Anda di halaman 1dari 30

BAB 2

PERANTI ELEKTRONIKA

Pendahuluan 
Elektronika merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang
mempelajari bidang ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan gerakan,
emisi dan perilaku elektron-elektron bebas dan ion-ion tertentu seperti
dalam tabung gas, semikonduktor dan berbagai komponen lainnya yang
banyak diaplikasikan dalam era teknologi moderen saat ini (Wasito,
2004). Dengan demikian, berbagai aspek kehidupan manusia tentu saja
tidak terlepas dengan teknologi yang mengimplementasikan bidang
elektronika. Ditemukannya bahan-bahan yang dapat dibuat dalam berbagai
perangkat elektronika merupakan pemicu perkembangan teknologi begitu
pesat dan canggih. Benda elektronika tersebut dikenal dengan peranti
elektronika. Peranti Elektronika adalah alat atau komponen-komponen
elektronika yang pada umumnya menggunakan arus lemah dalam
pengoperasiannya. Peranti elektronika telah diproduksi dan di
implementasikan ke dalam berbagai peralatan elektronika seperti yang
dikenal dengan sebutan resistor, kapasitor, induktor, dioda, transistor,
bipolar, transistor JFET dan MOSFET, Thyristor, IC dengan berbagai
tipenya dan sebagainya.
Kompetensi dasar yang diharapkan setelah mempelajari Bab 2 ini,
yaitu mampu mengenal dengan pasti dan memahami konsep peranti
khususnya berbagai peranti pasif seperti resistor, kapasitor, induktor, dan
transformator. Adapun indikator kompetensi setelah mempelajari Bab 2
ini, anda diharapkan mampu:
1. Mengenal dua jenis peranti
2. Memahami konsep dan karaktristik resistor
3. Menentukan nilai resistor berdasarkan kodenya
4. Menerapkan persamaan pada rangkaian resistor

Elektronika Dasar 49
5. Mengenal resistor non linier
6. Memahami konsep dan karaktristik kapasitor
7. Menentukan nilai kapasitor berdasarkan kodenya
8. Menerapkan persamaan pada rangkaian kapasitor
9. Memahami konsep dan karaktristik induktor
10. Menerapkan persamaan pada rangkaian induktor
11. Memahami konsep transformator
12. Menerapkan persamaan pada transformator

2.4 Kapasitor
Kapasitor disebut juga kondensator adalah peranti elektronika yang
mempunyai fungsi antara lain:
a. menyimpan energi listrik atau menyimpan muatan listrik sementara.
b. menahan arus searah DC dan melewatkan (mentranformasikan) arus
bolak-balik AC.
c. Sebagai Filter dalam Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
d. Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
e. Sebagai Penggeser Fasa.
f. Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang
digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)
g. Sebagai Kopling

+ + +

- - -

Gambar 2.24 Beberapa Bentuk Kapasitor dan Lambangnya


(Koleksi Pribadi, 2012).

Elektronika Dasar 50
Kemampuan kapasitor menyimpan muatan disebut kapasitansi dengan
simbol C. Kapasitansi suatu kapasitor ditentukan berdasarkan besar
muatan yang dapat disimpan pada suatu kenaikan tegangan yang
memenuhi

Q
C [2-7]
V

d
Konduktor

+ -
dielektrik

Gambar 2.25 Kapasitor Plat Paralel (Koleksi Pribadi, 2012).

Pada Kapasitor plat paralel berlaku persamaan:


A
C  K e o [2-8]
d

dimana
C = kapasitansi (farad)
Q = muatan listrik (coulomb)
V = tegangan (Potensial listrik) (volt)
Ke = tetapan dielektrik
o = permitivitas ruang hampa
A = luas plat (m2)
d = jarak antara plat (m)

Satuan kapasitansi adalah coulomb/volt yang nilainya setara dengan


satuan Farad (F). Nilai kapasitor berkisar antara pikoFarad (pF) sampai 0,1
Farad yang besarnya ditentukan oleh tipe dan bahan kapasitor. Karena
nilainya cenderung sangat kecil, maka selalu digunakan satuan dengan
awalan mikro, nano, dan piko sebagaimana hubungan berikut:

Elektronika Dasar 51
1 milifarad (mF) = 10-3 F,
1 mikrofarad (F) = 10-6 F,
1 nanofarad (nF) = 10-9 F, dan
1 pikofarad (pF) = 10-12 F

Farad (simbol: F) merupakan satuan turunan SI untuk kapasitansi listrik,


yaitu kemampuan suatu benda untuk menyimpan muatan listrik.
Dinamakan menurut nama fisikawan Inggris, Michael Faraday.

Profil Penemu 1 Profil Penemu 2

Ewald Georg von Kleist Faraday


Ewald_Georg_von_Kleist Penemu Kapasi- Michael Faraday (lahir di
tor Tabung Leyden yaitu sebuah alat untuk Newington Butts, Inggris, tahun 1791 –
"menampung" listrik statis yang terjadi meninggal di Pengadilan Hampton,
antara 2 elektroda yang berada di dalam dan Middlesex, Inggris, tahun 1867) ialah
di luar tabung kaca. Tabung ini adalah ilmuwan Inggris yang mendapat
bentuk asal dari kapasitor (yang lebih julukan "Bapak Listrik", karena berkat
dikenal dengan sebutan "kondenser"). usahanya listrik menjadi teknologi
Ewald Georg von Kleist Ilmuwan yang banyak gunanya. Ia mempelajari
berkebangsaan Belanda sebagai pendeta di berbagai bidang ilmu pengetahuan,
Jerman selain sebagai ilmuan fisika lahir termasuk elektromagnetisme dan
tahun 1700- meninggal tahun 1748. elektrokimia. Efek magnetisme
Penemuan ini diberi nama sesuai kota ini. menuntunnya menemukan ide-ide yang
menjadi dasar teori medan magnet.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tabung_Leyden

Contoh 6
Tentukan nilai kapasitansi dari dua buah plat yang masing-masing
berukuran 2cm x 5cm berjarak 0,5mm dan dilapisi dengan bahan
permeabilitas relatif menggunakan porselen!

Elektronika Dasar 52
 Solusi
Dengan rumus C = εrε0 A/d, didapatkan

× , . / × , , .
C= =
, . , .

C = 8,85. 10 F = 8,85nF

2.4.1 Jenis-jenis kapasitor antara lain:

1. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)


sifatnya
 Terbuat dari bahan mika
 tidak berkutub
 baik untuk frekuensi rendah atau tinggi
 sangat stabil terhadap suhu, waktu, dan
tekanan fisik.
 tegangan kerja dapat mencapai 350V.
 Nilai Kapasitansi berkisar antara
50pF sampai 0.02µF.

2. Kapasitor Keramik (Ceramic


Capacitor) sifatnya:
 Terbuat dari bahan keramik
 tidak berkutub
 Bentukbulat pipih atau persegi empat
 baik untuk frekuensi rendah atau tinggi
 nilai kapasitansi berkisar antara 1pf
sampai 0.01µF

3. Kapasitor Polyester/Milar (polyester


capacitor) sifatnya:
 Terbuat dari bahan milar/polyester
 tidak berkutub
 Bentuk persegi panjang
 baik untuk frekuensi rendah atau tinggi

Elektronika Dasar 53
 nilai kapasitansi berkisar antara 1pf
sampai 0.1µF

4. Kapasitor selaput plastik


 tidak terkutub
 koefisien suhu dan bocornya lebih
kecil
 lebih stabil
Kapasitor jenis ini yaitu:
 Kapasitor Polystyrol (MKS) dan
polypropylin (MKP) berguna dalam
rangkaian resonan, tapis.
 Kapasitor Polyester (MKT) dan
polycarbonat (MKC) sebagai tapis,
penggandeng (kopling), osilator /RC.

5. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)


 Terbuat dari bahan kertas
 tidak terkutub
 toleransi besar
 nilai kapasitor kertas berkisar
diantara 300pf sampai 4µF.

6. Kapasitor SMD (Surface Mount


Device Capacitor)
 Umumnya terbuat dari bahan
keramik yang tidak berkutub dan
bahan elektrolit untuk yang berkutub
 ukuran lebih kecil
 Penjelasan lanjut pada bagian 2.4.3

Elektronika Dasar 54
7. Kapasitor Tantalum (Tantalum
Capacitor)
 Terbuat dari bahan elektrolit
tantalum
 Mempunyai polaritas dengan bahan
Logam Tantalum sebagai Terminal
Anodanya (+)
 Mempunyai toleransi kecil
 Dapat beroperasi pada suhu tinggi
 nilai kapasitor kertas berkisar
diantara 0,001pF-1000µF.
 digunakan pada peralatanelektronika
yang kecil

8. Kapasitor elektrolit dikenal dengan


Elco (Electrolyte Capacitor)
 Bahan dielektrik dari elektrolit
 digunakan untuk frekuensi rendah
 Bentuk seperti tabung silinder
 sifat bocornya besar
 kapasitas antara 1pF – 1F dengan
toleransi hingga 20%
 berinduksi (sebab terbuat dari
gulungan kertas almunium
 mempunyai nilai kapasintasi yang
relatif tinggi.
 Mempunyai polaritas

Kapasitor elektrolit menggunakan bahan aluminium sebagai


pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Nilai
Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad
(µF). Nilai yang tertera pada ELCO yaitu nilai kapasitansi, tegangan
(voltage), suhu kerja dan terminal negatif-nya. kapasitor elektrolit
dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik atau
melampui batas kamampuan tegangannya.
Kapasitor elektrolit (elco) terbuat dari keping almunium dan
elektrolit pada lembar kertas berpori. Jika AL murni diberi beda

Elektronika Dasar 55
potensial terhadap plat lain, pada plat tersebut timbul oksidasi
(sehingga besifat osilator dan berfungsi sebagai dielektrik untuk
kapasitor elko. Elektrolit sebagai konduktor untuk katoda. Lapisan
oksidasi di anoda lebih kecil dari 1 µm sehingga dapat menghasilkan
kapasitansi yang besar. Dielektrik yang tipis menyebabkan medan
listri E dalam dielektrik nilainya sangat besar karena dari E = V/d.
Jadi kapasitor elko mempunyai kemampuan tegangan kerja. Jika
tegangan V melebihi batas akan merusak kapasitor, karena dielektrik
akan rusak sebagai akibat timbulnya arus yang besar dengan
kenaikan suhu. Tebal dielektrik bergantung pada kemurnian logam
dari beda tegangan yang diberikan.

Data karakteristik beberapajenis kapasitor ditunjukkan pada Tabel


2.6. dimana setiap jenis kapasitor diberikan nilai kapasitansinya, tegangan
kerja maksimum, suku kerja dan toleransi kapasitansinya.

Tabel 2.6 Karakteristik beberapa kapasitor yang umum digunakan


Tegangan Suhu kerja Toleransi
Jenis Kapasitas o
Maks (V) C %
Mika 50pF-0,02µF 50000 150 ±0,25….±5
Mika perak pF-0,1 µF 75000 125 ±1….±20
Kertas 300pF-4µF 100000 125 ±1….±20
Polystirin 500pF-10µF 1000 85 ±0,5
Keramik:
K rendah 1pF-0,001µF 6000 125 ±5….±20
K tinggi 100pF-2,2 µF 100 85 ±100….-20
Hampa 1-5000µF 60000 85 ±5
Elektrolit:
Aluminium 1pF-1F 700 85 ±100….-20
Tantalum 0,001pF-1000 µF 100 125 ±5….±20
K = konstanta dielektrik relative (Wasito, 2004)

Sedangkan Tabel 2.7 menunjukkan berbagai bahan dielektrik yang dapat


digunakan dalam pembuatan sebuah peranti kapasitor. Kapasitor yang
nilai kapasitasnya kecil (non-polaritas), penentuan nilainya ada yang
menggunakan kode angka seperti dalam contoh 7.

Elektronika Dasar 56
Tabel 2.7 Tetapan Permitivitas relatif bahan (k) pada suhu 20oC
No. Jenis Dielektrik Permitivitas No. Jenis Dielektrik Permitivitas
1 Vacuum 1 10 Kayu 5,5
2 Udara 1,006 11 Magnesium Silicate 5,6
3 Polythene 2,3 12 Kaca 6,0
4 Polystyrene 2,5 13 Porselin 6,5
5 Nylon 3,1 14 Oksida Almunium 8,8
6 Quartz 3,8 15 Keramik (k rendah) 10
7 Kertas 4 16 Oksida Tantalum 25
8 Fiber glass PCB 4,5 17 Air Suling (Distilled 78,0
Water)
9 Mika 5 18 Keramik (k tinggi) 100-10000
Sumber: (Wasito, 2004; Sinclair, Ian R., John Dunton, 2007).

Contoh 7
Tentukanlah nilai kapasitor non polar yang mempunyai kode angka
104.

Solusi
Kode 104, artinya angka pertama 1 dan angka kedua bernilai 0,
sedangkan angka ketiga perpangkatan =104 dan ditentukan dalam satuan
piko Farad. Jadi 104 = 10.104pF = 105pF atau 0,1 µF.

Kapasitor jenis lain yang mempunyai polaritas adalah kapasitor


tantalum. Kapasitor ini mempunyai kestabilan yang lebih baik dengan
ukuran biasanya lebih kecil dari kapasitor elko biasa. Tipe tantalum ada
yang nilainya tercantum dibadan kapasitor dan ada pula yang
menggunakan kode warna sebagaimana Tabel 2.8 dan Gambar 2.26.
1
2
3
4

Gambar 2.26 Kapasitor tantalum (Koleksi Pribadi, 2012).

Elektronika Dasar 57
Tabel 2.8 Kode warna kapasitor tantalum
Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3 Jalur 4
Warna Angka ke Angka ke Faktor Tegangan
1 2 Perkalian Kerja (Volt)
Hitam(Black) - 0 - 10
Coklat (Brown) 1 1 10 -
Merah (Red) 2 2 100 -
Jingga (Orange) 3 3 - -
Kuning (Yellow) 4 4 - 6,3
Hijau (Green) 5 5 - 16
Biru (Blue) 6 6 - 20
Ungu (Violet) 7 7 - -
Abu-abu (Grey) 8 8 0.01 25
Putih (White) 9 9 0.1 3
Merah jambu (Pink) - - - 35
Sumber: (Sinclair, Ian R., John Dunton, 2007; Wasito, 2004).

Kapasitor tetap dapat diubah nilainya jika jumlahnya lebih dari satu
buah, yaitu dengan menghubungkan secara seri, paralel atau campuran
sebagaimana Gambar 2.27 berikut.

C1 C2
a b

C1
c d
C2

C1
C3
e f
C2

Gambar 2.27 Rangkaian Kapasitor (Rahmad, 2008).

Hubungan rangkaian seri memenuhi persamaan umum


1 1 1 1
   ....  [2-9a]
C C1 C 2 CN
Jika terdapat hanya dua kapasitor dirangkai seri, maka nilai kapasitansinya
memenuhi persamaan berikut

Elektronika Dasar 58
1 1 1 C  C2
  atau C  1 [2-9b]
C C1 C 2 C1  C 2
sedangkan untuk hubungan rangkaian paralel memenuhi persamaan
C  C1  C2  ...  C N [2-10]

Contoh 8
Jika dua buah kapasitor masing-masing mempunyai kode 104.
Tentukanlah nilainya jika (a) dirangkai seri dan (b) dirangkai paralel.

Solusi
Diketahui kode 104, dengan aturan kode angka diperoleh nilainya 1 F.
(a) Rangkaian seri menggunakan persamaan (2-9b)
× ×
= = = 0,5μF

(b) Rangkaian paralel menggunakan persamaan (2-10)


Ctot = C1 + C2 = 1F+1F = 2F
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa jika kapasitor
dirangkai seri, nilainya menjadi lebih kecil dan jika dirangkai
paralel nilainya menjadi lebih besar.
Silahkan tentukan nilai total kapasitor jika diketahui C1 =10F,
C2 = 100F dan dirangkai seri, paralel dan kombinasi untuk C3 =
220F dengan berpedoman pada Gambar 2.8.

Kapasitor yang diberi sumber tegangan akan menghasilkan energi


dengan persamaan

W= ½ CV2 [2-11]
dimana
W = Energi yang dihasilkan kapasitor
C = nilai kapasitor
V = potensial listrik

Elektronika Dasar 59
2.4.2 Kapasitor Variabel
Kapasitor variabel berasal dari kata variable condensator (Varco)
yaitu kapasitor yang dapat diubah nilai kapasitasnya sesuai keperluan.
Kapasitor variabel dikenal dua jenis yaitu jenis Varco biasanya dibuat dari
bahan logam yang ukurannya lebih besar, Varco digunakan untuk memilih
suatu gelombang frekuensi yang terdapat pada rangkaian radio. Varco
umum digunakan pada rangkaian radio elektronik model lama.
Kapasitor variabel jenis kedua yaitu Trimmer merupakan jenis
kapasitor variabel yang bentuknya lebih kecil, sehingga membutuhkan
obeng untuk memutar bagian poros pengaturnya. Trimmer ini biasanya
terdiri dari 2 pelat logam dipisahkan oleh selembar mika, yang terdapat
screw untuk mengatur jarak pada kedua pelat tersebut untuk memberikan
nilai kapasitansi yang berubah. Dielektrik kapasitor trimmer terbuat dari
udara atau dielektrik mika. Penyetelan dilakukan dengan menggunakan
obeng.Trimmer pada rangkaian elektronika memiliki fungsi untuk
menempatkan gelombang frekuensi yang akan dipilih. Nilai kapasitansi
trimmer ini bisa mencapai nilai maksimal yaitu 100 pF. Bentuk kapasitor
variabel dan simbolnya seperti pada Gambar 2.28.

Gambar 2.28 Kapasitor Variabel dan Lambangnya

Kapasitor variabel pada dasarnya terdiri dari dua pasang keping


logam, dimana satu pasang tetap dan satu pasang dapat diputar melalui
poros pengatur. Dengan memutar poros kedua keping logam dapat saling
menutup tetapi tidak bersentuhan. Keduanya dipisahkan oleh udara.

Elektronika Dasar 60
Terdapat juga kapasitor yang dilapisi plastik tipis atau isolasi sejenis yang
berfungsi sebagai bahan dielektrik.

Ls Rs Rp

f
C fo

a) b)
Gambar 2.29 Rangkaian setara kapasitor dan grafik impedansinya
(Sutrisno, 1986).

Pemberian sinyal bolak-balik pada kapasitor rangkaian setara paralel


Rp tidak berbengaruh, tetapi menyebabkan arus kebocoran pada arus
searah. Grafik gambar 2.29 b) menunjukkan adanya frekuensi resonansi fo.
Dibawah fo impedansi bersifat kapasitif (Z = 1/C), sedangkan di atas fo,
impedansi bersifat induktif (Z = Ls). Oleh karena itu sebaiknya
digunakan di bawah frekuensi resonansi. Pada frekuensi rendah kapasitor
dianggap sebagai suatu kapasitor dengan hambatan Rs. Hambatan Rs
berhubungan dengan daya yang hilang dalam kapasitor sebagai kalor
joule.

Tabel 2.9 Frekuensi resonansi dan koefisien suhu kapasitor


Frekuensi
No Jenis Kapasitor Koefisien suhu
resonansi
1 Plastik (film) -50.... -100 ppm/oC 1MHz
o
2 Mika +100 ppm/ C 1MHz
3 Keramik (cakram, tabung) 10 MHz
o
4 Keramik (monolitik) 1000 ppm/ C 100 MHz
5 Elektrolitik (AL lembaran) 1000 ppm/oC 50 kHz
6 Tantalum 200.....1000 ppm/oC 100 kHz
Sumber: (Sutrisno, 1986).
Kapasitor juga dipengaruhi oleh faktor koefisien suhu yaitu
menyatakan berapa besar kapasitansi berubah terhadap suhu dan
dinyatakan dalam ppm/oC (ppm = part per million atau 10-4 %). Koefisien

Elektronika Dasar 61
suhu tergantung dari bahan kapasitor sebagaimana diperlihatkan pada
Tabel 2.9.

2.4.3 Kapasitor SMD


Kapasitor SMD dibedakan atas dua jenis yaitu SMD keramik dan SMD
Elektrolit

a. Kapasitor SMD Keramik

Gambar 2.30 Sistem Pengkodean Digit SMD (Digiwarestore, 2015).

Sebagian besar kapasitor keramik SMD yang beredar di pasaran


umumnya tidak dilengkapi kode tercetak untuk menandakan nilai
kapasitansinya. Namun terkadang ada beberapa produsen yang
menyertakan kode tersebut pada permukaan atas komponen yang terdiri
dari dua kode atau tiga kode seperti Gambar 2.30. Jika menemukan kode
tersebut, berikut cara membacanya, gunakan petunjuk Tabel 2.10.

Tabel 2.10 Kode Nilai Kapasitansi Kapasitor SMD


Kode Nilai (pF) Kode Nilai (pF) Kode Nilai (pF)
A 1.0 M 3.0 Y 8.2
B 1.1 N 3.3 Z 9.1
C 1.2 P 3.6 a 2.5
D 1.3 Q 3.9 b 3.5
E 1.5 R 4.3 d 4.0
F 1.6 S 4.7 e 4.5
G 1.8 T 5.1 f 5.0

Elektronika Dasar 62
Kode Nilai (pF) Kode Nilai (pF) Kode Nilai (pF)
H 2.0 U 5.6 m 6.0
J 2.2 V 6.2 n 7.0
K 2.4 W 6.8 t 8.0
L 2.7 X 7.5 y 9.0
Sumber: (Digiwarestore, 2015).

Contoh 9
1. F4 = 1.6 pF x 104 = 16.000 pF atau 16 nF
2. KJ3 = 2.2pF x 103 = 2.200 pF atau 2.2nF (diproduksi oleh pabrik
berinisial “K”)

b. Kapasitor SMD Elektrolit

Secara umum nilai kapasitansi dari suatu kapasitor SMD elektrolit dicetak
dengan menggunakan kombinasi satu digit huruf dan tiga digit angka
seperti pada Gambar 2.31.Cara membaca nilai kapasitansi dari kapasitor
SMD menggunakan petunjuk Tabel 2.11.

Gambar 2.31 Pengkodean kapasitor elektrolit.

Elektronika Dasar 63
Tabel 2.11 Tabel kode tegangan kapasitor elektrolit
Kode Tegangan Kode Tegangan
e 2.5 V D 20 V
G 4V E 25 V
J 6.3 V V 35V
A 10 V H 50 V
C 16 V
Sumber: (Digiwarestore, 2015).

Contoh 10
1. E582 = 57 pF  102 = 5.800 pF atau 5.8 nF , tegangan 25 V
2. A104 = 10 pF  104 = 100.000 pF atau 100 nF, tegangan 10 V
3. D251 = 25 pF  101 = 250 pF, tegangan 20 V.

2.5 Induktor dan Transformator


2.5.1 Induktor
Induktor adalah kumparan atau lilitan kawat ber email pada suatu inti
seperti udara, besi atau ferit. Induktor dikenal juga dengan nama kumparan
atau coil. Arus listrik yang mengalir pada kumparan menghasilkan fluks
magnetik dalam inti. Induktor banyak digunakan dalam industri
elektronika seperti pada peralatan elektromagnetik.
Beberapa bentuk induktor ditunjukkan pada Gambar 2.32.

Gambar 2.32 Induktor (Wikipedia, 2012d).

Elektronika Dasar 64
Induktor terbagi atas induktor tetap dan induktor variable. Induktor tetap
ditunjukkan pada Gambar 2.33a sedangkan salah satu bentk induktor
variabel ditunjukkan pada Gambar 2.33b.

L L

a) b)

Gambar 2.33 Bentuk dan lambang induktor (Koleksi Pribadi, 2012).

Pengelompokan induktor

No Nama induktor dan Keterangan


bentuknya
1. Iron Core Inductor induktor yang memiliki inti
dengan bahan besi. Besarnya inti
besi yang digunakan pada sebuah
induktor tergantung kebutuhan.

2 Air Core Inductor induktor yang menggunakan inti


dengan bahan udara. Induktor
jenis ini bisa disebut juga
induktor tanpa inti.

3 Ferrite Core Inductor jenis induktor yang menggunakan


inti berbahan ferit. Induktor yang
satu ini banyak dijumpai di
rangkaian-rangkaian elektronika
yang cukup rumit.

4 Torroidal Core Inductor jenis induktor yang memiliki


bentuk melingkar atau O
menyerupai bentuk cincin atau

Elektronika Dasar 65
bentik donat. Induktor jenis ini
biasanya ada pada rangkaian
televisi.

5 Laminated Core Induktor dengan inti yang terdiri


Induction dari beberapa jenis logam.
Beberapa jenis logam tersebut
disambung secara paralel dengan
sekat berbahan isolator.

6 Powdered Core induktor yang besar kecilnya nilai


Inductors induktansi dapat diatur sesuai
dengan keinginan. Biasanya
induktor yang satu ini
menggunakan bahan ferit.

7 SMD induktor Terlindung Frekuensi Tinggi


Magnetik SMD Ferit/Keramik
Multilayer Chip Induktor
Nilai frekuensi kerja >1Khz,
1uH-1H
8 Variable Inductor induktor yang besar kecilnya nilai
induktansi dapat diatur sesuai
dengan keinginan. Biasanya
induktor yang satu ini
menggunakan bahan ferit.

Fungsi induktor antara lain yaitu:


a. Untuk menyimpan arus listrik dalam medan magnet
b. Penapis atau filter frekuensi
c. Menahan arus bolak-balik (AC)
d. Meneruskan arus searah (DC)
e. Pembangkit getaran
f. Melipatgandakan tegangan

Elektronika Dasar 66
Komponen induktor biasanya juga diaplikasikan pada alat-alat
elektronika seperti motor listrik, relay, speaker, microphone,
transformator, dan sebagainya.

Faktor Kualitas Induktor (Q)


Perbandingan antara reaktansi induktif XL dan rugi-rugi (r) yang ada
pada kumparan atau induktor disebut dengan faktor kualitas Q. Nilai
faktor kualitas dapat membantu untuk menentukan penggunaan induktor
sebagai filter dengan kemampuan yang baik (daya pilah frekuensi baik)
yaitu diperlukan nilai Q yang besar. Induktor dengan nilai Q yang kecil
digunakan untuk kemampuan filter rendah (daya pilah frekuensi lemah).
Untuk melebarkan jalur frekuensi yang dapat dilewati oleh induktor, dapat
ditambahkan resistor yang dipasang paralel dengan induktor.

Contoh 11
Sebuah induktor memiliki hambatan yang diukur oleh Ohm meter sebesar
10 Ω, pada saat dilewati arus listrik dengan frekuensi tertentu memilki
reaktansi induktif sebesar 1000 Ω. Maka pada frekuensi tersebut besarnya
Q induktor adalah:

Q = XL / r
Q = 1000 / 10
Q = 100

2.5.2 Sumber AC pada Induktansi


Jika arus berubah-ubah terhadap waktu, maka fluks magnet pada
induktor juga berubah terhadap waktu, sehingga terjadi ggl dengan
persamaan
d di
V= N L [2-12]
dt dt
Besar ggl tergantung pada kecepatan perubahan arus dan induktansi.
Notasi diferensial (d) berarti perubahan kecil dari kuantitas arus dan
waktu. Arah ggl selalu menentang terjadinya perubahan arus. Dari
persamaan tersebut satuan L adalah volt.detik/amper = henry (H) diambil
dari nama Joseph Hendry (1797-1878), adalah seorang ahli fisika
Amerika. Rangkaian pada induktor berlaku sama seperti pada resistor.

Elektronika Dasar 67
Profil Penemu 3
Joseph Henry lahir tahun 1797 dan
meninggal tahun 1878) adalah seorang
fisikawan kelahiran Amerika-Skotlandia.
Henry dikenal sebagai seorang ahli ilmu
fisika yang menemukan elektromagnetik
yang dihasilkan oleh induktansi sendiri. Ia
juga berhasil menemukan induktansi
mutual berdasarkan penemuan Faraday.
Henry adalah orang yang pertama kali
menciptakan mesin yang menggunakan
elektromagnetik sebagai pergerakannya

https://id.wikipedia.org/wiki/Joseph_Henry

Henry

Contoh 12
Tentukan ggl yang dihasilkan oleh arus 2 A pada lilitan 0,5H selama 10ms

Solusi

=
= 0,5 = 100V
.

Contoh 13
Hitunglah induktansi diri sebuah kumparan berbentuk selenoida
panjang dengan d = 10 cm, luas penampang A = 210-4m2 dengan N =
100 lilitan.

Solusi
Jika diandaikan kumparan dialiri arus i maka medan magnet dalam
kumparan adalah
 Ni
B o dan fluks magnetnya   NBA [2-13]
d
sehingga induktansinya adalah

Elektronika Dasar 68

LN  o N 2 A / d
i
= 12,56.10-71042.10-4102
= 2,512 H

Jika arus listrik yang berubah-ubah mengalir pada kumparan, maka


medan magnet yang timbul juga berubah-ubah dan menyebabkan adanya
e.m.f (electro magnetic force) atau gaya elektro magnetik, sehngga terjadi
apa yang disebut induktansi diri yaitu sifat atau kemampuan memproduksi
e.m.f. Simbol induktansi adalah L dengan satuan henry (H) dan
lambangnya seperti Gambar 2.31.
Induktor dalam rangkaian memenuhi dua persamaan e.m.f yaitu dari
d di
hukum Faraday e   N dan hukum Lenz e   L , sehingga dari
dt dt
hubungan keduanya memenuhi
d
LN [2-14]
di
artinya bahwa induktansi diri adalah besarnya perubahan fluks magnetik
terhadap perubahan arus yang melalui kumparan. Induktor dapat dirangkai
secara seri, paralel, atau kombinasi dan analog dengan rngkaian resistor.
Salah satu sifat induktor yaitu dapat menyimpan energi listrik. Energi
yang dapat tersimpan pada induktor memenuhi persamaan

W = ½ L I2 [2-15]
dimana W = energi yang tersimpan (Joule)
L = induktansi diri (Hendry)
I = arus yang mengalir pada kumparan (Ampere)

2.5.3 Induktor SMD

Untuk menandakan nilai induktansi, produsen biasanya mencetak tiga


digit kode khusus pada permukaan atas induktor SMD. Berikut ini cara
membaca kode pada induktor SMD menutut Gambar 2.34.

Elektronika Dasar 69
Gambar 2.34 Pengkodean Induktor SMD (Digiwarestore, 2015)

Contoh 14
1. 201 =20 µH  101 = 200 µH
2. 165 = 16 µH  105 = 1.600.000 µH atau 1.6 H
3. 293 = 29 µH  103 = 29.000 µH atau 29 mH
4. 4R7 = 4.7 µH (huruf “R” menunjukkan letak poin desimal)

2.5.4 Transformator
Transformator (trafo) merupakan peranti elektronika yang berbentuk
gulungan kawat atau terbuat dari dua kumparan yang saling tersekat secara
elektris dan terlilit pada bahan inti yang biasanya membentuk rangkaian
magnetik tertutup. Fungsinya mengubah nilai tegangan ac dan sebagai
pentransformasi atau untuk memindahkan tenaga listrik dari input ke
output. Banyak rangkaian elektronika yang mengunakan transformator
seperti pada catu daya, pesawat radio, charger HP/laptop, TV dan
sebagainya.
Transformator dalam elektronika, digunakan menyampaikan isyarat
dari penguat daya kepada beban, seperti pengeras suara disebut
transformator keluaran. Dalam radio dan televisi menggunakan
tranformator untuk mernggandeng masukan kepada penguat atau dari
suatu penguat ke penguat lain yang disebut rf transformator atau if
transformator tersebut.
Bentuk dan lambang transformator ditunjukkanpada Gaambar 2.35:

Elektronika Dasar 70
Trafo
220 12

6
Sekunder
Primer CT
A
m 6
5 00
0 12
Step-down

Gambar 2.35 Transformator step down

Prinsip kerjanya berdasarkan asas fluks magnetik, yaitu prinsip


induksi antara dua kumparan kawat terisolasi yang dililitkan mengelilingi
kepingan-kepingan inti besi lunak. Transformator terdiri dari kumparan
primer dan kumparan sekunder atau kumparan masukan dan kumparan
keluaran. Berdasarkan lilitan kawat pada tiap kumparan inilah diperoleh
dua tipe transformator daya, yaitu trafo untuk menaikkan tegangan ac
(step up transformator) dan trafo untuk menurunkan tegangan ac (step
down transformator). Pihak pabrikan biasanya memproduksi
transformator daya dengan menentukan besar arusnya.
Pada transformator terjadi kerugian daya yang disebabkan oleh daya
joule yang hilang pada konduktor akibat arus primer, arus sekunder, arus
pusar (eddy current) pada teras transformator dan histeresis pada teras
akibat arus AC yang mengalir pada setiap kumparan. Untuk mengurangi
terjadinya arus pusar maka teras dibuat dari lempeng-lempeng besi yang
diisolasi antara satu keping teras dengan keping lainnya. Tetapi jika
kerugian daya diabaikan, maka daya pada kumparan primer adalah sama
dengan daya pada kumparan sekunder. Untuk kumparan dengan N lilitan
yang mempunyai fluks magnetik  memenuhi hukum Faraday. Jika
kerugian daya pada transformator diabaikan, maka daya kumparan primer
sama dengan daya pada kumparan sekunder sehingga akan diperoleh

Elektronika Dasar 71
hubungan persamaan yang berlaku pada transformator berdasarkan
Gambar 2.36. Pada kumparan primer memenuhi
d
E1  N1 sedangkan pada kumparan sekunder memenuhi
dt
d
E2  N 2
dt
sehingga menjadi:
N2
E2  E1 [2-16]
N1
dimana
E1 = tegangan (e.m.f) pada kumparan primer
E2 = tegangan pada kumparan sekunder
N1 = jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekunder

Gambar 2.36 Prinsip tranformator.

Jika dicari hubungan tegangan dan arus pada setiap kumparan diperoleh
E
I 2  1 I1 [2-17]
E2
dimana I1 = arus di lilitan primer
I2 = arus di lilitan sekunder
E1 = tegangan (e.m.f) pada kumparan primer
E2 = tegangan pada kumparan sekunder

Elektronika Dasar 72
Apabila rapat fluks B berubah dalam bentuk sinussoidal yaitu B = Bm
cos t maka (t) = Bm A cos t, sehingga Em = N Bm A  dimana Bm
rapat fluks dalam tesla atau weber/m2 =104 gauss dan A luas penampang
teras m2, nilai tegangan efektifnya adalah

4 2 4
Em NB p (gauss) 10 ( A cm ) 10 2f
Erms   [2-18a]
2 2
atau

N 2 108
 [2-18b]
Erms 2fB (gauss) A(cm 2 )

Contoh 15
Jika frekuensi 50 Hz dan Bp = 9000 gauss.

Solusi
Penggunaan persamaan (2-14b) diperoleh
N 50
 (cm 2 )
E A
Hubungan tersebut berperan dalam perancangan sebuah transformator
daya. Tiga variabel yang belum ditentukan yaitu jumlah lilitan (N),
potensial listrik (E), dan luas efektif penampang teras (A).

2.5.5 Efisiensi Trafo (Transformator)

Transformator ideal adalah Trafo yang memiliki 100% efisiensi yaitu


tidak terjadi kehilangan daya sama sekali. Tetapi Trafo yang ideal hampir
tidak mungkin akan tercapai, penyebabnya beberapa faktor sehingga
terjadi kerugian atau kehilangan daya. Faktor-faktor tersebut seperti faktor
akibat inti besi disebut Core Loss atau Iron Loss dan faktor akibat kualitas
kumparan atau lilitan pada Trafo itu sendiri yang disebut Copper loss.
Kerugian daya atau kehilangan daya pada trafo dikenal dengan rugi
daya (Power Loss). Terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya
core loss yaitu kerugian oleh arus Eddy (Eddy Current) dan kerugian

Elektronika Dasar 73
histeresis (Hysteresis Loss). Kerugian-kerugian ini tergantung pada sifat
magnetik bahan yang digunakan untuk konstruksi inti transformator
(trafo).
Kerugian Arus Eddy pada transformator, yaitu arus listrik AC yang
melalui kumparan primer akan membentuk fluks medan magnet yang
bergantian. Apabila fluks medan magnet tersebut terhubung ke kumparan
sekunder maka akan menyebabkan induksi gaya gerak listrik atau
biasanya dikenal dengan induksi GGL. Tetapi selain itu, terdapat juga
beberapa bagian fluks magnet yang menginduksi ke bagian konduktor
lainnya yaitu ke inti besi trafo yang akan menyebabkan sirkulasi arus kecil
didalamnya. Arus inilah yang dikenal dengan Arus Eddy (Eddy Current)
dan akibatnya menyebabkan beberapa energi terdisipasi dalam bentuk
panas.
Kerugian Histeris pada trafo disebabkan oleh pembalikan magnetisasi
pada inti transformator. Kehilangan atau kerugian ini tergantung pada 1.
volume dan kandungan besi yang digunakan untuk konstruksi inti besi
trafo, 2. frekuensi pembalikan magnetik dan nilai kerapatan fluks.
Copper Losses adalah kehilangan daya pada Trafo yang diakibatkan
oleh resistansi pada kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri. Copper
Loss pada kumparan primer adalah I12R1 dan Copper Loss pada
Kumparan Sekunder adalah I22R2. Dimana I1 dan I2 adalah arus pada
masing-masing kumparan primer dan kumparan sekunder sedangakn R1
dan R2. adalah resistansi pada masing-masing kumparan primer dan
kumparan sekunder. Kehilangan daya yang diakibatkan oleh Copper Loss
sebanding dengan kuadrat arus dan arus ini tergantung pada beban. Oleh
karena itu kehilangan Copper Loss pada trafo ini juga akan bervariasi
tergantung pada beban yang diberikan pada trafo.

Efisiensi Trafo dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara daya


listrik keluaran (Pout) dengan daya listrik masukan (Pin) dengan persamaan.

= x 100% [2-19a]

dimana :
 = Efisiensi Trafo
Pout = Daya listrik keluaran (output) atau daya pada kumparan

Elektronika Dasar 74
sekunder
Pin = Daya listrik masukan (input) atau daya pada kumparan
primer

Efisiensi Trafo dari hubungan tegangan dan arus memenuhi:

×
= x 100% [2-19b]
×

Bagaimanakah hubungan efisiensi trasformator terhadap besaran arus dan


jumlah ilitan? Bagaimanakah menentukan efisiensi transformator jika
berbagai faktor kerugin diperhitungkan?

Contoh 16
Sebuah Transformator dengan tegangan Input (tegangan primer) adalah
220V dan tegangan Output (tegangan sekunder) adalah 110V
sedangkan arus inputnya adalah 1A dan arus outpunya adalah 1A.
Berapakah efisiensi Trafo tersebut?

Solusi
Diketahui :
Vp = 220V; Ip = 1A; Vs = 110V; Is = 1A
=?

 = (Vs x Is / Vp x Ip) x 100%


 = (110V x 1A / 220V x 1A) x 100%
 = 110 / 220 x 100%
 = 50%
Efisiensi Trafo tersebut adalah 50%

Rangkuman 
Elektronika mengenal dua jenis peranti elektronika yaitu peranti pasif
dan peranti Aktif. Pernti pasif dapat digunakan tanpa daya khusus untuk
mengoperasikannya, sedangkan peranti aktif pada umumnya memerlukan
daya untuk mengoperasikannya dan pada umumnya terbuat dari bahan
semikonduktor, Resistor adalah peranti pasif untuk menahan atau

Elektronika Dasar 75
membatasi aliran arus listrik terdiri atas resistor tetap, resistor variabel,
dan resistor non linier. Kapasitor secara umum untuk menyimpan muatan
sementara terdiri dari kapasitor tetap dan kapasitor variabel. Induktor dan
transformtor adalah peranti yang dibuat dari lilitan kawat beremail.
Transformator berfungsi untuk mentransformasikan tegangan ac menjadi
lebih tinggi atau lebih rendah dimana kualitasnya ditentukan berdasarkan
efisiensinya. Resistor, kapasitor dan induktor dapat dirangkai dalam
hubungan seri maupun hubungan paralel atau kombinasinya.

Daftar Bacaan 
Andiprazt, 2012. Cara membara resistor smd. http://andiprazt.
blogspot.co.id/2012/10/cara-membaca-resistor-smd.html
Britannica. 2017. Rheostat. http://www.britannica.com/EBchecked/
topic/501162/rheostat
Chandra, F. dan Deni Arifianto, 2010. Jago Elektronika; Rangkaian
Sistem Otomatis. Kawan Pustaka. Jakarta.
Dickson Kho, 2017. Teori Elektronika. http://teknikelektronika.com/
pengertian- efisiensi-trafo- transformator-cara-menghitung-efisiensi-
trafo/
Dien-elcom, 2012. Macam-macam resistor, http://dien-elcom.blogspot.
com/2012/06/macam-macam-resistor-resistor-tetap.html
Digiwarestore, 2015. Kapasitor SMD.
https://digiwarestore.com/id/digiware-news/33_cara-mudah-baca-
komponen-smd
Edukasi, 2007. Jenis resistor. http://www.m-edukasi.net/online/2007/
resistor/jenisresistor.htm
Evhaptik, 2012. macam-macam-resistor. http://evhaptik.wordpress.com/
2012/03/20/macam-macam-resistor/
Jestineyong, 2012, NTC Thermistor Electronics Repair And Technology
News, jestineyong.com.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.jestineyong.com/wp-
content/uploads/2008/05/ntc-
Justradios, 2011. Resistors for Tube Radios and Tube Electronics.
justradios.com. available at http://www.justradios.com/resistors. html.
Malvino, A.P., 2003, Prinsip-Prinsip Elektronika, Terjemah Alb
Joko Santoso, Buku satu, Salemba Teknika, Jakarta.

Elektronika Dasar 76
Atau dapat diakses pada: http://www.malvino.com
Miller, Rex & Mark R. Miller, 2007. Electricity and Electronics for
HVAC, Mc Graw Hill, USA.
Milman dan Halkias, 1984, Integrated Electronics (Analog and
Digital Circuits and Systems, McGraw-Hill, Inc., USA.
Patrick, Dale R. & Stephen W. Fardo, 2008. Electricity and Electronics
Fundamentals. 2nd Edition. The Fairmont Press, USA.
Penfold, R.A., 2002, Beginners Guide to Building Electronics
Project, terjemah A. Sanita, Pionir Jaya, Bandung.
Prasetyono, D.S., 2003, Belajar Sistim Cepat Elektronika, Absolut,
Yogyakarta.
Raftabtronics 2008. Inductor. http://www.raftabtronics.com/technology/
ElectromagneticBasics/InductorBasics/tabid/109/Default.aspx
Rahmad, M., 2010, Penuntun Elektronika Dasar 1, Lab. Pend.
Fisika FKIP UNRI, Pekanbaru.
Rahmad, M., Nurhayati, 2008. Perbaikan Strategi Perkuliahan melalui
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Elektronika Dasar I Prodi
Pendidikan Fisika FKIP UNRI Pekanbaru. Jurnal Pilar Sains, Vol 7,
No. 1, Januari 2008. ISSN 1412-5595.
Ralph, J.S., 1992, Rangkaian Peranti dan Sistem, terjemah Adhi
Susanto, Jilid 1, Edisi ke empat, Erlangga, Jakarta.
Ricardoarturocabral, 2010. Resistor Keramik SMD. http://blog.
ricardoarturocabral.com/2010/10/smd-resistors-cheat-sheet.html
Sahabar, 2012. macam-macam-jenis-jenis-resistor. http://www. sahabat-
informasi.com/2012/04/macam-macam-jenis-jenis-resistor.html
Sinclair, Ian R. and John Dunton. 2007. Practical Electronics Handbook.
Sixth edition. Newnes Elsevier, Great Britain. www. elsevier.com.
Wasito, S., 2004, Vademekum Elektronika, Edisi kedua, Gramedia,
Jakarta.
Woollard, B., 2003, Practical Electronics, Terjemah Kristono, Pradnya
Paramita Jakarta.
Wikipedia, 2012a. Komponen Elektronika. http://id.wikipedia.org/wiki/
Komponen_elektronik
Wikipedia, 2012b, Electronic Color Code Resistor
http://en.wikipedia.org/wiki/ Electronic_color_code.
Wikipedia, 2012c. Kapasitor. http://su.wikipedia.org/wiki/Kapasitor

Elektronika Dasar 77
Wikipedia, 2012d. Induktor. http://id.wikipedia.org/wiki/Induktor
Wikipedia, 2011, Resistor. http://en.wikibooks.org/wiki/ Electronics/
Resistors.
Wikipedia, 2009. Transformator. http://de.wikipedia.org/wiki/
Transformator.
Wikipedia, 2016. Trimmer. http://en.wikipedia.org/wiki/ Trimmer_
%28electronics%29.

Elektronika Dasar 78

Anda mungkin juga menyukai