Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM POTENSIOMETRI

HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
Tabel. 1 Hasil pH yang diperoleh dengan pengujian Larutan HCL dengan NaOH

Derivatif 1 Derivatif 2
V NaOH pH
ΔpH1/ΔV1 V1 ΔpH2/ΔV2 V2

0 1,38 - - - -

1,52 − 1,38 1+0


1 1,52 = 0,14 = 0,5 - -
1− 0 2
1,54 − 1,52 2+1 1,5 + 0,5
2 1,54 = 0,02 = 1,5 0,02 – 0,14 = -0,12 =1
2−1 2 2
1,69 − 1,52 3+2 2,5 + 1,5
3 1,69 = 0,15 = 2,5 0,15 – 0,02 = 0,13 =2
3−2 2 2
1,80 − 1,69 4+3 3,5 + 2,5
4 1,80 = 0,11 = 3,5 0,11 – 0,15 = - 0,04 =3
4−3 2 2
2,02 − 1,80 5+4 4,5 + 3,5
5 2,02 = 0,22 = 4,5 0,22 – 0,11 = 0,11 =4
5−4 2 2
2,75 − 2,02 6+5 5,5 + 4,5
6 2,75 = 0,73 = 5,5 0,73 – 0,22 = 0,51 =5
6−5 2 2
11,19 − 2,75 7+6 6,5 + 5,5
7 11,19 = 8,44 = 6,5 8,44 – 0,73 = 7,71 =6
7−6 2 2
11,28 − 11,19 8+7 7,5 + 6,5
8 11,28 = 0,09 = 7,5 0,09 – 8,44 = - 8,35 =7
8−7 2 2
11,70 − 11,28 9+8 8,5 + 7,5
9 11,70 = 0,42 = 8,5 0,42 – 0,009 = 0,33 =8
9−8 2 2
11,77 − 11,70 10 + 9 9,5 + 8,5
10 11,77 = 0,17 = 9,5 0,07 – 0,42 = - 0,35 =9
10 − 9 2 2
11,83 − 11,77 11 + 10 10,5 + 9,5
11 11,83 = 0,06 = 10,5 0,06 – 0,07 = - 0,01 = 10
11 − 10 2 2
11,95 − 11,83 12 + 11 11,5 + 10,5
12 11,95 = 0,12 = 11,5 0,12 – 0,06 = 0,06 = 11
12 − 11 2 2
2. Perhitungan
A. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
𝑔𝑟 1000
𝑁= 𝑥
𝑚𝑟 𝑉

𝑥 1000
0,1 = 𝑥
40 𝑉
𝑥
0,1 = 𝑥1
40

0,1 𝑥 40
𝑥= = 4 gram >< dilarutkan dalam 1000 ml aquadest
1
Dibuat 2 gram dilarutkan 500 ml aquadest

B. Pembuatan larutan sampel HCL


V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 4 = 50 x 0,1
5
V1 = 4
VI = 1,25 ml

C. Penentuan Titik Ekivalen


Diketahui : V Sampel : 10 ml
V TE : 6,5 ml
N NaOH : 0,1 N
Ditanyakan : N Sampel
Jawab : (Vsampel x Nsampel) = (VTE x N NaOH)
: 10 x N = 6,5 x 0,1
6,5 𝑥 0,1
: 10
: 0,065 N
Grafik. 1 Kurva kalibrasi larutan HCL dengan NaOH

14

12

10

8
pH

0
0 2 4 6 8 10 12 14
Volume NaOH

Grafik. 2 Grafik Derivatif 1

9
8.44
8
7
6
ΔpH1/ΔV1

5
4
3
2
1
0.73
0 0.14 0.02 0.15 0.11 0.22 0.09 0.17 0.12
0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5
Volume 1
Grafik. 3 Grafik Derivat 2

10
8 7.71
6
4
2
ΔpH2/ΔV2

0.51 0.33
0 -0.12 0.13 -0.04 0.11 -0.35 -0.01 0.06
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-2
-4
-6
-8 -8.38
-10
Volume 2

PEMBAHASAN
Praktikum potensiometri ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk membuat kurva
hubungan antara pH dan volume pentiter, menentukan titik akhir titrasi, dan menentukan kadar
larutan HCl yang dianalisis. Potensiometri adalah salah satu metode penentuan konsentrasi zat
melalui pengukuran nilai potensial. Nilai potensial yang diukur setiap penambahan volume titran
tertentu akan diplotkan menjadi kurva titrasi dan akan didapatkan titik ekuivalen titrasinya.
Volume pada titik ekuivalen titrasi tersebut adalah volume titran yang akan digunakan dalam
perhitungan selanjutnya. Dalam potensiometri ini, tidak digunakan indikator karena dengan
pengukuran potensial larutan sudah bisa didapatkan titik ekuivalennya dari kurva (Underwood,
1998). Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen sehingga data yang dihasilkan
dianggap memiliki kesalahan yang kecil.
Metode yang akan kita gunakan adalah titrasi potensiometri tepatnya titrasi asam basa,
ketetapan untuk dapat menemukan titik akhir pada titrasi asam basa secara potensiometri
tergantung dari konsentrasi dan kekuatan asam serta basa. Elektroda indikator yang digunakan
pada titrasi asam basa adalah elektroda membran gelas yang sensitif terhadap perubahan jumlah
ion hidrogen (H+) dan elektroda pembandingnya adalah Elektroda Kalomel. Dalam titrasi asam
basa, diamati setiap perubahan ion H+ atau perubahan pH yang ditunjukkan pada alat pengukur
pH. Kelebihan dari elektroda membran gelas adalah tidak terjadinya kontaminasi sehingga tidak
ada permukaan katalis yang kehilangan aktivitasnya selain itu nilai-nilai pH dari suatu larutan yang
kurang tersangga bisa diukur secara akurat dan akhirnya elektroda jenis ini sangat cocok digunakan
untuk memonitor pH secara kontinu pada rentang waktu yang lama (Day dan Underwood, 1981).
Melalui kurva hubungan antara volume pentiter vs pH dapat ditentukan titik akhir titrasinya dari
HCl. Selanjutnya titik akhir titrasi dideteksi dengan menetapkan volume di mana terjadi
perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan volume pentiter yang sedikit.
Pada titrasi potensiometri ini, digunakan NaOH 0,1 N sebagai titran dan HCL 0,1 N sebagai
titratnya. Buret yang akan digunakan pada proses titrasi sebelumnya dibilas terlebih dahulu dengan
larutan titran NaOH dengan tujuan untuk membersihkan buret, pembilasan dilakukan dari 2-3
kali. Sebanyak 10 ml larutan HCl dipipet, kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass 100 ml.
Titrasi kemudian dimulai dengan menambahkan sejumlah volume NaOH sesuai petunjuk
praktikum, dengan alat stire yang terus berputar saat titrasi dilakukan. Setiap penambahan
sejumlah larutan titran, pH larutan kemudian diukur menggunakan Ph meter.
Saat elektrode membrane gelas dicelupkan ke dalam campuran larutan HCl dan air, terjadi
kesetimbangan antara ion-ion hidrogen yang terdapat di bagian tipis bola gelas dan ion hidrogen
yang terletak dalam larutan yang diuji. Elektrode gelas akan membiarkan ion H+ untuk
menembusnya, tetapi menahan ion yang lain. Semakin besar konsentrasi ion hidrogen dalam
larutan HCl, semakin banyak ion hidrogen yang masuk ke dalam lapisan gelas tadi. Hal ini
menyebabkan pada saat awal-awal titrasi, nilai pH kecil. Semakin banyak pentiter yang
ditambahkan, semakin sedikit ion hidrogen yang terdapat dalam larutan HCl, karena ion hidrogen
akan bereaksi dengan ion hidronium (OH-) dan membentuk air. Hal ini akan menyebabkan ion
hidrogen yang memasuki lapisan gelas juga semakin sedikit sehingga muatan elektrode gelas
berkurang, maka nilai pH pun meningkat
Pada kurva di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak volume larutan pentiter (NaOH)
yang ditambahkan ke dalam larutan titrat, pH larutan menjadi semakin turun (basa). Lonjakan pH
secara drastis terjadi yaitu dari pH 2,75 menjadi 11,19 yaitu saat volume titran 7 ml. Lonjakan pH
yang terjadi secara drastis dengan penambahan sedikit volume titran ini menunjukkan titik akhir
titrasi telah terjadi, di mana perubahan pH ini terjadi ketika adanya penambahan 1 ml larutan
pentiter NaOH dari volume 6 ml menjadi 7 ml. Lonjakan pH terjadi disebabkan terjadinya titik
akhir titrasi dimana ion hidrogen (H+) dari HCl telah habis bereaksi dengan ion hidronium (OH-)
dari NaOH.
Sebelum titrasi dilakukan, larutan titrat bersifat asam yang mengandung banyak ion
hidrogen dalam larutan tersebut. Namun setelah titrasi dilakukan, jumlah ion hidrogen perlahan-
lahan berkurang karena telah bereaksi dengan ion hidronium membentuk air, dan saat terjadi
lonjakan pH secara drastis tersebut ion hidrogen (H+) dari HCl telah habis bereaksi dengan ion
hidronium (OH-) dari NaOH. Dengan demikian, tidak terdapat lagi ion hidrogen dalam bentuk
bebas dalam larutan titrat. Penambahan larutan titrat setelah titik akhir titrasi terjadi menyebabkan
jumlah ion hidronium akan semakin meningkat dan menyebabkan naiknya pH larutan (pH larutan
basa). Tidak adanya ion hidrogen di dalam elektrode gelas secara tiba-tiba akan membuat arus
yang dihasilkan oleh elektrode gelas menjadi meningkat secara tiba-tiba dan kemudian turun
secara tiba-tiba pula. Hal inilah yang memberi sinyal pada pH meter mengenai adanya peningkatan
harga pH secara tiba-tiba dari larutan HCl yang dititrasi oleh pentiter (larutan NaOH 0,1N).
Berdasarkan hasil praktikum titik akhir titrasi pada percobaan ini adalah saat volume
pentiter 6,5 ml. Hal ini berarti bahwa volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan larutan
sampel (HCl) tersebut adalah 6,5 ml.a Setelah diperoleh titik akhir titrasi kemudian dilakukan
perhitungan kadar sampel dan praktikan memperoleh hasil konsentrasi larutan HCl sebesar 0,065
N.
KESIMPULAN
1. Dari kurva hubungan antara volume pentiter dan pH terlihat adanya lonjakan pH yang
drastic yaitu dari 2,75 menjadi 11,19 ketika terjadi penambahan 1 ml larutan NaOH 0,1
N dari volume NaOH 6 ml menjadi volume NaOH 7 ml. Lonjakan pH titrat ini
mengindikasikan tercapainya titik akhir titrasi.
2. Titik akhir titrasi tercapai ketika terjadi penambahan volume ekivalen NaOH
sebanyak 6,5 ml NaOH pada larutan titrat HCl.
3. Kadar HCl dalam larutan sampel HCl dalam bentuk normalitas 0,065 N.

DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi Keempat. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Gandjar, I.G., dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Khopkar, S. M.2003.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Anda mungkin juga menyukai