Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR


TINGKAT DASAR (KMD)

Tanggal 19 – 23 Oktober 2015

Diajukan sebagai salah satu syarat Penilaian Angka Kredit Tahun 2015

xxx

SMPN 8 SALATIGA
JL. ARGOTUNGGAL SIDOREJO KIDUL TNGKIR - SALATIGA
2015
KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR
TINGKAT DASAR (KMD)

I. Tujuan Diklat

a. Untuk membekali para Pembina Pramuka tentang pengertian dasar


pendidikan Kepramukaan serta garis besar cara membina dan
mengelola satuan Pramuka di gugus depan.
b. Meningkatkan kwalitas Pembina yang bermutu
c. Memahami hakekat kepramukaan
d. Memahami, menghayati dan mampu mengamalkan prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan dan sistem among kepada peserta
didik dan masyarakat.
e. Meningkatkan loyalitas dan kualitas para calon Pembina Pramuka

II. Uraian materi

1. AD, ART Pramuka


 Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dan petunjuk
penyelenggaraannya merupakan landasan hukum semua gerak kegiatan
Gerakan Pramuka yang harus ditaati oleh anggota Pramuka.
 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka berisi mukadimah dan hal-hal yang
bersangkutan dengan apa dan bagaimana Gerakan Pramuka itu. Uraian-
uraian dalam Anggaran Dasar bersifat umum dan pokok.
 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dibuat dan di syahkan oleh Musyawarah
Nasional Gerakan Pramuka sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Gerakan
Pramuka, dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia.
 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta
petunjuk-petunjuk penyelenggaraan itu harus dipahami, ditaati, dihayati oleh
setiap anggota Gerakan Pramuka.
 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dapat
dirubah oleh Masyarakat Nasional Gerakan Pramuka untuk disesuaikan
dengan keperluan, situasi dan kondisi bangsa Indonesia pada saat itu.

2. Program Kegiatan Peserta Didik


Pendidikan adalah usaha sendiri menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan,
pengajaran dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang.
Di dalam kehidupan manusia, terdapat tiga lingkungan pendidikan yaitu:
a) Lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang bersifat mendidik,
b) Lingkungan sekolah yang bertugas melaksanakan pendidikan (bimbingan,
pengajaran dan latihan),
c) Lingkungan masyarakat yang bersifat mendidik (Gerakan Pramuka dan
kegiatan lain).
Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan keluarga dan
sekolah dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan PDK dan MK yang
sasaran akhir adalah pembentukan watak (AD/ART Gerakan Pramuka Bab III,
pasal 8, butir 2B, Keppres RI Nomor: 104 / 2004). Pendidikan dan
Kepramukaan diartikan secara luas adalah: suatu proses Pembinaan dan
pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang
dimiliki peserta didik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

3. Cara Membina dengan Sistem Among


Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara
memberikan kebebasan kepada peserta didik, untuk dapat bergerak dan
bertindak secara leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur – unsur
pemerintah, harus, paksaan sepanjang tidak merugikan, baik bagi peserta didik
maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri, kreatifitas dan aktivitas sesuai aspirasi
peserta didik.
Sistem Among adalah hasil pemikiran RM. Suwardi Suryaningrat, yang
kemudian dikenal dengan Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia yang juga pendiri Perguruan Taman Siswa. Beliau dilahirkan tanggal
2 Mei 1889 dan wafat tanggal 28 April 1959. Tanggal 2 Mei ditetapakan sebgai
tanggal Hari Pendidikan Nasional di Indonesia. Kata “Among” berarti
mengasuh, memelihara, menjaga. Sedangkan orang melaksanakan “Among”
adalah “Pamong”. Maksud penerapan sistem among dalam Gerakan Pramuka
adalah melaksakan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka yang merupakan landasan hukum organisasi Gerakan
Pramuka. Tujuan penerapan sistem among adalah agar proses pendidikan
Kepramukaan itu hasilnya pada diri setiap Pramuka, sedangkan Pembina
Pramuka bersikap laku pemberi teladan, pembangun karsa dan pemberi
motivasi.

4. Organisasi
1) Pengertian Gugus Depan :
Gugus Depan sebagai Satuan terdepan dalam Gerakan Pramuka merupakan
wadah untuk
menghimpun dan membina peserta didik sesuai dengan golongan Usia dan
Jenis Kelamin.
2) Tujuan pengembangan Gugus Depan bertujuan memudahkan pengelolaan dan
penyelenggaraan kegiatan Kepramukaan dalam mencapai tujuan Gerakan
Pramuka.
3) Pembentukan Gugus Depan dilaksanakan berdasarkan :
a. Wilayah
b. Pangkalan tertentu antara lain : Asrama, Lembaga Pendidikan, Lembaga
Khusus dan Perwakilan Indonesia di Luar Negeri.
Semua Gugus Depan dihimpun dan dibina oleh Kwartir Ranting. Setiap
Gugus Depan menggunakan nomor Gugus Depan yang diatur oleh Kwartir
Cabang. Anggota putra dan anggota putri dihimpun dalam Gugus Depan secara
terpisah sedangkan Gugus Depan di perwakilan di KBRI luar negeri dihimpun
dan dibina oleh Kwartir Nasional.

5. Kegiatan sebagai Alat Pendidikan


Gerakan Pramuka dalam usahanya adalah membuat kegiatan yang menarik bagi
anggota
Pramuka dibawah bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa. Berpijak dari
hal tersebut maka perlu dipahami beberapa hal yag penting dalam mengelola
Satuan pada Gerakan Pramuka.
- Pemimpin Peserta Didik
Untuk memudahkan dalam megelola Satuan yang berbeda baik usia, daya
piker peserta didik, maka Peserta Didik ( Pesdik ) diatur sebagai berikut :
a. Setiap maksimal 10 Siaga dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung dan
setiap 4 barung yang beranggotakan maksimal 40 Siaga dipimpin oleh seorang
Pemimpn Barung Utama ( PBU ).
b. Setiap maksimal 10 Penggalang dipimpin oleh seorang Pemimpin Regu (
Pinru ) dan setiap 4 regu yang beranggotakan maksimal 40 Penggalang
dipimpin oleh seorang Pimpinan Regu Utama (Pratama).
c. Setiap maksimal 10 Penegak dipimpin oleh seoarang Pemimpin Sangga dan
setiap 4
Sangga yang beranggotakan maksimal 40 Penegak dipimpin oleh seorang
Pradana.
d. Kelompok Pandega disebut Racana Pandega dipimpin oleh seorang Pandega.
- Pembina
Mengingat perbedaan usia dan untuk lebih mempererat hubungan Pembina dan
pesdik
Maka panggilan Pembina diatur sebagai berikut :
a. Pada golongan Siaga :
- Yanda / Bunda adalah panggilan bagi Pembina Siaga
- Pak Cik / Bu Cik adalah panggilan bagi Pembantu Pembina
b. Pada golongan Penggalang, Penegak dan Pandega panggilan bagi Pembina
maupun
pembantu Pembina dengan sebutan Kakak.
Untuk Pesdik dengan sebutan adik.

III. Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru peserta diklat

Rasio Pembina dengan peserta didik


a. Satu Perindukan Siaga beranggotakan maksimal 40 Siaga dikelola oleh
sorang Pembina dibantu oleh 3 orang Pembantu Pembina.
b. Satu Pasukan Pengalang beranggotakan maksimal 40 Penggalang
dikelola oleh seorang Pembina dibantu oleh 2 Pembantu Pembina.
c. Satu Ambalan Penegak beranggotakan maksmal 40 Penegak dikelola
oleh sorang Pembina dan dibantu seorang Pembantu Pembina.
d. Untuk setiap maksimal 40 Pandega dikelola oleh seorang Pembina.
e. Satu Perindukan Siaga, satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak
dan Satu Racana Pendega dikelola oleh seorang Pembina Gugus Depan.
f. Pengelolaan : Prinsip Pembinaan pesdik ke arah dewasa Pembina makin
banyak melimpahkan peranannya kepada Pesdik.
g. Prinsip Satuan terpisah wajib dilaksanakan.

IV. Hasil yang dicapai

Pembentukan Gugus Depan


Gugus Depan dibentuk atas dasar prakarsa masyarakat setempat atau Kepala
Sekolah, Kepala Instansi, Kepala Asrama melalui suatu pertemuan dengan orang
tua dan pemuda serta tokoh masyarakat. Musyawarah membentuk Majelis
Pembimbing Gugus Depan yang selanjutnya memilih Pemimpin Gugus Depan
dengan Mengundang Kwartir Ranting. Mengajukan permohonan Nomor Gugus
Depan kepada Kwartir Ranting dengan dilampiri susunan pengurus dan Majelis
Pembimbing Gugus Depan guna pengesahan. Pembentukkan Gugus Depan di
luar negeri atas prakarsa Kepala Perwakilan KBRI setempat, dengan
menghubungi Kwartir Nasional tentang kemungkinan diijinkannya pembentukan
Gugus Depan tersebut.

V. Penutup
Demikian laporan kegiatan KMD yang bisa kami sampaikan. Semoga laporan ini
dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan KMD pada tanggal 19-24
November 2015. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kwartir Cabang
Salatiga dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga yang telah
memfasilitasi kegiatan KMD ini.
Matrik Kegiatan

Nama Peran Guru Institusi Tempat Waktu Nama – nama Fasilitator/pemakalah Dampak
Kegiatan (Sebagai Penyelenggara Kegiatan Kegiatan
peserta/pemakalah
Kursus Mahir Peserta Kwartir Cab Aula Dinas 19 – 23 1. Tejo
Dasar Kota Salatiga Perkebunan Oktober 2. Juhartono
dan Diknas 2015 3. Sumini
Kota Salatiga 4. SBY
5. Hari Sukoco
6. Handoyo
7. Nina
8. Tekun
9. Hendro

Mengetahui Salatiga, 23 Oktober 2015


Kepala Sekolah SMPN 8 Salatiga Guru Mata Pelajaran

xxx xxx

Anda mungkin juga menyukai