Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Kimia

LAJU REAKSI

Disusun oleh :

Nama : Diky Nur Alamsyah

Kelas : XI IPA 7

No : 11
I. TUJUAN
Mempelajari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi.

II. DASAR TEORI


Laju menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satuan
waktu. Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi pereaksi/ laju
terbentuknya produk dalam suatu satuan waktu.
Apakah suatu reaksi berlangsung cepat atau lambat dapat diketahui
dengan melakukan percobaan. Perubahan apakah yang harus diukur?
Reaksi kimiawi adalah proses perubahan zat menjadi produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan
semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak.

Ungkapan Laju Reaksi


Untuk sistem homogen, cara yang paling umum untuk menyatakan
laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasimolar pereaksi atau laju
pertambahan konsentrasi molar produk dam satu satuan waktu sebagai
berikut.
Reaksi mR → nP
∆[𝑅] ∆[𝑃]
V = - atau V =
∆𝑡 ∆𝑡
Keterangan : R = pereaksi (reaktan)
P = produk
V = laju reaksi
T = waktu reasi
Δ[R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi
Δ[P] = perubahan konsentrasi molar produk
−∆[𝑅]
= laju pengurangan konsentrasi molar salah satu
∆𝑡
pereaksi dalam suatu waktu (m/s)
∆[𝑃]
= laju pertambahan konsentrasi molar salah satu
∆𝑡
produk dalam suatu satuan waktu (m/s)

1
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
1. Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi zat
pereaksi diperbesar. Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat)
mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer.
Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam
setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin serinng
terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
“ Semakin tinggi konsentrasi semakin besar laju reaksinya”

2. Luas permukaan
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada
pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan
berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus
memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan
berbentuk lempeng. Semakin luas permukaan partikel maka kemungkinan
tumbukan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
“Laju reaksi berbanding lurus dengan permukaan reaktan”
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energy gerak
partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energy
gerak diatas energy aktivasi (Ea)
“Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi”
4. Katalisator
Katalis adalah zat yang mampu memperbesar laju reaksi, tetapi tidak
mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat
tersebut dapat deiperoleh lagi. Katalis mempercepat reaksi dengan cara
menurungkan harga energy aktivasi. Katalis adalah peristiwa peningkatan laju
reaksi sebagai akibat penambahan suatu katalis. Berdasarkan wujudnya, katalis
dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Katalis homogen
Katalis yang berada dalam fasa yang sama dengan molekul pereaksi
b. Katalis heterogen
Katalis heterogen berada dalam fasa yang berbeda dengan pereaksi,
biasanya berbentuk padatan.

2
III. ALAT DAN BAHAN
1. Gelas kimia 100ml
2. Tabung reaksi
3. Termometer
4. Gelas ukur 10 ml
5. Larutan Na₂S₂O₃
6. Larutan HCl
7. Batu pualam (CaCo₃)
8. aquadest
9. Stopwatch
10. Pembakar spirtus
11. Kertas putih 5x5 cm dengan tanda (X).

IV. CARA KERJA


1. Mengambil 5ml larutan Na₂S₂O₃ 0,5M dan memasukannya kedalam
gelas kimia dan meletakannya diatas kertas bertanda (X), kemudian
kedalamnya menambahkan 5ml HCl 1M, kemudian mencatat waktu
sampai tanda X tak terlihat
2. Mengambil 5ml larutan Na₂S₂O₃ 0,5M, memasukan kedalam gelas
kimia dan dipanaskan sampi 50⁰C, kemudian meneruskan seperti
langkah no 1
3. Mengambil 2ml larutan Na₂S₂O₃ 0,5M, memasukannya kedalam gelas
kimia dan menambahkan aquadest 3ml, kemudian meneruskan seperti
langkah no 1
4. Mengambil 5ml HCl 1M, memasukannya kedalam tabung reaksi,
kemudian mengambil 0,05 gram pualam (CaCo₃) dalam bentuk
butiran, memasukannya kedalam tabung reaksi dan mencatat waktu
sampai butiran (CaCo₃) habis
5. Mengulangi langkah no 4 tetapi pualam (CaCo₃) diganti dalam bentuk
serbuk.

3
V. HASIL PENGAMATAN

No Zat yang direaksikan Waktu reaksi


(dalam detik)
1. 5 mL 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 0,5 M + 5 mL HCl 1 M 214
2. 5 mL 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 0,5 M (50°𝐶 ) + 5 mL HCl 1 M 28
3. 2 mL 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 0,5 M + 3 mL aquades + 5 mL HCl 1 M 1117
4. 5 mL HCl 1 M + butiran 𝐶𝑎𝐶𝑂3 0,05 g 457
5. 5 mL HCl 1 M + 0,05 serbuk 𝐶𝑎𝐶𝑂3 38

VI. PERTANYAAN

1. Tulis reaksinya :

a. 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 (aq) + HCl(aq) → ………………………..

b. Mg(s) + HCl(aq) → ………………………………..

2. Untuk reaksi : A + B → 𝐶 diperoleh data seperti pada table. Tentukan


harga X ?

3. Bagaimana pendapatmu tentang kelima percobaan ?

VII. JAWABAN
1. a. Na2 S2 O3 + HCl → 2NaCl + SO2 + H2 O

b. CaCO₃ + 2HCl → CaCl₂ + CO₂ + H₂O

2. Harga X =

[A](M) [B](M) [C](M)


0,01 0,20 0,02
0,02 0,20 0,08
0,02 0,40 0,16
0,03 0,60 x

4
𝑉1 𝑘.[𝐴]1.[𝐵]1
Orde A = 𝑣2 = 𝐾.[𝐴]2.[𝐵]2

0,02 0,01 .0,02


= 0,08 = 0,02 .0,20

1 1
=4=2∙1

1
=2

Orde A = 2
𝑣2 𝑘.[𝐴]2.[𝐵]2
Orde B = 𝑣3 = 𝑘.[𝐴]3.[𝐵]3

0,08 0,02 .0,20


= 0,16 = 0,02 .0,40

1 1
=2 = 1. 2

Orde B = 1

Harga k = 𝑉3 = 𝑘. [𝐴]3. [𝐵]3

0,16 = 𝑘. [0,02]2. [𝐵]3


160
0,16 = 𝑘. 1000000

𝑘 = 1000

Harga X = V = 𝑘. [𝐴]2. [𝐵]1

= 1000 . [0,03]2. [0,60]1

= 1000 . [0,0009 .0,60]


9 60
= 1000 . 1000 . 100

540
=
1000

X = =54 x 10-2 M/s

5
3.
a. perbandingan percobaan 1 dan 2

Pada percobaan 1 dan 2 terdapat larutan Na2S2O3 dengan konsentrasi


sama yaitu 0,5 M. pada percobaan 1 terdapat 5 mL Na2S2O3 dicampur
dengan larutan 5 mL HCl 1 M. pada percobaan 2 5 mL Na2S2O3 0,5 M
dicampurkan dengan larutan 5 mL HCl 1 M yang dipanaskan dengan suhu
50℃. Hasilnya laju reaksi pada percobaan 2 lebih cepatdibandingkan
percobaan 1 karena suhu lebih tinggi.

b. perbandingan percobaan 1 dan 3

Pada percobaan 1 dan 3 terdapat larutan Na2S2O3 dengan konsentrasi


yaitu 5 mL dan 2 mL. laju reaksi percobaan 1 lebih cepat daripada
percobaan 3 karena volume lebih besar.

c. perbandingan percobaan 4 dan 5

Pada percobaan 4 dan 5 terdapat 5 mL HCl 1 M dengan konsentrasi


sama. Pada percobaan 4 terdapat 5 mL HCl 1 M direaksikan dengan 0,05
g butiran CaCO3 dan pada percobaan 5 terdapat 5 mL HCl 1 M
direaksikan denan 0,05 serbuk CaCO3. Laju reaksi percobaan kelima lebih
cepat karena luas permukaan serbuk CaCO3 lebih besar dari luas butiran
CaCO3.

6
2. KESIMPULAN
1. Semakin tinggi suhu larutan, laju reaksinya semakin cepat dan
sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan dari percobaan 1 dan 2
2. Semakin tinggi konsentrasi suatu zat berarti semakin banyak molekul-
molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar
molekul sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat. Hal ini
dapat dibuktikan dari perbandingan antara percobaan 1 dan 3
3. Semalin halus ukuran kepingan zat padat, semakin luas permukaannya,
sehingga semakin cepat laju reaksinya. Hal ini dapat dibuktikan dari
percobaan 4 dan 5
4. Dari hasil pengamatan dan percobaan, hal-hal yang dapat
mempengaruhi laju reaksi antara lain: suhu, konsentrasi zat dan luas
permukaan suatu zat padat.

7
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ( LAJU
REAKSI )
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat reaksi-reaksi kimia dengan
kecepatan yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti
petasanyang meledak, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti
pengkaratan besi.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat reaksi menjadi produk. Seiring dengan
bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya akan semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
perubahan konsentrasi per satuan waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa detik,
menit, jam, hari, bulan, maupun tahun, tergantung pada lamanya reaksi berlangsung.
Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu
konsentrasi, suhu, luas permukaan, tekanan dan katalis.
Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk mengetahui laju reaksi kimia yang
ada dalam kehidupan dan bagaimana perlakuan untuk meningkatkan laju reaksi.

1.2. Tujuan percobaan


 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
 Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi
 Untuki menentukan persamaan laju reaksi kimia

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan
reaksi yang lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi berlangsung begitu
cepat sedangkan reaksi pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang sangat

8
lama. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa reaksi kimia memiliki laju reaksi yang
berbeda.
Dalam ilmu kimia laju reaksi kimia dipelajari dalam kinetika kimia. Kinetika
kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang laju reaksi kimia,
bagaimana cara menghitung laju suatu reaksi kimia dan berbagai hal yang
mempengaruhinya.
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi. Laju
reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per
satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk
reaksi fase gas, satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan seperti
atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan waktu yang digunakan dapat
berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi tersebut
berjalan cepat atau lambat.
Laju reaksi = Perubahan konsentrasi
Satuan waktu
Untuk mengukur laju reaksi, perlu dilakukan analisis secara langsung maupun
tak langsung tak langsung banyaknya, produk yang terbentuk atau banyaknya reaksi
yang tersisa setelah penggal waktu tertentu.
Contoh :
2 NO2 (g) N2 (g) + 2 O2 (g)
Laju reaksi kimia dapat dinyatakan sebagai laju penguraian konsentrasi
molar NO2 atau Laju pertambahan konsentrasi molar N2 dan O2.

Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan O2 adalah


setengah dari laju pengurangan NO2, yaitu :

9
Ada beberapa cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui
percobaan, yaitu dengan mengukur konsentrasi salah satu reaksi salah satu produk
pada selang waktu yang berlangsung lambat ini dapat ditentukan dengan cara
mengeluarkan sampel dari campuran reaksi lalu menganalisanya dengan contoh
sebagai berikut :
CH3 COOHs + H2O CH2 COOH + C2H5OH
(Etil asesat) (Air) (Asam Asesat) (Etanol)
Reaksi tersebut sangat lambat berlangsungnya sehingga konsentrasi asam asetat
yang dihasilkan dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suau larutan
asam basa.
Cara yang lebih umum adalah dengan menggunakan suatu alat yang dapat
menunjukkan secara kontinu suatu perubahan yang menyertai reaksi. Untuk reaksi
gas yang disertai perubahan mol, alat dirancang dapat mengukur perubahan bahan
tekanan gas, contohnya sebagai berikut :
2NaO5 (g)  4NO2 (g) + O2
Reaksi tersebut disertai pertambahan jumlah mol gas yang menyebabkan
pertambahan tekanan yang dapat dibaca dengan mometer semakin banyak N2O5 yang
terurai semakin besar tekanannya, jika reaksi berlangsung pada volume dan suhu
yang tetap maka pertambahan tekanan dapat dikatakan dengan tambahan mol dengan
demikian laju penguraian NaO5 dapat ditentukan.
Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi.
Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh :
a. Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin
besar, dan sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi suatu zat
semakin kecil maka laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju
reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan
dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau reaksi
dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada
prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksi.
b. Luas Permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas permukaan
(total) zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Semakin zat padat terbagi
menjadi bagian kecil, semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya
menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan

10
massa yang sama. Bubuk padat memiliki permukaan yang lebih besar dari pada
sebuah bengkah zat padat.
c. Suhu atau Temperatur
Laju reaksi juga dapat di percepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya.
Ketika suhunya dinaikkan maka laju reaksi akan meningkat pula. Sebagai perkiraan
kasar, sebagai perkiraan besar, sebagai reaksi berlangsung dengan suhu ruangan maka
laju reaksi akan berlipat ganda setiap kenaikan 100C
Perkiraan ini bukan keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan pada seluruh
reaksi. Bahkan bila pun mendekati benar, laju reaksi akan berlipat ganda setiap 90C
atau 110C atau setiap suhu tertentu. Angka dari derajat suhu yang diperlukan untuk
melipat gandakan laju reaksi akan berubah secara bertahap seiring dengan
meningkatnya suhu.
Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh reaksi perpanasan
melibatkan ion yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut, atau reaksi ion
hidrogen dengan asam dan ion hidroksi dari Alkali didalam larutan, sehingga
memanaskan salah satu dari contoh ini tidak memperoleh perbedaan laju reaksi yang
baik di laboratorium maupun industri akan berlangsung lebih cepat apabila di
panaskan
d. Tekanan
Bayak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi
seperti itu juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil
Volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju
reaksi.
Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan
meningkatkan laju reaksi. Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang melibatkan
hanya zat padat maupun zat cair tidak memberikan perubahan apapun pada laju
reaksi.
Dalam proses pembuatan amonia dengan proses Haber, laju reaksi antara
Hidrogen dan Nitrogen ditingkatkan dengan menggunakan tekanan yang sangat
tinggi. alasan utama menggunakan tekanan tinggi adalah untuk meningkatkan
persentasi amonia di dalam keseimbangan campuran, namun hal ini juga memberikan
perubahan yang berarti pada laju reaksi juga.
Industri yang melibatkan produksi berupa gas yang banyak dilangsungkan pada
tekanan tinggi, misalnya pembuatan amonia yang menggunakan tekanan hingga 400
atm.
e. Katalis

11
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tak
mengalami perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak dihabiskan). Katalis
dibagi 2 yaitu :
- Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan
energi pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
- Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif disebut juga
inhibator.
Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
- Katalis homogen
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya
ikut beraksi tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk semula.
- Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya
berupa logam-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-gas katalis ini
tidak ikut bereaksi, tetapi melalui reaksi permukaan yaitu permukaan logam
menyerap molekul-molekul udara hingga apabila dua molekul gas yang dapat
bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah bereaksi katalis ini kebanyakan
digunakan dalam reaksi industri.
- Katalis biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi pada
makhluk hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim.
Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara
partikel menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukkan antar partikel yang
memiliki energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat. Sehingga dapat
dikatakan bahwa laju reaksi dapat bergantung pada 3 hal, yaitu:
 Frekuensi Tumbukan
 Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
 Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan arah yang tepat.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi
minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan
tumbukan efektif yang disebut juga energi pengaktifan untuk memahami arti dari
energi pengaktifan perlu diperhatikan pelan-pelan benda yang ada di sekitar kita yang
dapat terbakar.

12
Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:
mA + nB pC = qD
Persamaan laju : V = K [A] x [B]x
Dengan ketetapan rumus :
- K : Ketetapan Jenis Reaksi
- X : Orde Reaksi terhadap pereaksi A
- Y : Orde reaksi terhadap pereaksi B
- m,n,p,q : Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam reaksi

Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang harganya bergantung pada
jenis pereaksi dan suhu., setiap reaksi mempunyai harga K tertentu pada suhu
tertentu. Harga K berubah jika suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator umumnya
dan memperbesar harga K.

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-alat
- Gelas Kimia 100 ml
- Gelas ukur
- Pipet
- Stopwatch
- Termometer
- Hot plate
- Kertas
- Pulpen
- Penjepit tabung

3.1.2. Bhan-bahan
- Larutan Na2S2O3 0,1 M
- Larutan Na2S2O3 0,2 M
- Larutan HCl 1 M
- Larutan HCl 2 M
- Aquadest

13
3.2. Prosedur Percobaan
3.2.1. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
- Dimasukkan 2 ml Na2S2O3 0,1 M dalam gelas kimia
- Disiapkan kertas putih yang diberi tanda X
- Dimasukkan 3 ml HCl 1 M dalam Na2S2O3 0,1 M
- Dicatat waktu yang dibutuhkan hingga tanda X menghilang
- Diulangi prosedur yang sama dengan menggunakan Na2S2O3 0,1 M – HCl 2 M
dan Na2S2O3 0,2 M – HCl 2 M

3.2.2. Pengaruh Suhu (40o) terhadap Laju Reaksi


- Disiapkan gelas kimia dan diisi dengan 2 ml larutan Na2S2O3 0,2M.
- Dipanaskan hingga suhunya 40o C (gunakan termometer), kemudian letakkan diatas
kertas yang telah diberi tanda silang
- Dimasukkan 3 ml larutan HCl 2 M kedalam gelas kimia tersebut dan catat waktu
yang dibutuhkan sejak penambahan larutan HCl hingga tanda silang tidak terlihat lagi
dari atas
- Diulangi prosedur diatas menggunakan Na2S2O3 0,1 M – HCl 2 M
danNa2S2O3 0,1 M – HCl 1 M

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil percobaan


4.1.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
No [Na2S2O3] 2 ml [HCl] 3 ml Waktu

1 0,1 M 1M 277 s

2 0,1 M 2M 151 s

3 0,2 M 2M 52 s

4.1.2 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

14
No [Na2S2O3] 2 ml [HCl] 3 ml Waktu

1 0,2 M 2M 43 s

2 0,2 M 1M 50 s

3 0,1 M 1M 95 s

4.2. Reaksi
Na2S2O3(aq) + 2HCl (aq) → 2 NaCl (aq) + S(s) + H2O(l) + S02
4.3. Perhitungan
4.3.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi

15
4.3.2 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi

16
4.4. Pembahasan
Laju reaksi adalah capat lambatnya suatu reaksi kimia berlangsung. Laju reaksi
dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan
waktu. Dalam laju reaksi terdapat orde, yaitu banyaknya faktor konsentrasi zat yang
mempengaruhi laju reaksi. Dalam laju reaksi kimia terdapat bilangan orde reaksi.
Diantaranya 0, 1 dan 2. Reaksi orde nol adalah reaksi yang laju reaksinya tidak

17
dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan. Reaksi orde satu adalah reaksi yang
lajureaksinya hanya dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan pangkat satu sehingga
didapat grafik linear pada grafik perbandingan konsentrasi reaktan dengan laju reaksi.
Reaksi orde dua adalah reaksi yang laju reaksinya dipengaruhi oleh konsentrasi
reaktan kuadrat. Sehingga didapatkan grafik berbentuk kurfa pada grfik pebandingan
konsentrasi reaktan dengan laju reaksi. Didalam laju reaksi terdapat konstanta laju
reaksi. Yaitu tetapan dalam perhitungan laju reaksi. Barapapun konsentrasi yang
digunakan selalu digunakan tetapan ini. Konstanta laju reaksi ini hanya dipengaruhi
oleh jenis pereaksi dan suhu.
Praktikum kali ini dilakukan dua percobaan, yaitu pengaruh konsentrasi dan suhu
pada terhadap laju reaksi kimia . pada percobaan pertama dilakukan percobaan
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi kimia. Ketika digunakan 2 ml Na2S2O3 0,1
M dicampur dengan 3 ml HCl 1 M reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi
keruh dan tak terlihat lagi tanda silang dikertas dalam 277 s. Ketika digunakan 2 ml
Na2S2O3 0,1 M dicampur dengan 3 ml HCl 2 M reaksi berlangsung hingga warna
larutan menjadi keruh dan tak terlihat lagi tanda silang dikertas dalam 151 s. Ketika
digunakan 2 ml Na2S2O3 0,2 M dicampur dengan 3 ml HCl 2 M reaksi berlangsung
hingga warna larutan menjadi keruh dan tak terlihat lagi tanda silang dikertas dalam
52 s. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi yang
digunakan maka semakin laju pula reaksi berlangsung.
Percobaan kedua adalah pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Pada percobaan ini
suhu dinaikkan hingga 40oC. Ketika digunakan 2 ml Na2S2O3 0,2 M dicampur dengan
3 ml HCl 2 M reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi keruh dan tak terlihat
lagi tanda silang dikertas dalam 43 s. Ketika digunakan 2 ml Na2S2O3 0,2 M
dicampur dengan 3 ml HCl 1 M reaksi berlangsung hingga warna larutan menjadi
keruh dan tak terlihat lagi tanda silang dikertas dalam 50 s. Ketika digunakan 2 ml
Na2S2O3 0,1 M dicampur dengan 3 ml HCl 1 M reaksi berlangsung hingga warna
larutan menjadi keruh dan tak terlihat lagi tanda silang dikertas dalam 95 s. Dari
percaobaan ini dan percobaan pertama terdapat perbedaan perlakuan. Yaitu pada
percobaa pertama digunakan suhu ruang sedangkan pada percobaan kedua digunakan
suhu 40oC, Dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu, maka semakin laju
pula suatu reaksi berlangsung.
Dalam percobaan laju reaksi ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu :
- Konsentrasi pereaksi

18
Pengruh konsentrasi terhadap adalah semakin besar konsentrasi maka semakin laju
pula suatu reaksi. Karna dengan bertambahnya konsentrasi maka jumlah partikel juga
bertambah sehingga kemungkinan terjadi tumbukan antar partikel semakin besar.
- Luas permukaan
Pengaruh luas permukaan adalah semakin halus atau kecil ukuran reaktan (padatan)
yang digunakan maka semakin laju reaksi kimaia terjadi . karena dengan semakin
kecilnya ukuran partikel maka akan menyebabkan kemungkinan terjadi tumbukan
semakin besar.
- Suhu atau temperature
Pengaruh suhu adalah dengan bertambahnya suhu, maka semakin laju reaksi kimia.
Karena dengan bertambahnya suhu maka partikel zat reaktan akan semakin cepat
bergerak atau dengan kata lain kemingkinan terjadi tumbuakan antar partikel
semakin besar.
- Tekanan
Pengaruh tekanan biasanya melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Penambahan
tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi. Dengan
demikian dapat meningkatkan laju reaksi.
- Katalis
- Pengaruh katalis adalah untik menurunkan energy aktivasi suatu reaksi kimia. Energi
aktivasi adalah sejumlah energi minimal yang harus dimiliki agar suatu reaksi kimia
dapat berlangsung. Katalis adalah zat yang dicampurkan dalam reaktan namun pada
akhir reaksi zat katalis tidak berubah menjadi zat lain.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan diantaranya yaitu
pencampuran dan pemanasan. Pencampuran dilakukan agar masing-masing reaktan
dapat bercampur dan dapat terjadi reaksi. Pemanasan dilakukan agar reaktan dapat
dinaikkan suhunya sesuai yang diinginkan dan mempercepat laju reaksi.
Dalam laju reaksi juga terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai
hasil tumbukan antara pertikel pereaksi. Reaksi kimia tidak dihasilkan oleh setiap
tumbukan tersebut, melainkan hanya tumbukan yang memiliki energi yang cukup dan
arah yang tepat saja. Tumbukan dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukan, suhu.
Pada konsentrasi, apabila konsentrasi semakin besar, maka semakin banyak jumlah
partikel, sehingga kemungkinan terjadi tumbukan semakin besar. Pada suhu, apabila
suhu bertambah maka partikel reaktan bergerak cepat sehingga tumbukan sering
terjadi. Pada luas permukaan, semakin kecil ukuran partikel padatan dalam reaksi
maka kemungkinan tumbukan antara partikel reaktan semakin besar. Tumbukan yang
menghasilkan reaksi disebut tumbukan evektif. Energi minimum yang harus dimiliki

19
partikel pereaksi sehingga dapat dihasilkan tumbukan yang evektif disebut energi
aktivasi.
Pada percobaan ini waktu yang ditentukan hingga tanda X tertutup. Yang
menyebabkan tanda X tertutup adalah terbentuknya produk berupa senyawa sulfur
yang mengendap berwarna putih buram.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa faktor kesalahan yaitu ketidak tepatan
dalam pengukuran waktu denperbedaan persepsi dalam menentukan tanda silang
sudah tak terlihat atau belum.

BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah :
- Suhu
- Luas permukaan
- Konsentrasi
- Tekanan
- Katalis
 Dari percobaan ini didapat pengaruh konsentrasi dan suhu. Pengaruh konsentrasi
yaitu apabila konsentrasi suatu reaktan semakin besar, maka laju reaksi juga
meningkat. Dan pengaruh suhu yaitu apabila suhu dinaikkan maka laju suatu reaksi
juga meningkat.
 Dalam percobaan pengaruh konsentrasi dengan suhu ruang didapat persamaan :

Dalam percobaan pengaruh konsentrasi dengan suhu reaktan 40oC didapat persamaan
:

5.2. Saran-saran
Sebaiknya dalam setiap percobaan laju reaksi menggunakan persepsi tingkat
kekeruhan larutan yang sama, meskipun tanda silang tidak benar-benar tak terlihat.
Sehingga dapat mengefisiensikan waktu dan hasil yang lebih akurat.

20

Anda mungkin juga menyukai