Aspirasi
Laringitis
Status asmatikus
Asma bronkial
Bronkhiolitis akut
Bronkhitis akut
Pneumoni aspirasi
Pneumonia,
Bronkhopneumonia
TB paru tanpa komplikasi
SISTEM RESPIRASI
Abses peritonsilar 3A
Pseudo-croup acute epiglotitis
TB paru dengan HIV
INFEKSI RESPIRATORI AKUT
Mulai dari infeksi respiratori atas dan adneksanya hingga
parenkim paru
Akut : sampai 14 hari
EPIGLOTITIS
EPIGLOTITIS
Infeksi sangat serius epiglotis & struktur supraglotis
menyebabkan obstruksi napas akut kematian
Jarang, perlu dipikirkan pada anak yg sesak hebat
disertai stridor dan penampilan yg toksik
Insidens : usia 2-7 tahun
puncak usia 3,5 tahun
ETIOLOGI
Haemophilus influenzae tipe B (terbanyak)
S.aureus
S.pneumonia
C.albicans
Virus
Trauma (thermal injury)
GEJALA KLINIS
CROUP
(LARINGOTRAKEOBRONKITIS AKUT)
CROUP
Penyakit yang mengenai laring, infra/subglotis,
trakea, bronkhus
Karakteristik : sindrom klinis yg ditandai dg
suara serak
batuk menggonggong
stridor inspirasi
VIRAL CROUP
- gejala prodromal infeksi respiratori selama
3-5 hari
SPASMODIC CROUP
- terdapat faktor atopi
- tanpa gejala prodromal
- tiba-tiba obstruksi, biasa menjelang malam
- serangan sebentar normal kembali
BERDASARKAN DERAJAT KEGAWATAN
RINGAN
- batuk keras menggonggong kadang- kadang
- stridor (-)
- retraksi ringan dinding dada
SEDANG
- batuk menggonggong sering timbul
- stridor (+)
- retraksi dinding dada sedikit
- tidak ada gawat napas
BERAT
- gejala ditambah dg stridor ekspirasi
- retraksi dinding dada
- tidak ada gawat napas
RADIOLOGIS :
Gambaran steeple sign (seperti menara)
penyempitan columna subglotis
STEEPLE SIGN
TATALAKSANA
Indikasi rawat :
- usia < 6 bulan
- stridor progresif
- stridor pada saat istirahat
- gejala gawat napas
- hipoksemia
- gelisah, sianosis
- gangguan kesadaran
- demam tinggi, tampak toksik
- tidak respons terhadap terapi
TERAPI
Inhalasi
- Racemic epineprin nebulisasi 20 menit
- L-epineprin
Kortikosteroid mengurangi edema
Intubasi endotrakeal
Kombinasi oksigen-helium
Antibiotika
- bila ada infeksi sekunder oleh bakteri
- Sefalosporin generasi II atau III
PROGNOSIS
BRONKITIS AKUT
BRONKITIS AKUT
Infeksi mengenai trakea, bronkus utama &
menengah yang menimbulkan gejala batuk
Dapat membaik tanpa terapi selama 2 minggu
ETIOLOGI
Virus (terbanyak)
M pneumoniae
Bordetella pertusis
C. diptheriae
BRONKITIS AKUT VIRUS
Etiologi :
- Rhinovirus
- RSV
- Virus influenza
- Adenovirus
- Virus rubeola
- Paramyxovirus
- Zat iritan
- Polusi lingkungan
GEJALA KLINIS
Disertai rinitis dan faringitis
Batuk muncul 3-4 hari setelah rinitis
Auskultasi dada tidak khas, bisa terdapat ronki dan
wheezing
Gambaran radiologis normal atau corakan bronkial
meningkat
Gejala hilang 10 – 14 hari
TATALAKSANA
Terapi suportif
Dapat sembuh tanpa terapi
Antibiotika : bila ada infeksi sekunder oleh bakteri
Obat penekan batuk tidak perlu
Bila ada wheezing dapat diberikan bronkodilator
β2-agonis
BRONKITIS AKUT BAKTERI
Lebih jarang
Etiologi : S aureus, S pneumoniae, H influenzae, M
pneumoniae
Gejala batuk
Laboratorium terdapat infiltrasi limfosit dan leukosit
PMN
Diagnosis pasti ; kultur sekresi mukus
INFEKSI RESPIRATORIK
BRONKIOLITIS
BRONKIOLITIS
Penyakit IRA bawah yang ditandai dengan inflamasi
pada bronkiolus
ETIOLOGI :
- RSV (95%)
- Adenovirus
- Virus influenza
- Virus Parainfluenza
- Rhinovirus
- Mikoplasma
EPIDEMIOLOGI
Paling sering usia 2-24 bulan puncak usia 2-8 bulan
Faktor predisposisi :
- strain virus
- tempat penitipan anak
PATOFISIOLOGI
Infeksi virus pada epitel bersilia bronkhiolus
respons inflamasi akut terjadi obstruksi
bronkhiolus akibat edema, sekresi mukus, timbunan
debris menyebabkan hambatan aliran udara
air trapping, hiperinflasi, atelektasis
GEJALA KLINIS
Gejala awal seperti IRA atas akibat virus seperti :
pilek ringan, batuk, demam
1-2 hari kemudian batuk disertai sesak napas
Dapat ditemukan :
wheezing
sianosis
merintih (grunting)
napas berbunyi
muntah setelah batuk
rewel
penurunan napsu makan
PEMERIKSAAN FISIS
Takipnea
Takikardi
Suhu > 38,50C
Konjungtivitis ringan
Faringitis
Obstruksi sal.napas bawah akibat respons
inflamasi menyebabkan ekpirasi memanjang
hingga wheezing, napas cuping hidung, retraksi
intercostal
Dapat ditemukan ronki, sianosis, apnea
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pem darah rutin kurang bermakna(hasil normal)
Foto rontgen toraks : gambaran hiperinflasi dan
infiltrat, dapat ditemukan gambaran atelektasis
DIAGNOSIS BANDING
Asma
Bronkitis
Gagal jantung kongestif
Edema paru
Pneumonia
TATALAKSANA
Terapi suportif : pemberian oksigen, kecukupan
cairan, tunjangan respirasi bila perlu
Bronkodilator : masih kontroversi, kombinasi α
adrenergik dan agonis β adrenergik
Kortikosteroid
Ribavirin
INFEKSI RESPIRATORIK
PNEUMONIA
PNEUMONIA
Masalah utama kesehatan anak di negara
berkembang, penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak ˂ 5 tahun
Merupakan inflamasi yang mengenai parenkim
paru
ETIOLOGI
Neonatus & bayi kecil :
Strep grup B dan bakteri gram negatif seperti E
coli, Pseudomonas sp, Klebsiella sp
Bayi besar dan balita :
S pneumoniae, H influenzae tipe B, S aureus
Anak besar dan remaja :
bisa juga ditemukan M pneumoniae
Negara maju : penyebab utama infeksi virus
Negara berkembang : penyebab utama bakteri
Secara klinis sulit dibedakan infeksi oleh virus atau
bakteri
PATOLOGI
STADIUM HEPATISASI MERAH
konsolidasi jaringan paru serbukan sel PMN,
fibrin, eritrosit, cairan edema, kuman di alveoli
STADIUM HEPATISASI KELABU
terjadi fagositosis cepat oleh lekosit PMN
STADIUM RESOLUSI
degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris
menghilang
GAMBARAN KLINIS
Gejala infeksi umum :
demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
napsu makan, mual muntah, diare
Gejala gangguan respiratori
batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas
cuping hidung, air hunger, merintih, sianosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap : leukositosis predominan
PMN
CRP (+)
Uji serologis tidak rutin dilakukan
Pemeriksaan mikrobiologis dilakukan pada
pneumonia berat
Toraks foto : bercak infiltrat
PEDOMAN DIAGNOSIS WHO
BAYI < 2 BULAN
PEUMONIA
- napas cepat >60x/menit atau sesak napas
- harus rawat dan diberikan antibiotik
BUKAN PNEUMONIA
- tidak ada napas cepat atau sesak napas
- tidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simtomatis
PEDOMAN DIAGNOSIS WHO
BAYI DAN ANAK 2 BULAN – 5 TAHUN
PEUMONIA BERAT
- sesak napas
- harus rawat dan diberikan antibiotik
PNEUMONIA
- bila tidak ada sesak napas
- ada napas cepat dengan laju napas :
- >50x/men untuk usia 2 bln – 1 tahun
- >40x/men untuk usia > 1-5 tahun
BUKAN PNEUMONIA
- tidak ada napas cepat atau sesak napas
- tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, cukup
diberikan pengobatan simtomatis
TATALAKSANA
Sebagian besar tidak perlu rawat inap
Antibiotika : amoksisilin, kotrimoksazol
Bila dirawat :
Terapi suportif : cairan intravena, terapi oksigen,
koreksi gangguan asam basa elektrolit dan gula
darah
Antibiotika : golongan beta laktam atau
kloramfenikol
TATALAKSANA
Kriteria rawat inap :
Bayi:
Saturasi oksigen <92%, sianosis
Frekuensi napas >60 x/menit
Distres pernapasan, apnea intermiten, atau grunting
Tidak mau minum/menetek
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
TATALAKSANA
Kriteria rawat inap :
Anak:
Saturasi oksigen <92%, sianosis
Frekuensi napas >50 x/menit
Distres pernapasan
Grunting
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Neonatus & bayi kecil : antibiotika iv sesegera
mungkin kombinasi beta-laktam/klavulanat dg
aminoglikosid atau sefalosporin generasi III
Balita dan anak besar : beta-laktam dengan atau
tanpa klavulanat, pada kasus berat kombinasi
beta-laktam/klavulanat dg makrolid atau
sefalosporin generasi III