OLEH :
i
3.1 Kesimpulan
........................................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
assessment ini, diharapkan Wajib Pajak dapat memenuhi kewajibannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Jika keuntungan diperoleh perusahaan besar secara otomatis pajak
penghasilan yang dibayarkan ke kas negara juga besar. Berdasarkan
fenomena inilah maka perusahaan dalam hal ini manajer keuangannya,
berusaha agar dapat melakukan penghematan atau pengurangan pajak secara
masih tetap dalam bingkai ketentuan pajak.
Tiap perusahaan tentunya menginginkan untuk meminimalkan jumlah
pajak penghasilan terutangnya. Dilain pihak pemerintah juga sedang
mengupayakan untuk meningkatkan pendapatan negara yang salah satunya
dari sektor pajak, yang memang merupakan salah satu pendapatan negara
yang terbesar, yaitu dengan cara menambah objek yang dapat dijadikan
obyek pajak.
Oleh karena itu setiap wajib pajak badan yang ada saat ini di
Indonesia mencari berbagai cara untuk meminimumkan beban pajak dimana
tetap dalam konteks mematuhi ketentuan perpajakan dengan cara
perencanaan pajak (tax planning).
Tujuan pokok dari tax planning adalah untuk mengurangi jumlah atau
total pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Tax planning adalah
tindakan legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan
memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur oleh undang-undang. Tujuannya
bukan untuk mengelak membayar pajak, tetapi mengatur sehingga pajak
yang dibayar tidak lebih dari jumlah yang seharusnya (Desak Eva Indira
Pratiwi.2012).
2
a. Untuk mengetahui mengapa kebanyakan wajib pajak badan
melakukan praktik perencanaan pajak (tax planning) ?
b. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pajak (tax planning) yang
diterapkan kebanyakan wajib pajak badan ?
c. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh adanya perencanaan pajak
(tax planning) bagi wajib pajak badan ?
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1 Mengapa kebanyakan wajib pajak badan melakukan praktik
perencanaan pajak (tax planning) ?
Dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha mengidentikkan
pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk
meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. Bagi perusahaan,
pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh
dapat dianggap sebagai beban dalam menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan maupun distribusi laba kepada pemerintah.
Dalam ketentuan perpajakan, masih terdapat berbagai celah
(loopholes) yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan agar jumlah pajak
yang dibayar oleh perusahaan optimal dan minimum, dalam arti perusahaan
tidak harus membayar pajak yang semestinya dibayar, melainkan
perusahaan membayar pajak dengan jumlah yang “paling sedikit‟ namun
tetap dilakukan dengan cara legal yang tidak menyalahi ketentuan yang
berlaku (Lumbantoruan 1996).
Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat
dilakukan melalui manajemen pajak. Namun perlu diingat bahwa legalitas
manajemen pajak tergantung dari instrumen yang dipakai. Legalitas baru
dapat diketahui secara pasti setelah ada putusan dari pengadilan. Secara
umum manajemen pajak merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
meminimalisasi beban pajak. Tujuan dari manajemen pajak dapat dibagi
menjadi dua yaitu, menerapkan peraturan perpajakan secara benar, dan
usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.
Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen pajak yang terdiri dari : tax planning atau perencanaan pajak,
tax implementation atau pelaksanaan pajak dan tax control atau
pengendalian pajak.
Tax Planning adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak
(WP) untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapat pengeluaran
(beban) pajak yang minimal (Hoffman,1961). Tujuan pokok dari tax
planning adalah untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang harus
dibayar oleh wajib pajak. Tax planning adalah tindakan legal karena
4
penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang
tidak diatur oleh undang-undang. Tujuannya bukan untuk mengelak
membayar pajak, tetapi mengatur sehingga pajak yang dibayar tidak lebih
dari jumlah yang seharusnya.
Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada
tahap ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan-
peraturan perpajakan, dengan maksud dapat menyeleksi jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan Menurut Suandy (2008:6).
Perencanaan pajak (tax planning) menekankan pada pengendalian setiap
transaksi yang memiliki konsekuensi pajak. Kondisi tersebut bertujuan
untuk mengendalikan jumlah pajak sehingga mencapai angka minimum,
yang dapat berupa penghematan pajak (tax saving), penghindaran pajak (tax
avoidance) ataupun penyelundupan pajak (tax evasion).
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang
selanjutnya dalam penelitian ini disebut dengan Undang-Undang PPh 1984,
dijelaskan mengenai jenis-jenis penghasilan yang dapat dikenai pajak
bersifat final dalam pasal 4 ayat (2), pasal 4 ayat (3) mengenai jenis-jenis
penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak, pasal 4 dan pasal 6 ayat (1)
mengenai beban-beban yang dapat dikurangkan (deductible expense), serta
pasal 9 ayat (1) mengenai biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan.
Maka dari itu maraknya wajib pajak badan melakukan praktik
perencanaan pajak untuk dapat meminimalkan pajak dapat ditempuh dengan
cara, mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dari ketentuan
mengenai pengecualian dan potongan atau pengurangan yang
diperkenankan, hal ini dapat memanfaatkan penghasilan yang dikecualikan
sebagai obyek pajak sesuai dengan pasal 4 ayat 3.
2.2 Bagaimana perencanaan pajak (tax planning) yang diterapkan
kebanyakan wajib pajak badan ?
5
Penerapan tax planning dalam suatu perusahaaan dapat dilakukan
dengan mencari peluang penghindaran pajak dengan cara memaksimalkan
penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan, meningkatkan
biaya-biaya yang merupakan deductible expense, seperti pemberian
tunjangan dalam bentuk uang, pemaksimalan biaya fiskal seperti biaya
pendidikan karyawan dan lain sebagainya yang pada akhirnya menghasilkan
PPh terutang dalam jumlah yang lebih kecil.
6
peraturan perpajakan tanpa melanggar peraturan perpajakan yang ada.
Untuk merealisasikan tax planning yang tidak melanggar peraturan
perpajakan, maka perlu pemahaman tentang peraturan perpajakan itu
sendiri, karena peraturan perpajakan yang membuat manusia maka
dimungkinkan adanya celah dalam peraturan yang dapat dimanfaatkan
oleh wajib pajak untuk menghindari pajak tanpa melanggar undang-
undang.
c. Penghematan kas keluar. Perencanaan pajak dapat menghemat pajak
yang merupakan biaya bagi perusahaan.
Mengatur aliran kas (cash flow). Perencanaan pajak dapat
mengestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas
secara lebih akurat.
Jadi, perencanaan pajak (tax planning) sangatlah berpengaruh bagi
perusahaan atau wajib pajak badan agar dapat menghemat biaya dan
mengoptimalkan laba perusahaan.
BAB III
PENUTUP
7
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada
proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada
dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan
perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan
sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap,
benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari
pemborosan.
Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.
Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban
perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan
seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Penerapan tax planning dalam suatu perusahaaan dapat dilakukan
dengan mencari peluang penghindaran pajak dengan cara memaksimalkan
penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan, meningkatkan
biaya-biaya yang merupakan deductible expense.
Dilihat dari strategi perencanaan pajaknya maka, perencanaan pajak
sangatlah berpengaruh bagi perusahaan karena sangat bermanfaat. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tax planning bermanfaat untuk :
1. Agar perhitungan pajak atau pajak yang harus dibayar oleh wajib
pajak tepat atau sesuai peraturan perpajakan yang berlaku sehingga
apabila dilakukan penelitian atau pemeriksaan oleh kantor pajak tidak
ada pajak yang hajrus dibayar lagi dan tidak menimbulkan sanksi
perpajakan bagi wajib pajak.
2. Agar Pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak menjadi lebih kecil,
maka dilakukan dengan cara memanfaatkan celah yang ada dalam
peraturan perpajakan tanpa melanggar peraturan perpajakan yang ada.
Untuk merealisasikan tax planning yang tidak melanggar peraturan
perpajakan, maka perlu pemahaman tentang peraturan perpajakan itu
sendiri, karena peraturan perpajakan yang membuat manusia maka
dimungkinkan adanya celah dalam peraturan yang dapat dimanfaatkan
8
oleh wajib pajak untuk menghindari pajak tanpa melanggar undang-
undang.
3. Penghematan kas keluar. Perencanaan pajak dapat menghemat pajak
yang merupakan biaya bagi perusahaan.
4. Mengatur aliran kas (cash flow). Perencanaan pajak dapat
mengestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas
secara lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
9
Desak Eva Indira Pratiwi.2012. Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Legal Untuk
Meminimalkan Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Ksu Griya Anyar Sari
Boga). Skripsi (S1). Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijya.
Malang.
Hoffman, H William 1961. Teori Perencanaan Pajak. American Acounting
Assosaciton.
Lumbantoruan, S. (1996). Akuntansi Pajak. Edisi Revisi. Jakarta: Pt Gramedia
Widiarsana.
Mangoting, Yenni. (2000). Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternative
Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Mei.Vol.1.No.1.
Pasal 4 Ayat (2), Pasal 4 Ayat (3). Mengenai Jenis-Jenis Penghasilan Yang
Dikecualikan Dari Objek Pajak.
Pasal 4 Dan Pasal 6 Ayat (1). Mengenai Beban-Beban Yang Dapat Dikurangkan
(Deductible Expense).
Pasal 9 Ayat (1). Mengenai Biaya-Biaya Yang Tidak Dapat Dikurangkan.
(Kementrian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak Undang-Undang No. 28 Tahun
2007 Pasal 1 Ayat 1). Tentang Undang-Undang Perpajakan
Suandi, Erly.(2008) . Perencanaan Pajak Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Tentang Pajak Penghasilan.
Utami Rizki Umar (2015), Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Untuk
Meminimalkan Beban Pajak Penghasilan Pada Pt Pelabuhan Indonesia Iv
(Persero) Di Makassar. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar.
10