Anda di halaman 1dari 77

Pelatihan Brevet Perpajakan S1 Reguler

Tahun 2019
1
Pengertian
Pasal 1 angka 23 UU No. 42 Tahun 2009

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang


dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak.
JENIS FAKTUR PAJAK
DOKUMEN TERTENTU YANG
FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK KEDUDUKANNYA
GABUNGAN
DIPERSAMAKAN DENGAN FP
Pasal 1 angka 23 Pasal 13 ayat (2) Pasal 13 ayat (6) jo
PER- 10/PJ/2010 jo PER-67/PJ/2010 jo PER-
27/PJ/2011 jo PER- 33/PJ/2014

FAKTUR PENJUALAN yang memuat keterangan sesuai dengan keterangan


dalam Faktur Pajak sebagaimana dimaksud dalam Ps. 13 ayat (5) UU PPN dan
pengisiannya sesuai dengan tata cara pengisian keterangan pada Faktur Pajak
Penjelasan Pasal 13 ayat (6)

FAKTUR PAJAK KHUSUS


PMK-76/KMK.03/2010 std PMK-100/PMK.03/2013

FAKTUR PAJAK EKS SEDERHANA


PER-58/PJ/2010 3
4
KEWAJIBAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK Pasal 13 (1) UU PPN

wajib buat FP untuk setiap


PENGUSAHA KENA PAJAK

(Pasal 2 ayat (1) PMK-151/PMK.03/2013)


Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean (Ps. 4 ayat (1) huruf a)
Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean (Ps.4 ayat (1) huruf c)
Ekspor BKP Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf f)
Ekspor BKP Tidak Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf g)
Ekspor JKP (Ps.4 ayat (1) huruf h)

Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh PKP (Ps.16 D)
kecuali atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
sbgmn dimaksud Ps. 9 ayat (8) huruf b dan c

Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), PKP


dapat membuat 1 (satu) Faktur Pajak meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan kepada pembeli BKP atau penerima JKP yang sama selama 1 (satu)
bulan kalender {Pasal 13 ayat (2) UU PPN}
FAKTUR PAJAK GABUNGAN 6
PASAL 13 AYAT (1a)
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
(Pasal 2 ayat (2) PMK-151/PMK.03/2013)
Faktur Pajak harus dibuat pada :

saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP


saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran
terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak
saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan
sebagian tahap pekerjaan
saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara
Pemerintah sebagai Pemungut PPN
saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan
paling lambat saat pendapatan dari
FAKTUR PAJAK GABUNGAN transaksi atas penyerahan BKP dgn
Karakteristik Tertentu secara
keseluruhan sudah dapat dihitung
Paling lama akhir bulan secara final (PMK 238/PMK.03/2012 )
AYAT (2a)
penyerahan 7
• Pengusaha Kena Pajak diperkenankan membuat
Faktur Pajak gabungan paling lama pada akhir
bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak meskipun di
dalam bulan penyerahan telah terjadi
pembayaran baik sebagian maupun
seluruhnya
Pasal 17

Pasal 11 UU PPN Pasal 13 UU PPN

Saat Pembuatan
Saat Terutang Pajak Saat Penyerahan
Faktur Pajak

“Saat penyerahan yang merupakan dasar penentuan saat terutang PPN dan saat
pembuatan Faktur Pajak disinkronisasikan dengan praktik yang lazim terjadi dalam
kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik pencatatan atau pembukuan berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan secara konsisten oleh PKP”

“Penyerahan dianggap telah terjadi, apabila resiko dan manfaat kepemilikan barang
telah berpindah kepada pembeli dan jumlah pendapatan dari transaksi tersebut dapat
diukur dengan handal”

“Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan penerbitan


invoice/faktur penjualan yang sekaligus menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar
pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang”

9
Pasal 17

a. diserahkan secara langsung kepada pembeli atau Penjualan langsung dan


pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli; penjualan eceran

b. diserahkan secara langsung kepada penerima Pemberian cuma-cuma,


barang; pemakaian sendiri, dan
penyerahan antarcabang

c. diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa Penjualan dengan syarat fob
angkutan; atau shipping point

d. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada


saat diterbitkan faktur penjualan, sesuai Selain kriteria di atas
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten.

10
Pasal 17

1 PT Aman menyerahkan Barang Kena Pajak secara langsung kepada Tuan Igna
pada tanggal 15 Mei 2011.

2 PT Berkah (Jakarta) menjual BKP kepada PT Ceria (Surabaya) dengan syarat


pengiriman fob shipping point. Barang dikeluarkan dari gudang PT Berkah dan
dikirim ke gudang PT Ceria pada tanggal 10 Juni 2011 dengan menggunakan
perusahaan ekspedisi dengan tanggal DO (delivery order) 10 Juni 2011. Barang
diterima oleh PT Ceria pada tanggal 12 Juni 2011.

11
Pasal 17

Contoh Transaksi Penjualan


(fob destination)
16 Agustus

12 Agustus
Penjual menerbitkan
Faktur Penjualan
13-16 Agustus
Barang keluar dari
gudang Penjual

Perakitan & ujicoba


13 Agustus barang oleh Pembeli

Faktur Pajak
Barang diterima
Diterbitkan
Pembeli

12
Pasal 17

Saat Penyerahan BKP Tidak


Bergerak

saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena Pajak
berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli

13
Pasal 17

1 Perjanjian jual beli sebuah rumah ditandatangani tanggal 1 Mei 2011.


Perjanjian penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai rumah tersebut dibuat
atau ditandatangani tanggal 1 September 2011.

2 Bila sebelum surat atau akte tersebut dibuat atau ditandatangani, rumah telah diserahkan
atau berada dalam penguasaan pembeli atau penerimanya, maka Faktur Pajak harus
diterbitkan pada saat barang tersebut secara nyata diserahkan atau berada dalam
penguasaan pembeli atau penerima barang.

14
Pasal 17

a. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada


saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha
Dalam hal
Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
tidak diketahui
berlaku umum dan diterapkan secara konsisten

b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat


mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan
untuk dipakai secara nyata, sebagian atau
seluruhnya

Pemberian cuma-cuma,
pemakaian sendiri, dan
penyerahan antarcabang

15
Pasal 17

Saat Penyerahan untuk persediaan dan aktiva yang masih


tersisa pada saat pembubaran perusahaan?

a. ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris

b. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan


yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Mana yang terjadi
lebih dulu
c. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan
perusahaan dibubarkan

d. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-


nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan
atau berdasarkan data atau dokumen yang ada

16
Pasal 17

Saat Penyerahan BKP

Perubahan bentuk usaha

ATAU a. Saat disepakati atau ditetapkan


Penggabungan usaha sesuai hasil Rapat Umum
Pemegang Saham yang tertuang
Peleburan usaha dalam perjanjian; atau
Pemekaran usaha
b. Saat ditandatanganinya akta oleh Notaris
Pemecahan usaha

Pengambilalihan usaha

Tidak memenuhi
Pasal 1A (2) UU PPN

17
Pasal 17

1) diakui sebagai piutang atau penghasilan atau pada


saat diterbitkan faktur penjualan sesuai dengan Dalam hal
prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidak diketahui
diterapkan secara konsisten

2) kontrak atau perjanjian ditandatangani

3) saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan


Pemberian cuma-cuma,
untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau
seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma
pemakaian sendiri, dan
atau pemakaian sendiri penyerahan antarcabang

18
Pasal 17

1 PT Semangat menyewakan satu unit ruko kepada PT Diatetupa dengan masa kontrak
selama 12 tahun. Dalam kontrak disepakati antara lain:
• PT Diatetupa mulai menggunakan ruko tanggal 1 September 2011;
• Nilai kontrak sewa selama 12 tahun adalah Rp 120.000.000,00
• Pembayaran sewa adalah tahunan dan disepakati dibayar setiap tanggal 29 September
dengan pembayaran sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per tahun.
Pada tanggal 29 September 2011 PT Diatetupa melakukan pembayaran sewa untuk
tahun pertama.

2 1. PT Setiyakom adalah suatu perusahaan jasa telekomunikasi.


2. PT Setiyakom melakukan penagihan kepada pelanggan sesuai dengan periode
pemakaian selama satu bulan.
3. Pengumpulan data-data pemakaian dari pelanggan memerlukan waktu beberapa hari,
sehingga faktur penjualan baru dapat diterbitkan beberapa hari setelahnya.
4. Untuk pemakaian oleh pelanggan pada tanggal 1 – 30 Juni 2011, PT Setiyakom
menerbitkan faktur penjualan (melakukan penagihan) pada tanggal 5 Juli 2011.

19
Pasal 17

Saat Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ JKP dari luar Daerah Pabean
Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang
oleh pihak yang memanfaatkannya

Mana yang Saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
terjadi lebih penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang
dahulu menyerahkannya
Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau
seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya

Tidak Diketahui

tanggal ditandatanganinya kontrak


atau perjanjian

20
Pasal 17

Saat saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke


Impor BKP dalam Daerah Pabean PIB

Saat saat Barang Kena Pajak dikeluarkan


dari Daerah Pabean PEB
Ekspor BKP

saat Penggantian atas Barang Kena


Saat Pajak Tidak Berwujud yang diekspor
Ekspor BKP
tersebut dicatat atau diakui sebagai
Tidak Berwujud
piutang atau penghasilan Pemberitahuan
Ekspor JKP/BKP
Tidak Berwujud
Saat saat Penggantian atas jasa yang
Ekspor JKP diekspor tersebut dicatat atau diakui
sebagai piutang atau penghasilan

21
Keterangan yang Harus Dimuat
Pasal 13 ayat (5) UU No 42 th 2009
• Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang paling sedikit memuat:
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena
Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan
potongan harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Landasan Hukum PER-17/PJ/2014

UU
PPN

PMK

PER
DJP

Catatan: Peraturan Direktur Jenderal Pajak mempunyai kewenangan untuk mengatur tata cara pengisian keterangan pada Faktur Pajak
Penyempurnaan Pengaturan FP
Pasal 13 (5) UU PPN

a Identitas Sesuai dengan alamat yg


Penjual/Pembeli Alamat
b sebenarnya

Menggambarkan
c Jenis BKP/JKP BKP/ JKP
keadaan sebenarnya
Dalam hal diketahui jumlah unit atau satuan
tertentu lainnya, maka harus dicantumkan Keterangan
FP Lengkap
Nomor Seri Meminta Tata cara ditentukan
f
FP ke DJP oleh DJP

Identitas: Sesuai identitas yang


Nama - KTP sah & berlaku
g Penandatangan (fotocopy dilampirkan pada saat
FP - SIM
pemberitahuan pejabat
- Passport penandatangan FP)

Catatan: Selain 5 Butir Pengaturan di atas, masih terdapat butir lain, untuk lebih lengkapnya dapat Saudara lihat selengkapnya di PER-24/PJ/2012
Perubahan Nomor Seri Faktur Pajak
. - .
Kode transaksi & status Kode cabang Kode tahun Nomor Seri

Jumlah Digit:
Penomoran FP
8 digit
Sesuai dengan
Ditentukan oleh PKP
Per-13/65
sendiri

. - .
Kode transaksi & status Nomor Seri

Jumlah Digit:
Penomoran FP 13 digit
Sesuai dengan Ditentukan oleh sistem DJP, termasuk kode tahun
Per-17 akan dicreate oleh sistem DJP dan kode cabang
dihapus.
POIN PERUBAHAN 1

N Keterangan PER-13/PJ/2010 stdd PER- PER-24/PJ/2012


o 65/PJ/2010
1 Otorisasi Nomor Urut FP ditentukan Nomor Seri FP diberikan oleh
pemberian sendiri oleh PKP secara DJP dengan mekanisme yang
nomor seri berurutan ditentukan oleh DJP
2 Syarat Tidak ada syarat khusus, baik PKP Nomor Seri Faktur Pajak
diberikan ataupun non PKP dapat membuat diberikan kepada PKP yang telah
nomor seri nomor sendiri. diregistrasi ulang dan PKP baru
FP yang telah diverifikasi dalam
rangka pengukuhan PKP
3 Identitas PKP Tidak ditegaskan Penegasan Keterangan FP
khususnya mengenai alamat dan jenis
alamat dan barang/jasa harus diisi sesuai
jenis dengan keterangan yang
barang/jasa sebenarnya atau sesungguhnya

Catatan: 26
POIN PERUBAHAN 2

N Keterangan PER-13/PJ/2010 stdd PER-24/PJ/2012


o PER-65/PJ/2010
4 Penunjukan dan PKP tidak disyaratkan Mengatur pejabat/pegawai
Penandatangana melampirkan fotokopi penandatangan FP yang berhak:
n FP kartu identitas yang sah - PKP wajib memberitahukan ke KPP
surat penunjukan penandatangan FP;
dan
- fotokopi kartu identitas yang sah
(dilegalisasi oleh pejabat berwenang)
5 Istilah Faktur Diatur dan digunakan Istilah “Faktur Pajak cacat“ diganti
Pajak Cacat istilah “Faktur Pajak dengan “Faktur Pajak tidak lengkap”
cacat” agar sinkron dengan ketentuan UU
KUP
6 Penggunaan Menimbulkan multitafsir Mempertegas peruntukan Kode
Kode Transaksi untuk transaksi yang Transaksi, yaitu kode 02 (bendahara
(02 dan 03) harus dipungut oleh pemerintah) & 03 (BUMN dan KPS)
Pemungut dengan digunakan untuk penyerahan yang
mekanisme normal PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN

Catatan: Pengaturan butir ke 4, PKP harus menyampaikan surat pemberitahuan penandatangan FP + copy kartu identiitas 27
POIN PERUBAHAN 3

N Keterangan PER-13/PJ/2010 stdd PER- PER-24/PJ/2012


o 65/PJ/2010
7 Urutan nomor - Wajib membetulkan FP - Nomor seri Faktur Pajak
seri Faktur sehingga sequence number diberikan oleh DJP dengan
Pajak tetap terjaga blok nomor urut
- Apabila tidak dibetulkan, PKP - Penggunaan nomor yang tidak
penerbit dikenai sanksi Ps 14 urut tidak dikenakan sanksi
(4) UU KUP dan PKP Pembeli - Terdapat kewajiban pelaporan
tetap dapat mengkreditkan PM nomor yang tidak terpakai
8 Nomor Seri FP - Wajib membetulkan FP Seluruh Faktur Pajak dengan
ganda (lebih sehingga sequence number Nomor Seri FP yang sama /ganda
dari satu) tetap terjaga termasuk Faktur Pajak Tidak
Lengkap
9 Penerbitan FP - Menggunakan Nomor Seri baru - Menggunakan Nomor Seri yang
Pengganti - Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT, sama
yaitu di masa FP yang diganti - Hanya dilaporkan di SPT FP
dan di masa pembuatan FP yang diganti
pengganti

28
POIN PERUBAHAN 4

N Keterangan PER-13/PJ/2010 stdd PER- PER-24/PJ/2012


o 65/PJ/2010
10 Pengkreditan FP yang tidak diisi dengan Kesalahan pengisian keterangan
FP keterangan yang sebenarnya atau FP di luar kuasa PKP Pembeli
sesungguhnya dan yang tidak tetap dapat dikreditkan (nomor
mengikuti tata cara sebagaimana tidak urut, kode cabang dan
ditetapkan dalam Peraturan penandatangan belum
Direktur Jenderal Pajak ini tidak diberitahukan ke KPP)
dapat dikreditkan oleh PKP
Pembeli

Catatan: Selain 10 Butir Perubahan, masih terdapat butir lain, untuk lebih lengkapnya dapat Saudara lihat selengkapnya di PER-24/PJ/2012 29
Kendali Nomor Seri Faktur Pajak
Nomor seri Faktur Pajak hanya dapat diberikan kepada PKP yang:
a. Telah dilakukan registrasi ulang PKP sesuai dengan Per-05 dan perubahannya atau
telah dilakukan verifikasi dalam rangka pengukuhan PKP.
b. Telah melakukan update alamat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, apabila
terjadi perubahan alamat .
c. Telah mengajukan surat permohonan kode aktivasi dan password.
d. Telah menerima surat pemberitahuan kode aktivasi dari KPP .
e. Telah menerima pemberitahuan password melalui e-mail.
f. Telah mengajukan surat permintaan nomor seri faktur pajak.
g. Telah memasukkan kode aktivasi dan password dengan benar pada saat
mengajukan permintaan nomor seri faktur pajak.
h. Telah menyampaikan SPT masa PPN untuk 3 (tiga) masa pajak terakhir
berturut-turut yang telah jatuh tempo pada tanggal surat permohonan nomor seri
faktur pajak disampaikan ke KPP.
Kegiatan Permohonan Kode Aktivasi dan
Password Petugas
TPT di
1 KPP
Surat 2
Surat pemberitahuan
permohonan kode aktivasi
kode aktivasi dikirim via pos Petugas
3 Seksi
Pelayanan
3 di KPP
Password di email
5
Pemberitahuan
PKP kempos di email

Direkam di
4 aplikasi di KPP

Surat
pemberitahuan Data base Registrasi
kode aktivasi Ulang PKP dan
kempos verifikasi Pengukuhan
PKP

Penerima surat
masuk KPP

Catatan: Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi dan Password secara lebih lengkap, dapat Saudara lihat pada SE- 52/PJ/2012
KODE DAN NOMOR SERI
FAKTUR PAJAK
KODE FAKTUR PAJAK
Kode Transaksi :
01- kepada Selain Pemungut PPN
02- kepada Pemungut Bendaharawan
03- kepada Pemungut PPN lainnya
04- yg mnggnkn DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN
05- tidak digunakan
06- penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN
07- yang PPN-nya TDP kpd Selain Pemungut PPN
08- yg dibbskan dr pengenaan PPN kpd Selain Pemungut
PPN
09- pnyrhn Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN
Kode Status :
0 – Normal
1 - Penggantian
No urut Toko Retail
1. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak kepada orang pribadi pemegang
paspor luar negeri wajib menerbitkan Faktur Pajak Khusus, lembar kesatu,
untuk Orang Pribadi; lembar kedua, untuk Unit Pelaksana Restitusi PPN
Bandar Udara melalui Orang Pribadi; lembar ketiga, untuk arsip PKP Toko
Retail melalui Toko Retail.

2. Kolom Kode dan Nomor seri pada FP Khusus diisi dengan kode dan nomor
seri FP yang dihasilkan (generate) oleh sistem dari DJP, dengan kode
transaksi adalah '06' atau dalam hal website/aplikasi offline, maka Toko
Retail menerbitkan FP Khusus dengan kode transaksi dan kode statusnya
'062' sedangkan nomornya diisi manual mulai dari nomor 90000001

3. Faktur Pajak Khusus tersebut juga dilaporkan dalam Lampiran A2 SPT


Masa PPN 1111.
PMK 76/PMK.03/2010 stdt
PMK 100/PMK.03/2013 jo
PER-08/PJ/2013
Faktur Pajak Pengganti

• Atas Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian,


atau salah dalam penulisan, sehingga tidak memuat
keterangan yang lengkap, jelas, dan benar, Pengusaha
Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut
dapat menerbitkan Faktur Pajak pengganti
Tata cara penggantian faktur pajak yang rusak,
salah dalam pengisian, atau salah dalam
penulisan
• Atas permintaan Pengusaha Kena Pajak pembeli Barang Kena
Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak atau atas kemauan sendiri,
Pengusaha Kena Pajak penjual atau penerima Jasa Kena Pajak
membuat Faktur Pajak Pengganti terhadap Faktur Pajak yang
rusak, salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan.
• Pembetulan Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian,
atau salah dalam penulisan tidak diperkenankan dengan cara
menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain
dengan cara membuat Faktur Pajak Pengganti.
Tata cara penggantian faktur pajak yang rusak,
salah dalam pengisian, atau salah dalam
penulisan
• Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Pengganti
dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak
yang biasa sesuai dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
yang telah ditetapkan.
• Faktur Pajak Pengganti, diisi berdasarkan keterangan yang
seharusnya dan dilampiri dengan Faktur Pajak yang rusak, salah
dalam penulisan atau salah dalam pengisian tersebut.
• Faktur Pajak Pengganti tetap menggunakan Nomor Seri Faktur
Pajak yang sama dengan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti.
Sedangkan tanggal Faktur Pajak Pengganti diisi dengan tanggal
pada saat Faktur Pajak Pengganti dibuat.
Tata cara penggantian faktur pajak yang rusak,
salah dalam pengisian, atau salah dalam
penulisan
• Pada Faktur Pajak Pengganti, dibubuhkan cap yang
mencantumkan Kode dan Nomor Seri serta tanggal Faktur
Pajak yang dibubuhkan cap yang mencantumkan Kode dan
Nomor Seri serta tanggal Faktur Pajak yang diganti tersebut.
Pengusaha Kena Pajak dapat membuat cap tersebut seperti
contoh berikut. Kode dan Nomor Seri serta tanggal Faktur
Pajak yang diganti dapat diisi dengan cara manual.
– Faktur Pajak yang diganti :
– Kode dan Nomor Seri : .................................
– Tanggal : .................................
Tata cara penggantian faktur pajak yang rusak,
salah dalam pengisian, atau salah dalam
penulisan
• Penerbitan Faktur Pajak Pengganti mengakibatkan adanya kewajiban untuk
membetulkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada
Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan Faktur Pajak tersebut.
• Faktur Pajak Pengganti dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai pada Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak
dilaporkannya Faktur Pajak yang dilakukan penggantian dengan
mencantumkan nilai dan/atau keterangan yang sebenarnya atau
sesungguhnya setelah penggantian.
• Pelaporan Faktur Pajak Pengganti pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud di atas harus mencantumkan
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti pada kolom yang telah
ditentukan.
Tata cara penggantian faktur pajak yang hilang
• Pengusaha Kena Pajak Penjual atau Pemberi Jasa Kena Pajak
– Pengusaha Kena Pajak Penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan
tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak pembeli
atau penerima Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor
Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak
dikukuhkan.
– Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak,
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur
Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, untuk
dilegalisir oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa
Kena Pajak dikukuhkan. Copy dibuat dalam rangka 2 (dua), yaitu : - Lembar ke-1 : diserahkan ke
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak
pembeli atau penerima Jasa kena Pajak. - Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan
– Legalisir diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau
penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima
Jasa Kena Pajak tersebut.
– Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak
dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak untuk meyakinkan
bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dilaporkan sebagai Pajak Keluaran
Tata cara penggantian faktur pajak yang hilang
• Pengusaha Kena Pajak Pembeli atau Penerima Jasa kena Pajak
– Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan
tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak penjual
atau pemberi Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor
Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak
dikukuhkan.
– Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak,
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur
Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak, untuk
dilegalisir oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa
Kena Pajak dikukuhkan. Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu : - Lembar ke-1 : diserahkan ke
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak
penjual atau pemberi Jasa kena Pajak. - Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan
– Legalisir diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau
pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi
Jasa Kena Pajak tersebut.
– Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak
dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan bahwa
Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dikreditkan sebagai Pajak Masukan
Faktur Pajak batal

• Dalam hal terdapat pembatalan transaksi


penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak-
nya telah diterbitkan, maka Pengusaha Kena
Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak harus
melakukan pembatalan Faktur Pajak
Tata cara pembatalan faktur pajak
• Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, maka Faktur
Pajak tersebut harus dibatalkan.
• Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen yang membuktikan
bahwa telah terjadi pembatalan transaksi. Bukti dapat berupa pembatalan kontrak
atau dokumen lain yang menunjukkan telah terjadi pembatalan transaksi.
• Faktur Pajak yang dibatalkan harus tetap diadministrasi (disimpan) oleh Pengusaha
Kena Pajak Penjual yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut.
• Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur Pajak harus mengirimkan
surat pemberitahuan dan copy dari Faktur Pajak yang dibatalkan ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Pembeli dikukuhkan.
Tata cara pembatalan faktur pajak
• Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belum melaporkan Faktur Pajak yang
dibatalkan di dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka
Pengusaha Kena Pajak Penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan mencantumkan nilai 0
(nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.
• Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan Faktur Pajak tersebut
dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak
Keluaran, maka Pengusaha Kena Pajak Penjual harus melakukan pembetulan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan
cara tetap melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dan mencantumkan nilai
0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.
• Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan Faktur Pajak yang
dibatalkan tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai
Faktur Pajak Masukan, maka Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan
pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang
bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut
dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.
Pasal 19

Faktur Dibuat
Pajak Bukan
> 3 Bulan Faktur Pajak
sejak saat Faktur Pajak
seharusnya dibuat

PKP dianggap tidak menerbitkan


Faktur Pajak

PPN tidak dapat dikreditkan


sebagai Pajak Masukan

46
Pasal 19

5 Jan Februari Maret 5 Apr

Saat penyerahan
= saat pembuatan FP

FP terlambat diterbitkan
- Sanksi 2% x DPP
- PM dapat dikreditkan oleh Pembeli FP terlambat diterbitkan
- Sanksi 2% x DPP
- PM tidak dapat
dikreditkan oleh Pembeli

47
Pasal 20

Tanpa keterangan :
identitas pembeli ; dan
nama dan tanda tangan
penjual
Membuat Tidak diterbitkan
Faktur Pajak tidak lengkap Surat Tagihan Pajak

Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan


Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan
penyerahan BKP dengan cara :
penyerahan JKP dengan cara :
a. melalui suatu tempat penjualan eceran
a. melalui suatu tempat penyerahan jasa
atau langsung datang ke tempat
secara langsung kepada konsumen
konsumen akhir;
akhir atau langsung datang ke tempat
b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa
konsumen akhir;
didahului dengan penawaran; dan
b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa
c. pada umumnya dilakukan secara tunai dan
didahului dengan penawaran; dan
penjual/pembeli langsung
c. pada umumnya dilakukan secara tunai.
menyerahkan/membawa BKP yang dibeli.

48
Pasal 20

Dapat
Penyerahan Faktur Pajak tidak
eceran lengkap
Tanpa keterangan :
identitas pembeli
Pabrikan/D nama dan tanda tangan
istributor penjual

Penyerahan Harus
tidak eceran Faktur Pajak lengkap

49
KETERANGAN DLM FAKTUR PAJAK
BAGI PKP PE

Nama, alamat, NPWP dari PKP PE ybs.

Jenis BKP yang diserahkan


Wajib diisi
KETERANGAN secara
MINIMAL DLM Jml Harga Jual yg sudah termasuk PPN, lengkap,
atau ditulis secara terpisah. jelas, dan
FP PKP PE
benar.

PPnBM yang dipungut

Kode, Nomor Seri dan tanggal


pembuatan FP
TATA CARA PEMBUATAN FAKTUR PAJAK PKP PE

FP PKP PE dapat berupa bon kontan, faktur penjualan, segi kas register,
karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan/pembayaran yg sejenis.

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak adalah kode dan nomor urut yang
dibuat sendiri oleh PKP PE.

FP dibuat paling sedikit dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing utk


pembeli BKP dan PKP PE

FP dianggap dibuat dua rangkap atau lebih dlm hal FP dibuat dlm satu
lembar yg terdiri atas dua atau lebih bagian yg disediakan utk disobek

Lembar kedua FP dpt berupa rekaman FP dlm bentuk media elektronik,


yaitu sarana penyimpanan data seperti diskette, Digital Data Storage
(DDS) atau Digital Audio Tape (DAT), dan Compact Disc (CD).

PKP Pabrikan/Distributor yg dlm kegiatan


usaha/pekerjaan juga melakukan penyerahan BKP SE-137/PJ/2010
secara eceran melalui gerai (outlet), dpt membuat
FP seperti yang dibuat oleh PKP PE
Dokumen Tertentu Yang Kedudukannya
Dipersamakan Dengan Faktur Pajak

1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan


ekspor oleh pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan PEB tersebut;
2. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh
BULOG/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;
3. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh
PERTAMINA untuk penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan
Bakar Minyak;
4. Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan
telekomunikasi;
5. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang
dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;
6. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa
kepelabuhanan;
7. Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik;
8. Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
yang dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud, untuk ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak
Tidak Terwujud;
9. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan identitas pemilik
barang berupa nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
dilampiri dengan Surat Setoran Pajak, Surat Setoran Pabean, Cukai dan
Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai, yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama,
alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor Barang
Kena Pajak;
10. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean;
11. Bukti tagihan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak oleh Perusahaan Air Minum:
12. Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan Jasa Kena Pajak oleh
perantara efek;dan
13. Bukti tagihan atas penyerahan Jasa Kena Pajak oleh perbankan
14. SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang
disertai dengan Risalah Lelang
• Dokumen-dokumen tertentu yang diperlakukan
sebagai Faktur Pajak paling sedikit harus memuat :
– Nama, alamat dan NPWP yang melakukan ekspor atau
penyerahan;
– Jumlah satuan barang apabila ada;
– Dasar Pengenaan Pajak; dan
– Jumlah Pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.

PPN yang tercantum dalam dokumen tertentu merupakan PM


yang dapat dikreditkan:
- memenuhi persyaratan formal & mencantumkan NPWP dan nama
pembeli BKP atau penerima JKP.
- sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku &
mencantumkan NPWP dan nama pihak yang melakukan impor BKP,
atau pihak yang memanfaatkan JKP dan/atau BKP tidak berwujud.
Syarat Formal dan Material
Pasal 13 ayat (9) UU No. 42 Tahun 2009
Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan
material.
• Syarat Formal
– diisi secara lengkap, jelas, dan benar sesuai dengan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau persyaratan yang
diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) yakni dok tertentu.
• Syarat Material
– berisi keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, impor Barang
Kena Pajak, atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan pemanfaatan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean.
• Dengan demikian, walaupun Faktur Pajak atau dokumen tertentu
yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak sudah
memenuhi ketentuan formal dan sudah dibayar Pajak
Pertambahan Nilainya, apabila keterangan yang tercantum dalam
Faktur Pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak tidak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya mengenai penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang
Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
ekspor Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan pemanfaatan Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean, Faktur Pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak tersebut tidak memenuhi
syarat material
Sanksi Pasal 14 ayat (4)
2% x DPP
• Pengusaha Kena Pajak dikenai sanksi administrasi sesuai
dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP Tahun 1983
dan perubahannya dalam hal :
– menerbitkan Faktur Pajak yang tidak memuat keterangan dan/atau tidak
mengisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditandatangani oleh
Pejabat atau Kuasa yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk
menandatangani Faktur Pajak dan/atau
– menerbitkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan batas waktu
– tidak atau terlambat menyampaikan pemberitahuan penggunaan Kode
Cabang, kesalahan dalam pengisian Kode dan Nomor Seri, tidak atau
terlambat menyampaikan pemberitahuan penggunaan no seri baru
kepada Kepala KPP, tidak atau terlambat menyampaikan pemberitahuan
pejabat dan kuasa yg menandatangani FP.
Tidak Kena Sanksi
Pasal 14 ayat (4)
• Dikecualikan dalam hal Faktur Pajak tidak memuat
keterangan mengenai :
– Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; atau
– Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak, dan
nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur
Pajak untuk Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.
Larangan membuat faktur pajak
pasal 14
• Orang pribadi atau badan yang tidak
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
dilarang membuat Faktur Pajak.
• Dalam hal Faktur Pajak telah dibuat, maka
orang pribadi atau badan tsb harus
menyetorkan jumlah pajak yang tercantum
dalam Faktur Pajak ke Kas Negara.
Nota Retur dan Nota
Pembatalan
• Pengembalian BKP dianggap tidak terjadi dalam hal BKP
yang dikembalikan diganti dengan BKP yang sama, baik
dalam jumlah fisik, jenis maupun harganya.
• Saat Pengembalian BKP adalah saat BKP tersebut
dikembalikan oleh Pembeli.
• Saat Pembatalan JKP adalah saat dilakukannya
pembatalan seluruhnya atau sebagian hak atau fasilitas
atau kemudahan oleh pihak Penerima Jasa.
Nota retur paling sedikit harus mencantumkan:
– nomor urut nota retur;
– nomor, kode seri, dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang
dikembalikan;
– nama, alamat, dan NPWP Pembeli;
– nama, alamat, NPWP PKP Penjual;
– jenis barang, jumlah harga jual Barang Kena Pajak yang
dikembalikan;
– PPN atas BKP yang dikembalikan, atau PPN & PPnBM atas BKP yang
tergolong mewah yang dikembalikan;
– tanggal pembuatan nota retur; dan
– nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur.
Pengembalian Barang Kena Pajak dianggap
tidak terjadi dalam hal:
– nota retur tidak selengkapnya mencantumkan
keterangan minimal yg disyaratkan
– nota retur tidak dibuat pada saat Barang Kena
Pajak tersebut dikembalikan
– nota retur tidak disampaikan
Nota pembatalan paling sedikit harus
mencantumkan:
– nomor nota pembatalan;
– nomor, kode seri dan tanggal Faktur Pajak dari JKP yang dibatalkan;
– nama, alamat, dan NPWP Penerima Jasa;
– nama, alamat, NPWP PKP Pemberi JKP;
– jenis jasa dan jumlah penggantian JKP yang dibatalkan;
– PPN atas JKP yang dibatalkan;
– tanggal pembuatan nota pembatalan; dan
– nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota
pembatalan.
Direktorat Jenderal Pajak memberikan sertifikat elektronik kepada
SERTIFIKAT ELEKTRONIK PKP yang berfungsi sebagai otentifikasi pengguna layanan
perpajakan secara elektronik yang disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, berupa:
layanan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak melalui laman
(website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak; dan
penggunaan aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan
dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk
pembuatan Faktur Pajak berbentuk elektronik.
Sertifikat elektronik diberikan kepada PKP setelah PKP mengajukan
permintaan sertifikat elektronik dan menyetujui syarat dan ketentuan
SERTIFIKAT ELEKTRONIK yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Pengajuan permintaan sertifikat elektronik dapat dilakukan oleh PKP


mulai 1 Januari 2015, melalui: (Pasal 9A ayat (3) PER-17/PJ/2014
- KPP tempat PKP dikukuhkan dengan menyampaikan surat
Permintaan Sertifikat Elektronik (Lampiran IH PER- 17/PJ/2014)
- laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh DJP
dengan mengikuti petunjuk pengisian (manual user) yang
disediakan oleh DJP.

Pemberian sertifikat elektronik dilakukan oleh Direktorat Jenderal


Pajak kepada PKP melalui KPP tempat PKP dikukuhkan atau melalui
laman (website) yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak. (Pasal 9A ayat (4) PER- 17/PJ/2014
Tata cara permintaan dan pemberian sertifikat elektronik melalui
laman (website) ini mengikuti petunjuk pengisian (manual user)
yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. (Pasal 9A ayat
(6) PER- 17/PJ/2014
Bagi PKP yang Melakukan Pemusatan Tempat PPN terutang
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
PKP yang melakukan pemusatan tempat terutang PPN dapat
mengajukan permintaan sertifikat elektronik melalui laman (website)
yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak,
untuk:
- tempat kegiatan usaha yang tercantum dalam Surat Keputusan
Pemusatan Tempat Terutang PPN sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) UU PPN; atau

- tempat kegiatan usaha yang mempunyai Nomor Pokok Wajib


Pajak (NPWP Cabang) dalam hal pemusatan tempat terutang
PPN dilakukan secara jabatan oleh Direktorat Jenderal Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a UU KUP.

Tata cara permintaan dan pemberian sertifikat elektronik melalui


laman (website) ini mengikuti petunjuk pengisian (manual user) yang
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. (Pasal 9A ayat (6) PER-
17/PJ/2014
Khusus Bagi PKP yang Diwajibkan Membuat e-faktur sebelum 1 Juli
SERTIFIKAT ELEKTRONIK 2015

sertifikat elektronik dapat diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak


secara jabatan kepada PKP yang diwajibkan membuat Faktur Pajak
berbentuk elektronik sebelum 1 Juli 2015 berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak. (Pasal 9A ayat (7) PER- 17/PJ/2014
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Anda mungkin juga menyukai