ACARA II
MIKROBIA DALAM RUMEN
Disusun oleh :
Kelompok XXVI
Agung Rizky Fauzi PT/07584
Devi Hasna Fitria PT/07597
Inayah Walida PT/07617
Salsabila Khairunnisa Rahmandriani PT/07650
Aefi Muhammad Syadzali PT/07678
Asisten : Fahmi Arrasyid
Tujuan Praktikum
Praktikum penentuan kadar fosfor dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kadar fosfor dalam sampel tulang ayam.
Tinjauan Pustaka
Mineral merupakan substansi anorganik yang mempunyai beberapa
fungsi dalam tubuh hewan, diantaranya untuk menjaga proses metabolism,
sebagai bahan pembentuk tulang, gigi, karapas, sebagai ko-enzim,
menjaga keseimbangan tekanan osmotic dan keseimbangan asam basa
dalam tubuh. Unsur ini sering diabaikan dalam proses pembuatan formula
pakan. Mineral terbagi menjadi dua unsur yaitu unsur mineral makro dan
mikro. Unsur mineral makro merupakan mineral yang banyak dibutuhkan
dalam tubuh ternak, misalnya Ca, K, Mg, Na, S, P, dan Cl. Unsur mikro
merupakan unsur yang lebih sedikit dibutuhkan oleh tubuh ternak, misalnya
Fe, Zn, Cu, Co, I, Se, Mn, Ni, Mo, Cr, F, Si, Va, As, dan Ag (Sukarman dan
Lili, 2011). Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah sedikit namun merupakan unsur yang penting. Mineral mikro
merupakan mineral essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Mineral mikro
dalam tubuh berfungsi membantu sistem reproduksi makhluk hidup.
Komponen mineral mikro yang terdapat dalam tubuh kurang dari 15 mg.
komponen mineral mikro meliputi mangan, tembaga, iodium, besi (Shinya,
2007).
Fosfor merupakan biomineral kedua terbanyak setelah kalsium.
Fosfor di dalam tubuh sebesar 66 persen bersama kalsium membentuk
garam fosfat yang penting dalam pembentukan tulang dan gigi. Sisanya
terdapat dalam darah dan jaringan-jaringan lunak dalam bentuk fosfat
anorganik dan fosfat organik. Fosfor sebagai asam fosfat dan sebagai jenis
fosfat organik memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat,
lemak, protein, dan energi (Sumardjo, 2006).
Fosfor memegang peranan yang penting dalam pembentukan fungsi
tubuh. Fosfor berfungsi sebagai pembentukan adenosin tri phospat (ATP)
untuk sumber energi. Fosfor juga berfungsi sebagai penyusun sel darah
merah 2,3 di fosfogliseral. Fungsi lain dari fosfor adalah penyusun dari
tulang, gigi, pembentukan kerabang pada ayam dan hormon-hormon
reproduksi. Fosfor terutama didapat dari bahan makanan susu dan daging
(Suprapto et al., 2012).
Apabila kekurangan mineral fosfor akan berpengaruh terhadap
berbagai proses tubuh yang berdampak pada menurunnya performa ternak
(Winarsih et al., 2012). Efek bila kelebihan fosfor dalam tubuh dapat
mempengaruhi penyerapan dan penggunaan kalsium di dalam tubuh (Devi,
2010). Efek kelebihan fosfor dalam tubuh yaitu penyakit tulang, memicu
menurunnya kalsium dalam tubuh sehingga kesehatan tulang terganggu,
dan juga dapat berapengaruh pada kesehatan ginjal (Widodo, 2006).
Faktor utama yang menentukan kebutuhan P tergantung pada
tingkat pertumbuhan dan jumlah P yang dikonsumsi oleh ternak. Hal
tersebut menunjukkan bahwa konsumsi ransum mampu mempengaruhi
konsumsi Ca dan P. Fosfor dibutuhkan dalam jumlah besar untuk
pembentukan tulang. Fosfor dalam ransum kurang tersedia maka fosfor
dalam tulang dirombak melalui proses mobilisasi fosfor dari tulang-tulang
panjang seperti tulang tibia yang berakibat gangguan pertumbuhan tulang
(Suprapto et al., 2012).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum penentuan kadar fosofor
antara lain silica disk, pipet ukur 10 ml, pipet ukur 1 ml, pump pipet, kertas
saring bebas abu, kompor, labu ukur, tabung reaksi, dan spektrofotometer.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan kadar
fosfor antara lain abu hasil penetapan kadar abu, HCl pekat, HCl 10%,
aquades, filtrat, AgNO3, dan larutan campuran H2O dengan HNO3-Vanado-
Molybdat.
Metode
Preparasi. Abu hasil penentapan kadar abu ditambahkan dengan 10
ml HCl pekat kemudian dipanaskan di penangas sampai volume maksimal
1/3 bagian. Campuran ditambahkan dengan 20 ml HCl 10% kemudian
dipanaskan sampai volume maksimal 1/3 bagian dan ditambahkan 20 ml
aquades kemudian dipanaskan selama kurang lebih 10 menit. Hasilnya
disaring dengan kertas saring bebas abu ke labu ukur 500 ml, dicuci dengan
air panas sampai bebas asam. Filtrat bebas asam dapat diketahui dengan
ditambahkan AgNO3 yang ditambah dengan air sampai tanda batas labu
ukur. Filtrat disimpan untuk penentuan kadar P.
Penentuan kadar fosfor. Blanko dibuat terlebih dahulu. Tabung
reaksi diisi dengan 0,5 ml aquades dan 4,5 ml larutan campuran H 2O
dengan HNO3-Vanado-Molybdat menggunakan perbandingan 7:2. Sampel
dibuat dengan cara tabung reaksi diisi 0,5 ml sampel yang sudah
diencerkan dan ditambahkan 4,5 ml larutan campuran H2O dengan HNO3-
Vanado-Molybdat. Masing-masing larutan blanko dan sampel dicampurkan
kemudian ditunggu selama 30 menit. Blanko dan sampel kemudian dibaca.
menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 470 nm. Hasil
yang diperoleh dihitung dengan persamaan :
Y= 0,01176+0,002277X
Y= absorbansi
X= kadar P.
Hasil yang diperoleh berupa X kemudian dimasukkan ke rumus sebagai
berikut :
X x faktor pengenceran
%P = x 100%
Berat sampel (g) × 1.000.000
Hasil dan Pembahasan