Anda di halaman 1dari 6

Kultum Pengajian

Bersama Allah, No Problem

XII MIPA 1
Di kerjakan oleh:
Rizky Adhitama Rosandi

SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN


YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
‫ وبعد‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
Merupakan tugas kita semua, menyambungkan hidup ini dengan
Allah, Al-Ilah, sesembahan satu-satunya, Ar-Rabb, Tuhan satu-
satunya, Ar-Rahman, yang Maha Pengasih, Ar-Rahim yang Maha
Penyayang. Menyambungkan seluruh aspek hidup ini dengan
Dzat yang Maha Mulia itu, dengan jalan mengamalkan seluruh
perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.

Demikianlah kita mem-buktikan iman kepadaNya. Demikianlah


kita berjuang untuk menjadi hambaNya yang mencari ridhaNya.
Demikianlah kita bekerja keras untuk mendekat kepadaNya.

Keyakinan kita kepada Allah, pemilik tunggal Asmaul Husna,


memotivasi kita untuk menyambungkan pikiran kita, hati kita,
perasaan kita, ucapan dan prilaku kita dengan Dzat yang Maha
Mulia itu. Kita selalu berorientasi pada ridhaNya.

Kita senantiasa berfikir bagaimana mengamalkan perintahNya


dan menjauhi laranganNya.

Kita selalu bekerja untuk mendapatkan kasih sayangNya. Ucapan


kita pun selalu dijaga, agar tidak ada kata-kata yang dapat
mengundang murkaNya.

Bahkan perasaan kita pun selalu dikontrol agar perasaan kita


kepada Allah selalu baik, selalu bersangka baik kepada Allah.

Demikianlah kita menuhankan Allah. Demikianlah kita bertauhid.


Demikianlah kita menghayati iman kita kepada Allah.

Demikianlah kita berusaha membuktikan keyakinan kita kepada


Allah.
Marilah kita merenungkan firman Allah Swt:
ِ ‫فَ ِف ُّر ْو ِإلَى‬
‫هللا‬
“Maka berlarilah kamu kepada Allah” QS : Adzariyat : 50

Ayat ini memerintahkan kita untuk berlari kepada Allah. Artinya,


kita diwajibkan untuk bercepat-cepat mengamalkan perintahNya,
dan cepat-cepat menjauhi laranganNya.

Dalam ayat lain Allah Swt berfirman:

ُ ‫س َم َاو‬
‫ات‬ ُ ‫ع ْو ِإلَى َم ْغ ِف َرةٍ ِم ْن َر ِبِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة َع ْر‬
َّ ‫ض َها ال‬ ُ ‫ار‬
ِ ‫س‬ َ ‫َو‬
ْ ‫ض أ ُ ِع َّد‬
َ‫ت ِل ْل ُمت َّ ِقيْن‬ ُ ‫َواْأل َ ْر‬
“Dan besegeralah kamu menuju ampunan dari TuhanMu dan
syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, disiapkan untuk
orang-orang yang bertaqwa” QS. Ali Imran : 133

Ayat yang mulia ini memerintahkan kepada kita bercepat-cepat


menuju ampunan Allah dan syurgaNya. Maksudnya, kita
diperintah oleh Allah untuk segera bertaubat, memperbanyak
istighfar, segera beribadah, memperbanyak amal shaleh,
menjauhi dosa dan maksiat. Dengan demikian kita akan
mendapat ampunan Allah dan syurgaNya.

Orang yang beriman selalu berusaha untuk waspada.


Mewaspadai penyimpangan dari jalan Allah. Mewaspadai
kelalaian. Mewaspadai bisikan syetan.

Mewaspadai sangkaan jelek terhadap Allah Swt. Dengan


kewaspadaan itu, seorang mu’min menjaga kesadarannya.
Yaitu kesadaran sebagai hamba Allah yang mencari ridha Allah.
Kesadaran sebagai muslim yang merindukan kasih sayang Allah
Ar-Rahman, Ar-Rahim.

Kesadaran sebagai makhluk Allah yang amat sangat lemah


sekali, sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan Allah
setiap detik.

Kesadaran sebagai musafir di dunia ini, sebentar lagi akan


meneruskan perjalanan menuju keabadian syurga firdaus yang
mulia. Amin.

Sesungguhnya kesadaran-kesadaran inilah yang wajib kita


bangun dalam kepribadian kita pada setiap rukuk dan sujud kita.
Pada setiap ayat Al-Qur’an yang kita baca. Pada setiap untaian
dzikir yang kita bisikkan. Pada setiap ungkapan permohonan kita
kepada Allah.

Pada setiap kerja-kerja da’wah kita, kerja-kerja amal shaleh kita,


jihad-jihad sosial, budaya, politik, seni, pendidikan, dan ekonomi
yang kita galakkan setiap hari, setiap saat.

Cobalah kita renungkan hikmah yang sangat besar dari anjuran


Rasulullah saw untuk selalu membaca “Bismillah” pada awal
setiap kegiatan positif. Sebelum makan, kita membaca “Bismillah”
Artinya: Dengan nama Allah saya makan.

Maksudnya, dengan memohon bantuan Allah saya makan.


Sebelum minum, kita membaca “Bismillah” maksudnya: Dengan
memohon berkah Allah saya minum. Sebelum membaca, kita
membaca “Bismillah” maksudnya : Ya Allah berkatilah hambaMu
pada bacaan ini.

Demikianlah seluruh aktifitas positif yang kita lakukan, penuh


dengan pendidikan bismillah, untuk menyambungkan kita dengan
Allah Swt, untuk memperkuat keyakinan dan kesadaran kita
sebagai hamba Allah yang beriman.

Bila kita telah menikmati keakraban dengan Allah, niscaya kita


akan merasa kehilangan bila tidak shalat jamaah di masjid. Bila
kita telah merasa bahagia dengan ibadah, niscaya kita akan
menyesal bila kita menyempurnakan shalat sunnah rawatib dalam
sehari semalam.

Bila kita telah merasakan indahnya membaca Al-Qur’an, niscaya


kita merasa sangat rugi, jika dalam sehari semalam, kita tidak
sempat membaca Al-Qur’an. Bila kita telah merasa enaknya
dzikir, niscaya kita merasa susah bila ada wirid dzikir yang kita
abaikan dalam sehari.

Bila kita telah merasakan lezatnya do’a, niscaya kita tidak bosan-
bosan berdo’a, memohon dan meminta kepada Allah yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang.

Bila kita telah merasakan mulianya mebantu orang lain, niscaya


kita merasa rugi bila dalam sehari, tidak ada orang yang kita
bantu.

Bila kita telah merasakan manfaatnya da’wah, niscaya kita


menyesal bila dalam sehari, tidak ada orang yang kita nasehati.
Demikianlah semua bentuk ibadah dan amal shaleh. Bila telah
dinikmati, kita akan merasa sedih bila kita abaikan.

Inilah refleksi dari jaminan Allah Swt untuk orang yang senantiasa
mengikuti petunjukNya:

َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َوالَ ُه ْم يَ ْحزَ نُ ْون‬


ٌ ‫اي فَالَ خ َْو‬
َ ‫فَ َم ْن تَبِ َع ُه َد‬
“Barangsiapa mengikuti petunjukKu, niscaya tak ada ketakutan
atas mereka, dan mereka tidak berduka cita” QS. Al-Baqarah : 38
Maksudnya, orang yang senantiasa mengikuti petunjuk Allah,
pasti bahagia. Pasti tenang. Pasti senang. Pasti optimis. Pasti
berani dalam kebenaran. Pasti kuat dalam menghadapi tantangan
iman.

Dalam ayat lain Allah berfirman:

‫ِإ َّن الَّ ِذيْنَ قَالُ ْوا َربُّنَا هللاُ ث ُ َّم ا ْستَقَا ُم ْوا تَتَن ََّز ُل َعلَ ْي ِه ُم‬
‫ َوأ َ ْب ِش ُر ْوا ِب ْال َجنَّ ِة‬،‫اْل َمالَئِ َكةُ أ َ ْن الَ تَخَافُ ْوا َوالَ ت َ ْحزَ نُ ْوا‬
َ‫اَّلتِ ْي ُك ْنت ُ ْم ت ُ ْو َعد ُْون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan: “Tuhan kami
ialah Allah” kemudian mereka senantiasa beristiqamah, niscaya
pasti turun kepada mereka malaikat yang menyatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih.
Bergembiralah kamu dengan syurga yang telah dijanjikan
kepadamu” QS : Fussilat : 30

Perjuangan untuk mewujudkan ayat mulia ini ialah perjuangan


istiqamah. Yaitu istiqamah dalam iman. Istiqamah dalam tauhid.
Istiqamah dalam peningkatan ibadah. Istiqamah dalam dzikir,
do’a, tilawah, da’wah, sedekah, kata-kata yang baik, akhlak yang
mulia.

Olehnya itu, bila kita sedih dan susah, berse-geralah bertaubat,


beribadah, berdzikir dan berdo’a yang khusyu’ dan panjang. Bila
kita mendapatkan ujian-ujian hidup, penderitaan-penderitaan
sesaat, kembalilah ke jalan istiqamah. Renungkanlah iman kita.

Renungkanlah betapa banyaknya dosa dan kelalaian kita.


Renungkanlah Asmaul Husna. Beristiqamahlah

Anda mungkin juga menyukai