Anda di halaman 1dari 12

10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

@tanyaPAJAK

From Twitter to Wordpress

Tax Planning (Perencanaan Pajak)

Posted on October 31, 2012 by tanyapajak Standard


Saat ini “Tax Planning” adalah salah satu istilah yang “beken” di bidang perpajakan. Banyak sekali
PAJAKers yang menanyakan hal ini sama admin @tanyaPAJAK. Oleh karena keterbatasan karakter di
Twi er, lebih baik admin tulis saja di blog ini.

Setiap Wajib Pajak Badan yang ada di Indonesia mencari cara untuk meminimalkan pajak
penghasilannya dengan cara-cara yang legal. Nah hal ini lazim disebut dengan tax planning atau
perencanaan pajak.

Apa sih tujuan pokok dari tax planning ini?

Tujuan pokok dari tax planning adalah untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang harus dibayar
oleh wajib pajak. Tapi ingat, secara legal bukan ilegal. Tax planning adalah tindakan legal karena
penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur oleh undang-
undang. Tujuannya bukan untuk mengelak membayar pajak, tetapi mengatur sehingga pajak yang
dibayar tidak lebih dari jumlah yang seharusnya.

Pengertian Tax Planning


Perencanaan pajak adalah salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak dalam melakukan
manjemen perpajakan usaha atau penghasilannya, namun perlu diperhatikan bahwa perencaan pajak
yang dimaksud adalah perencanaan pajak tanpa melakukan pelanggaran konstitusi atau Udang-
Undang Perpajakan yang berlaku.

Tax Planning adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP) untuk menyusun aktivitas
keuangan guna menmdapat pengeluaran (beban) pajak yang minimal. secara teoritis, tax planning
dikenal sebagai effective tax planning, yaitu seorang wajib pajak berusaha mendapat penghematan pajak
(tax saving) melalui prosedur penghindaran pajak (tax avoidance) secara sistematis sesuai ketentuan UU
Perpajakan (Hoffman, 1961).

Dalam sudut pandang perencanaan pajak, tax avoidance yang dilakukan oleh wajib pajak adalah sah
dan secara yuridis sehingga tidak bisa ditetapkan pengenaan pajak. pengertian dari tax avoidance
adalah upaya pengurangan utang pajak secara konstitusional (international tax glossary, 2005).

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 1/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

Menurut Gunawan, yang dikutip oleh Lumbantoruan (Lumbantoruan : 1996:485), tax planning
merupakan upaya legal yang bisa dilakukan oleh wajib pajak. Tindakan itu legal karena penghematan
pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur (loopholes). Rencana
meminimalkan pajak dapat ditempuh misalnya, mengambil ketentuan yang sebesar-besarnya dari
ketentuan mengenai pengecualian dan pemotongan atau pengurangan yang diperkenankan. Pada
umumnya tax planning adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak. Rencana meminimalkan pajak
dapat ditempuh dengan cara, mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai
pengecualian dan potongan atau pengurangan yang diperkenankan, hal ini dapat memanfaatkan
penghasilan yang dikecualikan sebagai obyek pajak sesuai dengan pasal 4 ayat 3.

Ketidakpatuhan terhadap undang-undang dapat dikenakan sanksi administrasi maupun sanksi pidana.
Tetapi kedua sanksi itu merupakan pemborosan sumber daya sehingga perlu dieliminasi melalui tax
planning yang baik. Maka dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana manajemen akan dilakukan
perencanaan pembayaran yang tidak lebih (dapat mengurangi optimalisasi alokasi sumber daya) dan
tidak kurang (supaya tidak membayar sanksi administrasi yang merupakan pemborosan dana).

Perencanaan pajak selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena terkena
pajak. Kalau terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangin jumlah
pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak yang dimaksud dapat ditunda pembayaran dan lain
sebagainya. Akhir dari prosedur perpajakan adalah pembayaran pajak. Tentu lebih menguntungkan jika
perusahaan membayar pajak pada saat terakhir dari pada penyetoran dilakukan jauh sebelumnya.

Jenis-jenis Tax Planning


Tax planning dibagi menjadi dua:
1) Tax planning domestic nasional (national tax planning)
National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang Domestik, pemilihan atas dilaksanakan
atau tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada transaksi tersebut, artinya
untuk menghindari/mengurangi pajak, wajib pajak dapat memilih jenis transaksi apa yang harus
dilaksanakan sesuai dengan hokum pajak yang ada, misalnya akan terkena tarif pajak khusus final atau
tidak?.
2) International tax planning
International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga harus
memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara yang terlibat.

Penerapan Tax Planning


Sebelum menerapkan tax planning pada suatu perusahaan harus dilakukan analisis keadaan
perusahaan, yaitu melakukan pengamatan dan penelitian terhadap kebijaksanaan perusahaan serta
mencari kelemehan sehingga dapat ditentukan strategi perencanaan perpajakan yang tepat
dilaksanakan.

Manajemen Perpajakan yang Ekonomis, Efisiensi, dan Efektif

Untuk dapat meminimalisasi kewajiban pajak, dapat dilakukan berbagai cara, baik yang masih
memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful),
seperti tax avoidance dan tax evasion.
Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau kejadian
mempunyai dampak perpajakan. Apabila kejadian tersebut mempunyai dampak pajak, apakah dampak
tersebut dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya, apakah
pembayaran pajak tersebut dapat ditunda.

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 2/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

REPORT THIS AD

Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut:


(1) tidak melanggar ketentuan perpajakan,
(2) secara bisnis dapat diterima, dan
(3) bukti-bukti pendukungnya memadai.

Pengaruh Pajak terhadap Perusahaan


Pajak merupakan pungutan berdasarkan undang-undang oleh pemerintah. Secara administrative
pungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak
langsung dikenakan atas masuknya sumber daya yaitu penghasilan, sedangkan pajak tidak langsung
dikeluarkan terhadap keluarnya sumber daya seperti untuk konsumsi atau barang dan jasa.

Beban pajak langsung umumnya ditanggung oleh orang atau badan yang memperoleh penghasilan,
sedangkan beban pajak tidak langsung ditanggung oleh konsumen atau masyarakat. Bagi perusahaan
pajak yang dikenakan terhadap penghasilan dianggap sebagai biaya/beban dalam menjalankan atau
melakukan kegiatan usaha. Pajak sebagai biaya akan mempengaruhi besarnya laba yang diterima
maupun yang akan dikembalikan kepada pemegang saham. Jadi pada dasarnya secara ekonomis pajak
merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagikan atau diinvestasikan kembali oleh
perusahaan.

Dalam praktek bisnis umumnya pengusaha mengidentifikasikan pembayaran pajak sebagai beban.
Sehingga pengusaha akan berusaha untuk meminimalkan pembayaran pajak tersebut, untuk
mengoptimalkan besarnya laba.

Dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing maka pengusaha wajib menekan biaya seoptimal
mungkin. Demikian juga dengan kewajiban membayar pajak, karena merupakan biaya yang
menurunkan laba sesudah pajak. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat
dilakukan melalui Manajemen Pajak.

Secara umum manajemen pajak dapat didefinisikan sebagai berikut :


Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan yang benar tetapi jumlah pajak
yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh lana dan likuiditas yang diharapkan.

Tujuan manajemen pajak adalah:


a. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
b. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang sebenarnya.

Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri dari :

Perencanaan pajak (tax planning)


Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini, dilakukan
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan-peraturan perpajakan, dengan maksud dapat
menyeleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan
perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak serendah mungkin
dengan memanfaatkan peraturan-peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan dari pembuat
undang-undang. Maka tax planning disini sama dengan tax avoidance karena secara hakekat ekonomis
kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak, karena pajak merupakan
beban pengurang laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk
diinvestasikan kembali.

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 3/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

Tax avoidance adalah rekayasa yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan. Tax
avoidance dapat terjadi didalam bunyi ketentuan atau tertulis dalam undang-undang dan berada dalam
jiwa dari undang-undang atau dapat juga terdapat dalam bunyi ketentuan undang-undang.

Aspek Formal dan Administrative Perencanaan Pajak

Kewajiban perpajakan bermula dari implementasi undang-undang perpajakan. Oleh karena itu
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administrative maupun
sanksi pidana. Sanksi administrative maupun pidana merupakan pembrorosan sumber daya sehingga
perlu dieliminasi melalui suatu perencanaan pajak yang baik. Untuk dapat menyusun perencanaan
pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik diperlukan pemahaman terhadap peraturan perpajakan.
Selanjutnya selaras dengan pengelompokkan hukum pajak, aspek formal administrasi maupun aspek
materiel perlu dimengerti dan dipahami untuk dapat mengeliminir sanksi administrasi maupun sanksi
pidana.

Pungutan pajak oleh Ditjen Pajak adalah UU KUP, UU PPh, UU PPN/PPnBM, PBB, Bea materai, dan Bea
Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Dimana UU pajak tersebut diatur lebih lanjut dalam
PP, KepPres, KMK, SK, serta SE Ditjen Pajak.

Aspek administrasi dari kewajiban perpajakan meliputi kewajiban mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP/NPPKP. Menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan, membayar pajak,
menyampaikan SPT, disamping memotong atau memungut pajak. Kewajiban perpajakan berakhir pada
saat pelunasan pajak oleh WP.
Dalam sistem perpajakan selalu dipisahkan antara assessment dan payment. Assessment yang berlaku
saat ini adalah self assessment dengan kewajiban menghitung sendiri, membayar sendiri, dan
melaporkan sendiri. Sedangkan sistem pembayaran yang berlaku dapat dilakukan sendiri oleh WP
maupun melalui pemotongan oleh pihak ketiga (withholding system).

REPORT THIS AD

Pembayaran pajak sebagai transfer sumber daya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
maka pembayaran pajak harus direncanakan secara baik supaya jangan sampai terjadi pemborosan.
Penyediaan dana harus direncanakan dengan baik supaya pembayaran pajak dapat dilakukan sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Disamping pembayaran pajak masih ada kewajiban pelaporan yang
juga harus direncanakan supaya dapat selesai dan dilaporkan tepat pada waktunya.

Aspek Material dalam Perencanaan Pajak


Pajak dikenakan terhadap objek pajak yang dapat berupa keadaan, perbuatan maupun peristiwa. Basis
perhitungan pajak adalah objek pajak, maka dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana, maka
manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih karena dapat mengurangi optimalisasi sumber
daya dan tidak kurang supaya tidak membayar sanksi administrasi yang merupakan pemborosan dana.
Untuk itu objek pajak harus dilaporkan secara benar dan lengkap. Pelaporan objek pajak yang benar dan
lengkap harus bebas dari rekayasa negatif.

Penghindaran Sanksi Pajak


Pembayaran sanksi perpajakan yang tidak seharusnya terjadi merupakan pemborosan sumber daya
perusahaan. Penghindaran terhadap pemborosan tersebut merupakan optimalisasi alokasi sumber daya
perusahaan kea rah yang lebih produktif dan efisien sehinggaa meminimalisasi pemborosan tersebut
dan dapat memkasimalkan kinerja dengan benar, selain harus kerja dnegan keras dan cermat.

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 4/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

Sanksi administrasi tersebut dapat berupa bunga, denda, dan kenaikan. Sedangkan sanksi pidana dapat
berupa pidana penjara maupun denda financial.
Walaupun perusahaan telah memenuhi kewajiban perpajakan secara formal, tetapi kalau ternyata
motivasi rekayasa tidak sesuai dengan jiwa dari ketentuan perpajakan, administrasi perpajakan (fieus)
dapat menganggap bahwa WP kurang patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Setidak-tidaknya terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak (tax
planning):
a. Tidak melanggar kewajiban dan ketentuan perpajakan. Bila suatu perencanaan pajak ingin
dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan buat WP merupakan resiko yang sangat berbahaya
dan mengancam keberhasilan perencanaan pajak tersebut.
b. Secara bisnis perencanaan pajak masuk akal, karena perencanaan pajak merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perencanaan menyeluruh perusahaan, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Maka perencanaan pajak yang tidak masuk akan akan memperlemah perencanaan itu sendiri.
c. Bukti-bukti pendukungnya yang memadai.

Pelaksanaan kewajiban perpajakan


Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk
melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik secara
formal maupun materiel. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakannya telah
memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar
peraturan. Dan jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari peraturan yang berlaku maka praktek
tersebut telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak.

Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan dilaksanakan yaitu :
a. Memahami ketentuan dan peraturan perpajakan
Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti UU, PP, Keppres, KMK, SK, dan SE DitJen Pajak, kita
dapat mengetahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak

b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat


Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam menyajikan informasi keuangan perusahaan
yang disajikan dalam bentuk LK dan menjadi dasar dalam menghitung besarnya jumlah pajak (UU KUP
pasal 28).

Pengendalian pajak (tax control)


Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun materil. Dalam
pengendalian pajak yang penting adalah pengecekan pembayaran pajak. Oleh sebab itu pengendalian
dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya pembayaran pajak
dilakukan saat akhir tentu lebih menguntungkan dibandingkan membayar lebih awal. Pengendalian
pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak
terutang.

Motivasi dilakukan Tax Planning


Motivasi dilakukannya tax planning bersumber dari tiga unsur perpajakan :
1. Tax policy
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem
perpajakan. Dari berbagai aspek kebijaksanaan pajak ada faktor-faktor yang mendorong dilakukannya
perencanaan pajak yaitu :

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 5/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

ü Pajak yang akan dipungut

Ada berbagai tipe pajak yang harus menjadi pertimbangan utama baik berupa pajak langsung maupun
pajak tidak langsung serta cukai seperti :
Ø PPh Badan dan OP
Ø Pajak atas Capital Gain
Ø Withholding tax, gaji, upah, sewa, bunga, dan royalty
Ø Pajak atas ekspor, impor dan bea masuk
Ø Pajak atas undian/hadiah
Ø Bea Materai

Adanya berbagai kewajiban jenis pajak yang harus dibayar dimana masing-masing jenis pajak tersebut
mempunyai sifat perlakuan sendiri-sendiri misalnya Bea Masuk akan dianggap sebagai biaya yang
dapat dikurangkan dari PKP atau bisa dimintakan restitusi apabila kita melakukan ekspor barang.
Sedangkan PPh adalah pajak atas laba atau penghasilan yang dapat mengurangi besarnya penghasilan
bersih setelah pajak. Maka agar tidak menganggu atau tidak menderaskan cashflow perusahaan, perlu
adanya perencanaan pajak yang baik agar bisa menganalisis atas transaksi apa, terkena pajak apa, dan
perlu dana berapa sehingga diketahui berapa penghasilan bersih setelah pajak.

ü Siapa yang akan dijadikan subyek pajak

Indonesia mengadakan pemisahan antara Badan Usaha dengan pribadi pemiliknya (pemegang saham),
yang akan menimbulkan pajak ganda. Adanya perbedaan perlakuan perpajakan atas pembayaran
dividen kepada pemegang saham dari Badan Usaha dimana pemegang saham adalah orang pribadi
atau perorangan dan pemegang saham adalah berbentuk Badan Usaha (PT), maka disini menimbulkan
usaha untuk perencanaan pajak dengan baik agar beban pajaknya rendah dan meringankan arus kas
(cashflow) perusahaan sehingga bisa dimanfaatkan untuk tujuan lain. Disamping itu adanya
pertimbangan untuk menunda pembayaran deviden dengan cara meningkatkan jumlah laba yang
ditahan, yang bagi perusahaan juga akan menimbulkan penundaan pajak.

ü Apa saja yang merupakan objek pajak

Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas obyek pajak yang secara ekonomis hakekatnya sama
akan menimbulkan usaha perencanaan pajak, agar beban pajak rendah. Jadi karena objek pajak
merupakan basis perhitungan (tax bases) besarnya pajak, maka dalam rangka optimalisasi alokasi
sumber dana, manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih dan tidak kurang.

ü Berapa besarnya tarif pajak

Adanya penerapan tarif yang diterapkan di Indonesia mengakibatkan seseorang perencana pajak akan
berusaha sedapat mungkin dikenakan tarif yang palin rendah.

ü Bagaimana prosedurnya

Adanya self assessment system dan payment system mengharuskan seorang perencana pajak untuk
melakukan tax planning dengan baik. Saat ini sistem pemungutan (withholding) di Indonesia makin
ditingkatkan penerapannya. Hal ini disamping mengganggu cash flow perusahaan juga bisa berakibat
terjadinya kelebihan pembayaran pajak atas pemungutan pendahuluan tersebut, dimana untuk
memperoleh restitusinya memerlukan waktu dan biaya.

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 6/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

2. Tax Law
Kita menyadari bahwa kenyataannya dimanapun tidak ada undang-undang yang mengatur secara
permasalahan dengan sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan
yang lain (PP, Keppres, KMK, dan SE DJP), serta tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut
bertentangan dengan undang-undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat
kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapai. Keadaan ini menyebabkan munculnya
celah (loophole) bagi WP untuk menganalisis dengan cermat atas kesempatan tersebut untuk digunakan
perencanaan pajak yang baik.

3. Tax Administration
Indonesia merupakan negara yang begitu luas wilayahnya dan begitu banyak penduduknya dan sebagai
negara yang sedang membangun masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi
perpajakannya secara memadai. Hal yang mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan
perpajakan dengan baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya
perbedaan penafsiran antara fiskus dengan WP, akibat dari begitu luasnya peraturan perpajakan yang
berlaku dan sistem informasi yang belum efektif.
Secara umum motivasi dilaksanakannya tax planning adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak,
Karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam penga,bilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi
perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan
peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan perpajakan yang sengaja dibuat oleh pemerintah
untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas obyek pajak yang secara ekonomis hakekatnya sama,
dengan memanfaatkan :
* Perbedaan tarif pajak (tax rate)
* Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (tax base)
* Loop hole (celah), shelter, dan haven.

Kesimpulan
Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan
transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai
peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan
pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara
optimal menghindari pemborosan sumber daya.

Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen pajak itu sendiri
merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang
dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation) dan pengendalian
pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang
akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk
meminimimalisasi kewajiban pajak.

REPORT THIS AD

Aspek-aspek dalam Tax Planning

a. Aspek Formal dan Administratif

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 7/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

ü Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok WajibPajak (NPWP) dan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP);
ü Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan;
ü Memotong dan/atau memungut pajak;
ü Membayar pajak;
ü MenyampaikanSurat Pemberitahuan.

b. Aspek Material
Basis penghitungan pajak adalah objek pajak. Dalam rangka optimalisasialokasi sumber dana,
manajemen akan merencanakan pembayaran pajakyang tidak lebih dan tidak kurang. Untuk itu, objek
pajak harus dilaporkansecara benar dan lengkap.

Tahapan Tax Planning

a. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)


b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or more possible tax
plans)
c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)
d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax plans)
e. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan).

Penjelasan Tahapan dalam Tax Planning

Menganalisis Informasi yang ada (Analysis of the existing data base).

Tahapan pertama dari proses pembuatan tax planning adalah menganalisis komponen yang berbeda
atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus
ditanggung.
Ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak baik secara
sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat dirumuskan sebagai perencanaan pajak
yang paling efisien. Adalah juga penting untuk memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan
suatu proyek dan pengeluaran-pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi. Untuk itu seorang
manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik dari segi internal maupun eksternal yaitu:

REPORT THIS AD

a. Fakta yang relevan


Dalam arus globalisasi serta tingkat persaingan yang semakin kompetitif maka seorang manajer
perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak untuk perusahaannya dituntut harus benar-benar
menguasai situasi yang dihadapi, baik dari segi internal maupun eksternal dan selalu dimutakhirkan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi agar perencanaan pajak dapat dilakukan secara tepat dan
menyeluruh terhadap situasi maupun transaksi-transaksi yang mempunyai dampak dalam perpajakan.

b. Faktor Pajak
Dalam menganalis setiap permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan perencanaan pajak adalah
tidak terlepas dari dua hal yang berkaitan dengan faktor-faktor pajak yaitu menyangkut setiap tipe
perpajakan nasional yang dianut oleh suatu negara dan sikap fiskus dalam menafsirkan peraturan
perpajakan baik Undang-undang domestik maupun mancanegara.

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 8/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

c. Faktor non Pajak lainnya


Beberapa faktor bukan pajak yang relevan untuk diperhatikan dalam penyusunan suatu perencanaan
pajak antara lain:

i. Masalah badan hukum


Sistem hukum yang berbeda terdiri dari berbagai tipe dari pada perusahaan. Pemilihan bentuk badan
usaha yang diusulkan sering dibuat sebagai fungsi daripada seluruh peraturannya (baik untuk pajak
maupun bukan pajak) dalam rangka administrasi pembentukan dan pembubarannya.
ii. Masalah mata uang dan nilai tukar
Dalam ruang lingkup perencanaan pajak yang bersifat internasional masalah nilai tukar mata uang
mempunyai dampak yang besar terhadap finansial suatu perusahaan. Nilai tukar mata uang yang
berfluktuasi atau tidak stabil memberikan resiko usaha yang cukup tinggi. Apalagi jika ada masalah
devaluasi maupun revaluasi. Dari dampak finansial tentunya berakibat pada posisi laba-rugi, apalagi
bila terdapat banyak transaksi baik ekspor atau impor maupun pinjaman dalam bentuk mata uang
asing.
iii. Masalah pengendalian devisa
Sistem pengendalian devisa yang dimuat suatu negara menjadi bahan pertimbangan penting terutama
jika suatu negara menganut pembahasan atau larangan untuk mengadakan pertukaran atau transfer
dana dari transaksi internasional ataupun adanya larangan untuk menjamin uang atau menarik uang
dari luar tanpa adanya izin Bank Sentral atau Menteri Keuangan. Berbagai macam aturan yang dibuat
tentunya menjadi bahan pertimbanagan bagi pengusaha untuk menanamkan modalnya atau tidak,
karena perhitungan laba-rugi akhirnya selalu menjadi patokan dasar dalam mengambil keputusan.
iv. Masalah Program intensif investasi
Masalah program insentif yang ditawarkan negara tertentu memberikan pilihan bagi wajib pajak untuk
melakukan investasi atau pemekaran usaha pada suatu lokasi negara tertentu. Insentif inventasi yang
merangsang bisa berupa pemberian pinjaman dengan tarif bunga rendah, bebas bunga ataupun adanya
pemberian bantuan dari pemerintah.
v. Masalah faktor bukan pajak lainnya
Faktor bukan pajak lainnya seperti hukum dan sistem administrasi yang berlaku, kestabilan ekonomi
dan politik, tenaga kerja, pasar, ada/tidaknya tenaga profesional, fasilitas perbankan, iklim usaha,
bahasa, sistem akuntansi, kesemuanya harus dipertimbangkan dalm penyusunan tax planning terutama
berkaitan dengan pemilihan lokasi investasi apakah berupa cabang, subsidiari atau untuk keperluan
lainnya.

Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak (Design of one or more possible
tax plans).
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tindakan berikut ini:
a. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.
Hampir semua perpajakan internasional paling tidak ada dua negara yang ditentukan lebih dahulu.
Dari sudut pandang perpajakan dalam hal ini proses perencanaan tidak bisa berada di luar dari tahapan
pemilihan transaksi, operasi dan hubungan yang paling menguntungkan. Metode yang harus
diterapkan dalam menganalisis dan membandingkan beban pajak maupun pengeluaran lainnya dari
suatu proyek adalah apabila tidak ada rencana pembatasan minimum pajak yang diterapkan dan
apabila ada rencana pembatasan minimum diterapkan, berhasil atau pun gagal.
b. Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi residen dari negara
tersebut. Dalam rencana perpajakan internasional mungkin diberi perlakuan khusus dengan memilih
antara dua atau lebih kemungkinan investasi di negara-negara berbeda.
c. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.
Dalam banyak kasus, pertimbangan penghemaan pajak tidak hanya di pengaruhi oleh pemilihan yang
https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 9/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

hati-hati dari bentuk transaksi, operasi maupun hubungan internasional, tetapi juga oleh penggunaan
satu atau lebih negara sebagai tambahan dari negara yang bersangkutan yang sudah ada dalam data
base. Perencanaan pajak internasional sebetulnya merupakan perluasan yang sederhana dari
perencanaan pajak nasional. Dalam membuat model pengaturan yang paling tepat, penting sekali untuk
mempertimbangkan.
d. Apakah kepemilikan dari hak, surat berharga, dan lain-lain harus dikuasakan kepada satu atau lebih
perusahaan, individu, atau kombinasi dari semuanya itu.
e. Adakah hubungan antara berbagai individu dan entitas.

Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak (Evaluating a tax plan).


Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan
strategik perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil
pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak. Evaluasi tersebut meliputi :
a) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan,
b) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik,
c) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi gagal.
4. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak (Debugging the tax plan).
Hasil suatu perencanaan pajak bisa dikatakan baik atau tidak tentunya harus dievaluasi melalui
berbagai rencana yang dibuat. Dengan demikian keputusan yang terbaik atas suatu perencanaan pajak
harus sesuai dengan bentuk transaksi dan tujuan operasi perbandingan berbagai rencana harus dibuat
sebanyak mungkin sesuai bentu perencanaan pajak yang diinginan. Kadang suatu rencana harus diubah
mengingat adanya perubahan peraturan perundang-undangan. Walaupun diperlukan penambahan
biaya atau kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan pajak yang bisa
diperoleh, rencana tersebut harus tetap dijalankan. Karena begaimanapun juga kerugian yan
ditanggung merupakan kerugian minimal.

Memutakhirkan rencana pajak (Updating the tax plan).


Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan, namun juga masih
perlu mempertimbangkan setiap perubahan yang terjadi baik undang-undang maupun pelaksanaannya
di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan yang mungkin mempunyai dampak terhadap komponen
dari suatu perjanjian, yang berkenaan dengan perubahan yang terjadi di luar negeri atas berbagai
macam pajak maupun aktifitas informasi bisnis yang tersedia sangat terbatas. Pemutakhiran dari suatu
rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang
dinamis. Dengan memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi
yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang merugikan dari adanya
perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk memperoleh manfaat
yang potensial.

Strategi Umum Perencanaan Pajak

a.Tax saving
Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melaluipemilihan alternatif pengenaan pajak dengan
tarifyang lebih rendah.Misalnya, perusahaanyang memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100
juta dapat melakukan perubahan pemberian natura kepada karyawanmenjadi tunjangan dalam bentuk
uang.

b.Tax avoidance
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak denganmenghindari pengenaan pajak melalui
transaksiyang bukan merupakan objekpajak. Misalnya, perusahaanyang masih mengalami

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 10/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK

kerugian,perlumengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian naturakarena


natura bukan merupakan objek pajak PPh Pasal21.

c. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan

Dengan menguasai peraturan pajakyang berlaku, perusahaan dapatmenghindari timbulnya sanksi


perpajakan berupa:
ü Sanksi administrasi: denda, bunga, atau kenaikan;
ü Sanksi pidana: pidana atau kurungan.

d. Menunda pembayaran kewajiban pajak

Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturanyang berlaku dapat dilakukan
melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini dilakukan dengan menunda penerbitan faktur
pajak keluaran hingga batas waktuyang diperkenankan, khususnya untuk penjualankredit. Dalam hal
ini, penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhirbulan berikutnya setelah bulan penyerahan
barang.

e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan

Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan
yang merupakan pajakdibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas pembeliansolar dan/atau impor dan
Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas pegawai.

Dalam kredit pajak PPN (Pajak Masukan), Pengusaha Kena Pajak dapatmenggunakan dokumenlain
yang fungsinya sama dengan faktur pajakstandar, seperti SPPB atauSurat Perintah Pengiriman
Barang(delivery order) yang dikeluarkan oleh Bulog untuk penyaluran tepung terigu, FNBP(Faktur
NotaBon Pen yerahan)yang dikeluarkan oleh Pertamina untukpenyerahan BBM dan/atau bukan BBM,
dan tanda pembayaran atau kuitansi telepon.

Sumber:

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat.


h p://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=28333 (h p://www.ortax.org/ortax/?
mod=forum&page=show&idtopik=28333)

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 11/12
10/19/2019 Tax Planning (Perencanaan Pajak) | @tanyaPAJAK
Advertisements

REPORT THIS AD

REPORT THIS AD
This entry was posted in Artikel Pajak and tagged Pajak, perencanaan pajak, tanyaPAJAK, tax planning.
Bookmark the permalink.

CREATE A FREE WEBSITE OR BLOG AT WORDPRESS.COM.

https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/ 12/12

Anda mungkin juga menyukai