PERANTI ELEKTRONIKA
Pendahuluan
Elektronika merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang
mempelajari bidang ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan gerakan,
emisi dan perilaku elektron-elektron bebas dan ion-ion tertentu seperti
dalam tabung gas, semikonduktor dan berbagai komponen lainnya yang
banyak diaplikasikan dalam era teknologi moderen saat ini (Wasito,
2004). Dengan demikian, berbagai aspek kehidupan manusia tentu saja
tidak terlepas dengan teknologi yang mengimplementasikan bidang
elektronika. Ditemukannya bahan-bahan yang dapat dibuat dalam berbagai
perangkat elektronika merupakan pemicu perkembangan teknologi begitu
pesat dan canggih. Benda elektronika tersebut dikenal dengan peranti
elektronika. Peranti Elektronika adalah alat atau komponen-komponen
elektronika yang pada umumnya menggunakan arus lemah dalam
pengoperasiannya. Peranti elektronika telah diproduksi dan di
implementasikan ke dalam berbagai peralatan elektronika seperti yang
dikenal dengan sebutan resistor, kapasitor, induktor, dioda, transistor,
bipolar, transistor JFET dan MOSFET, Thyristor, IC dengan berbagai
tipenya dan sebagainya.
Kompetensi dasar yang diharapkan setelah mempelajari Bab 2 ini,
yaitu mampu mengenal dengan pasti dan memahami konsep peranti
khususnya berbagai peranti pasif seperti resistor, kapasitor, induktor, dan
transformator. Adapun indikator kompetensi setelah mempelajari Bab 2
ini, anda diharapkan mampu:
1. Mengenal dua jenis peranti
2. Memahami konsep dan karaktristik resistor
3. Menentukan nilai resistor berdasarkan kodenya
4. Menerapkan persamaan pada rangkaian resistor
Elektronika Dasar 49
5. Mengenal resistor non linier
6. Memahami konsep dan karaktristik kapasitor
7. Menentukan nilai kapasitor berdasarkan kodenya
8. Menerapkan persamaan pada rangkaian kapasitor
9. Memahami konsep dan karaktristik induktor
10. Menerapkan persamaan pada rangkaian induktor
11. Memahami konsep transformator
12. Menerapkan persamaan pada transformator
2.4 Kapasitor
Kapasitor disebut juga kondensator adalah peranti elektronika yang
mempunyai fungsi antara lain:
a. menyimpan energi listrik atau menyimpan muatan listrik sementara.
b. menahan arus searah DC dan melewatkan (mentranformasikan) arus
bolak-balik AC.
c. Sebagai Filter dalam Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
d. Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
e. Sebagai Penggeser Fasa.
f. Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang
digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)
g. Sebagai Kopling
+ + +
- - -
Elektronika Dasar 50
Kemampuan kapasitor menyimpan muatan disebut kapasitansi dengan
simbol C. Kapasitansi suatu kapasitor ditentukan berdasarkan besar
muatan yang dapat disimpan pada suatu kenaikan tegangan yang
memenuhi
Q
C [2-7]
V
d
Konduktor
+ -
dielektrik
dimana
C = kapasitansi (farad)
Q = muatan listrik (coulomb)
V = tegangan (Potensial listrik) (volt)
Ke = tetapan dielektrik
o = permitivitas ruang hampa
A = luas plat (m2)
d = jarak antara plat (m)
Elektronika Dasar 51
1 milifarad (mF) = 10-3 F,
1 mikrofarad (F) = 10-6 F,
1 nanofarad (nF) = 10-9 F, dan
1 pikofarad (pF) = 10-12 F
Contoh 6
Tentukan nilai kapasitansi dari dua buah plat yang masing-masing
berukuran 2cm x 5cm berjarak 0,5mm dan dilapisi dengan bahan
permeabilitas relatif menggunakan porselen!
Elektronika Dasar 52
Solusi
Dengan rumus C = εrε0 A/d, didapatkan
× , . / × , , .
C= =
, . , .
C = 8,85. 10 F = 8,85nF
Elektronika Dasar 53
nilai kapasitansi berkisar antara 1pf
sampai 0.1µF
Elektronika Dasar 54
7. Kapasitor Tantalum (Tantalum
Capacitor)
Terbuat dari bahan elektrolit
tantalum
Mempunyai polaritas dengan bahan
Logam Tantalum sebagai Terminal
Anodanya (+)
Mempunyai toleransi kecil
Dapat beroperasi pada suhu tinggi
nilai kapasitor kertas berkisar
diantara 0,001pF-1000µF.
digunakan pada peralatanelektronika
yang kecil
Elektronika Dasar 55
potensial terhadap plat lain, pada plat tersebut timbul oksidasi
(sehingga besifat osilator dan berfungsi sebagai dielektrik untuk
kapasitor elko. Elektrolit sebagai konduktor untuk katoda. Lapisan
oksidasi di anoda lebih kecil dari 1 µm sehingga dapat menghasilkan
kapasitansi yang besar. Dielektrik yang tipis menyebabkan medan
listri E dalam dielektrik nilainya sangat besar karena dari E = V/d.
Jadi kapasitor elko mempunyai kemampuan tegangan kerja. Jika
tegangan V melebihi batas akan merusak kapasitor, karena dielektrik
akan rusak sebagai akibat timbulnya arus yang besar dengan
kenaikan suhu. Tebal dielektrik bergantung pada kemurnian logam
dari beda tegangan yang diberikan.
Elektronika Dasar 56
Tabel 2.7 Tetapan Permitivitas relatif bahan (k) pada suhu 20oC
No. Jenis Dielektrik Permitivitas No. Jenis Dielektrik Permitivitas
1 Vacuum 1 10 Kayu 5,5
2 Udara 1,006 11 Magnesium Silicate 5,6
3 Polythene 2,3 12 Kaca 6,0
4 Polystyrene 2,5 13 Porselin 6,5
5 Nylon 3,1 14 Oksida Almunium 8,8
6 Quartz 3,8 15 Keramik (k rendah) 10
7 Kertas 4 16 Oksida Tantalum 25
8 Fiber glass PCB 4,5 17 Air Suling (Distilled 78,0
Water)
9 Mika 5 18 Keramik (k tinggi) 100-10000
Sumber: (Wasito, 2004; Sinclair, Ian R., John Dunton, 2007).
Contoh 7
Tentukanlah nilai kapasitor non polar yang mempunyai kode angka
104.
Solusi
Kode 104, artinya angka pertama 1 dan angka kedua bernilai 0,
sedangkan angka ketiga perpangkatan =104 dan ditentukan dalam satuan
piko Farad. Jadi 104 = 10.104pF = 105pF atau 0,1 µF.
Elektronika Dasar 57
Tabel 2.8 Kode warna kapasitor tantalum
Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3 Jalur 4
Warna Angka ke Angka ke Faktor Tegangan
1 2 Perkalian Kerja (Volt)
Hitam(Black) - 0 - 10
Coklat (Brown) 1 1 10 -
Merah (Red) 2 2 100 -
Jingga (Orange) 3 3 - -
Kuning (Yellow) 4 4 - 6,3
Hijau (Green) 5 5 - 16
Biru (Blue) 6 6 - 20
Ungu (Violet) 7 7 - -
Abu-abu (Grey) 8 8 0.01 25
Putih (White) 9 9 0.1 3
Merah jambu (Pink) - - - 35
Sumber: (Sinclair, Ian R., John Dunton, 2007; Wasito, 2004).
Kapasitor tetap dapat diubah nilainya jika jumlahnya lebih dari satu
buah, yaitu dengan menghubungkan secara seri, paralel atau campuran
sebagaimana Gambar 2.27 berikut.
C1 C2
a b
C1
c d
C2
C1
C3
e f
C2
Elektronika Dasar 58
1 1 1 C C2
atau C 1 [2-9b]
C C1 C 2 C1 C 2
sedangkan untuk hubungan rangkaian paralel memenuhi persamaan
C C1 C2 ... C N [2-10]
Contoh 8
Jika dua buah kapasitor masing-masing mempunyai kode 104.
Tentukanlah nilainya jika (a) dirangkai seri dan (b) dirangkai paralel.
Solusi
Diketahui kode 104, dengan aturan kode angka diperoleh nilainya 1 F.
(a) Rangkaian seri menggunakan persamaan (2-9b)
× ×
= = = 0,5μF
W= ½ CV2 [2-11]
dimana
W = Energi yang dihasilkan kapasitor
C = nilai kapasitor
V = potensial listrik
Elektronika Dasar 59
2.4.2 Kapasitor Variabel
Kapasitor variabel berasal dari kata variable condensator (Varco)
yaitu kapasitor yang dapat diubah nilai kapasitasnya sesuai keperluan.
Kapasitor variabel dikenal dua jenis yaitu jenis Varco biasanya dibuat dari
bahan logam yang ukurannya lebih besar, Varco digunakan untuk memilih
suatu gelombang frekuensi yang terdapat pada rangkaian radio. Varco
umum digunakan pada rangkaian radio elektronik model lama.
Kapasitor variabel jenis kedua yaitu Trimmer merupakan jenis
kapasitor variabel yang bentuknya lebih kecil, sehingga membutuhkan
obeng untuk memutar bagian poros pengaturnya. Trimmer ini biasanya
terdiri dari 2 pelat logam dipisahkan oleh selembar mika, yang terdapat
screw untuk mengatur jarak pada kedua pelat tersebut untuk memberikan
nilai kapasitansi yang berubah. Dielektrik kapasitor trimmer terbuat dari
udara atau dielektrik mika. Penyetelan dilakukan dengan menggunakan
obeng.Trimmer pada rangkaian elektronika memiliki fungsi untuk
menempatkan gelombang frekuensi yang akan dipilih. Nilai kapasitansi
trimmer ini bisa mencapai nilai maksimal yaitu 100 pF. Bentuk kapasitor
variabel dan simbolnya seperti pada Gambar 2.28.
Elektronika Dasar 60
Terdapat juga kapasitor yang dilapisi plastik tipis atau isolasi sejenis yang
berfungsi sebagai bahan dielektrik.
Ls Rs Rp
f
C fo
a) b)
Gambar 2.29 Rangkaian setara kapasitor dan grafik impedansinya
(Sutrisno, 1986).
Elektronika Dasar 61
suhu tergantung dari bahan kapasitor sebagaimana diperlihatkan pada
Tabel 2.9.
Elektronika Dasar 62
Kode Nilai (pF) Kode Nilai (pF) Kode Nilai (pF)
H 2.0 U 5.6 m 6.0
J 2.2 V 6.2 n 7.0
K 2.4 W 6.8 t 8.0
L 2.7 X 7.5 y 9.0
Sumber: (Digiwarestore, 2015).
Contoh 9
1. F4 = 1.6 pF x 104 = 16.000 pF atau 16 nF
2. KJ3 = 2.2pF x 103 = 2.200 pF atau 2.2nF (diproduksi oleh pabrik
berinisial “K”)
Secara umum nilai kapasitansi dari suatu kapasitor SMD elektrolit dicetak
dengan menggunakan kombinasi satu digit huruf dan tiga digit angka
seperti pada Gambar 2.31.Cara membaca nilai kapasitansi dari kapasitor
SMD menggunakan petunjuk Tabel 2.11.
Elektronika Dasar 63
Tabel 2.11 Tabel kode tegangan kapasitor elektrolit
Kode Tegangan Kode Tegangan
e 2.5 V D 20 V
G 4V E 25 V
J 6.3 V V 35V
A 10 V H 50 V
C 16 V
Sumber: (Digiwarestore, 2015).
Contoh 10
1. E582 = 57 pF 102 = 5.800 pF atau 5.8 nF , tegangan 25 V
2. A104 = 10 pF 104 = 100.000 pF atau 100 nF, tegangan 10 V
3. D251 = 25 pF 101 = 250 pF, tegangan 20 V.
Elektronika Dasar 64
Induktor terbagi atas induktor tetap dan induktor variable. Induktor tetap
ditunjukkan pada Gambar 2.33a sedangkan salah satu bentk induktor
variabel ditunjukkan pada Gambar 2.33b.
L L
a) b)
Pengelompokan induktor
Elektronika Dasar 65
bentik donat. Induktor jenis ini
biasanya ada pada rangkaian
televisi.
Elektronika Dasar 66
Komponen induktor biasanya juga diaplikasikan pada alat-alat
elektronika seperti motor listrik, relay, speaker, microphone,
transformator, dan sebagainya.
Contoh 11
Sebuah induktor memiliki hambatan yang diukur oleh Ohm meter sebesar
10 Ω, pada saat dilewati arus listrik dengan frekuensi tertentu memilki
reaktansi induktif sebesar 1000 Ω. Maka pada frekuensi tersebut besarnya
Q induktor adalah:
Q = XL / r
Q = 1000 / 10
Q = 100
Elektronika Dasar 67
Profil Penemu 3
Joseph Henry lahir tahun 1797 dan
meninggal tahun 1878) adalah seorang
fisikawan kelahiran Amerika-Skotlandia.
Henry dikenal sebagai seorang ahli ilmu
fisika yang menemukan elektromagnetik
yang dihasilkan oleh induktansi sendiri. Ia
juga berhasil menemukan induktansi
mutual berdasarkan penemuan Faraday.
Henry adalah orang yang pertama kali
menciptakan mesin yang menggunakan
elektromagnetik sebagai pergerakannya
https://id.wikipedia.org/wiki/Joseph_Henry
Henry
Contoh 12
Tentukan ggl yang dihasilkan oleh arus 2 A pada lilitan 0,5H selama 10ms
Solusi
=
= 0,5 = 100V
.
Contoh 13
Hitunglah induktansi diri sebuah kumparan berbentuk selenoida
panjang dengan d = 10 cm, luas penampang A = 210-4m2 dengan N =
100 lilitan.
Solusi
Jika diandaikan kumparan dialiri arus i maka medan magnet dalam
kumparan adalah
Ni
B o dan fluks magnetnya NBA [2-13]
d
sehingga induktansinya adalah
Elektronika Dasar 68
LN o N 2 A / d
i
= 12,56.10-71042.10-4102
= 2,512 H
W = ½ L I2 [2-15]
dimana W = energi yang tersimpan (Joule)
L = induktansi diri (Hendry)
I = arus yang mengalir pada kumparan (Ampere)
Elektronika Dasar 69
Gambar 2.34 Pengkodean Induktor SMD (Digiwarestore, 2015)
Contoh 14
1. 201 =20 µH 101 = 200 µH
2. 165 = 16 µH 105 = 1.600.000 µH atau 1.6 H
3. 293 = 29 µH 103 = 29.000 µH atau 29 mH
4. 4R7 = 4.7 µH (huruf “R” menunjukkan letak poin desimal)
2.5.4 Transformator
Transformator (trafo) merupakan peranti elektronika yang berbentuk
gulungan kawat atau terbuat dari dua kumparan yang saling tersekat secara
elektris dan terlilit pada bahan inti yang biasanya membentuk rangkaian
magnetik tertutup. Fungsinya mengubah nilai tegangan ac dan sebagai
pentransformasi atau untuk memindahkan tenaga listrik dari input ke
output. Banyak rangkaian elektronika yang mengunakan transformator
seperti pada catu daya, pesawat radio, charger HP/laptop, TV dan
sebagainya.
Transformator dalam elektronika, digunakan menyampaikan isyarat
dari penguat daya kepada beban, seperti pengeras suara disebut
transformator keluaran. Dalam radio dan televisi menggunakan
tranformator untuk mernggandeng masukan kepada penguat atau dari
suatu penguat ke penguat lain yang disebut rf transformator atau if
transformator tersebut.
Bentuk dan lambang transformator ditunjukkanpada Gaambar 2.35:
Elektronika Dasar 70
Trafo
220 12
6
Sekunder
Primer CT
A
m 6
5 00
0 12
Step-down
Elektronika Dasar 71
hubungan persamaan yang berlaku pada transformator berdasarkan
Gambar 2.36. Pada kumparan primer memenuhi
d
E1 N1 sedangkan pada kumparan sekunder memenuhi
dt
d
E2 N 2
dt
sehingga menjadi:
N2
E2 E1 [2-16]
N1
dimana
E1 = tegangan (e.m.f) pada kumparan primer
E2 = tegangan pada kumparan sekunder
N1 = jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekunder
Jika dicari hubungan tegangan dan arus pada setiap kumparan diperoleh
E
I 2 1 I1 [2-17]
E2
dimana I1 = arus di lilitan primer
I2 = arus di lilitan sekunder
E1 = tegangan (e.m.f) pada kumparan primer
E2 = tegangan pada kumparan sekunder
Elektronika Dasar 72
Apabila rapat fluks B berubah dalam bentuk sinussoidal yaitu B = Bm
cos t maka (t) = Bm A cos t, sehingga Em = N Bm A dimana Bm
rapat fluks dalam tesla atau weber/m2 =104 gauss dan A luas penampang
teras m2, nilai tegangan efektifnya adalah
4 2 4
Em NB p (gauss) 10 ( A cm ) 10 2f
Erms [2-18a]
2 2
atau
N 2 108
[2-18b]
Erms 2fB (gauss) A(cm 2 )
Contoh 15
Jika frekuensi 50 Hz dan Bp = 9000 gauss.
Solusi
Penggunaan persamaan (2-14b) diperoleh
N 50
(cm 2 )
E A
Hubungan tersebut berperan dalam perancangan sebuah transformator
daya. Tiga variabel yang belum ditentukan yaitu jumlah lilitan (N),
potensial listrik (E), dan luas efektif penampang teras (A).
Elektronika Dasar 73
histeresis (Hysteresis Loss). Kerugian-kerugian ini tergantung pada sifat
magnetik bahan yang digunakan untuk konstruksi inti transformator
(trafo).
Kerugian Arus Eddy pada transformator, yaitu arus listrik AC yang
melalui kumparan primer akan membentuk fluks medan magnet yang
bergantian. Apabila fluks medan magnet tersebut terhubung ke kumparan
sekunder maka akan menyebabkan induksi gaya gerak listrik atau
biasanya dikenal dengan induksi GGL. Tetapi selain itu, terdapat juga
beberapa bagian fluks magnet yang menginduksi ke bagian konduktor
lainnya yaitu ke inti besi trafo yang akan menyebabkan sirkulasi arus kecil
didalamnya. Arus inilah yang dikenal dengan Arus Eddy (Eddy Current)
dan akibatnya menyebabkan beberapa energi terdisipasi dalam bentuk
panas.
Kerugian Histeris pada trafo disebabkan oleh pembalikan magnetisasi
pada inti transformator. Kehilangan atau kerugian ini tergantung pada 1.
volume dan kandungan besi yang digunakan untuk konstruksi inti besi
trafo, 2. frekuensi pembalikan magnetik dan nilai kerapatan fluks.
Copper Losses adalah kehilangan daya pada Trafo yang diakibatkan
oleh resistansi pada kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri. Copper
Loss pada kumparan primer adalah I12R1 dan Copper Loss pada
Kumparan Sekunder adalah I22R2. Dimana I1 dan I2 adalah arus pada
masing-masing kumparan primer dan kumparan sekunder sedangakn R1
dan R2. adalah resistansi pada masing-masing kumparan primer dan
kumparan sekunder. Kehilangan daya yang diakibatkan oleh Copper Loss
sebanding dengan kuadrat arus dan arus ini tergantung pada beban. Oleh
karena itu kehilangan Copper Loss pada trafo ini juga akan bervariasi
tergantung pada beban yang diberikan pada trafo.
= x 100% [2-19a]
dimana :
= Efisiensi Trafo
Pout = Daya listrik keluaran (output) atau daya pada kumparan
Elektronika Dasar 74
sekunder
Pin = Daya listrik masukan (input) atau daya pada kumparan
primer
×
= x 100% [2-19b]
×
Contoh 16
Sebuah Transformator dengan tegangan Input (tegangan primer) adalah
220V dan tegangan Output (tegangan sekunder) adalah 110V
sedangkan arus inputnya adalah 1A dan arus outpunya adalah 1A.
Berapakah efisiensi Trafo tersebut?
Solusi
Diketahui :
Vp = 220V; Ip = 1A; Vs = 110V; Is = 1A
=?
Rangkuman
Elektronika mengenal dua jenis peranti elektronika yaitu peranti pasif
dan peranti Aktif. Pernti pasif dapat digunakan tanpa daya khusus untuk
mengoperasikannya, sedangkan peranti aktif pada umumnya memerlukan
daya untuk mengoperasikannya dan pada umumnya terbuat dari bahan
semikonduktor, Resistor adalah peranti pasif untuk menahan atau
Elektronika Dasar 75
membatasi aliran arus listrik terdiri atas resistor tetap, resistor variabel,
dan resistor non linier. Kapasitor secara umum untuk menyimpan muatan
sementara terdiri dari kapasitor tetap dan kapasitor variabel. Induktor dan
transformtor adalah peranti yang dibuat dari lilitan kawat beremail.
Transformator berfungsi untuk mentransformasikan tegangan ac menjadi
lebih tinggi atau lebih rendah dimana kualitasnya ditentukan berdasarkan
efisiensinya. Resistor, kapasitor dan induktor dapat dirangkai dalam
hubungan seri maupun hubungan paralel atau kombinasinya.
Daftar Bacaan
Andiprazt, 2012. Cara membara resistor smd. http://andiprazt.
blogspot.co.id/2012/10/cara-membaca-resistor-smd.html
Britannica. 2017. Rheostat. http://www.britannica.com/EBchecked/
topic/501162/rheostat
Chandra, F. dan Deni Arifianto, 2010. Jago Elektronika; Rangkaian
Sistem Otomatis. Kawan Pustaka. Jakarta.
Dickson Kho, 2017. Teori Elektronika. http://teknikelektronika.com/
pengertian- efisiensi-trafo- transformator-cara-menghitung-efisiensi-
trafo/
Dien-elcom, 2012. Macam-macam resistor, http://dien-elcom.blogspot.
com/2012/06/macam-macam-resistor-resistor-tetap.html
Digiwarestore, 2015. Kapasitor SMD.
https://digiwarestore.com/id/digiware-news/33_cara-mudah-baca-
komponen-smd
Edukasi, 2007. Jenis resistor. http://www.m-edukasi.net/online/2007/
resistor/jenisresistor.htm
Evhaptik, 2012. macam-macam-resistor. http://evhaptik.wordpress.com/
2012/03/20/macam-macam-resistor/
Jestineyong, 2012, NTC Thermistor Electronics Repair And Technology
News, jestineyong.com.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.jestineyong.com/wp-
content/uploads/2008/05/ntc-
Justradios, 2011. Resistors for Tube Radios and Tube Electronics.
justradios.com. available at http://www.justradios.com/resistors. html.
Malvino, A.P., 2003, Prinsip-Prinsip Elektronika, Terjemah Alb
Joko Santoso, Buku satu, Salemba Teknika, Jakarta.
Elektronika Dasar 76
Atau dapat diakses pada: http://www.malvino.com
Miller, Rex & Mark R. Miller, 2007. Electricity and Electronics for
HVAC, Mc Graw Hill, USA.
Milman dan Halkias, 1984, Integrated Electronics (Analog and
Digital Circuits and Systems, McGraw-Hill, Inc., USA.
Patrick, Dale R. & Stephen W. Fardo, 2008. Electricity and Electronics
Fundamentals. 2nd Edition. The Fairmont Press, USA.
Penfold, R.A., 2002, Beginners Guide to Building Electronics
Project, terjemah A. Sanita, Pionir Jaya, Bandung.
Prasetyono, D.S., 2003, Belajar Sistim Cepat Elektronika, Absolut,
Yogyakarta.
Raftabtronics 2008. Inductor. http://www.raftabtronics.com/technology/
ElectromagneticBasics/InductorBasics/tabid/109/Default.aspx
Rahmad, M., 2010, Penuntun Elektronika Dasar 1, Lab. Pend.
Fisika FKIP UNRI, Pekanbaru.
Rahmad, M., Nurhayati, 2008. Perbaikan Strategi Perkuliahan melalui
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Elektronika Dasar I Prodi
Pendidikan Fisika FKIP UNRI Pekanbaru. Jurnal Pilar Sains, Vol 7,
No. 1, Januari 2008. ISSN 1412-5595.
Ralph, J.S., 1992, Rangkaian Peranti dan Sistem, terjemah Adhi
Susanto, Jilid 1, Edisi ke empat, Erlangga, Jakarta.
Ricardoarturocabral, 2010. Resistor Keramik SMD. http://blog.
ricardoarturocabral.com/2010/10/smd-resistors-cheat-sheet.html
Sahabar, 2012. macam-macam-jenis-jenis-resistor. http://www. sahabat-
informasi.com/2012/04/macam-macam-jenis-jenis-resistor.html
Sinclair, Ian R. and John Dunton. 2007. Practical Electronics Handbook.
Sixth edition. Newnes Elsevier, Great Britain. www. elsevier.com.
Wasito, S., 2004, Vademekum Elektronika, Edisi kedua, Gramedia,
Jakarta.
Woollard, B., 2003, Practical Electronics, Terjemah Kristono, Pradnya
Paramita Jakarta.
Wikipedia, 2012a. Komponen Elektronika. http://id.wikipedia.org/wiki/
Komponen_elektronik
Wikipedia, 2012b, Electronic Color Code Resistor
http://en.wikipedia.org/wiki/ Electronic_color_code.
Wikipedia, 2012c. Kapasitor. http://su.wikipedia.org/wiki/Kapasitor
Elektronika Dasar 77
Wikipedia, 2012d. Induktor. http://id.wikipedia.org/wiki/Induktor
Wikipedia, 2011, Resistor. http://en.wikibooks.org/wiki/ Electronics/
Resistors.
Wikipedia, 2009. Transformator. http://de.wikipedia.org/wiki/
Transformator.
Wikipedia, 2016. Trimmer. http://en.wikipedia.org/wiki/ Trimmer_
%28electronics%29.
Elektronika Dasar 78