Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN TERHADAP PENANGANAN JALAN AKIBAT RENDAHNYATINGKAT

STABILITAS TANAH

Samun Haris1, Faya Nabasa2


Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Abstrak
Beberapa daerah di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat, Kabupaten Sukabumi terdapat
kondisi geografis berbentuk lereng dan tidak stabil, hal ini dapat menimbulkan terjadinya
pergerakan lahan, salah satunya adalah ruas jalan Jampang Tengah-Kiara Dua. Jalan
tersebut dapat menggunakan bronjong sebagai penahan pergerakan lahan. Tujuan dari
penelitian iniadalah menghitung kekuatan struktur bronjong kawat dan melakukan estimasi
volume kebutuhanbahan dari bronjong kawat. Metode penelitan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif. Analisis yang dilakukan adalah analisis hasil data observasi,
pembuatan desain ukuran bronjong menggunakan AUTO-Cad, stabilitas bronjong dan
estimasi kebutuhan bahan. Desain bronjong yang digunakan adalah Bentuk I, Tipe A dengan
dimensi 2.0× 1.0 × 1.0 meter. Hasil perhitungan stabilitas terhadap guling diperoleh Fgl
sebesar 4.7052, nilai tersebut lebih besar dari1.5, maka desain struktur bronjong aman
terhadap gaya guling. Hasil perhitungan stabilitas terhadap geser diperoleh Fgs sebesar
2.1653, nilai tersebut lebih besar dari 1.5, maka desain struktur bronjong aman terhadap
gaya geser. Hasil perhitungan didapatkan tegangan maksimum dengan nilai 16.8304 ton/m2
lebih kecil dibandingkan tegangan izin dengan nilai 89.6 ton/m2, daya dukung tanah untuk
struktur bronjong sebagai perkuatan tebing aman. Setelah itu didapatkan estimasi volume
bahan untuk struktur bronjong sebesar 44,710 kg kawat, 5,600 m3 batu dan 420 m cerucuk.

Kata kunci : bronjong, stabilitas bronjong, estimasi kebutuhan bahan bronjong

1. PENDAHULUAN Kondisi tanah yang tidak stabil


Jalan raya merupakan komponen sering ditemukan di daerah pesisir,
penting sebagai prasarana untuk dimana tanah memiliki tingkat
dilaksanakannya kegiatan, oleh sebab kepadatan yang rendah sampai
itu jalan harus berada dalam kondisi sedang. Tanah dengan kondisi ini
baik disetiap keadaan. Pada beberapa memiliki daya dukung tanah yang
kondisi, jalan ditemukan rusak atau rendah, apalagi ketika kondisi tanah
tidak dapat digunakan karena daerah berbentuk lereng dan dikenai beberapa
dimana jalan tersebut dibangun tidak faktor.
mampu menopang struktur dan fungsi Beberapa daerah di Pulau Jawa,
jalan. khususnya Jawa Barat, Kabupaten
Kerusakan jalan bisa terjadi salah Sukabumi banyak terdapat kondisi
satunya dikarenakan tanah di daerah geografis berbentuk lereng dan tidak
tersebut tidak stabil. Penyebab ketidak- stabil, hal tersebut dapat menimbulkan
stabilan tanah pada suatu daerah bisa sering terjadinya pergerakan lahan,
dikarenakan dua faktor, yaitu, faktor salah satunya yaitu ruas jalan Jampang
internal (gaya-gaya yang terjadi di Tengah–Kiara Dua.
dalam tanah) dan eksternal (iklim, Menurut salah satu Pengelola
perubahan cuaca, geologi, hidrologi, Pemeliharaan Jalan UPTD II Dinas
topografi, dll). Kerusakan yang terjadi Bina Marga dan Penataan Ruang
pada kondisi ini umumnya adalah Provinsi Jawa Barat ruas jalan
perubahan pada badan jalan berikut Jampang Tengah–Kiara Dua
dengan tanah disekitarnya. mengalami pergerakan lahan sedalam

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 35
dua meter dalam kurun waktu lima penggunaannya diisi batu- batu untuk
tahun secara berangsur-angsur, yang pencegahan erosi yang dipasang pada
mengindikasikan bahwa ada beberapa tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang
faktor yang belum terpenuhi, salah proses penganyamannya
satunya adalah belum dilakukannya dengan menggunakan mesin (SNI
penanganan sehingga tanah tetap Bronjong Kawat, 1999).
bergerak. Tidak adanya penanganan Bronjong yang merupakan
selama kurun waktu lima tahun, maka suatu anyaman bambu atau kawat dan
disimulasikan dengan penaganganan diisi batu, bronjong kawat harus
yang sederhana dan sementara juga mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
bersifat konvensional agar jalan tetap  Tidak kaku;
dapat berfungsi seperti semestinya.  Lolos air;
Satu diantara banyak penanganan  Daya tahan terhadap gesekan
untuk menangani tanah yang belum kurangkuat;
stabil yaitu dengan menggunakan  Diperlukan lapisan pelindung
bronjong kawat sebagai penanaganan apabila dipergunakan didaerah
darurat. pantai atau yang berkadar asam
Bronjong kawat merupakan salah tinggi.
satu penanganan sederhana dan 1.1.2 Stabilitas Konstruksi
sementara untuk menangani Menurut Hadriyatmo (2014)
pergerakan lahan berupa longsoran. Gaya-gayayang bekerja pada dinding
Disamping kesederhanaannya, penahan meliputi:
bronjong memiliki kebutuhan bahan  Gaya sendiri penahan (W).
yang sedikit dan mudah didapat, hal ini  Gaya tekanan aktif total tanah
dapat menjadi salah satu pertimbangan urug (Pa).
untuk memilih bronjong kawat sebagai  Gaya tekanan pasif total di depan
penanganan darurat penurunan jalan dinding (Pp).
tersebut. Maka, bronjong kawat dapat
dijadikan bahan tinjauan terhadap Gaya-gaya yang berpengaruh
penanganan jalan akibat rendahnya dalam desain konstruksi bronjong
tingkat stabilitas tanah. diasumsikan menjadi dua gaya yaitu
Maksud penulis dalam penelitian ini, akibat berat sendiri dan akibat tekanan
yaitu: tanah.
 Menemukan nilai kekuatan struktur  Gaya Akibat Berat Sendiri
bronjong kawat; Berat sendiri bangunan per unit
 Menemukan nilai estimasi volume panjang dihitung berdasarkan
kebutuhan bahan dari bronjong Persamaan 2. 1:
kawat. Wi = γstone × Ai....................................2.1
Tujuan dari penelitian ini adalah: Berat tanah diatas bangunan per
 Menghitung kekuatan struktur unit panjang dihitung dengan
bronjong kawat; Persamaan 2. 2:
 Melakukan estimasi volume Si = γsand × Ai...................................2.2
kebutuhan bahan dari bronjong Gaya Akibat Tekanan Tanah
kawat. Akibat komponen berat isi tanah tanah
(γ) dan sudut geser dalam (σ) dihitung
1.1 TINJAUAN PUSTKAKA
dengan Persamaan 2.5:
1.1.1 Bronjong Kawat
Bronjong kawat adalah kotak
yangdibuat dari anyaman kawat baja
berlapis seng yang pada

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 36
Menghitung tekanan aktif dengan
cara

1.1.3 Kontrol Stabilitas Konstruksi


Stabilitas terhadap bahaya
penggulingan atau overturning;
∑ ≥ 1,5 ……………… 2.8
= ∑ Rekapitulasi hasil perhitungan
tekanan aktif total dan gaya momen
Stabilitas terhadap bahaya terhadap titik X,dihitung dalam Tabel
penggulingan atau sliding; 4.2. Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil
PerhitunganGaya Akibat Tanah

No Tekanan Tekanan Jarak Momen Ke X


Tanah Aktif dari X
Simbol ton m tm
Akibat P1 6.8292 8 54.6336
Akibat P2 13.6584 3 40.9752
Akibat P3 6.8292 2 13.6584
Stabilitas terhadap bahaya Jumlah 27.3168 109.2672
penurunanatau settlement;
Gaya akibat beban sendiri dan
tanah diatas bronjong.
1.1.4 Analisis Volume Kebutuhan Akibat beban sendiri dihitung
Bahan Bronjong Kawat dengan Persamaan 2.1 dan untuk
Sebagai dasar perhitungan menghitung berat tanah diatas
diambil dari SNI 03-0009-1999 yang bronjong dapat dihitung dengan
diatur dalam Peraturan Menteri rumus yang sama dengan
Pekerjaan Umum tentang Pedoman Persamaan 2.2. Bobot isi diambil
Analisis Harga Satuan Pekerjaan sebesar 1,5 ton/m3 karena bronjong
Bidang Pekerjaan Umum. diisi dengan batu belah. Dan bobot
Perhitungan gaya akibat tekanan isi tanah sebesar 1,4 ton/m3. Salah
tanah menggunakan Persamaan 2.5 satu contoh perhitungan yaitu
dan Persamaa 2.6 seperti dibawah ini.
Wi = γstone × A
= 1,5 × 1 = 1,5 ton

Si = γsand × A
= 1,4 × 1 = 1,4 ton

Rekapitulasi hasil perhitungan


gaya vertikal dan gaya momen
terhadap kaki depan (titik X)
diperlihatkan pada Tabel 4.3 dan
Tabel 4.4.

Tabel 4. 2 Rekapitulasi Hasil


Perhitungan Gaya Vertikal dan Gaya
Momen Terhadap Kaki Depan (Titik
X) W1-W35

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 37
Jarak dari Momen S 1.4 7.5 10.5
No Gaya Berat X Ke X 1
W
S 2.1 7.25 15.2
Simbol ton m tm 2 25
W1 1.5 0.5 0.75 S 2.8 7 19.6
3
W2 1.5 1.5 2.25
S 3.5 6.75 23.6
W3 1.5 2 3 4 25
W4 1.5 2.5 3.75 S 4.2 6.5 27.3
W5 1.5 3 4.5 5
S 3.5 6.75 23.6
W6 1.5 3.5 5.25 6 25
W7 1.5 4 6 S 2.8 7 19.6
W8 1.5 4.5 6.75 7
W9 1.5 5 7.5 S 2.1 7.25 15.2
8 25
W10 1.5 5.5 8.25 S 1.4 7.5 10.5
W11 1.5 6 9 9
W12 1.5 6.5 9.75 S 0.7 7.75 5.42
1 5
W13 1.5 7 10.5 0
W14 1.5 7.5 11.25
W15 1.5 8 12 Maka rekapitulasi jumlah keseluruhan
W16 1.5 8.5 12.75 dari gaya vertikal dan gaya momen
W17 1.5 9 13.5 terhadap kaki depan (titik X) dapat
W18 1.5 9.5 14.25 dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4. 4
W19 1.5 10 15 Rekapitulasi Jumlah Keseluruhan Dari
W20 1.5 10.5 15.75 Gaya Vertikal dan Gaya Momen
W21 1.5 11 16.5 Terhadap Kaki Depan (Titik X)
W22 1.5 11.5 17.25 Berat W Jarak Momen
W23 1.5 12 18 No Gaya danS dari Ke X
X
W24 1.5 12.5 18.75
Simbol ton m tm
W25 1.5 1.5 2.25
Jumlah 84.5 514.1250
W26 1.5 2.5 3.75
W27 1.5 3.5 5.25
Stabilitas konstruksi bronjong
W28 1.5 4.5 6.75
Dari hasil rekapitulasi seluruh
W29 1.5 5.5 8.25
perhitungan gaya, tekanan dan momen
W30 1.5 6.5 9.75
ke titik X dapat digunakan untuk
W31 1.5 7.5 11.25
menghitung SF (faktor keamanan)
W32 1.5 2.5 3.75
W33 1.5 3.5 5.25
guling dan geser dapat dilihat pada
W34 1.5 4.5 6.75
Tabel 4.6.
W35 1.5 5.5 8.25
Tabel 4. 5 Hasil Rekapitulasi Seluruh
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Lanjutan Hasil Perhitungan Gaya, Tekanan dan
Perhitungan Gaya Vertikal dan Gaya Momen Ke Titik X
Momen MomenKe
Momen Terhadap Kaki Depan (Titik X) No Gaya W H+ Ke X X (dari W
W36-W40 Dan S1-S10 dan (dari P) dan S)
Jarak S
Berat W danS dariX Mome
No Gaya Ke X Simbol ton ton tm tm
Berat
Simbol ton m tm bronjong
W36 1.5 3 4.5 1 dan 84.5 514.125
W37 1.5 4 6 tanah
diatas
W38 1.5 3.5 5.25 bronjong
W39 1.5 5 7.5 (W dan
W40 1.5 4.5 6.75 S)

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 38
Tekanan Eksentrisitas dari bronjong adalah -
2 Tanah
Aktif (P) 27.3 109 0.7912 lebih kecil dari 1,3333. Maka
168 .26
72 syarat faktor keamanan yang
Jumlah 84.5 27.3 109 514.125 disebutkan pada sub bab 2.4.3
168 .26 terpenuhi berdasarkan ketentuan
72
Persamaan 2.10.
Stabilitas terhadap guling Langkah selanjutnya menghitung
Stabilitas terhadap guling dapat stabilitas terhadap daya dukung tanah
dihitungdengan Persamaan 2.8. dengan Persamaan 2.11 dan
Persamaan 2.12.Berat isi tanah dalam
Stabilitas terhadap guling keadaan jenuh diasumsikan sama
Stabilitas terhadap guling dapat dengan berat isi pasir, karena tidak
dihitungdengan Persamaan 2.8. menghitung adanya air. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel
4.7.
Momen Tahan Guling (M-) = 514.125
ton.mMomen Guling (M+) = 109.2672
ton.m
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Daya
Dukung Tanah pada Bronjong
Safety Factor guling untuk bronjong No Uraian Dimensi Ysat
adalah 4.7052 lebih besar dari 1.5. B D ton/m3
Maka syarat faktor keamanan yang 1 Dasar 8 0 1.4
disebutkan pada sub bab 2.4.3 Pondasi
Koefisein
terpenuhi untuk jenis tanah granuler. C ø DDT qu FS
ton/m3 Nc Nq Ny
Stabilitas terhadap geser
Stabilitas terhadap geser dapat Langkah terakhir merupakan
dihitung dengan Persamaan 2.9. perhitungan tekanan maksimum yang
dihitung mneggunakan Persamaan
2.13.
Gaya Vertikal Total (W) = 84.5 tonGaya
Geser (H+) = 27.3168 ton

Safety Factor geser untuk bronjong


adalah 2.1653 lebih besar dari 1.5.
Maka syarat faktor keamanan yang Syarat daya dukung adalah:
disebutkan pada sub bab 2.4.3
terpenuhi untuk jenis tanah granuler.
Stabilitas terhadap daya dukung Di dapatkan qmaks lebih kecil dari izin,
tanah Langkah pertama menghitung maka tanah dapat menopang bronjong
eksentrisitas dengan menggunakan sebagai pondasi. Safety Factor daya
Persamaan 2.10. dukung tanah untuk bronjong adalah
5.3236 lebih besardari 1.5. Maka syarat
faktor keamanan yang disebutkan pada
sub bab 2.4.3 terpenuhi untuk jenis
tanah granuler.

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 39
2. METODE PENELITIAN 2.1 Persiapan
Metode pendekatan kasus Dalam tahap ini dilakukan
cocok digunakan untuk penelitian ini pengecekan terhadap data primer
dikarenakan daerah yang ditinjau maupun sekunder,apakah data dalam
memiliki luasan yang sempit serta keadaan lengkap atau data terdapat
penelitian yang dilakukan secara kekurangan. Lalu menyortir data
mendalam terhadap suatu kondisi sehingga hanya data yang terpakai
dimana jalan yang diteliti hanya satu saja yang tinggal.
titik dari sepanjang ruas jalan lalu Data yang terpakai adalah hasil
diteliti lebih dalam dengan observasi geometrik jalan dan data
menggunakan data pada titik hasil CPT pada lokasi penelitian.
tersebut. 2.2 Tabulasi
Jenis penelitian yang digunakan Pada tahap ini dilakukan coding
dalam tugas akhir ini adalah pada setiap titik-titik hasil observasi
penelitan deskriptif. Menurut pada lokasi penelitian yang mengalami
Arikunto (2013), penelitian deskriptif kelongsoran.
adalah penelitian yang dimaksudkan Penerapan data sesuai dengan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi pendekatan penelitian.
atau hal lain-lain yang sudah Data primer digunakan untuk
disebutkan, yang hasilnya membuat geometrik jalan dengan
dipaparkan dalam bentuk laporan. menggunakan bantuan aplikasi Auto-
Subjek dari penelitian ini yaitu CAD, yang akan digunakan menjadi
data hasil observasi, data desain acuan untuk membuat desain
pemasangan bronjong dan data pemasangan bronjong kawat sebagai
hasil CPT pada lokasi penelitian. penanganan kasus yang terjadi pada
Penentuan sampel penelitian lokasi penelitian (berapa panjang
dilakukan dengan cara metode bronjong kawat akan dipasang).
purposive sample, yaitu subjek
bukan diambil berdasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
didasarkan adanya tujuan tertentu. 3.1 Acuan Membuat Desain Bronjong
Dalam penilitian ini diambil satu titik Kawat
sebagai sampel untuk diuji Acuan dalam membuat desain
menggunakan data CPT dengan bronjong adalah data hasil CPT, dari
populasi penelitian merupakan ruas data didapatkan tanah keras pada
jalan Jampang Tengah– Kiara Dua kedalaman 14.20 meter dari titik
sepanjang 250 meter. pengujian CPT, namun dari muka jalan
Instrumen penelitian yang tanah keras ditemukan menjadi pada
digunakan dalam penelitian ini kedalaman 16.20 meter.
adalah dokumentasi danobservasi. Dari data sepanjang 16.20 meter
Pengumpulan data pada dipasang cerucuk berupa bambu
penelitian ini terdiri dari sepanjang 6.20 meter pada tanah
pengumpulan data primer dan data keras. Bambu yang tertanam
sekunder, pengumpulan data sepanjang 4.20 meter dan yang
menggunakan metode observasi mengunci ke bronjong kawat yaitu 2
dan dokumentasi. meter pada setiap lidah bronjong
Menurut Arikunto (2013) Secara sepanjang 50 meter.
garis besar,pekerjaan analisis data Lidah bronjong dipasang mulai
meliputi 3 langkah, yaitu: pada kedalaman 12 meter sebanyak 8
bronjong yang disejajarkan, lidah

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 40
berfungsi sebagaititik penahan guling. Gambar 4. 1 merupakan hasil desain
Panjang 50 meter merupakan bronjong kawat pada lokasi penelitian.
hasil observasi lapangan dimana
kelongsoran terjadi.
3.2 Desain Bronjong Kawat
 Pada desain bronjong kawat
spesifikasi yang digunakan
adalah sebagai berikut:
 Bronjong kawat yang digunakan
adalah bronjong kawat Bentuk I
dengan pilihan yang diambil
yaitu Tipe A;
 Bronjong kawat memiliki
panjang 2.0 meter, lebar 1.0
meter dan tinggi 1.0 meter, Gambar 4. 1 Desain Bronjong Kawat
dengan dimensi tersebut;
 Kawat yang digunakan 3.3 Perhitungan Stabilitas Konstruksi
merupakan kawat bronjong Bronjong Kawat
galvanis dengan kawat Dalam perhitungan stabilitas
anyaman tiga lilitan ukuran 3.0 konstruksi bangunan bronjong ditinjau
mm, kawat sisi 4.0 mm dan pada saat keadaan kering,
kawat pengikat 2.0 mm, ukuran dikarenakan jenis tanah pasir, maka
lubang heksagonal 100 × 120 kohesi dianggap nol. Perhitungan juga
mmagar mudah dianyam; tidak memperhitungkan tekanan
 Batu yang digunakan adalah hidrostatik.
batu yang keras dan awet, batu Material yang digunakan untuk
untuk pasangan batu kosong konstruksi adalah batu belah.
bersudut tajam dan memiliki Dari data hasil CPT diambil
dimensi minimum 200 mm; kedalaman12 meter, dikarenakan
 Cerucuk yang dipilih merupakan bronjong kawat dibangun sedalam 12
cerucuk bambu dengan dimensi meter dari muka jalan. Diketahui pada
antara 8–10 cm; kedalaman 12 meter tanah berjenis
 Pemilihan pemasangan desain pasir padat, seperti pada Tabel 4. 1.
berdasarkan teori Pemasangan Tabel 4. 7 Jenis Tanah Pada
Bronjong menurut Departemen Kedalaman 12 meter
Umum. Desain tersebut dipilih No Kedalaman Rentang Nilai Jenis Tanah
Qc
dengan diinginkannya 2 4.40 - 12.00 30-60 Pasir Padat
perkuatan tebing yang lebih baik
dibandingkan desain Karena tanah pasir merupakan
pemasaangan yang lainnya. tanah tak berkohesif maka nilai c = 0,
maka nilai rentang sudut gesernya
antara 35–40. Diambil 35 untuk
perhitungan stabilitas bronjong kawat
pada penelitian ini.
Gaya yang bekerja pada kondisi
ini adalah gaya akibat tekanan tanah
dan gaya akibat beban sendiri.
Gaya akibat tekanan tanah Pada
perhitungan tekanan lateral tanah,

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 41
tahapan awal sebelum memulai desain bronjong.
perhitungan dengan membuat diagram 4.2 Dari hasil perhitungan didapat
tegangan gaya dapat dilihat pada estimasi volume kebutuhan
Gambar 4.3. Pada diagram tegangan bahan dari bronjong kawat
gaya ini dipengaruhi olehgaya aktif dari sebagai berikut:
tanah saja. Dengan gaya aktif dibagi Kebutuhan batu sebanyak 5.600 m3;
menjadi tiga bagian diakibatkan Kebutuhan kawat sebanyak 44.710
adanya perbedaan dari struktur kg;
brenjong yaitu: Kebutuhan cerucuk sebanyak 420 m.
 P1 berjarak 8 meter;
 P2 berjarak 3 meter;
 P3 berjarak 2 meter; DAFTAR PUSTAKA
dari permukaan tanah dengan total Ahadi. 2016. Daftar Berat Jenis atau
tinggi 12 meter berbentuk dua segitiga BobotisiMaterial Bangunan.
dan satu persegi. http://www.ilmusipil.com/daftar-
Diagram dibagi menjadi dua berat-jenis-atau-bobot-isi-
bagian bagian pertama memiliki tinggi material-bangunan (diakses pada
6 meter dan bagian kedua memiliki tanggal 20Agustus 2020).
panjang yang sama yaitu 6 meter. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Badan Standardisasi Nasional.
2009. Cara Uji Penetrasi
Lapangan dengan Alat Sondir.
Jakarta: Standar Nasional
Indonesia.
Badan Standardisasi Nasional.
1999. Bronjong Kawat. Jakarta:
Standar Nasional Indonesia.
Das, Braja M. 1994. Mekanika Tanah
Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Faroozi, Ali. A., Olgun, C.Guney.,
Gambar 4. 2 Gaya-gaya yang
Faroozi Ali. A., and Baghini,
berpengaruhpada bangunan bronjong
Motjaba S. 2017. Fundamentals
of Soil Stabilization. 2017 (8), 1.
Proyek PenyusunanSetandar
4. KESIMPULAN
Perencanaan dan Buku-buku
4.1 Dari hasil perhitungan stabilitas
Pedoman Pengairan. 1983.
konstruksi didapat:
Bronjong. Jakarta: Departemen
Fgl sebesar 4.7052 > 1,5, maka
Pekerjaan Umum.
desain struktur konstruksi bronjong
Punmia, B. C. 2008. Soil Mechanics
aman terhadap guling;
and Foundations. New Delhi:
Fgs sebesar 2.1653 > 1,5, maka
Laxmi Publications (P) LTD.
desain struktur konstruksi bronjong
Direktorat Jenderal Bina Marga.
aman terhadap geser;
2018. Spesifikasi Umum 2018
sebesar 89.6 ton/m2
untukPekerjaan Konstruksi Jalan
sedangkan
dan Jembatan. Jakarta:
adalah 16.8304 ton/m2.
DirektoratJenderal Bina Marga.
Diperoleh < , maka daya
Direktorat Jenderal Bina Marga.
dukung untuk tanah sebagai pondasi
1997. Tata Cara Perenanaan
untuk bronjong aman, beserta hasil

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 42
Gromterik Jalan Antar Kota. Bangunan Bronjong Pda
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Tikunngan Sungai di Desa
Marga. Meunasah Buloh. 2018 (14). 112-
Hardiyatmo, Hary C. 2017. Mekanika 113.
Tanah 1. Yogyakarta: Gajah Sukriman, Silvia. 1992. Dasar-dasar
MadaUniversity Press. Perencanaan Geometrik Jalan.
Hardiyatmo, Hary C. 2014. Analisis Bandung: Nova.
dan Perancangan Fondasi
1.Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Harimurti. 2007. Alternatif Perkuatan
Tanah Pasir Menggunakan Lapis
Anyaman Bambu dengan Variasi
Luas dan Jumlah Lapis. 2007
(1),1
Hidayat, Reza J. 2017. Perencanaan
Bangunan Pelimpah Embung
Tipe Saluran Terbuka. Bandung:
STT Mandala.
Kementerian Pekerjaan Umum.
2013. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum. Jakarta: Kementerian
Pekerjaan Umum.
Kementerian Pendidikan dan
Budaya.2020. KBBI Daring.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
(diakses pada tanggal 19
November2020).
Murri, M.M., Surjandri, N.S., As’ad,
S. 2014. Analisis Stabilitas
Lereng dengan Pemasangan
Bronjong (Studi Kasus di Sungai
Gajah Putih,Surakarta). 2014(1),
162-169.
Putri, Aguslimi SP, Amirudin &
Syamsudin. 2016. Penentuan
Daya Dukung Tanah
Berdasarkan Hasil Pengukuran
Cone Penetration Test(CPT) dan
Uji Laburatorium. 2016 (1), 1-4.
Pemerintah Republik Indonesia.
2004. Undang-undang No. 38
Tahun 2004 tentang Jalan.
Lembaga Negara RI Tahun 2004.
Sekertariat Negara. Jakarta.
Safrianti, Meylis & Sari, Dewi P.
2018. Studi Perencanaan

ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.16 NO.2 DESEMBER 2021 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 43

Anda mungkin juga menyukai