Anda di halaman 1dari 7

11 Oktober 2019, Surabaya

Review Simela Talaohu : 11.2016.1.00642


WSNG III

Analisis lereng highwall dan sidewall dengan vibration di


PT. Rinjani Kartanegara, kabupaten Kutai Kartanegara

(Analysis of slope highwall and sidewall with vibration at


PT. Rinjani Kertanegara, Kutai Kartanegara Regency)
Muhmad Rizkiansyah Zulfahri1, Barlian Dwinagara2

Direview oleh Simela Talaohu


NPM. 11.2016.1.00642
1Mineral & Coal Studio Yogyakarta, Indonesia
2Magister Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta, Indonesia

Sari
PT. Rinjani Kartanegara telah melakukan kajian geoteknik dan sudah mengaplikasikan rekomendasi geoteknik dari hasil
kajian tersebut untuk penggalian batubara maupun penimbunan disposal. Namun seiring dengan perkembangan industri
pertambangan batubara secara umum yang berkaitan dengan market serta secara internal di PT. Rinjani Kertanegara juga
ada rencana kegiatan blasting dan kapasitas disposal yang harus dievaluasi kembali, maka diperlukan kajian lanjutan untuk
mendukung rekomendasi geoteknik yang sudah ada sebelumnya.
Kajian yang akan dilakukan pada section A, B, C, L1 dan L2. Simulasi pemodelan dilakukan pada masing-masing section
pada kondisi final. Input data model section A, B, C, L1 dan L2 dengan pendekatan lubang bor dari hasil pengeboran pada
kajian geoteknik PT. Rinjani Kartanegara, input data model dengan properties litologi dari Hasil Uji Laboratorium pada
kajian geoteknik PT. Rinjani Kartanegara. Kajian dilakukan pada asumsi kondisi air setengah jenuh. Hasil analisis
kesetimbangan batas berupa nilai faktor keamanan.
Analisis pengaruh getaran blasting terhadap stabilitas lereng dilakukan berdasarkan pendekatan permodelan terhadap lereng
keseluruhan dengan ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
a) Lereng keseluruhan yang akan dikaji berupa lereng penggalian tanah penutup.
b) Model lereng keseluruhan dan properties yang digunakan diambil dari rekomendasi lereng pada Laporan Akhir
Kajian Geoteknik PT. Rinjani Kartanegara.
c) Nilai FK (Faktor Keamanan) yang dijadikan dasar dalam kondisi lereng mantap adalah FK > 1,20. (Canmet, 1979).
d) Nilai percepatan gravitasi (g) adalah representasi dari energy seismic yang menimbulkan getaran. Simulasi dilakukan
dengan memasukkan nilai g sebesar 0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20.

Kata-kata kunci : Geoteknik, Vibration, Lereng

Abstract
PT. Rinjani Kartanegara has conducted geotechnical studies and has applied geotechnical recommendations from the results
of the study for the coal excavation and backfilling disposal. But along with the coal mining industry in general with regard
to the internal market as well as in PT. Rinjani Kertanegara planning on blasting activity and disposal capacity should be re-
evaluated, further study is needed to support the existing geotechnical recommendations previously.
Assessment will be done in section A, B, C, L1 and L2. Simulation modeling is done on each section on the final conditions.
Data input section models A, B, C, L1 and L2 with the approach of the drill hole drilling results on geotechnical studies PT.
Rinjani Kartanegara, data input models with lithological properties of Laboratory Test Results on geotechnical studies PT.
Rinjani Kartanegara. The study was conducted on the assumption that half water saturated conditions. Limit equilibrium
analysis results in the form of a safety factor value.
Analysis of the influence of blasting vibration on slope stability modeling approach is based on the overall slope of the
provisions the following provisions:
a) Slope overall will be studied in the form of slope excavation of overburden.
b) the overall slope model and properties used are taken from the recommendations in the Final Report Assessment slope
Geotechnical PT. Rinjani mammal.
c) The value of FK (Safety Factor) which is used as the basis for steady slope condition is FK> 1.20. (CANMET, 1979).
d) The value of the acceleration of gravity (g) is a representation of the seismic energy that cause vibration. Simulations
carried out by entering a value of 0.05 g; 0.10; 0.15 and 0.20.

Keywords: Geotechnical, Vibration, Slope


Review Simela Talaohu : 11.2016.1.00642
11 Oktober 2019, Surabaya

I. PENDAHULUAN
PT. Rinjani Kartanegara telah melakukan kajian
geoteknik dan sudah mengaplikasikan rekomendasi
geoteknik dari hasil kajian tersebut untuk penggalian
batubara maupun penimbunan disposal. Namun
seiring dengan perkembangan industri pertambangan
batubara secara umum yang berkaitan dengan market
serta secara internal di PT.
Rinjani Kertanegara juga ada rencana kegiatan Gambar 2. Section A, B, C, L1, L2 Design Pit
blasting dan kapasitas disposal yang harus Disposal dan Inpit
dievaluasi kembali, maka diperlukan kajian
lanjutan untuk mendukung rekomendasi geoteknik
yang sudah ada sebelumnya.
Kegiatan peledakan merupakan salah satukegiatan
yang umumnya dilakukan dalam menunjang
aktivitas pertambangan. Pada kegiatan peledakan,
hanya sebagian dari total energi yang dihasilkan
bahan peledak dikonsumsi untuk memecahkan
batuan, sementara sisanya menjadi waste energy
atau energi sisa.
Energi sisa ini berpotensi mengganggu kestabilan
lereng disekitarnya terutama dalam bentuk
getarantanah. Kegagalan dalam menjaga kestabilan Gambar3. Sampel hasil Pengeboran full coring
lereng dapat menyebabkan longsoran yang akan
mengganggu operasional pertambangan dan
membahayakan para pekerja di sekitarnya.
Mengingat hal di atas, kontrol terhadap getaran
hasil peledakan menjadi penting. Penelitian ini
dimaksudkan untuk menghasilkan suatu batasan
yang dapat digunakan untuk menganalisis
pengaruh getaran tanah hasil peledakan terhadap
kestabilan lereng.

II. PENGAMBILAN SAMPEL


Pengambilan sampel untuk highwall dan sidewall
di lakukan full coring dapat dilihat pada gambar 3 Gambar 4. Pengambilan Sampel Undisturb RL 70
sedangkan untuk sampel disposal dan bundwall
didapatkan berupa Understrubed sampel dapat
dilihat pada gambar 4 dan 5

Gambar 5. Penulisan Identitas Sampel


Gambar 1. Peta dan Section Design Pit dengan Inpit
Disposal
Review Simela Talaohu : 11.2016.1.00642
11 Oktober 2019, Surabaya

III. DASAR TEORI Tabel 1. Faktor Keamanan Minimum Kemantapan


2.1. Kestabilan Lereng Lereng (Canmet, 1979).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan Pendekatan I II
lereng di alam dapat dikelompokan secara garis Parameter Kuat Geser Puncak 1,5 1,3
besar sebagai gaya-gaya penahan dan gaya-gaya Parameter Kuat Geser Sisa 1,3 1,2
penggerak. Gaya penahan dapat dikatakan sebagai Masukkan Faktor Gempa Bumi 1,2 1,1
gaya yang berusaha mempertahankan kondisi
stabil pada lereng sedangkan gaya penggerak Keterangan:
merupakan kebalikannya. Karena itu, secara
I : Longsoran dianggap akan mengakibatkan
sederhana dapat dikatakan bahwa apabila gaya
kerusakan berat
penahan lebih besar dari gaya penggerak maka II : Longsoran dianggap tidak akan
lereng akan stabil, dan apabila gaya penahan lebih mengakibatkan kerusakan berat
kecil dari gaya penggerak maka lereng menjadi
tidak stabil dan akan memicu longsoran.
2.2. Getaran/Vibration
Gaya Penahan
Getaran Tanah (Ground Vibration) adalah gerakan
bumi yang terjadi akibat perambatan gelombang
Analisis kemantapan lereng timbunan menggunakan seismik di bawah tanah. Kegiatan peledakan selalu
konsep kesetimbangan batas. Secara prinsip, gaya menghasilkan gelombang sismik. Tujuan peledakan
geser yang diperlukan untuk mempertahankan umumnya untuk memecahkan batuan. Kegiatan ini
kemantapan akan dibandingkan dengan gaya yang membutuhkan sejumlah energi yang cukup
menyebabkan kelongsoran. Pada longsoran sehingga melebihi atau melampaui kekuatan batuan
berbentuk busur, gaya-gaya tersebut di atas atau melampaui batas elastis batuan. Apabila
diperhitungkan pada bidang gelincir yang berbentuk haltersebut terjadi maka batuan akan menjadi
busur. Gaya penyebab kelongsoran yang selanjutnya pecah. Proses pemecahan batuan akan terus
disebut sebagai momen penggerak berasal dari berat berlangsung ,sampai energi yang dihasilkan bahan
tanah dan berat air yang berada di atas bidang peledak makin lama makin berkurang, dan menjadi
gelincir. Gaya atau momen penahan kelongsoran lebih kecil dari kekuatan batuan. Sehingga proses
berasal dari kekuatan geser tanah sepanjang bidang pemecahan batuan terhenti dan energi yang tersisa
gelincir. Kedua momen ini dibandingkan sehingga akan menjalar melalui batuan,karena masih dalam
didapatkan faktor keamanan (FK) pada bidang yang batas elastisitasnya. Hal ini akan menghasilkan
berbentuk busur tersebut. Model longsoran gelombang seismik.
berbentuk busur dapat dilihat pada Gambar 6. Tingkat getaran dipengaruhi oleh 2 faktor utama
Perhitungan analisis kemantapan lereng yaitu : Jumlah bahan peledak / waktu tunda (Charg
menggunakan pendekatan metode kesetimbangan Weigh PerDelay), Jarak Pengukuran. Semakin
batas dengan bantuan program Slide 6.0 by banyak bahan peledak maka semakin tinggi nilai
Rocscience. Perhitungan dilakukan untuk lereng kecepatan partikel puncak dan semakin jauh jarak
tunggal dan lereng keseluruhan. Sebagai pedoman pengukuran peledakan maka semakin rendah nilai
lereng dalam keadaan mantap untuk lereng tunggal partikel puncak.
adalah FK = 1,20 dan untuk lereng keseluruhan FK Dengan menggunakan uji berbagai scale distance
= 1,30 (Canmet, 1979). disuatu daerah maka akan diperoleh persamaan yang
akan digunakan untuk memperkirakan tingkat
getaran yang akan terjadi.
Dalam teori getaran ada tiga macam gelombang
yaitu:
1. Gelombang tekan (compressive wave)
adalah gelombang yang menghasilkan pemadatan
dan pemuaian pada daerah yang sama denganarah
perambatan gelombang.
2. Gelombang geser (shear wave) adalah
gelombang yang melintang (transversal) yang
bergerak tegak lurus pada arah perambatan
gelombang.
3. Gelombang permukaan (surface wave)
adalah gelombang yang merambat diatas permukaan
batuan tetapi tidak menembus batuan. Ketiga jenis
Gambar 6. Model Longsoran Busur gelombang getar tersebut dapat dikelompokkan
dalam gelombang badan dan gelombang permukaan.
Review Simela Talaohu : 11.2016.1.00642
11 Oktober 2019, Surabaya

pertambangan, fakultas teknologi mineral,


IV. PENGUJIAN LABORATORIUM Pengujian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
laboratorium dilakukan untuk mengetahui Yogyakarta. Properties selengkapnya dapat dilihat
karakteristik material yang berada di daerah pada Tabel 2-5. Properties ini akan menjadi data
penelitian. Pengujian sampel dilakukan untuk masukan dalam model analisis kestabilan lereng
mengetahui parameter-parameter geoteknik yaitu dengan metode kesetimbangan batas menggunakan
sifat fisik dan sifat mekanik batuan selanjutnya akan software Slide V.6.0.
dimasukan kedalam permodelan. Hasil pengambilan
sampel bundwall yang diambil dilapangan semua
sampel yang telah diambil masuk dalam kategori
tanah sehingga pengujiannya dilakukan di
Laboratorium mekanika tanah, jurusan teknik
Tabel 2. Properties Highwall Tabel 5. Properties Material Bundwall

Parameter Parameter

Friction Cohesi Dry Saturate ID Sample Friction Cohesion Dry Saturated


N
Angle on Density d Bundwall Angle Density Density
No Material o
Material
(ø) (C)
degree kN/m² degree kN/m² kN/m³ kN/m³
kN/m³ kN/m³
1 SILTSTONE 1 20,32 114,37 14,64 19,03 1 RK-BN-RL40-01 84,00 31,03 15,71 16.27
2 RK-BN-RL50-01 81,94 51,88 15,93 16.85
2 SANDSTONE 1 30,28 162,55 16,67 20,14
3 RK-BN-RL50-02 81,76 52,22 14,22 14.96
3 MUDSTONE 1 29,71 117,20 14,56 18,92 4 RK-BN-RL50-03 82,52 45,53 13,17 14.20
5 RK-BN-RL60-01 82,89 53,89 16,13 16.71
4 CLAYSTONE 1 35,38 44,80 14,37 18,44
6 RK-BN-RL60-02 86,77 45,20 14,06 15.64
CARBONECEOUS 18,26 32,60 16,67 20,34 7 RK-BN-RL60-03 82,67 46,20 15,26 16.16
5 SHALE 8 RK-BN-RL60-04 77,32 59,57 12,53 13.40
6 SILTSTONE 2 14,38 118,53 16,04 19,47 9 RK-BN-RL60-05 82,28 33,17 15,79 16.67
10 RK-BN-RL70-01 85,26 50,88 15,32 16.37
7 SANDSTONE 2 26,06 144,76 13,77 18,08
11 RK-BN-RL70-02 85,93 41,52 12,55 13.72
8 MUDSTONE 2 16,07 79,51 15,41 20,68 12 RK-BN-RL70-03 83,09 46,87 17,77 18.04
Rata-Rata 83,04 46,50 14,87 15,75
9 CLAYSTONE 2 18,92 45,42 15,41 18,36
Minimal 77,32 31,03 12,53 13,40
10 SILTSTONE 3 33,73 67,98 14,16 19,17

11 SANDSTONE 3 14,79 120,90 16,31 20,17

12 MUDSTONE 3 19,09 73,60 14,08 18,30

V. PEMODELAN GEOTEKNIK
Analisis yang dilakukan memakai pendekatan
sebagai berikut:
Tabel 3. Properties Sidewall - Analisis dilakukan berdasarkan Section A, B, C,
L1, L2.
Parameter

Friction Cohesi Dry Satur


Angle on Densit ated
No Material y
(ø) (C)
degree kN/m² kN/m
kN/m³
³
1 CLAYSTONE 1 13,28 40,60 11,67 17,28
2 SILTSTONE 1 20,51 46,90 14,65 18,97
3 MUDSTONE 1 31,22 74,10 12,10 15,53
4 CLAYSTONE 2 13,50 106,60 15,13 18,99
5 SANDSTONE 1 18,52 45,50 16,95 20,34
6 MUDSTONE 2 0,00 0,00 15,82 19,71
7 SILTSTONE 2 26,91 67,35 20,91 23,36
8 CLAYSTONE 3 27,16 43,72 17,53 20,87
9 MUDSTONE 3 15,91 117,80 13,65 17,69 Simulasi Vibration
Model
10 CLAYSTONE 4 14,36 103,90 10,26 16,07 Section Material
Akhir
0.05 0.10 0.15 0.20
Review Simela Talaohu : 11.2016.1.00642
11 Oktober 2019, Surabaya

- Analisis model yang dilakukan berupa model lereng Disposal 1,369 1,203 1,126 1,048 0,898
keseluruhan. A
Original 1,309 1,245 1,170 1,080 0,974
- Simulasi dlakukan dengan kondisi setengah jenuh
- Analisis menggunakan propertie Disposal 1,357 1,235 1,145 1,029 0,902
highwall, sidewall, beserta disposal di bagian atas B
Original 1,274 1,155 1,054 0,966 0,837
lereng, dan akan ditambahkan bundwall.
Disposal 1,485 1,368 1,302 1,247 1,143
- Simulasi getaran dengan memasukkan faktor g, antara
C
lain, 0,05 g, 0,1 g, 0,15 g, dan 0,2 g. Original 1,364 1,293 1,181 1,034 0,951
- Batasan kesetabilan lereng dengan nilai faktor keamanan
L1 Disposal 1,516 1,441 1,327 1,258 1,097
≥ 1,3.
L2 Disposal 1,412 1,264 1,154 0,985 0,773

Hasil pemodelan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Faktor Keamanan Lereng Original dan


Disposal pada Section A, B, C, L1, L2

Tabel 4.Properties Disposal


MaterialDisposal Untuk propertis disposal diatas merupakan hasil dari rata-
rata dari 10 sampel yang di uji.
Unsaturated Unit Weight Keterangan :
14,82
(kN/m3) FK ≥ 1,200
: Aman
Saturated Unit Weight
19,04 : 1 ≤ FK <1,200 Kritis
(kN/m3)
FK< 1 : Bahaya
Cohesion (kN/m2) 15,47

Friction Angle (deg) 40,53


Review Simela Talaohu : 11.2016.1.00642
11 Oktober 2019, Surabaya

Gambar 7. Hasil Analoisis Sectioin A

Gambar 8. Hasil Analoisis Sectioin B

Gambar 9. Hasil Analoisis Sectioin C

Gambar 10. Hasil Analoisis Sectioin L1

Gambar 11. Hasil Analoisis Sectioin L2

Berdasarkan hasil analisis pada lereng highwall


section A dan C mendapatkan nilai faktor keamanan
pada kriteria aman denganvibration 0,05 g, begitu
juga dengan lereng sidewall section L1 dan L2
dalam kriteria aman sedangkan pada lereng highwall
section B dalam kondisi kritis pada vibration 0,05g.
Review Simela Talaohu : 11.2016.1.00642
11 Oktober 2019, Surabaya

Sehingga diperlukan perlakuan khusus berupa


pemantauan lereng.
VI. KESIMPULAN
1. Analisis pada lereng keseluruhan dan disposal
untuk tiap section dinyatakan aman untuk
kegiatan peledakan.
2. Kegiatan peledakan pada highwall dan sidewall
dibatasi pada vibration 0,05 g.
3. Pada lereng highwall section B dalam kondisi
kritis, Sehingga diperlukan perlakuan khusus
berupa pemantauan lereng..
4. Kegiatan pengukuran data peledakan dibutuhkan
untuk melengkapi hasil rekomendasi lereng
untuk dievaluasi kembali.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada penulis
terdahulu dan PT. Rinjani Kartanegara dan Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Pembanguan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Pimpinan dan Seluruh Staff divisi
Geoteknik Mineral & Coal Studio Yogyakarta atas
dukungan dan kerjasama untuk kesempurnaan
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dwinagara, B., Hendarto, T., Prabandaru, P.,


Zulfahri, MR., 2014, “Laporan Akhir Kajian
Geoteknik PT. Rinjani Kartanegara” LPPM
Universitas Pembanguan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

2. Hoek, E., Bray, J.W., 1981, Rock


SlopeEngineering 3rd Ed., The Institution of
Mining and Metallurgy, London.

3. Canada Center for Mineral and Energy


Technology (CANMET), 1979, poit Slope
Manual: chapter 9- Waste Embankments,
Mining Research Laboratories, Departement of
Energy, Miner, and Resources, Canada

Anda mungkin juga menyukai