Pembebanan yang terjadi pada Jembatan Overpass-PT. Amman dapat diuraikan sebagai berikut:
Beban tambahan ini akan berkerja setara dengan tanah setebah 0,7m dan bekerja secara
merata pada bagian tanah yang dilewati oleh beban lalu lintas. Beban tambahan ini hanya
diterapkan untuk menghitung tekanan tanah dalam arah lateral dan faktor pembebanan
yang digunakan sama dengan perhitungan tekanan tanah lateral.
b. Tekanan tanah lateral
Tekanan tanah lateral merupakan tekanan yang dihasilkan oleh tanah atau beban yang
berada di belakang struktur pada arah horizontal. Tekanan tanah lateral dapat dibagi
menjadi tiga kategori. Jika dinding tidak bergerak atau tekanan tanah diam (K0). Jika
dinding/ struktur bergerak menekan kearah bidang runtuh dianggap sebagai tekanan
tanah pasif (Kp), dan jika dinding menjauhi dan searah bidang runtuh dianggap sebagai
tekanan tanah aktif (Ka).
Selain beban lajur, didapat pula beban truk, dalam hal ini digunakan beban Truk SNI dan Truk
Lowboy. Beban Truk SNI merupakan jenis truk semi-trailer yang dapat dilihat pada Gambar
4. Pembebanan truk SNI memiliki total 500 kN.
Truk Lowboy sebagai beban non-standar sebagai salah satu aspek pembebanan perencaan
jembatan. Truk ini memiliki total beban 143 ton, dibagi menjadi 3 rangkai gandar, dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Pembebanan Truk Lowboy
Pada beban lalu lintas juga diperhitungkan adanya beban rem, yaitu 25% dari berat gandar
truk desain atau 5% dari berak truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata. Lalu dengan
memperhitungkan gaya sentrifugal yang terjadi terutama pada tikungan.
5. Aksi Lingkungan
Pada aspek aksi lingkungan terdapat pengaruh temperature, angin, banjir, gempa bumi, dan
aspek penyebab alamiah lain.
Beban perencanaan dapat didasarkan pada analisa statistik dari kejadian kejadian umum yang
tercatat.
a. Temperatur Merata
Simpangan akibat beban temperatur harus berdasarkan dengan temperatur maksimum dan
minimum, hal ini akan berbeda pada daerah satu dengan daerah lain. Simpangan
temperatur dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada pembangunan jembatan overpass ini didapat nilai 15oC dan 40oC sebagai nilai
temperatur maksimum dan minimum, dengan nilai α pada tabel berikut :
b. Aliran Air
Gaya seret nominal ultimit dan gaya layan pada pilar akibat aliran air tergantung pada
kecepatan air rata-rata.
c. Beban Angin
Beban angin digolongkan menjadi 2 yaitu tekanan angin horizontal dan tekan angin
vertikal. Tekanan angin horizontal adalah tekanan angin yang menabrak bidang struktur
maupun pada kendaraan secara tegak lurus bidang luasan horizontal.
d. Beban Gempa
Perencanaan beban gempa yang bekerja pada jembatan direncanakan berdasarkan
Perencanaan Jembatan terhadap Beban Gempa untuk Jembatan, SNI 2833:2018 yang
dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Peraturan Pembebanan untuk
Jembatan SNI 1725:2016.
Tabel 4 : Faktor amplifikasi untuk periode 0 detik dan 0,2 detik (FPGA/Fa)
Keterangan :
PGA = percepatan puncak batuan dasar mengacu pada Peta Gempa Indonesia 2010
Ss = parapmeter respons spektral percepatan gempa untuk periode pendek T=0,2
detik mengacu pada Peta Gempa Indonesia 2010
SS = lokasi yang memerlukan investigasi geolitik dan analisis respons dinamik
spesifik
Tabel 5 : Faktor nilai amplifikasi untuk periode 1 detik (Fv)
S1 = parameter respons spektral percepatan gempa untuk periode 1 detik
mengacu pada Peta Gempa Indonesia 2010
SS = lokasi yang memerlukan investigasi geoteknik dan analisis respons dinamik
spesifik
e. Beban akibat tumbukan kendaraan
Hal ini menjadi pengecualian jika jembatan dilindungi dengan pelindung jembatan,
semua pilar dengan jarak kurang atau sama dengan 9 m dari tepi jalan, atau dalam jarak
15 m dari sumbu rel harus direncanakan mampu memikul beban static ekivalen sebesar
1800 kN dengan arah kerja dari gaya tumbuk adalah sembarang dengan ketinggian 1.2m
di atas permukaan tanah.
f. Faktor beban dan kombinasi pembebanan
Faktor beban yang digunakan dalam perencanaan harus dihitung berdasarkan nilai dalam
Tabel 4 berikut.
Tabel 4: Faktor Beban
Tabel 5 : Kombinasi beban dan faktor beban
Nilai γp dapat berupa γMS, γMA, γTA, γPR, γPL, γSH tergantung beban yang ditinjau,
sedangkan γEQ adalah faktor beban hidup kondisi gempa. Komponen dan sambungan
pada jembatan harus memenuhi kombinasi beban-beban ekstreme seperti yang ditentukan
pada setiap keadaan batas begai berikut :