Anda di halaman 1dari 3

RRC/EI/53

Kriteria Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak

Richardus Eko Indrajit


Renaissance Research Center
eko@indrajit.org

ABSTRAK software yang bersangkutan tidak dapat


dikatakan memiliki kualitas yang baik.
Software Quality Assurance (Penjaminan Kualitas
Software) merupakan suatu istilah dalam dunia teknologi McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 telah
informasi yang ditujukan pada suatu usaha untuk mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau
menjamin terciptanya perangkat lunak (software) yang kriteria yang mempengaruhi kualitas software. Pada
berkualitas. Kualitas yang dimaksud di sini secara dasarnya, McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut
prinsip dapat dilihat dari dua kacamata, yaitu dari menjadi tiga aspek penting, yaitu yang berhubungan
perspektif perancang dan pembuat software dan dari dengan:
perspektif pemakai atau pengguna software yang  Sifat-sifat operasional dari software
bersangkutan (users). Dewasa ini terdapat berbagai (Product Operations);
macam institusi, asosiasi, maupun organisasi baik formal  Kemampuan software dalam menjalani
atau informal yang secara tegas dan rinci perubahan (Product Revision); dan
memperkenalkan berbagai macam kriteria atau standar  Daya adaptasi atau penyesuaian
kualitas yang harus dipenuhi oleh sebuah software agar software terhadap lingkungan baru (Product
mencapai kualitas yang diharapkan. Lepas dari beragam Transition).
kriteria yang diperkenalkan, setidak-tidaknya terdapat
sejumlah kriteria standar yang untuk pertama kalinya
diperkenalkan oleh McCall, seorang praktisi teknologi
informasi dari Eropa yang hingga saat ini masih secara
luas dipergunakan oleh para vendor pengembang
software.

Pendahuluan
Dalam salah satu referensi disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan software quality adalah pemenuhan
terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang
didokumentasikan secara eksplisit, pengembangan standar
yang didokumentasikan secara eksplisit, dan sifat-sifat
implisit yang diharapkan dari sebuah software yang
dibangun secara profesional (Dunn, 1990). Berdasarkan Product Operations
definisi di atas terlihat bahwa sebuah software dikatakan Sifat-sifat operasional suatu software berkaitan dengan
berkualitas apabila memenuhi tiga ketentuan pokok: hal-hal yang harus diperhatikan oleh para perancang dan
 Memenuhi kebutuhan pemakai – yang pengembang yang secara teknis melakukan penciptaan
berarti bahwa jika software tidak dapat sebuah aplikasi. Hal-hal yang diukur di sini adalah yang
memenuhi kebutuhan pengguna software berhubungan dengan teknis analisa, perancangan, dan
tersebut, maka yang bersangkutan dikatakan konstruksi sebuah software. Faktor-faktor McCall yang
tidak atau kurang memiliki kualitas; berkaitan dengan sifat-sifat operasional software adalah:
 Memenuhi standar pengembangan  Correctness – sejauh mana suatu
software – yang berarti bahwa jika cara software memenuhi spesifikasi dan mission
pengembangan software tidak mengikuti objective dari users;
metodologi standar, maka hampir dapat  Reliability – sejauh mana suatu
dipastikan bahwa kualitas yang baik akan sulit software dapat diharapkan untuk melaksanakan
atau tidak tercapai; dan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan;
 Memenuhi sejumlah kriteria implisit –  Efficiency – banyaknya sumber daya
yang berarti bahwa jika salah satu kriteria komputasi dan kode program yang dibutuhkan
implisit tersebut tidak dapat dipenuhi, maka suatu software untuk melakukan fungsinya;

1
RRC/EI/53

 Integrity – sejauh mana akses ke sebuah formula diajukan untuk mengukur faktor-faktor
software dan data oleh pihak yang tidak berhak software quality secara tidak langsung menurut hubungan:
dapat dikendalikan; dan
 Usability – usaha yang diperlukan untuk Fq = c1 * m1 + c2* m2+ c3* m3+ . . . + cn* mn
mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan
input, dan mengartikan output dari software. dimana :
 Fq = Faktor software quality
Product Revision  c1 = Bobot yang bergantung pada
Setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan produk dan kepentingan
diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu  m1 = Metric yang mempengaruhi
diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. faktor software quality
Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan Adapun metric yang dipakai dalam skema pengukuran di
dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika atas adalah sebagai berikut:
diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat  Auditability – kemudahan untuk
diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan. memeriksa apakah software memenuhi standard
Faktor-faktor McCall yang berkaitan dengan kemampuan atau tidak;
software untuk menjalani perubahan adalah:  Accuracy – ketelitian dari komputasi
 Maintainability – usaha yang diperlukan dan kontrol;
untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan  Communication Commonality – sejauh
(error) dalam software; mana interface, protokol, dan bandwidth
 Flexibility – u saha yang diperlukan digunakan;
untuk melakukan modifikasi terhadap software  Completeness – sejauh mana
yang operasional implementasi penuh dari fungsi-fungsi yang
 Testability – usaha yang diperlukan diperlukan telah tercapai;
untuk menguji suatu software untuk memastikan  Conciseness – keringkasan program
apakah melakukan fungsi yang dikehendaki atau dalam ukuran LOC (line of commands);
tidak  Consistency – derajat penggunaan
teknik-teknik desain dan dokumentasi yang
Product Transition seragam pada seluruh proyek pengembangan
Setelah integritas software secara teknis telah diukur software;
dengan menggunakan faktor product operational dan  Data Commonality – derajat
secara implementasi telah disesuaikan dengan faktor penggunaan tipe dan struktur data baku pada
product revision, faktor terakhir yang harus diperhatikan seluruh program;
adalah faktor transisi – yaitu bagaimana software tersebut  Error Tolerance – kerusakan yang
dapat dijalankan pada beberapa platform atau kerangka terjadi apabila program mengalami error;
sistem yang beragam. Faktor-faktor McCall yang  Execution Efficiency – kinerja run-time
berkaitan dengan tingkat adaptibilitas software terhadap dari program;
lingkungan baru:  Expandability – sejauh mana desain
 Portability – usaha yang diperlukan prosedur, data, atau arsitektur dapat diperluas;
untuk mentransfer software dari suatu hardware  Generality – luasnya kemungkinan
dan/atau sistem software tertentu agar dapat aplikasi dari komponen-komponen program;
berfungsi pada hardware dan/atau sistem  Hardware Independence – sejauh mana
software lainnya software tidak bergantung pada kekhususan dari
 Reusability – sejauh mana suatu hardware tempat software itu beroperasi;
software (atau bagian software) dapat  Instrumentation – sejauh mana program
dipergunakan ulang pada aplikasi lainnya memonitor operasi dirinya sendiri dan
 Interoperability – usaha yang mengidentifikasi error yang terjadi;
diperlukan untuk menghubungkan satu software  Modularity – functional independence
dengan lainnya dari komponen-komponen program;
 Operability – kemudahan
Teknik Pengukuran mengoperasikan program;
Menimbang tingkat kesulitan yang dihadapi para  Security – ketersediaan mekanisme
programmer dalam mengukur secara langsung dan untuk mengontrol dan melindungi program dan
kuantitatif kualitas software yang dikembangkan data terhadap akses dari pihak yang tidak berhak;
berdasarkan pembagian yang diajukan McCall di atas,

2
RRC/EI/53

 Self-Dokumentation – sejauh mana  Tentukan terlebih dahulu faktor-faktor


source-code memberikan dokumentasi yang apa yang ingin diukur berdasarkan metric
berarti; kualitas yang ada; dan
 Simplicity – Kemudahan suatu program  Untuk masing-masing metric, tentukan
untuk dimengerti; bobot yang sesuai, sejalan dengan kebutuhan
 Traceability – kemudahan merujuk dari kualitas yang diharapkan terhadap software
balik implementasi atau komponen program ke yang ingin dievaluasi.
kebutuhan pengguna software; dan
 Training – sejauh mana software
membantu pemakaian baru untuk menggunakan Referensi
sistem.
Dunn, R.H. Software Quality, New Jersey: Prentice Hall, 1990.
Hubungan antara faktor-faktor software quality dan Pressman, R.S. Software Engineering: A Practitioner’s
metric-metric tersebut ditunjukkan dalam gambar di Approach, England: McGraw-Hill, 1994.
bawah ini.

RICHARDUS EKO INDRAJIT adalah Kepala


Program Studi Sistem Informasi STIMIK
Perbanas dan Dosen Inti di Program Pasca
Sarjana Universitas Bina Nusantara.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik
Komputer di ITS Surabaya, Master of Applied
Computer Science di Harvard University, Master
of Business Administration di Leicester
University, dan Doctor of Business
Administration di University of the City of
Manila. Selain mengajar di Program Pasca
Sarjana Universitas Indonesia, Universitas
Atmajaya, dan Institut Pengembangan
Manajemen Indonesia, serta aktif sebagai
konsultan dan peneliti di Lembaga Ketahanan
Nasional (Lemhannas), bekerja pula sebagai
Direktur Sistem Informasi di perusahaan
konsultan Renaissance Advisors. Pengetahuan di
bidang teknologi informasi dan manajemen
sistem informasi diperoleh dari pengalaman
praktis di industri keuangan, perbankan,
manufaktur, penerbangan, pertambangan,
telekomunikasi, pendidikan dan kesehatan.
Dengan memanfaatkan formula ini, paling tidak seorang
perancang, programmer, evaluator, dan pengguna Softcopy dari makalah dan dokumen ini tersedia melalui
perangkat lunak dapat mendeskripsikan secara kuantitatif website personal Richardus Eko Indrajit di alamat:
tingkat kualitas sebuah software. Semakin tinggi nilai F q http://www.indrajit.org.
yang dihasilkan, semakin baik kualitas software tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan evaluasi
terhadap nilai kuantitatif sebuah software adalah: Jakarta, 10 November 1999.

Anda mungkin juga menyukai